cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition College
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23376236     EISSN : 2622884X     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Nutrition College (P-ISSN : 2337-6236; E-ISSN : 2622-884X) diterbitkan oleh Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro sebagai media publikasi artikel-artikel ilmiah dalam biang Ilmu Gizi dengan skala terbit 4 kali dalam setahun, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013" : 13 Documents clear
PENGARUH KONSUMSI MINUMAN MADU TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH ATLET SEPAK BOLA REMAJA SELAMA SIMULASI PERTANDINGAN Anggraini, Agustya Dewi; Murbawani, Etisa Adi
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.395 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3435

Abstract

Latar Belakang: Ketersediaan glukosa darah selama latihan atau pertandingan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap performa endurance. Pemberian minuman yang mengandung karbohidrat sederhana selama latihan atau pertandingan dapat membantu meningkatkan performa atlet dengan mempertahankan kadar glukosa darah dan menunda kelelahan. Madu merupakan sumber karbohidrat alami yang dapat bertindak sebagai penyuplai energi pada olahraga endurance.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi minuman madu terhadap kadar glukosa darah atlet sepak bola remaja selama simulasi pertandingan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Crossover study. 18 atlet sepak bola usia 16-18 tahun di Persatuan Sepak Bola Kudus (PERSIKU) berpartisipasi dalam penelitian dan menjalani dua kali simulasi pertandingan. Subjek menerima intervensi pemberian minuman madu dan air putih (plasebo) sebanyak 200 ml setiap interval 20 menit selama 100 menit simulasi pertandingan. Kadar glukosa darah diukur sesaat sebelum dan setelah simulasi pertandingan.Hasil: Terdapat penurunan yang tidak bermakna sebesar 1.89 ± 34.17 mg/dl antara kadar glukosa darah sebelum dan setelah simulasi pertandingan pada perlakuan minuman madu (p = 0.817). Terdapat penurunan yang bermakna sebesar 11.22 ± 0.013 mg/dl antara kadar glukosa darah sebelum dan setelah simulasi pertandingan pada perlakuan air putih (p = 0.013). Simpulan: Pemberian minuman madu lebih efektif dalam mempertahankan kadar glukosa darah selama simulasi pertandingan dibanding air putih (plasebo).
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE DAN IKAN TERI NASI (Stolephorus sp.) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, KALSIUM, DAN ORGANOLEPTIK COOKIES Rahmawati, Hestin; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.976 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3440

Abstract

Latar Belakang : Remaja mengalami masa percepatan pertumbuhan (growth spurt) yang rentan terhadap defisiensi zat gizi. Jika kebutuhan gizi seperti protein dan kalsium tidak terpenuhi maka menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan remaja Tepung tempe dan tepung ikan teri nasi merupakan bahan pangan tinggi protein dan kalsium. Cookies yang disubstitusi tepung tempe dan tepung ikan teri nasi diharapkan mampu menjadi pangan alternatif diet tinggi protein dan kalsium.Tujuan : Menganalisis  pengaruh substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri nasi terhadap kadar protein,  kalsium, dan uji organoleptik cookies.Metode : Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap dua faktor yaitu substitusi tepung tempe (5%, 15%, dan 25%) dan tepung ikan teri nasi (5% dan 10%). Analisis statistik dari kadar protein dan kalsium menggunakan uji Anova Two Ways sedangkan uji kesukaan menggunakan uji Friedman dengan dilanjutkan uji Wilcoxon.Hasil : Kadar protein tertinggi pada cookies dengan substitusi tepung tempe 5% dan tepung ikan teri nasi 10% yaitu 14,57% per 100g. Pada cookies tersebut, kadar sistin ikan teri nasi meningkat menjadi 39,80mg. Namun, pada metionin masih tetap menjadi asam amino pembatas yaitu 44,88mg. Kadar kalsium tertinggi pada cookies dengan substitusi tepung tempe 25% dan tepung ikan teri nasi 10% yaitu 53,93mg per 100g. Substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri nasi berpengaruh nyata terhadap aroma, rasa, dan tekstur, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap warna cookies. Tekstur,aroma dan rasa cookies yang paling disukai pada substitusi tepung tempe 5% dan tepung ikan teri 5% sedangkan warna yang paling disukai pada cookies dengan substitusi tepung tempe 25% dan tepung ikan teri 10%.Simpulan : Substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri tidak meningkatkan kadar protein cookies, tetapi interaksi substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri berpengaruh terhadap kadar protein cookies. Substitusi tepung tempe, substitusi tepung ikan teri, serta interaksi substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri meningkatkan kadar kalsium cookies. Substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri nasi berpengaruh nyata terhadap aroma, rasa, dan tekstur, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap warna cookies.PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE DAN IKAN TERI NASI (Stolephorus sp.) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, KALSIUM, DAN ORGANOLEPTIK COOKIES
PENGARUH PEMBERIAN JUS BIJI PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP RASIO KOLESTEROL LDL:HDL TIKUS SPRAGUE DAWLEY DISLIPIDEMIA Agustina, Dyah; Murwani R, Hesti
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.123 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3431

