cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition College
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23376236     EISSN : 2622884X     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Nutrition College (P-ISSN : 2337-6236; E-ISSN : 2622-884X) diterbitkan oleh Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro sebagai media publikasi artikel-artikel ilmiah dalam biang Ilmu Gizi dengan skala terbit 4 kali dalam setahun, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 26 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013" : 26 Documents clear
PERILAKU PEMILIHAN MAKANAN DAN DIET BEBAS GLUTEN BEBAS KASEIN PADA ANAK AUTIS Ramadayanti, Sri; Margawati, Ani
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.738 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2094

Abstract

Latar Belakang : Pemberian dan pemilihan makanan secara benar merupakan suatu cara meringankan gejala autisme. Salah satu terapi diet yang dianjurkan pada autisme adalah diet bebas gluten dan bebas kasein. Pemilihan makanan yang sesuai dengan diet yang sesuai pula harus diberikan secara tepat untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi pada anak autis. Tujuan: Menganalisis faktor perilaku pemilihan makanan dan kepatuhan diet bebas gluten bebas kasein pada anak autis. Metode: Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan desain cross sectional yang menggunakan metode kualitatif. Teknik pengambilan informan secara purposive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Informan dalam penelitian ini adalah ibu maupun orang tua wali dari anak autis yang terpilih menjadi subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Selain itu juga dilakukan FGD (Focus Group Discusion) yang bertujuan untuk saling melengkapi data yang diperoleh. Hasil: Tidak terdapat informan yang menerapkan diet bebas gluten bebas kasein secara konsisten. Kesediaan setiap orang tua untuk menginginkan anaknya menjalankan diet berbeda, walaupun anak dalam kondisi sama. Terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi penerapan diet bebas gluten bebas kasein pada anak autis. Kesimpulan: Penerapan diet bebas gluten bebas kasein yang dilakukan secara tidak konsisten dipengaruhi oleh faktor dukungan keluarga dan lingkungan sekitar. Banyaknya jajanan, baik di lingkungan rumah maupun sekolah yang mengandung gluten maupun kasein juga mendorong anak autis untuk mengkonsumsi makanan sumber gluten dan kasein.
PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU SEBELUM DAN SETELAH KONSELING GIZI PADA BALITA GIZI BURUK Sofiyana, Desi; Noer, Etika Ratna
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.83 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2109

Abstract

Latar belakang: Gizi buruk merupakan kondisi seseorang di mana status gizi berada di bawah standar, yaitu BB/U <-3SD WHO-2005. Faktor penyebab gizi buruk pada balita, antara lain konsumsi makanan, penyakit infeksi, pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi serta perilaku ibu dalam pemberian makan. Salah satu cara menangani gizi buruk dengan meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu melalui program konseling gizi. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu balita gizi buruk sebelum dan setelah konseling gizi. Metoda: Penelitian ini merupakan Quasi Experimen dengan desain One Group Pre Post Test. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara secara mendalam dengan kuesioner dan pengamatan saat konseling belangsung. Jumlah subyek sebanyak 26 orang yang dipilih dengan total sampling dari total populasi ibu dari balita yang mengikuti program penanggulangan gizi buruk. Konseling gizi dilakukan sebanyak 4 kali. Analisis bivariat sebelum dan setelah konseling gizi untuk pengetahuan dan sikap menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan setelah konseling gizi pengetahuan ibu meningkat sebesar 34,6%, sedangkan sikap ibu meningkat sebesar 57,7%. Peningkatan perilaku ibu setelah konseling  gizi menjadi baik ditunjukkan sebagian besar  ibu menerapkan anjuran yang diberikan oleh konselor. Terdapat perbedaan antara pengetahuan dan sikap dan perilaku  ibu sebelum dan setelah konseling gizi. Simpulan: Konseling gizi mempengaruhi peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku pada ibu balita gizi buruk.
PENGARUH PEMBERIAN MICRONUTRIENT SPRINKLE TERHADAP STATUS ANTROPOMETRI BB/U, TB/U DAN BB/TB ANAK STUNTING USIA 12-36 BULAN Oktarina, Nadia Hapsari; Kartasurya, Martha Irene
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.304 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2099

