cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknik PWK
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 3 (2015): Agustus 2015" : 7 Documents clear
PENGARUH KEBERADAAN DESA WISATA KARANGBANJAR TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN, EKONOMI DAN SOSIAL MASYARAKAT Istiqomah Tya Dewi Pamungkas; Mohammad Muktiali
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 3 (2015): Agustus 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.061 KB)

Abstract

Pariwisata menjadi salah satu sektor yang dijadikan andalan beberapa negara dalam meningkatkan perekonomian. Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya, memanfaatkan dan mengembangkan sektor pariwisata sebagai cara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Strategi dalam mengembangkan perekonomian khususnya pada wilayah pedesaan yaitu dalam bentuk desa wisata. Sebagai salah satu sektor pembangunan yang menempati ruang, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perubahan kondisi ekonomi, sosial dan fisik geografis. Desa wisata Karangbanjar merupakan desa wisata pertama di Kabupaten Purbalingga yang sudah ada sejak tahun 1992. Berkembangnya desa wisata ini selama 23 tahun sudah tentu memberikan pengaruh terhadap kondisi fisik dan non fisik di Desa Karangbanjar. berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh keberadaan Desa Wisata Karangbanjar terhadap perubahan penggunaan lahan, ekonomi dan sosial masyarakat.metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif dan interpretasi citra. Hasil penelitian ini menunjukkan keberadaan Desa Wisata Karangbanjar mempengaruhi perubahan penggunaan lahan, pada lahan non terbangun menjadi terbangun yaitu penggunaan lahan tegalan dan hutan menjadi permukiman. Sedangkan untuk perubahan fungsi lahan terjadi pada penggunaan lahan tegalan, hutan dan sawah. Keberadaan desa wisata juga berpengaruh pada ekonomi terutama pada perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan. Perluasan kesempatan kerja dilihat dari penciptaan kesempatan kerja dan pergeseran pekerjaan pokok maupun sampingan. Penciptaan kesempatan kerja pokok terjadi pada kelompok responden pengrajin rambut sedangkan untuk pekerjaan sampingan terjadi pada kelompok responden pemilik warung, pengrajin rambut dan pemilik homestay. Sedangkan untuk peningkatan pendapatan juga terjadi pada pendapatan pokok dan sampingan. Berkembangnya desa wisata dengan banyaknya wisatawan yang datang juga berpengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat yang tercermin dalam pola sikap perilaku dan keterampilan masyarakat. Pengaruh desa wisata terhadap sikap dan perilaku tidak begitu terlihat karena wisatawan yang datang masih dalam lingkup lokal. Sedangkan untuk persebaran keterampilan masyarakat meningkat yang didapat dari pelatihan-pelatihan untuk pengelola desa wisata. Keterampilan pengrajin rambut juga meningkat yang ditandai dengan adanya diversifikasi produk kerajinan rambut. 
PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI GULA BLORA TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN, SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN DI DESA TINAPAN DAN DESA KEDUNGWUNGU Yuliana Nur Fatikawati; Mohammad Muktiali
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 3 (2015): Agustus 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1054.93 KB)

Abstract

Industri merupakan salah satu strategi dalam pengembangan wilayah yang mampu meningkatkan perekonomian suatu wilayah. Pembangunan industri akan berpengaruh pada semua aspek dalam pengembangan wilayah, seperti fisik, sosial ekonomi, dan lingkungan, seperti halnya dengan industri gula Blora PT.GMM. Keberadaan industri gula blora akan meningkatkan perekonomian wilayah, karena mampu menyerap banyak tenaga kerja dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Akan tetapi, di sisi lain industri gula dapat menyebabkan gangguan terhadap lingkungan seperti bau yang tidak sedap dan kebisingan. Selain itu, keberadaan industri gula akan mengubah penggunaan lahan yang ada, sehingga jika tidak direncanakan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan permukiman akan semakin padat dan terjadi perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji apa pengaruh keberadaan industri gula Blora terhadap terhadap perubahan penggunaaan lahan, sosial ekonomi masyarakat, dan lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif dan analisis interpretasi citra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan industri gula blora berpengaruh pada perubahan penggunaan lahan di wilayah sekitar yaitu di Desa Tinapan dan Kedungwungu. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi adalah perubahan lahan non terbangun menjadi lahan terbangun yaitu dari lahan pekarangan/kampung menjadi industri, warung makan, dan kos. Selain itu, perubahan penggunaan lahan yang terjadi adalah perubahan fungsi lahan dari lahan permukiman menjadi kos. Keberadaan industri gula blora berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terlihat dari perluasan kesempatan kerja pada tahap kontruksi/pembangunan hingga tahap operasional. Perluasan kesempatan kerja yang terjadi adalah adanya penciptaan kesempatan kerja serta terjadinya pergeseran pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan pada kelompok responden buruh bangunan, karyawan industri, pemilik kos, pemilik warung makan, dan petani tebu. Adanya perluasan kesempatan kerja akan berpengaruh pada perubahan tingkat pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Perubahan tingkat pendapatan tersebut berpengaruh pada keinginan masyarakat untuk terus memperbaiki kondisi rumah menjadi lebih baik. Keberadaan industri gula blora berpengaruh negatif dan positif pada lingkungan. Pengaruh negatif industri gula adalah terjadinya pencemaran udara (bau dan bising). Bau yang ditimbulkan oleh industri menganggu kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan mual, pusing dan batuk. Kebisingan menganggu aktivitas masyarakat seperti tidur, ibadah, dan bersantai. Pengaruh positif dari industri gula blora adalah limbah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar baik limbah padat maupun limbah cair. Limbah industri dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber irigasi pada musim kemarau, tetes untuk penggemuk sapi, serta ampas untuk pupuk organik.  
KAJIAN HARGA TANAH DAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA KELURAHAN LAMPER KIDUL, KOTA SEMARANG Gemala Pritha Ryzki Rynjani; Ragil Haryanto
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 3 (2015): Agustus 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (887.039 KB)

