cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Majalah Ilmiah Pengelolaan Instalasi Nuklir "PIN" yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) - BATAN, menerima dan mempublikasikan naskah berupa hasil penelitian, kajian dan tinjauan ilmiah yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan instalasi nuklir
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "No 8 (2011): Oktober 2011" : 7 Documents clear
IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM Junaedi Junaedi; Darma Adiantoro; Saud Maruli Tua
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 8 (2011): Oktober 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.927 KB)

Abstract

IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM. Telah dilakukan identifikasi dengan melakukan analisis terhadap kerusakan barrel lifting device dan barrel double lid hotcell 001/102 di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Survei lapangan dan dokumen yang berkaitan dengan barrel lifting device dan barrel double lid hotcell 001/102 serta gambar wiring diagram digunakan untuk menganalisa dan mengidentifikasi kerusakan. Tujuan dari identifikasi kerusakan alat ini untuk menetapkan ruang lingkup pekerjaan perbaikan dan penggantian suku cadang.  Hasil identifikasi kerusakan diketahui bahwa: Sistem Program Logic Control (PLC), sistem interlock, sistem pompa hidrolik tidak berfungsi, saklar darurat (saklar emergency) rusak dan selang compressed air (udara tekan) untuk barrel double lid hancur (rusak). Dapat disimpulkan bahwa untuk memfungsikan kembali alat ini maka perlu dilakukan perbaikan dan penggantian komponen/suku cadang yang sesuai seperti: sistem modul PLC, sistem interlock, sistem pompa hidrolik dan saklar emergency serta selang udara tekan, karena sistem dan komponen-komponen tersebut telah rusak.   Kata kunci : Identifikasi, perbaikan, sistem dan suku cadang
PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G Hendro Wahyono; Agus Sunarto; Susanto Susanto
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 8 (2011): Oktober 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.931 KB)

Abstract

PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G. Telah  diterapkan  PPBN  dalam rangka pemindahan 2 (dua) bundle spent fuel dari MBA RI-F, IRM-PTBN ke MBA RI-G, PTLR. Penerapan PPBN di setiap fasilitas pengguna bahan nuklir merupakan langkah preventif terhadap penyalahgunaan bahan nuklir. MBA RI-F yang terdapat di IRM-PTBN merupakan salah satu fasilitas pengguna bahan nuklir yang menerapkan PPBN. Tujuan yang ingin dicapai pada pemindahan 2 (dua) bundle spent fuel adalah untuk memenuhi aturan PPBN. Pemindahan telah dilakukan pada bulan Juli 2010 dengan identitas batch RIE01-3 dan   RISIE2-2. Metoda yang digunakan dalam kegiatan PPBN diantaranya  meliputi  pelaporan dan pencatatan. Seluruh  data  yang  diperoleh  dari  pemindahan 2 (dua) bundle spent fuel digunakan sebagai bahan dalam pembuatan dokumen. Dokumen terkait yang diperlukan berupa ICD-MT dan ICR. Kedua dokumen tersebut dilaporkan ke BAPETEN dan IAEA melalui BAPETEN, sedangkan dokumen transfer internal berupa IMT disimpan sebagai arsip internal. Berkurangnya bahan nuklir dalam inventori dicatat di dalam lajur pembukuan berupa GL, SL dan IL. Data tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan inspeksi yang dilakukan oleh BAPETEN dan IAEA. Hasil penerapan PPBN di MBA RI-F berupa dokumen pelaporan dan pencatatan berupa ICD-MT, ICR, GL, dan IL. Dokumen pelaporan (ICD-MT dan ICR) telah dilaporkan ke BAPETEN dan IAEA. Pelaksanaan pengelolaan PPBN di IRM dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban sehingga penggunaan bahan nuklir dapat terkontrol dengan baik. Kata Kunci : PPBN, bundle spent fuel, ICD-MT, ICR, GL, IL.
MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA Antonio Gogo
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 8 (2011): Oktober 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.961 KB)