Abstract

Latar Belakang : Asupan mikronutrien yang kurang merupakan salah satu penyebab masalah gizi di Indonesia, sehingga suplementasi mikronutrien dapat digunakan untuk meningkatkan status gizi balita. Di negara berkembang, suplementasi micronutrient sprinkle telah dilakukan untuk program suplementasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian micronutrient sprinkle terhadap status antropometri indeks BB/U, TB/U dan BB/TB pada anak stunting usia 12-36 bulan. Metode : Desain penelitian adalah eksperimental dengan pre dan post test dengan control group. Populasi penelitian adalah anak usia 12-36 bulan di Kelurahan Rowosari, Tembalang, Semarang. Lima puluh subjek  dari posyandu dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kontrol secara acak. Kelompok perlakuan berupa pemberian  30  bungkus micronutrient sprinkle selama 60 hari. Kedua kelompok diberi penyuluhan gizi, 2 minggu sekali. Asupan zat gizi diperoleh melalui 3x24 jam recall. Pengukuran BB dan TB dilakukan pada sebelum, 1 bulan dan 2 bulan setelah perlakuan. Analisis data menggunakan Anova and independent t-test. Hasil : Sembilan subjek drop out dalam penelitian dikarenakan tidak mengikuti prosedur penelitian dan pindah. Rerata BB kelompok perlakuan meningkat dari 9,3 ± 1,3 kg menjadi 9,8 ± 1,2 kg setelah 2 bulan sementara di kelompok kontrol berubah dari 9,3 ± 1,5 kg menjadi 9,4 ± 1,4 kg. Rerata TB kelompok perlakuan dari 76,2 ± 6,2 cm menjadi 79,3 ± 5,5 cm, sedangkan kelompok kontrol dari 76,5 ± 5,9 cm menjadi 78,4 ± 5,8 cm. Rerata peningkatan TB kelompok perlakuan lebih tinggi dari kelompok kontrol. Skor z indeks TB/U pada kelompok perlakuan meningkat dari -3,1 ± 0,7 menjadi -2,5 ± 0,6 dan dari -3,0 ± 0,8 menjadi -2,9 ± 0,9 untuk kelompok kontrol. Rerata peningkatan skor z indeks TB/U pada kelompok perlakuan lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Kesimpulan : Suplementasi micronutrient sprinkle selama 2 bulan meningkatkan skor z indeks TB/U pada anak stunting usia 12-36 bulan.
HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN OBESITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA THERESIANA 1 SEMARANG Widyaningtyas, Silvia Agus; Kartini, Apoina
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.555 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2090

Abstract

Latar belakang: Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan dunia yang terjadi akibat simpanan lemak yang berlebih. Simpanan lemak berkaitan dengan kematangan seksual yang ditandai dengan munculnya menstruasi pertama (menarche) pada remaja putri. Remaja akan mengalami peningkatan komposisi lemak tubuh setelah mengalami menstruasi, apabila tidak dikendalikan dengan benar dapat membawa pada kejadian obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan usia menarche dengan obesitas pada remaja putri di SMA Theresiana 1 Semarang. Metode: Rancangan penelitian cross sectional, sampel berjumlah 71 dipilih secara stratified random sampling dari seluruh kelas X dan XI. Status gizi didasarkan nilai z-score IMT/U dan ditunjang dengan pengukuran persen lemak tubuh menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Data usia menarche sampel dan keluarga didapatkan dari kuesioner, data asupan makan (energi, karbohidrat, protein dan lemak) didapatkan dari kuesioner semi quantitative food frequency dan aktivitas fisik didapatkan dari formulir recall aktivitas fisik selama 3 hari. Analisis data menggunakan Rank Spearman, Pearson Product Moment dan regresi linier ganda. Hasil: Sebanyak 14,1% subyek mengalami obesitas. Rata-rata usia menarche subyek 12,1±1,3 tahun dan sebanyak 2,8% berkategori dini (<10 tahun). Tidak terdapat hubungan usia menarche (r=-0,151; p=0,209), asupan energi (r=-0,009; p=0,942), asupan protein (r=0,113; p=0,35) dan asupan lemak (r=-0,024; p=0,844) dengan obesitas. Namun terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan obesitas (r= -0,236; p=0,031) dan terdapat hubungan usia menache keluarga dengan usia menarche subyek (r=0,445; p=0,000). Faktor yang paling berhubungan dengan obesitas adalah aktifitas fisik (p=0,040). Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara usia menarche dengan obesitas pada remaja, namun pada penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas melalui parameter IMT/U.
PENGARUH PEMBERIAN PH SUBSTRAT TERHADAP KADAR SERAT, VITAMIN C, DAN TINGKAT PENERIMAAN NATA DE CASHEW (ANACARDIUM OCCIDENTALE L.) Sutanto, Ratuca Steffie; Rahayuni, Arintina
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.365 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2119

