cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
SulukIndo
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 25 Documents
Search results for , issue "Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013" : 25 Documents clear
PERJUANGAN HIDUP DAN KEMANDIRIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA: SEBUAH TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Santora, Ulvadisa
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.751 KB)

Abstract

Novel Padang Bulan adalah salah satu novel karya Andrea Hirata yang merupakan potret perjuangan hidup di Indonesia. Dalam novel ini Andrea Hirata melukiskan perjuangan dan kerja keras seorang anak kecil yang menjadi tulang punggung keluarga. Berbagai peristiwa dan konflik terjadi dalam novel ini, konflik-konflik tersebut menimbulkan aspek psikologi yaitu melalui kepribadiannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kaitan antarunsur struktur dan mengungkapkan aspek psikologi yang lebih khusus kepribadiannya dalam novel Padang Bulan. Hasil analisis novel Padang Bulan adalah kepribadian tokoh utama dalam mengendalikan tingkah laku memenuhi kategori Carl Gustav Jung yang membagi menjadi empat, yaitu: persona, anima dan animus, shadow, dan self. Kata Kunci : Perjuangan, Kepribadian, Persona, Anima-animus, Shadow, Self.
SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) CAHYANINGRUM, IKA
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.012 KB)

Abstract

Serat Mumulen dapat dikategorikan ke dalam naskah berjenis simbolik yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dan mengetahui simbol dan makna sesaji.Naskah Serat Mumulen dengan ukuran 16 x 21 cm ditulis di Surakarta abad 19,menceritakan tentang acara keraton yakni persembahan atau sesaji untuk leluhurkeraton Surakarta Khususnya untuk para Nabi pada pakubuwana IX (1861-1893).Selain mengungkap makna dan simbol, serat mumulen mendiskripsikan tokohpada masa kerajaan demak, pajang, dan surakarta yang berhubungan dengankejayaan kerajaan hingga saat ini. Maka setiap tokoh harus diingat dan diberikansesaji sesuai kriteria yang ada, dengan begitu masyarakat jawa bisa mendo’akanpara leluhur. Contoh : Kanjeng Sultan Demak diberikan sesaji nasi punar dansambal kedelai. Sajen tersebut diberikan karena masyarakat berkeyakinan adanyawujud rasa syukur. Analisis Naskah Serat Mumulen menunjukkan bahwa pemaknaan yangdilakukan terhadap naskah Serat Mumulen mempresentasikan simbol-simbolsesaji berupa makanan, bunga dan buah-buahan pada acara hajat mantu diKeraton pada masa Pakubuwana I sampai Pakubuwana X, serta mengungkappenanda dan petanda dalam simbol yang terdapat dalam sesaji. Sesaji adalah media atau sarana untuk mengingat dan mendo’akan leluhur.Masyarakat jawa masih mengenal sesaji sampai sekarang. Namun tradisimasyarakat jawa saat ini dianggap mistis, irasional, dan sebutan yang terkesannegatifoleh masyarakat modern. Hanya sedikit yang melihat yang melihat sebagaimenifestasi bentuk lain dari do’a. Dengan kata lain sesaji diartikan wujud darisistem Religi masyarakat Jawa. Ada bermacam-macam sesaji dalam kehidupanmasyarakat jawa, salah satunya sesaji dalam hajatan pernikahan yang terdapatdalam naskah serat mumulen yang harus dipertahankan.
ANALISIS STRUKTURAL DAN UNSUR KEARIFAN LOKAL PADA KUMPULAN CERPEN MENGAWINI IBU KARYA KHRISNA PABICHARA Hapsari, Verdiana Indah
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kata kunci: cerpen, latar, kearifan lokal Cerpen sebagai salah satu hasil karya sastra yang bersifat fiksi, tentu memiliki latar atau setting tertentu sebagai gambaran masyarakat di sekitar pengarang, sekaligus tanda yang menunjukkan situasi dan kondisi lingkungan pengarang, karena sebagai anggota masyarakat, pengarang dalam menciptakan suatu karya sastra mencerminkan kondisi masyarakatnya yang ditulis berdasarkan kehidupan sosial masyarakat tertentu dan menceritakan kebudayaan-kebudayaan yang melatarbelakanginya. Salah satunya dalam kumpulan cerpen Mengawini ibu karya Khrisna Pabichara yang mengangkat kearifan lokal masyarakat Bugis Makassar beserta kompleksitas permasalahan yang melingkupinya. Penelitian terhadap kumpulan cerpen Mengawini Ibu karya Khrisna Pabichara ini bertujuan untuk mengungkap unsur kearifan lokal masyarakat Makassar melalui pendekatan sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan teknis analisis isi yaitu mengungkap dan kemudian mendeskripsikan unsur ekstrinsiknya, apa dan unsur kearifan lokal yang dikandung dalam kumpulan cerpen tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa kearifan lokal yang ada dalam cerpen "Gadis Pakarena" terletak pada budaya masyarakat Makassar yang tidak menerima perkawinan dengan budaya kaum asing. Kearifan lokal tentang nilai bissu yang ada dalam masyarakat Makassar pada cerpen "Arajang". Kearifan lokal pada cerpen "Rumah Panggung di kaki Bukit" terletak pada adat perkawinan yang disebut dengan pammole cera.Kearifan lokal pada cerpen "Haji Baso" terlihat pada batu hitam bertuah atau yang disebut dengan kulau bassi. Jimat ini bagi orang Makassar jimat untuk kekebalan tubuh.Perbedaan kasta (Adat Perkawinan) dalamkearifan lokal cerpen "Silariang.Senjata tradisional Makassar yaitu badik dalam kearifan lokal pada cerpen "Ulu Badik Ulu Hati". Badik dipergunakan bukan hanya untuk membela diri atau berburu, tetapi juga merupakan suatu identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan.
GAYA BAHASA DAN TEMA HUMOR YANG TERDAPAT DALAM ”SONTOLOYO” HARIAN METEOR Lestari, Fenty Ida
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.902 KB)