Abstract

MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA. Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengelolaan MS-manipulator, yang merupakan hasil studi dan pengalaman penulis serta komunikasi dengan pihak pembuat manipulator. Kerusakan Master Slave manipulator (MS-manipulator) di Instalasi Radiometalurgi, antara lain; booting sebanyak 8 unit, terputusnya mekanisme gerakan naik-turun slave arm sebanyak 4 unit dan terputusnya mekanisme gerak jepit jari MS-manipulator 4 unit. Penggantian booting dilakukan dengan menarik keluar MS-manipulator ke daerah operasi (operating area) dan menggunakan alat pengganti booting. Kerusakan pada mekanisme gerak naik-turun slave arm ditangani dengan perbaikan di luar hotcell. Slave arm didekontaminasi terlebih dahulu, dan proses perbaikan dilakukan di dalam fumehood apabila sulit didekontaminasi. Terputusnya mekanisme gerak jepit jari MS-manipulator dapat ditangani dari daerah operasi (remotely).  Penarikan MS-manipulator ke daerah operasi merupakan kunci keberhasilan untuk mengatasi kerusakan booting dan terputusnya mekanisme pada  gerakan naik-turun slave arm serta untuk mengatasi terputusnya gerak jepit telapak manipulator. Tenaga ahli MS-manipulator diperlukan untuk pelatihan, penyusunan keperluan suku cadang dan fasilitas/peralatan pendukung sehingga penyusunan anggaran dapat disusun dengan baik dan terpercaya. Kata kunci : MS-manipulator, hotcell, perbaikan, instalasi radiometalurgi
MANAJEMEN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN SEBAGAI UPAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN Nur Tri Harjanto; Suliyanto Suliyanto; Endang Sukesi Ismojowati
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 8 (2011): Oktober 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.142 KB)

Abstract

MANAJEMEN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN SEBAGAI UPAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN. Bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. B3 tersebut digunakan baik dalam kehidupan rumah tangga sampai untuk menunjang proses operasi dalam industri. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan  dalam pengelolaan dan penanganan B3 agar efisien, aman dan selamat. Kecelakaan kerja yang terjadi akibat B3 akan meberikan dampak terhadap kesehatan pekerja juga lingkungannya. Dampak tersebut dapat berupa keracunan, kerusakan/pencemaran lingkungan, korban materi dan juga mungkin bisa menimbulkan korban jiwa. Bagi mereka yang bekerja dalam industri yang menggunakan atau menghasilkan B3 tidak lepas dari  bahaya bahan tersebut. Secara umum B3 terdiri dari bahan beracun, korosif, mudah terbakar, mudah meledak, reaktif terhadap air/asam, dan gas bertekanan. Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan antara lain dari manusia/pekerja, prosedur/metode, dan peralatan/bahan. Faktor manusia merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya kecelakaan diantaranya adalah ketidak-tahuan akan bahaya yang akan terjadi. Dengan menerapkan sistem manajemen B3 maka pemakaian, penanganan, maupun penyimpanan B3 terkontrol/terkendali dan tertelusur, sehingga keselamatan dan kesehatan kerja akan terjaga, serta lingkungan akan terlindung. Dapat disimpulkan bahwa manajemen B3 memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Dalam pelaksanaan penanganan B3 sangat tergantung dari jenis, sifat dan bahaya dari bahan tersebut. Karena masing-masing B3 memiliki sifat yang berbeda, maka  cara penanganan yang paling tepat hanya dapat diperoleh dari pabrik atau pemasok bahan tersebut. Kata kunci : Manajemen, B3, keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan.
RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI Yatno D.A. Susanto; Ahmad Paid
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 8 (2011): Oktober 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.604 KB)

Abstract

RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI. Telah dilakukan rancang bangun autoclave mini untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan bahan komponen struktur bahan bakar nuklir terhadap korosi. Tujuan kegiatan ini adalah perancangan dan pembuatan autoclave mini yang akan digunakan untuk menguji material hasil pembuatan paduan Al terhadap korosi. Tahapan dan metodologi kegiatan yang dilakukan meliputi perancangan dan pembuatan tabung sampel, pembuatan panel kontrol, serta uji fungsi alat. Autoclave mini terdiri dari tangki terbuat dari tabung SS-316 yang memiliki ketahanan terhadap korosi dengan diameter 3 inchi schedule 40ST, pelat untuk sampel ditempatkan didalam tabung,  flens penutup atas yang dilengkapi O-ring viton dan heater berbentuk sabuk yang diikatkan pada tabung ukuran Æ 90 mm tebal 15 cm dengan daya 1300 watt. Dari hasil uji fungsi menunjukkan alat dapat dioperasikan dengan perbedaan temperatur setting dan aktual sebesar  ± 2 0C sehingga autoclave mini dapat digunakan untuk uji korosi.   Kata kunci : Autoclave mini, rancang bangun, uji korosi
PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DI UDARA INSTALASI NUKLIR Endang Sukesi; Budi Prayitno; Suliyanto Suliyanto
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 8 (2011): Oktober 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.601 KB)