Abstract

Pertambahan penduduk di perkotaan secara tidak langsung akan meningkatkan pertumbuhan kegiatan perkotaan seperti perdagangan, perkantoran, dan permukiman. Pertambahan penduduk dan aktivitasnya tersebut pada akhirnya akan membutuhkan tanah untuk keberlangsungannya. Tingginya permintaan tanah di perkotaan terutama pada kawasan-kawasan yang strategis, dapat menyebabkan tingginya harga tanah. Kawasan Lamper Kidul sebagai salah satu kawasan yang letaknya dekat dengan pusat Kota Semarang, mengalami dampak perkembangan pembangunan yang semakin pesat. Harga tanah pada kawasan perdagangan dan jasa di Kelurahan Lamper Kidul meningkat, diduga terjadi sejak semakin maraknya pembangunan aktivitas perdagangan dan jasa.. Tingginya harga tanah dan permintaan tanah untuk dikembangkan sebagai perdagangan dan jasa dibuktikan dengan semakin maraknya alih fungsi penggunaan lahan.Dengan demikian dibutuhkan sebuah identifikasi untuk mengetahui perkembang harga tanah di kawasan perdagangan dan jasa dan kaitanya pada perkembangan lahan yang terjadi. Maka penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji harga tanah dan perkembangan penggunaan lahan yang ada di kawasan perdagangan dan jasa Kelurahan Lamper Kidul. Penelitian ini merupakan penelitian deduktif dengan pendekatan kuantitatif. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif deskriptif serta analisis crosstab. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,perkembangan pembangunan aktivitas perdagangan dan jasa yang juga berimbas pada perubahan fungsi lahan di kawasan perdagangan dan jasa Kelurahan Lamper Kidul yang dimulai pada awal tahun 1997 dan terus berkembang hingga saat ini. Perkembangan harga tanahmengalami peningkatan sebesar 37% di seluruh kawasan dan dari hasil analisis tabulasi silang, perkembangan harga tanah berhubungan erat dengan variabel NJOP, luas tanah dan jarak lokasi ke pusat kota.
TIPOLOGI TINGKAT URBAN SPRAWL DI KOTA SEMARANG BAGIAN SELATAN Vina Indah Apriani; Asnawi Asnawi
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 3 (2015): Agustus 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1310.655 KB)