Abstract

Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya; semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian yang diberikan kepadanya. Gaya merupakan sebuah pilihan. Pilihan dalam hal ini yaitu untuk menggunakan atau tidak menggunakan struktur yang menyimpang. Oleh karenanya gaya yang dipakai oleh seorang kreator berbeda dari seorang kreator yang lain. Hal ini sangat berhubungan dengan selera masing-masing. Dalam kreasi penulisan, kreator secara bebas dapat menampilkan bentuk ekspresi ke dalam bentuk penulisan tertentu, misalnya humor. Dalam penelitian ini penulis ingin mengungkapkan gaya bahasa dan tema yang dipakai dalam “Sontoloyo” Harian Meteor, adapun konsep-konsep teoritis yang penulis gunakan sebagai landasan penelitian, meliputi (1) gaya bahasa, dan (2) humor. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa yang terdapat dalam “Sontoloyo” Harian Meteor, serta mendeskripsikan tema humor apa sajakah yang terdapat dalam “Sontoloyo” Harian Meteor.   Berdasarkan gaya bahasa dalam “Sontoloyo” Harian Meteor, ditemukan lima jenis, yakni gaya bahasa perbandingan, yang terdiri dari hiperbola, metonimia, personifikasi, metafora, simile, asonansi. Gaya bahasa perulangan, terdiri dari anaphora, mesodiplosis, epizeuksis. Gaya bahasa sindiran, yang terdiri dari ironi dan sarkasme. Gaya bahasa pertentangan, terdiri dari 3    antitesis dan paradoks. Gaya bahasa penegasan, terdiri dari klimaks, antiklimaks, anafora, epistrofa dan polisidenton. Menurut sasaran yang dijadikan kelucuan humor dapat dibagi menjadi humor etnis, humor seksual, humor politik. Humor etnis mengangkat segi-segi yang mencolok dan dianggap sebagai kekurangan suatu kelompok etnis. Humor seksual adalah humor tentang alat kelamin, hubungan seks, atau hal-hal yang menyeret hubungan seks sebagai target humor. Humor politik Humor politik menjadikan pemimpin politik, politikus, lembaga, kelompok, partai, dan gagasan-gagasan politik sebagai sasaran.   Kata kunci: Sontoloyo, Gaya Bahasa, Humor.
Kritik Sosial Terhadap Sistem Pendidikan Formal di Indonesia: Kajian Sosiologis atas Novel Catatan Seorang Novelis karya Maia Rosyida PURARIYANI, ELOK DEWI
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.206 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap kaitan antarunsur struktur danmengungkapkan mendeskripsikan unsur-unsur struktur novel CSN dan mengungkapkanbagaimana penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam sistem dan penyelenggaraanpendidikan di Indonesia. Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan dalam sistempendidikan dalam novel Catatan Seorang Novelis makan penulis menggunakan teorisosiologi sastra. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode deskriptif analisis. Metode inidigunakan untuk lebih memaparkan hasil dari penelitian tersebut dan mendeskripsikanstruktur novel mulai dari , tema, tokoh penokohan, alur pengaluran, dan latar. Tokoh utamadalam novel Catatan Seorang Novelis adalah Novelis yang merupakan tokoh utama, tokohtambahannya adalah Prabu, Wisnu, Kiki, Manuella, dan Ardi. Alur pengaluran novel CSNadalah menggunakan alur maju, yaitu pencerita menceritakan rangkaian peristiwa secararuntut dari awal, pertengahan, hingga akhir. Adapun latar novel CSN adalah rumah Prabu,rumah Wisnu, kost Kiki, kampus, perpustakaan, kantin, dan cafe.  Sedangkan tema dalamcerita novel PB adalah menggunakan tema implisit, yaitu dengan membaca secara tekun,barulah kita akan mengetahui isi dan maksud dalam cerita novel CSN ini.  Hasil penelitian novel CSN karya Maia Rosyida, diketahui bahwa dalam sistempendidikan formal atau yang sering disebut sekolah, banyak terjadi penyimpangan danpermasalahan antara lain seperti: peserta didik hanya bersekolah karena hanya menginginkanijazah, peserta didik di Sekolah diberikan pekerjaan rumah oleh guru agar peserta didiksemakin menguasai materi tetapi yang terjadi tidak banyak peserta didik yang menganggapbahwa pekerjaan rumah menjadi sebuah beban dan mereka hanya menyontek, peserta didikmenjalankan tata tertib hanya karena takut mendapatkan hukuman, dan banyak pula guruyang memperjualbelikan buku sebagai lahan bisnis di Sekolah.
RAGAM BISNIS IKLAN MINUMAN BERSODA Septiani, Hesti Hana
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.161 KB)

