cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Majalah Ilmiah Pengelolaan Instalasi Nuklir "PIN" yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) - BATAN, menerima dan mempublikasikan naskah berupa hasil penelitian, kajian dan tinjauan ilmiah yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan instalasi nuklir
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "No 12 (2013): Oktober 2013" : 8 Documents clear
KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK Slamet P; Yatno D.A.S
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 12 (2013): Oktober 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.193 KB)

Abstract

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK. Telah dilakukan percobaan karakterisasi paduan U-7Mo-xZr (x = 1%, 2%, 3%) dalam rangka pengembangan bahan bakar dispersi U-7Mo-Zr/Al dengan uranium pengayaan <20% U235. Ingot paduan U-7Mo-xZr yang dikarakterisasi merupakan hasil peleburan menggunakan tungku busur listrik dalam media gas argon. Proses karakterisasi dilakukan dengan cara pengujian strukturmikro menggunakan mikroskop optik digital dan pengujian kekerasan menggunakan alat Vickers. Hasil uji metalografi menunjukkan bahwa pada bagian tepi ingot mempunyai butir berbentuk dendrit yang memanjang dan bercabang, sedangkan pada bagian tengah butiran cenderung bulat dan seragam. Hasil uji kekerasan terhadap paduan U-7Mo-xZr (x = 1%, 2%, 3%) berturut-turut adalah 294,6 VHN, 314,6 VHN dan 334,6 VHN.Kata kunci: ingot, U-7Mo-Zr/Al, tungku busur listrik
PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM Susanto Susanto; Sunardi Sunardi; Bening Farawan
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 12 (2013): Oktober 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.837 KB)

Abstract

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM. Penanganan limbah radioaktif padat aktivitas rendah pasca penggantian hepa filter di IRM telah dilakukan. Proses penanganan limbah tersebut mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 27 Tahun 2002, tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) nomor : 03/Ka-BAPETEN/V-99, Tentang Ketentuan Keselamatan Untuk Pengelolaan Limbah Radioaktif serta Prosedur Pengelolaan Limbah radioaktif dan B3 di PTBN tahun 2010. Tujuan dari penanganan adalah untuk mengurangi penyebaran bahaya kontaminasi dan paparan radiasi dari limbah radioaktif padat yang membahayakan bagi pekerja, daerah kerja dan lingkungan. Penanganan tersebut meliputi pemonitoran, pengumpulan, pengelompokan, pengepakan, pelabelan dan pengangkutan. Limbah radioaktif di PTBN ditimbulkan dari proses pembuatan elemen bakar nuklir dan uji pasca iradiasi termasuk penggantian hepa filter. Selama tahun 2012 dari PTBN telah dilakukan pengiriman limbah radioaktif padat berupa 13  buah drum ukuran 100 liter dapat bakar, 1  buah drum ukuran 100 liter tidak dapat bakar, 5 buah smoke detektor dan 45 buah  hepa filter ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR).   Kata kunci: Hepa filter, penanganan, limbah padat, radioaktif
RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH Antonio Gogo
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 12 (2013): Oktober 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.23 KB)

Abstract

RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASIONAL FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH. Rencana tindakan yang terstruktur terkait peningkatan kemampuan operasi fasilitas hotcell Instalasi Radiometalurgi (IRM) dengan cara perbaikan dan pengelolaan limbah, diperlukan dalam mengelola IRM. Rencana tindakan terstruktur ini diharapkan menjadi jawaban dari hasil inspeksi keselamatan nuklir BAPETEN tahun 2010, serta dapat juga berguna untuk perencanaan anggaran dan lainnya. Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman praktis penulis studi dokumen yang terkait dan komunikasi dengan pihak pembuat manipulator. Rencana tindakan terstruktur tersebut diawali dengan perbaikan manipulator (hotcell 102 dan 103) dan dilanjutkan dengan pemindahan limbah nuklir ke KH-IPSB3. Selanjutnya dilakukan perbaikan barrel lifting device di hotcell uji 02. Setelah barrel lifting device diperbaiki, dilanjutkan dengan penanganan limbah non nuklir dari beberapa hotcell uji (102, 103, 104, 105 dan 109) yang dipindahkan ke ruang 001 dari hotcell uji 02, dan selanjutnya ke ruang 013 sebagai ruang penyimpanan limbah padat sementara, sebelum dipindahkan ke instalasi pengelolaan limbah radioaktif. Tahun 2013 dan 2014 merupakan tahun penentuan dalam peningkatan kemampuan operasi IRM, terutama di fasilitas hotcell. Dengan rencana tindakan yang terstruktur, maka keperluan peralatan serta anggaran dapat direncanakan. Setelah perbaikan manipulator di hotcell uji 02 dan 03 serta penanganan limbah di dalam hotcell, maka kemampuan operasi fasilitas hotcell IRM dapat meningkat.Kata kunci: perencanaan, tindakan terstruktur, kemampuan operasi, hotcell, limbah
EVALUASI PENGARUH BURN-UP TERHADAP PELEPASAN PRODUK GAS FISI Edy Sulistyono
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 12 (2013): Oktober 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.49 KB)