Abstract

Latar Belakang: Buah semu jambu mete tinggi vitamin C namun jarang dikonsumsi karena rasanya sepat. Buah tersebut ingin dimanfaatkan menjadi suatu produk makanan yang disukai. Salah satu pemanfaatan jambu mete adalah nata. Nata yang terbuat dari bahan dasar sari buah jambu mete disebut juga nata de cashew. Nata merupakan produk makanan tinggi serat. Rasa sepat, kadar serat, dan kadar vitamin C dipengaruhi oleh pH. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang pengaruh pH substrat terhadap kadar serat, vitamin C, dan tingkat penerimaan nata de cashew. Tujuan: Menganalisis kadar serat, vitamin C, dan tingkat penerimaan nata de cashew pada perlakuan pH substrat yang berbeda. Metode: Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap untuk mengetahui kadar serat, vitamin C, dan tingkat penerimaan nata de cashew dengan 3 perlakuan pH substrat yaitu A3, B3, C3 untuk substrat nata dengan pH 3, A4, B4, C4 untuk substrat nata dengan pH 4, dan A5, B5, dan C5 untuk substrat nata dengan pH 5. Analisis yang dilakukan adalah menghitung kadar serat kasar, vitamin C, dan tingkat penerimaan. Kadar serat didapatkan dengan uji gravimetri. Kadar vitamin C didapatkan dengan uji dye. Tingkat penerimaan dilakukan dengan uji hedonik. Analisis statistik data kadar serat dan vitamin C menggunakan uji independent T test sedangkan data tingkat penerimaan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Hasil kadar serat nata de cashew berkisar antara 1,06%-4,57% sedangkan kadar vitamin C berkisar antara 25,71 – 51,43 mg%. Nata de cashew dengan pH 3 gagal terbentuk. Variasi pH tidak mempengaruhi kadar serat dan kadar vitamin C nata de cashew. Hasil dari uji tingkat penerimaan, variasi pH mempengaruhi warna nata de cashew namun tidak mempengaruhi aroma, tekstur, dan rasa nata de cashew. Warna nata de cashew dengan pH 4 lebih disukai dari pada nata de cashew dengan pH 5. Aroma nata de cashew pH 4 dan 5 tidak disukai oleh panelis. Tekstur nata de cashew pH 4 dan pH 5 disukai oleh panelis. Rasa nata de cashew pH 4 dan pH 5 tawar dan tidak terasa sepat dari sari buah jambu mete. Simpulan: Kadar serat dan kadar vitamin C tidak dipengaruhi oleh variasi pH. Hasil uji tingkat penerimaan, variasi pH mempengaruhi warna nata de cashew namun tidak mempengaruhi aroma, tekstur, dan rasa.
PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PREDIABETES Astuti, Yuniarti Dwi; Rahayuningsih, Hesti Murwani
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.67 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2105

Abstract

Latar Belakang : Prediabetes merupakan kondisi dimana kadar glukosa darah seseorang berada diantara kadar normal dan diabetes. Pengaturan diet merupakan cara efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah. Jus Tomat merupakan salah satu bahan minuman yang dihubungkan dengan penurunan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian jus tomat terhadap kadar glukosa darah pada prediabetes. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan rancangan one group pre test-post test design. Subjek penelitian adalah warga Kelurahan Sendangguwo Semarang yang diambil secara consecutive sampling. Besar sampel adalah 21 orang. Tiap sampel diberi jus tomat sebanyak 200 ml yang berasal dari 180 gram tomat merah jenis Lycopersicum commune yang di-blanching dengan air pada suhu 70-90°C selama 10 menit kemudian diblender dan disaring. Intervensi jus tomat diberikan selama 3 minggu. Kadar glukosa darah puasa diukur satu hari sebelum dan satu hari setelah intervensi dengan menggunakan metode spektrofotometri. Selama intervensi, asupan makan diperoleh dengan metode food recall 3×24 jam. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Shapiro Wilk dan paired  t- test. Hasil : Terjadi penurunan kadar glukosa darah puasa sebesar 9,00 mg/dl (7,64%) setelah pemberian jus tomat selama 3 minggu. Simpulan : Uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan bermakna terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa sebelum dan setelah pemberian jus tomat.
PENGARUH ASUPAN PURIN DAN CAIRAN TERHADAP KADAR ASAM URAT WANITA USIA 50-60 TAHUN DI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR, SEMARANG Diantari, Ervi; Kusumastuti, Aryu Candra
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.631 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2095