Abstract

Wacana dalam iklan minuman bersoda kebanyakan menerapkan prinsip keekonomisan kata sehingga mempunyai transparansi maksud yang rendah. Memperhatikan penyusunan dan pemilihan diksi serta ketepatan tanda baca menjadi gaya atau kekhasan dari suatu iklan, sehingga lebih mengena ke receiver. Adapun konsep-konsep teoritis yang penulis gunakan sebagai landasan penelitian, meliputi (1) Ragam bahasa dan (2) Keekonomisan kata. Jenis iklan pada iklan minuman bersoda dengan sampel Coca-Cola, Sprite dan Fanta termasuk dalan iklan komersial dan iklan non-komersial. Sedangkan menurut sifatnya terdapat iklan informatif, iklan persuasif, iklan pengingat. Sedangkan ragam bahasa yang terdapat dalam iklan Coca-Cola, Sprite dan Fanta adalah ragam bahasa berdasarkan siapa yang diajak bicara dan tujuan di keluarkannya iklan tersebut. Variasi bahasa dari segi pemakaiannya, variasi bahasa dari segi keformalan dan variasi bahasa dari segi sarana. Analisis bahasa menggungkapan penandaan ikon, simbol, model dan teks yang terdapat dalam iklan. Arti kehadiran media verbal (bahasa) dan non-verbal (gambar, warna, model dll) dalam pengungkapan tujuan atau maksud sebuah iklan. Gambar dan model merupakan visual dari penawaran produk. Gambaran dari ekspresi model atau ikon dan simbol yang digunakan sebagai penanda untuk menghasilkan efek bujukan dan pengingat pada receiver. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini berupa deskripsi mengenai tipe, jenis, wujud penanda referensial variasi bahasa iklan minuman bersoda dengan sampel Coca-Cola, Sprite dan Fanta. Kata kunci: iklan ,Ragam bahasa.
Leksikostatistik Bahasa Aceh, Bahasa Alas, dan Bahasa Gayo: Kajian Linguistik Historis Komparatif SARI, KURNIA NOVITA
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.73 KB)

Abstract

Leksikostatistik yaitu suatu teknik yang berusaha menemukan keterangan-keterangan atau data-data untuk suatu tingkat waktu yang tua dalam bahasa gunamenentukan usia bahasa dan pengelompokan bahasa-bahasa (Keraf, 1996:121122).Penelitian ini mengkaji bahasa Aceh, bahasa Alas, dan bahasa Gayo yangtermasuk ke dalam rumpun Austronesia atau Melayu Polinesia. Asumsi mengenaikekerabatan ketiga bahasa yakni pada kenyataan adanya kesamaan dan kemiripandalam bentuk dan makna yang merupakan pantulan dari warisan sejarah yangsama.  Hubungan kekerabatan dan waktu pisah antara bahasa Aceh, bahasa Alas,dan bahasa Gayo dalam penelitian ini dikaji dengan menggunakan metodepengelompokan bahasa serta teknik leksikostatistik. Tahap pertama,mengumpulkan 300 kosakata dasar yang disusun oleh Morris Swades. Metodeyang digunakan dalam penyediaan data ini adalah metode referensial, sedangkanteknik yang digunakan adalah teknik catat. Kedua, menetapkan pasanganpasanganmanadariketigabahasatadiyangmerupakanbahasakerabat(cognate).Ketiga,menghitung usia dan waktu pisah ketiga bahasa. Keempat, menghitungjangka kesalahan untuk menetapkan waktu pisah yang lebih tepat. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahasa Aceh, bahasa Alas, dan bahasaGayo termasuk dalam kategori keluarga (family) bahasa. Persentase kata kerabatbahasa Aceh dan bahasa Alas sebesar 53%, bahasa Aceh dan bahasa Gayo sebesar57%, bahasa Alas dan bahasa Gayo sebesar 62%. Bahasa Aceh dan bahasa Alasmerupakan bahasa tunggal pada 1590-1336 tahun yang lalu, diperkirakan mulaiberpisah dari bahasa Proto kira-kira tahun 422-676 M. Bahasa Aceh dan bahasaGayo merupakan bahasa tunggal pada 1411-1177 tahun yang lalu, diperkirakanmulai berpisah dari bahasa Proto kira-kira tahun 601-835 M. Bahasa Alas dan bahasa Gayo merupakan bahasa tunggal pada 1207-995 tahun yang lalu,diperkirakan mulai berpisah dari bahasa Proto kira-kira tahun 805-1017 M(dihitung pada tahun 2012).
ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI Almanaf, Rival
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.618 KB)