Abstract

EVALUASI PENGARUH BURN-UP TERHADAP PELEPASAN PRODUK GAS FISI. Evaluasi pengaruh burn-up terhadap pelepasan produk gas fisi telah dilakukan. Fenomena pelepasan produk gas fisi dari bahan bakar nuklir UO2 diasumsikan melalui dua mekanisme yaitu difusi gas atom dalam butir dan pergerakkan butir membentuk gelembung. Gelembung kemudian tumbuh dan menyatu membentuk aliran ke arah keluar dari pelet ke ruang bebas yaitu gap antara pelet dan kelongsong. Diantara produk gas fisi yang paling berlimpah dan stabil adalah gas Xenon dan Kripton. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh produk gas fisi pada fenomena unjuk kerja pin bahan bakar uji. Metoda analisis menggunakan program FEMAXI-V dengan simulasi input data daya (Linear Heat Rate/LHR). Hasil analisis menunjukkan bahwa makin tinggi LHR yang diberikan makin besar burn-up yang dibangkitkan dan makin besar jumlah persentase produk gas fisi yang dihasilkan. Hasil analisis pada kondisi tunak untuk LHR 129,38 W/cm menunjukkan terjadi peningkatan ukuran radius gelembung produk gas fisi dan terjadi peningkatan persentase jumlah produk gas Xe + Kr. Hasil analisis proses termal dan proses mekanik menunjukkan juga terjadi retakan (swelling) pada pelet dan akan berdampak penurunan integritas pelet maupun kelongsong pin bahan bakar uji.Kata kunci : elemen bakar nuklir, pin, kelongsong, pelet.
VALIDASI METODE UJI KEKERASAN MIKRO PADA KELONGSONG ZIRKALOY-4 Hadijaya Hadijaya; Sugondo Sugondo; Djoko Kisworo
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 12 (2013): Oktober 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.209 KB)

Abstract

VALIDASI METODE UJI KEKERASAN MIKRO PADA KELONGSONG ZIRKALOY-4. Telah dilakukan validasi metode uji kekerasan mikro pada kelongsong Zirkaloy-4. Validasi dilakukan untuk memastikan pemilihan area jejakan dan penentuan formasi jejakan yang proporsional. Pelaksanaan validasi dilakukan pada kelongsong Zirkaloy-4 dengan area 3 sumbu yaitu sumbu Radial (area Z), sumbu Transversal (area Y) dan sumbu Longitudinal (area X). Hasil uji kekerasan mikro pada area Z menghasilkan angka kekerasan 233,44 HVN; area Y 220,00 HVN dan area X 230,44 HVN. Berdasarkan eksperimen bahwa area Z memiliki nilai kekerasan lebih proporsional dibandingkan area X dan Y. Indentasi pada area X dan Y menghasilkan geometri diagonal yang tidak simetri sedangkan indentasi pada area Z menghasilkan geometri diagonal yang simetri. Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada material kelongsong Zirkaloy-4 maka metode uji kekerasan mikro yang valid adalah indentasi pada area Z dengan formasi jejakan 9 titik menghasilkan diagonal jejakan yang linier.Kata kunci : Kelongsong Zirkaloy-4, Validasi, Kekerasan mikro; Geometri diagonal indentasi
PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI Lilis Windaryati; Ngatijo Ngatijo; Agus Sartono
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 12 (2013): Oktober 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.139 KB)

Abstract

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI. Telah dilakukan penentuan rasio O/U serbuk simulasi bahan bakar DUPIC. DUPIC (Direct Use of Spent PWR fuel In Candu reactor) adalah daur ulang cara kering (recycle) dari bahan fisil yang berasal dari reaktor PWR untuk diolah ulang menjadi bahan bakar PHWR/CANDU. Berbagai kegiatan dan penelitian telah dilakukan di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, untuk mempelajari metode DUPIC ini dari proses pembuatan, keselamatan maupun seifgardnya. Salah satu proses pembuatan bahan bakar DUPIC adalah proses oksidasi-reduksi. Pada tahap ini perlu dilakukan karakterisasi terhadap serbuk yang dihasilkan dengan tujuan untuk mengetahui kualitasnya. Karakterisasi tersebut diantaranya adalah penentuan kadar uranium, densitas, rasio O/U dan kadar pengotor. Pada kegiatan ini dilakukan penentuan rasio O/U terhadap serbuk bahan bakar DUPIC awal dan pelet sinter. Dengan dilakukan penentuan rasio O/U ini dapat diketahui kualitas dari serbuk yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah gravimetri yaitu didasarkan atas pengukuran perubahan berat setelah proses kalsinasi pada suhu 900 oC selama 4 jam. Dari hasil analisis diperoleh rasio O/U pada serbuk DUPIC awal masing-masing dengan burn-up 40 MWD/kg dan 60 MWD/kg sebesar 2,0319 dan 2,0381 dan hasil rasio O/U pelet sinter sebesar 1,9837 dan 1,9814. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa rasio O/U serbuk simulasi bahan bakar DUPIC awal telah memenuhi batasan yang diijinkan yaitu 2,00 sampai 2,13 sedangkan untuk pelet sinter masih sedikit diluar batasan yang diijinkan.Kata kunci : DUPIC, rasio O/U, gravimetri
PEMANTAUAN PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA DAN INTERNA DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2012 Sudaryati Sudaryati; Arca Datam s; Nur Tri Harjanto
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 12 (2013): Oktober 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.158 KB)