Abstract

Latar Belakang   : Dislipidemia sebagai faktor risiko utama penyakit kardiovaskular merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi kolesterol total, kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein), dan trigliserida serta penurunan konsentrasi kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) dari batas normal. Parameter paling akurat dalam memprediksi penyakit tersebut adalah perbandingan nilai kolesterol LDL dan HDL yang disebut rasio kolesterol LDL:HDL. Pengendalian dislipidemia dapat dilakukan melalui modifikasi diet, salah satunya dengan meningkatkan konsumsi makanan sumber efek hipolipidemik. Biji pepaya merupakan biji yang memiliki efek hipolipidemia dan antioksidan melalui zat fitokimia yang dikandungnya meliputi flavonoid, saponin dan tannin. Tujuan : Menganalisis pengaruh pemberian jus biji pepaya terhadap rasio kolesterol LDL:HDL tikus Sprague Dawley dislipidemia.Hasil : Pemberian jus biji pepaya yang mengandung 646,1 mg flavonoid, 69,3 mg saponin, dan 140,9 mg tanin tiap 100 gram pada dosis 400 mg dan 800 mg mampu menurunkan rasio kolesterol LDL:HDL dari 2,64±0,70 menjadi 2,25±0,54 dan 2,94±1,01 menjadi 2,11±0,65 pada tikus Sprague Dawley dislipidemia dengan diet kolesterol 42,7834 mg/hari, namun tidak bermakna (p>0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antar kelompok.Metode : Jenis penelitian ini adalah true-experimental laboratorik dengan pre and post test with randomized control group design. Subjek penelitian yaitu 28 ekor tikus Sprague Dawley jantan berusia 8 minggu dengan berat 150-180 gram yang diinduksi dislipidemia, diberi jus biji pepaya dengan dosis 400 mg dan 800 mg per hari selama 30 hari. Rasio kolesterol LDL:HDL didapat dari perbandingan kadar kolesterol LDL dengan kolesterol HDL dimana kolesterol LDL dan kolesterol HDL ditentukan menggunakan reagen diasis dan metode CHOD-PAP. Normalitas data diuji dengan Shapiro Wilks. Data dianalisis menggunakan uji Paired t-test, One Way Anova dan LSD.Simpulan : Jus biji pepaya pada dosis 400 mg/ekor/hari dan 800 mg/ekor/hari selama 30 hari mampu menurunkan rasio kolesterol LDL:HDL tikus Sprague Dawley dislipidemia, namun tidak bermakna. Tidak terdapat perbedaan efektivitas antara dosis 400 mg dan 800 mg.
ANALISIS KADAR TOKOFEROL, -ORYZANOL DAN Β-KAROTEN SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINYAK BEKATUL KASAR Mumpuni, Prapsiwi Dwi; Ayustaningwarno, Fitriyono
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.348 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3436