Abstract

PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DI UDARA INSTALASI NUKLIR. Pengolahan data pengukuran radioaktivitas alpha (α) di udara instalasi nuklir, telah dilakukan. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui sumbangan dari ralat pengukuran radioaktivitas α di udara di inslatasi nuklir secara tidak langsung. Contoh pengukuran radioaktivitas α dilakukan di Instalasi Radiometalurgi (IRM) ruang 143 dengan cara menghisap partikulat di udara melalui bantuan air sampler yang dilengkapi kertas filter. Pengambilan cuplikan udara dilakukan pada ketinggian ± 150 cm dari permukaan lantai. Tangkapan partikulat pada kertas filter di cacah aktivitasnya dengan alat cacah SAC-4 yang dilengkapi dengan detektor α. Data hasil cacahan diolah dan dihitung  radioaktivitas α, sedangkan ketelitian pengukuran dihitung dengan memperhitungan ralat pengukuran, yaitu hasil pencacahan, volume udara yang dihisap dan efisiensi detektor. Hasil pengukuran radioaktivitas α di udara ruang 143 IRM secara tidak langsung sebesar  dengan ketelitian pengukuran sebesar 52,51 %. Ketelitian pengukuran tersebut berasal dari sumbangan ralat pencacahan sebesar 98,74 %, ralat volume udara yang dihisap sebesar 1,24 % dan ralat efisiensi detektor sebesar 0,02 %. Oleh karena itu pengukuran radioaktivitas α di udara instalasi nuklir sebaiknya dilakukan secara langsung, karena radioaktif berumur pendek akan ikut terdeteksi. Dapat disimpulkan bahwa pengukuran radioaktivitas di udara instalasi nuklir hanya dilakukan untuk tujuan pengukuran keselamatan.   Kata kunci : Pengolahan data, pengukuran, radioaktivitas α, udara, ralat pengukuran.
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr Akhmad Saogi Latif
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 8 (2011): Oktober 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr. Telah dilakukan kegiatan pemantauan radioaktivitas alpha pada bak penampung air pendingin ACCUTOM pasca pemotongan logam U-Zr di laboratorium kendali kualitas IEBE. Tujuan dari kegiatan pemantauan ini untuk mengetahui sejauh mana tingkat kontaminasi yang ada di permukaan alat setelah dilakukan pasca kegiatan pemotongan, dan  diharapkan dengan adanya kegiatan pemantauan ini dapat dilakukan pengendalian proteksi radiasi sehingga dapat menjamin agar kontaminasi diupayakan serendah mungkin sesuai dengan prinsip As Low As Reasonable Achievable (ALARA). Metoda pemantauan radioaktivitas alpha pada bak penampung dilakukan secara langsung pada 3 titik sebanyak tiga kali. Hasil pengukuran radioaktivitas alpha pada bak penampung bagian titik pengukuran pertama didapat rata-rata (0,29 ± 0,08) Bq/cm2, titik pengukuran kedua (0,26 ± 0,04) Bq/cm2 dan ketiga (0,33 ± 0,03) Bq/cm2, dengan rerata dan ralat secara keseluruhan didapat sebesar (0,29 ± 0,05) Bq/cm2. Berdasarkan hasil pengukuran dapat disimpulkan bahwa tingkat kontaminasi bak penampung alat potong ACCUTOM cukup rendah dan tidak melampaui batas yang diperbolehkan, sedangkan batasan tingkat kontaminasi rendah pada permukaan yang diizinkan untuk radioaktivitas α < 0,37 Bq/cm2. Selanjutnya alat potong ACCUTOM tersebut dapat digunakan kembali untuk melakukan kegiatan berikutnya. Kata kunci : Kontaminasi radioaktif, pengukuran langsung, radiasi alpha

Page 1 of 1 | Total Record : 7