Abstract

Saat ini hampir sepertiga populasi penduduk Kedungsepur tinggal di Kota Semarang dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Semarang sebesar 1,4% pertahun. Semakin besar laju pertumbuhan penduduk, menyebabkan kebutuhan akan perumahan yang semakin besar pula. Pada tahun 2011, laju pertumbuhan penduduk Kota Semarang akibat migrasi sebesar 2,24% (BPS, 2012). Laju urbanisasi yang tidak terkontrol menyebabkan ledakan penduduk semakin memadati kawasan perkotaan dan menyebabkan terjadinya ekspansi. Berdasarkan laporan RPJM Bappeda 2010, pola struktur keruangan Kota Semarang mengalami perembetan meloncat dan tidak kompak yang terjadi seiring dengan kecenderungan perkembangan perumahan dikawasan pinggiran. Permasalahan ini jika terus dibiarkan akan berkembang menjadi permasalahan yang lebih kompleks dan sulit terkendali di masa yang akan datang. Kota Semarang bagian selatan merupakan sasaran dari pengembangan perkotaan terutama dalam bidang perumahan. Pengembangan yang terus menerus serta tidak terkendali pada wilayah yang merupakan ekspansi perkotaan diduga yang akan menimbulkan fenomena urban sprawl yang berdampak negatif dari sisi lingkungan, ekonomi, dan sosial masyarakat.Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tingkat urban sprawl di Kota Semarang bagian selatan kedalam tiga tipologi. Untuk menjawab penelitian ini maka tahapan yang dilakukan adalah mengidentifikasi terlebih dahulu wilayah urban sprawl yang ditentukan oleh rasio rumah tangga dan rasio lahan terbangun. Selanjutnya dilakukan analisis karakteristik dan klasifikasi karakteristik pada wilayah yang teridentifikasi sprawl dengan menggunakan 5 variabel. Dari hasil analisis karakteristik dan klasifikasi karakteristik dilakukan analisis tingkat urban sprawl untuk mendapatkan tipologi sprawl. Variabel yang digunakan adalah kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, jarak ke pusat kota, Pembangunan dalam jangkauan jaringan jalan, dan pola pembangunan lompatan katak.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data utamanya dari citra tahun 2000 dan 2011.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis spasial, dan analisis scoring. Hasil penelitian ini menunjukkan hampir 50% kelurahan di Kota Semarang bagian selatan teridentifikasi sprawl. 7 kelurahan tergolong dalam tipologi 3 yang menunjukkan tingkat urban sprawl tinggi dengan nilai 11-13, 6 kelurahan tergolong dalam tipologi 2  yang menunjukkan tingkat urban sprawl  sedang dengan nilai 9-10, dan 6 kelurahan yang masuk dalam tipologi 1 yang menunjukkan tingka urban sprawl rendah dengan nilai 6-8. Untuk meminimalisir berkembangnya fenomena urban sprawl penelitian ini merekomendasikan saran untuk pemerintah kota agar bisa memfasilitasi arah pembangunan kota yang lebih baik dan mengontrol pembangunan perumahan skala kecil secara lebih terarah.
DAMPAK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN, SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR DI KELURAHAN SAMBIROTO, KECAMATAN TEMBALANG Kukuh Dwi Indarto; Sri Rahayu
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 3 (2015): Agustus 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.193 KB)

Abstract

Keterbatasan luas lahan yang ada di Kota Semarang menyebabkan kota ini mengalami perkembangan ke daerah pinggiran kota, seperti di Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang. Perkembangan di Kelurahan Sambirotoini berupa pembangunan perumahan. Hal tersebut memicu dampak pada kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan dengan adanya pembangunan perumahan. Keadaan tersebut menarik untuk diteliti, dengan pertanyaan penelitian: apa dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dengan adanya pembangunan perumahan di Kelurahan Sambiroto?Hal ini penting untuk mengetahui dampak sebelum dan sesudah adanya pembangunan perumahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak yang muncul setelah adanya pembangunan perumahan terhadap sosial, ekonomi dan lingkungan di Kelurahan Sambiroto.Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Teknik penggumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dibantu hasil wawancara dan hasil observasi lapangan. Hasil akhir penelitiandampak setelah adanya pembangunan perumahan terdiri dari 3 dampak yakni sosial, ekonomi dan lingkungan.. Dampak sosial berupa menurunya partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial, meningkatnya aktifitas masyarakat, perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih konsumtif dan menurunya tingkat kriminalitas. Dampak terhadap ekonomiberupa meningkatnya pendapatan masyarakat, penambahan fungsi rumah membuka lapangan usaha masyarakat, dan meningkatnya harga lahan.Dampak terhadap lingkungan berupa adanya perubahan alih fungsi lahan, terjadinya penurunan kualitas air sumur, peningkatan jaringan drainase dan jaringan jalan.
PENGARUH KEBERADAAN DESA WISATA SAMIRAN TERHADAP Wahyu Nur Isnaini; Mohammad Muktiali
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 3 (2015): Agustus 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.791 KB)