Abstract

PEMANTAUAN PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA DAN INTERNA DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2012. Pemantauan penerimaan dosis eksterna dan interna di Instalasi Radiometalurgi tahun 2012 telah dilakukan. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui besarnya dosis eksterna dan interna yang diterima pekerja radiasi dihubungkan dengan kegiatan yang pekerja radiasi lakukan selama bekerja di laboratorium. Metoda yang dilakukan untuk mengevaluasi DEST yang diterima pekerja radiasi ini dengan cara menganalisis dosis eksterna yang berasal dari paparan radiasi dan dosis interna dengan cara in-vitro (pemeriksaan urine) dan in-vivo (Whole Body Counter). Ada beberapa personil yang menerima dosis eksterna triwulan 1 sebesar 0,06 mSv/thn, triwulan 3 antara 0,03 sampai dengan 0,10 mSv/thn sedangkan triwulan 2 dan 4 untuk penerimaan dosis eksterna hasil pemantauan ttd (tak terdeteksi). Hasil pemantauan dosis interna untuk triwulan 1 terpantau sebesar 0,01 mSv/thn, triwulan 4 antara 0,02 sampai dengan 0,09 mSv/thn. Untuk pemantauan triwulan 2 dan 3 hasilnya ttd (tak terdeteksi). Selama tahun 2012 penerimaan dosis eksterna dan interna untuk pekerja radiasi tersebut masih dalam kategori aman karena dosis yang diterima oleh pekerja radiasi masih jauh di bawah batas dosis yang diizinkan. Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 4 Tahun 2013 Tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir dan berdasarkan Laporan Analisis Keselamatan Instalasi Radiometalurgi (LAK IRM), Nilai Batas Dosis yang diijinkan yakni sebesar 50 mSv/thn dan rata-rata 20 mSv dalam 5 tahun.Kata kunci : Dosis eksterna, dosis interna, TLD, In-vivo, In-vitro
EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM Endang Sukesi I; Suliyanto Suliyanto
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 12 (2013): Oktober 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM. Evaluasi pengaruh pola alir udara terhadap tingkat radioaktivitas di daerah kerja Instalasi Radiometalurgi (IRM) telah dilakukan. Tujuan dari evaluasi ini untuk mengetahui pola alir udara selama 5 tahun terakhir berdasarkan data tingkat radioaktivitas udara di daerah kerja IRM. Metoda yang digunakan adalah mengumpulkan data pantau radioaktivitas α dan β rata-rata tahun 2008 sampai 2012, kemudian mengevaluasi kecenderungan tingkat radioaktivitas udara di ruang-ruang yang dipantau tersebut. Radioaktivitas di ruang-ruang dengan kecenderung rata-rata tinggi, selanjutnya dicuplik udaranya dan dicacah secara total (gross counting) pada umur cuplikan 0 jam; 1 jam; 2 jam 3 jam dan 4 jam. Radioaktivitas α rata-rata tertinggi di udara ruang 143 pada tahun 2012, sebesar 3,18 Bq/m3 atau 15,90 % dari batas yang diizinkan (20 Bq/m3). Sedangkan radioaktivitas β rata-rata tertinggi di udara ruang ruang 135 pada tahun 2011, sebesar 7,57 Bq/m3 atau 3,79 % dari batas yang diizinkan (200 Bq/m3). Secara keseluruhan radioaktivitas α maupun β selama tahun 2008 – 2012, masih berada di bawah batas yang diijinkan. Tingkat radioaktivitasnya pada tahun 2008 dan 2012, sesuai dengan desain pola alir udara IRM yaitu udara mengalir dari zona II ke zona III. Sedangkan pada tahun 2009, 2010 dan 2011 terjadi anomali tingkat radioaktivitas α maupun β, terutama pada ruang 135 dan 140. Dari hasil penundaan pencacahan diketahui bahwa radioaktivitas α di udara ruang 135 dan 140 cenderung turun mendekati cacah latar, demikian halnya terhadap radioaktivitas β di udara ruang 135 dan 140. Radioaktivitas di udara ruang 135 dan ruang 140 tersebut, kemungkinan berasal dari zat radioaktif alamiah berumur pendek. Dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2009, 2010 dan 2011, sistem ventilasi (VAC) yang tidak berjalan normal sesuai dengan pola alir udara di daerah kerja IRM.Kata kunci : evaluasi, radioaktivitas, udara,

Page 1 of 1 | Total Record : 8