Abstract

Latar Belakang : Salah satu penyakit degeneratif yang sering dialami oleh golongan pralansia yaitu penyakit gout. Gout merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat (hiperurisemia). Meningkatnya  kadar asam urat dipengaruhi oleh asupan makanan tinggi purin. Sementara, konsumsi cairan yang tinggi dapat menurunkan kadar asam  urat, karena cairan berfungsi sebagai pelarut dan sebagai media pembuangan hasil metabolisme. Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh asupan purin dan cairan terhadap kadar asam urat wanita usia 50-60 tahun. Metode : Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan cross-sectional. Jumlah subjek penelitian adalah 40 orang wanita usia 50-60 tahun . Asupan  purin dihitung menggunakan tabel pengelompokan bahan makanan menurut kadar purin, sedangkan cairan menggunakan software nutrisurvey. Metode enzimatik digunakan untuk menganalisis kadar asam urat dalam darah. Data diolah menggunakan uji regresi linier. Hasil : Kadar asam urat sebagian besar subjek (95%) termasuk dalam kategori normal. Sebanyak 82,5% asupan purin subjek rendah, yaitu < 500 mg per hari dan juga 85% asupan cairan subjek cukup, yaitu  >1500 ml per hari. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh antara cairan dengan kadar asam urat (p>0,05) dan ada pengaruh  positif asupan purin terhadap kadar asam urat (p<0,05). Kesimpulan : Asupan purin berpengaruh terhadap kadar asam urat, sedangkan cairan tidak berpengaruh terhadap kadar asam urat pada wanita usia 50-60 tahun.
KANDUNGAN BETAKAROTEN, PROTEIN, KALSIUM, DAN UJI KESUKAAN CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING (IPOMOEA BATATAS L.) DAN IKAN TERI NASI (STOLEPHORUS SP.) UNTUK ANAK KEP DAN KVA Aisiyah, Latifah Nur; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.1 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2110

Abstract

Latar Belakang : Peningkatan konsumsi pangan tinggi protein dan betakaroten diharapkan dapat menanggulangi Kekurangan Energi Protein (KEP) dan Kekurangan Vitamin A (KVA) pada anak. Selain  itu,  peningkatan  konsumsi  pangan  tinggi  kalsium  dapat  membantu  proses  pertumbuhan anak. Tepung ubi jalar kuning merupakan bahan pangan tinggi betakaroten, sedangkan tepung ikan teri nasi merupakan bahan pangan tinggi protein dan kalsium. Crackers yang disubstitusi tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan teri nasi diharapkan mampu menjadi pangan alternatif diet tinggi protein, betakaroten, dan kalsium. Tujuan  :  Menganalisis   pengaruh  substitusi  tepung  ubi  jalar  kuning  dan  tepung  ikan  teri  nasi terhadap kadar protein, betakaroten, kalsium, dan uji kesukaan crackers. Metode  :  Merupakan  penelitian  eksperimental  dengan  rancangan  acak  lengkap  dua  faktor  yaitu substitusi tepung ubi jalar kuning (5%, 10%, dan 15%) dan tepung ikan teri nasi (5% dan 10%). Analisis statistik dari kadar protein, betakaroten, dan kalsium menggunakan uji Anova Two Ways sedangkan uji kesukaan menggunakan uji Friedman dengan dilanjutkan uji Wilcoxon. Hasil : Kadar  protein  tertinggi pada crackers dengan  substitusi tepung ubi jalar  kuning 5% dan tepung ikan teri nasi 5% yaitu 10,25% per 100g. Kadar betakaroten tertinggi pada crackers dengan substitusi tepung ubi jalar  kuning 15% dan  tepung ikan  teri nasi 10% yaitu 142,67µg per  100g. Kadar kalsium tertinggi pada crackers dengan substitusi tepung ubi jalar kuning 15% dan tepung ikan teri nasi 10% yaitu 46,07mg per 100g. Substitusi tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan teri nasi berpengaruh nyata terhadap aroma, rasa, dan warna, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur crackers. Simpulan  :  Berdasarkan  nilai  gizi  dan  uji  kesukaan, crackers yang  direkomendasikan  adalah crackers dengan substitusi tepung ubi jalar kuning 15% dan tepung ikan teri nasi 10%.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN RELAKTASI (STUDI KUALITATIF DI RUMAH SAKIT ST. ELISABETH SEMARANG) Sartika, Reny; Noer, Etika Ratna
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.736 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2101