Abstract

Pemerintah Kabupaten Boyolali menempatkan sektor pariwisata sebagai salah satu prioritas pembangunan penggerak ekonomi masyarakat. Pariwisata adalah salah satu kegiatan yang mampu mempengaruhi perubahan penggunaan ruang wilayah yang dapat diukur dari perubahan penggunaan lahan. Selain itu, pariwisata dapat mempengaruhi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Salah satu bentuk pariwisata pedesaan adalah Desa Wisata. Salah satu Desa Wisata yang ada di Kabupaten Boyolali adalah Desa Wisata Samiran. Seperti halnya pariwisata secara umum, keberadaan Desa Wisata Samiran berpengaruh terhadap aspek fisik maupun non fisik di Desa Samiran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh Keberadaan Desa Wisata Samiran terhadap perubahan lahan, ekonomi, sosial, dan lingkungan di Desa Samiran. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif untuk pengaruh trhadap perubahan ekonomi, sosial, dan lingkungan serta analisis interpretasi citra digunakan dalam analisis pengaruh Desa Wisata Samiran terhadap perubahan lahan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan Desa Wisata Samiran mempengaruhi perubahan lahan, yaitu dari lahan non terbangun menjadi terbangun dari kegiatan pemanfaatan lahan berupa kebun/tegal menjadi rumah, warung makan, toko kelontong, dan homestay. Keberadaan Desa Wisata ini juga berpengaruh terhadap aspek ekonomi di Desa Samiran berupa perluasan kesempatan yang dilihat dari penciptaan kesempatan kerja dan pegeseran atau perubahan pekerjaanbaik pokok maupun sampingan serta peningkatan pendapatan. Penciptaan kesempatan kerja pokok terjadi pada kelompok responden pelaku seni dan pemandu wisata, sedangkan pada pekerjaan sampingan terjadi pada kelompok reponden pemilik homestay, pelaku seni, penyedia makanan untuk paket wisata, serta pemilik lahan petik sayur dan wisata perah susu sapi. Perubahan yang terjadi pada aspek sosial berupa pergeseran penggunaan bahasa masyarakat yang sebelumnya hanya menggunakan Bahasa Jawa menjadi Bahasa Jawa dan Indonesia. Pengaruh lain pada aspek sosial yaitu masyarakat terpengaruh cara berpakaian masyarakat yaitu model baju dan hijab. Pada aspek lingkungan terjadi pengaruh positif yaitu berambahnya wisatawan ke Makam Kebokanigoro dapat mempertahankan nilai budaya yang terkandung pada bangunan tersebut. Pengaruh lain pada aspek lingkungan berupa pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas yang dilakukan oleh pemerintah yang digunakan untuk wisata edukasi pembuatan biogas.
ARAHAN PERANCANGAN RUANG PUBLIK DENGAN PENDEKATAN KONSEP RIVERFRONT DI SUNGAI TUNTANG KABUPATEN DEMAK Ilman Naafi’aa; Nurini Nurini
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 3 (2015): Agustus 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1063.818 KB)

Abstract

Ruang publik pada dasarnya merupakan sarana bagi masyarakat untuk berinteraksi, kesempatan untuk meningkatkan ekonomi, serta menambah unsur estetika lingkungan. Kabupaten Demak sangat lekat sejarah karena terdapat Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, sehingga Pemerintah Daerah Demak membuat branding Demak Kota Wali agar dapat mengenang sejarah Kerajaan. Sungai Tuntang merubakan saksi bisu sejarah yang pernah terjadi di Demak, Sungai yang pernah menjadi jalur pelayaran dan sumber kehidupan tersebut kini menyempit hingga 7 meter dan sedang dibangun taman oleh pemerintah daerah di sempadan sungai tersebut. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan pada konsep taman yaitu legenda Baru Klinting, Jaka Tingkir, sebagai jalur perdagangan dan lainnya. Tujuan penelitian dan perencanaan ini adalah untuk menciptakan rencana desain ruang publik di Sungai Tuntang dengan konsep The LegendsRiverfront Public Space yang sesuai dengan peran ruang publik yaitu dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam menunjang peningkatan interaksi sosial, meningkatkan ekologi kawasan perencanaan, serta dapat menambah sebuah ikon sejarah Kerajaan Demak.dan menguatkan branding Demak Kota Wali. Metode penelitian menggunakan metode campuran, teknik sampling dalam pengumpulan data  yaitu dengan purposif untuk  mewawancarai stakeholder terkait secara mendalam, dan wawancara kepada pengunjung menggunakan sampling insidental, selain itu pengumpulan data lainnya dilakukan dengan telaah dokumen dan observasi lapangan. Dalam mencapai perancangan sesuai yang diharapkan maka dibutuhkan metode campuran dan pengolahan data secara deskriptif kualitatif pada penelitian aspek fisik dan non fisik, pada perancangan juga menggunakan deskriptif kualitatif pada analisis aktivitas dan kebutuhan ruang, tapak, perancangan kota, kriteria terukur, dan  kriteria tak terukur yang menghasilkan tiga desain selanjutnya diproses dengan menggunakan metode kuantitatif AHP oleh para ahli. Produk yang dihasilkan adalah desain siteplan Taman Kali tuntang Lama yang telah mengakumulasi kebutuhan seluruh stakeholder dan paling aplikatif untuk di implementasikan serta dapat memperkuat branding Demak Kota Wali dengan konsep legenda yang berkaitan dengan sejarah Kerajaan Demak.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2015 2015