Abstract

Berdasarkan pembacaan hermeneutik dapat diungkap bahwa yang tertulis dalam naskah adalah tidak ubahnya sebuah doa yang di lafalkan dalam bahasa Jawa. Untuk menambah daya tarik kaum pribumi terhadap ajaran baru (Islam) maka dimasukanlah unsurunsur Hindu-Budha dalam doa ini, hal tersebut dapat terlihat pada kata Hyang Widi yang fungsinya sama dengan Allah dalam ajaran Islam.
KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA Arfiyanti, Fitrianna
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.119 KB)

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Sindhen Bedhaya Ketawang adalah sebuah naskah lama berisi syair yang digunakan untuk mengiringi tarian bedhaya ketawang. Di dalam teks Sindhen Bedhaya Ketawang juga memuat beberapa nilai-nilai sosial dari kandungan teks yang masih relevan dengan kehidupan saat ini. Nilai-nilai sosial tersebut merupakan karakteristik budaya Jawa menurut pandangan masyarakat Jawa tentang kehidupannya. Syair tersebut berisi tentang perasaan cinta Kanjeng Ratu Kidul kepada Sultan Agung. Rasa cinta tersebut kemudian mewujudkan sebuah aktualisasi terhadap apa yang dirasakannya. Perwujudan itulah yang kemudian secara tidak langsung tersirat nilai budaya Jawa mengenai karakteristik masyarakat Jawa terutama wanita Jawa.
GAYA BAHASA DAN TEMA HUMOR YANG TERDAPAT DALAM ”SONTOLOYO” HARIAN METEOR LESTARI, FENTY TRI
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.902 KB)

Abstract

Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya; semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian yang diberikan kepadanya. Gaya merupakan sebuah pilihan. Pilihan dalam hal ini yaitu untuk menggunakan atau tidak menggunakan struktur yang menyimpang. Oleh karenanya gaya yang dipakai oleh seorang kreator berbeda dari seorang kreator yang lain. Hal ini sangat berhubungan dengan selera masing-masing. Dalam kreasi penulisan, kreator secara bebas dapat menampilkan bentuk ekspresi ke dalam bentuk penulisan tertentu,  misalnya humor.  Dalam penelitian ini penulis ingin mengungkapkan gaya bahasa dan tema yang dipakai dalam “Sontoloyo” Harian Meteor, adapun konsep-konsep teoritis yang penulis gunakan sebagai landasan penelitian, meliputi (1) gaya bahasa, dan (2) humor. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa yang terdapat dalam “Sontoloyo” Harian Meteor, serta mendeskripsikan tema humor apa sajakah yang terdapat dalam “Sontoloyo” Harian Meteor.  Berdasarkan gaya bahasa dalam “Sontoloyo” Harian Meteor, ditemukan lima jenis, yakni gaya bahasa perbandingan, yang terdiri dari hiperbola, metonimia, personifikasi, metafora, simile, asonansi. Gaya bahasa perulangan, terdiri dari anaphora, mesodiplosis, epizeuksis. Gaya bahasa sindiran, yang terdiri dari ironi dan sarkasme. Gaya bahasa pertentangan, terdiri dari antitesis dan paradoks. Gaya bahasa penegasan, terdiri dari klimaks, antiklimaks, anafora, epistrofa dan polisidenton.  Menurut sasaran yang dijadikan kelucuan humor dapat dibagi menjadi humor etnis, humor seksual, humor politik. Humor etnis mengangkat segi-segi yang mencolok dan dianggap sebagai kekurangan suatu kelompok etnis. Humor seksual adalah humor tentang alat kelamin, hubungan seks, atau hal-hal yang menyeret hubungan seks sebagai target humor. Humor politik Humor politik menjadikan pemimpin politik, politikus, lembaga, kelompok, partai, dan gagasan-gagasan politik sebagai sasaran.

Page 1 of 3 | Total Record : 25