Abstract

Latar Belakang : Pemberian ASI Eksklusif di kota Semarang masih tergolong rendah. Salah satu upaya untuk menanggulangi kegagalan ASI Eksklusif adalah melalui program Relaktasi. Relaktasi merupakan suatu metode untuk memulai kembali pemberian ASI yang sempat terhenti setelah beberapa hari, beberapa minggu, bahkan beberapa bulan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Relaktasi. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit ST. Elisabeth Semarang. Subjek dipilih secara purposive sampling. Data kualitatif diperoleh dengan wawancara dan observasi. Hasil : Lama keberhasilan Relaktasi pada masing-masing subjek (10 subjek) berbeda-beda tergantung dari lamanya ASI berhenti dan seringnya stimulasi bayi yang ibu lakukan. Faktor pendorong dalam keberhasilan Relaktasi adalah pengetahuan ibu Relaktasi (pengertian, manfaat, teknik) dan motivasi ibu (keinginan kuat, alasan). Faktor pemungkin keberhasilan Relaktasi adalah stimulasi bayi (frekuensi, posisi mulut bayi). Faktor penguat dalam keberhasilan Relaktasi adalah dukungan tenaga kesehatan (materi, motivasi, penanganan masalah, teknik, tinjauan langsung) dukungan keluarga (keikutsertaan, motivasi, praktik dukungan) dan dukungan teman sejawat (nasehat). Simpulan: Motivasi ibu dan stimulasi bayi merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam keberhasilan Relaktasi
PENGARUH PEMBERIAN YOGHURT KEDELAI HITAM (BLACK SOYGHURT) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA PENDERITA DISLIPIDEMIA Rucita, Ardisya; Rahayuningsih, Hesti Murwani
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.91 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2091

Abstract

Latar Belakang: Dislipidemia merupakan salah satu factor risiko penyakit kardiovaskuler. Kedelai hitam merupakan bahan makanan alternatif  yang efektif menurunkan kadar kolesterol darah. Yoghurt kedelai hitam mengandung anthosianin dan isoflavon yang diduga mampu menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL. Metode : Jenis penelitian adalah true experimental dengan rancangan control group pre-test-post-test. Subyek adalah pria dislipidemia, kadar kolesterol LDL>100mg/dL, kadar kolesterol HDL<40mg/dL, dibagi menjadi 3 kelompok, kontrol, dan perlakuan I (115 ml yoghurt  kedelai hitam/hari), dan perlakuan II (225 ml yoghurt kedelai hitam/hari), diberikan selama 21 hari. Sebelum pengambilan darah, Subjek dipuasakan selama ±10jam, kadar kolesterol darah dihitung dengan metode Phosphotungistic precipilation. Kadar kolesterol LDL dihitung dengan rumus Friedewald. Asupan makan sehari-hari ketiga kelompok dikontrol sesuai dengan anjuran dan konseling yang telah diberikan. Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk. Analisis statistik menggunakan uji paired-samples t test dan uji Kruskal-Wallis. Uji Wilcoxon untuk data tidak normal. Uji korelasi menggunakan pearson untuk yang normal dan spearman untuk data tidak normal. Hasil : Yoghurt kedelai hitam dengan dosis 115 ml dan 225 ml terbukti menurunkan kadar kolesterol LDL berturut-turut sebesar 2.73% dan 0.099% namun tidak bermakna secara statistik. Yoghurt kedelai hitam dengan dosis 225 ml meningkatkan kadar kolesterol HDL secara bermakna sebesar 10.26%. Yoghurt kedelai hitam dengan dosis 115 ml menurunkan kadar kolesterol HDL sebesar 2.71%. Simpulan : Pemberian yoghurt kedelai hitam selama 21 hari dengan dosis 115 ml dan 225 ml dapat menurunkan kadar kolesterol LDL berturut-turut sebesar 2.73% dan 0.099% juga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL sebesar 10.26%. Yoghurt kedelai hitam menurunkan kadar kolesterol HDL sebesar 2.71%.

Page 1 of 3 | Total Record : 26