Abstract

Latar Belakang : Tokoferol, g-oryzanol dan β-karoten merupakan antioksidan non polar yang berfungsi menghambat peroksidasi lipid dan mencegah stres oksidatif. Ketiga antioksidan ini terkandung dalam bekatul dan dapat dipertahankan kadarnya secara efektif dalam bentuk minyak bekatul kasar. Kadar ketiganya dalam minyak bekatul kasar berbeda sesuai dengan varietas bekatul. Beberapa di antaranya adalah varietas bekatul hasil budidaya organik beras putih mansur, beras taun merah dan beras hitam dari Desa Wongaya Betan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Propinsi BaliTujuan : Menganalisis kadar tokoferol, g-oryzanol dan β-karoten serta hubungannya dengan aktivitas antioksidan minyak bekatul kasar..Metode : Eksperimental rancangan acak lengkap dengan satu perlakuan tiga variasi (t = 3) yaitu minyak bekatul kasar putih, merah dan hitam, masing-masing tujuh pengulangan (r = 1,2,3,4,5,6,7) secara duplo. Variabel bebas adalah kadar tokoferol, g-oryzanol dan β-karoten minyak bekatul kasar sedangkan variabel terikat adalah aktivitas antioksidan minyak bekatul kasar.Hasil : Rendemen minyak bekatul kasar yang dihasilkan menggunakan pelarut n-Hexane dari 100 g bekatul sebesar 5,16 % hingga 6,85 %. Kadar tokoferol, g-oryzanol dan β-karoten serta aktivitas antioksidan tertinggi masing-masing terdapat pada minyak bekatul kasar putih (18.346 ± 2.902 ppm), merah (24.200 ± 944 ppm), hitam (3,71 ± 0,410 ppm) dan  merah (68,66 ± 3,682 %). Terdapat hubungan yang kuat (rs = 0,538 - 0,663) hingga sangat kuat (rs = 0,738) antara kadar tokoferol, g-oryzanol dan β-karoten dengan aktivitas antioksidan minyak bekatul kasar.Simpulan : Kadar tokoferol, g-oryzanol dan β-karoten serta aktivitas antioksidan tertinggi masing-masing terdapat pada minyak bekatul kasar putih, merah, hitam dan  merah. Ada hubungan antara kadar tokoferol, g-oryzanol dan β-karoten dengan aktivitas antioksidan minyak bekatul kasar.
EFEKTIVITAS SUPLEMENTASI Fe+ ASAM FOLAT TERHADAP KENAIKAN KADAR Hb PADA IBU HAMIL YANG TERINFEKSI MALARIA DI KABUPATEN NABIRE Mulyanti Mulyanti; Muhammad Sulchan
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.226 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3441

Abstract

Latar Belakang : Pada tahun 2010, Indonesia menjadi salah satu dari empat negara di Asia dengan prevalensi anemia yang cukup tinggi. Selain itu prevalensi malaria pada ibu hamil dan melahirkan sebesar 18%, dimana 60% disebabkan oleh Plasmodium falcifarum, 32% oleh Plasmodium vivax, 4,5% karena infeksi campuran. Infeksi parasit Plasmodium pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia pada penderitanya melalui mekanisme langsung pengambatan eritropoesis dan infestasi eritrosit, dan mekanisme efek samping dari pemberian antimalaria yang menghambat asupan dan absorbsi zat gizi. Untuk mencegah dan mengatasi anemia pada ibu hamil salah satunya yaitu program suplementasi Fe Asam Folat.Metode :  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Perubahan kadar Hb pada ibu hamil trimester II dan III yang terinfeksi malaria  yang mendapat suplementasi Fe Asam Folat. Penelitian bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan case control, sampel sebanyak 126 orang yang diambil secara consecutive dan matching dan sampel dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Hasil : Rerata perubahan kadar Hb pada kelompok kasus sebesar 0.270±0.615 dan pada kelompok kontrol sebesar 0.886 ± 0.749 dengan p < 0.05. Ada perbedaan perubahan yang signifikan pada kedua kelompok. Analisis perubahan Hb pada kelompok dengan suplementasi rutin (≥30) dan kelompok yang tidak rutin (<30) didapatkan nilai OR 3.33 dan p > 0.05.Simpulan : Pada kelompok kasus kenaikkan kadar Hb lebih rendah dari kelompok kontrol, sehingga penanganan anemia pada ibu hamil malaria perlu evaluasi dan perbaikan program agar mendapatkan hasil yang optimal.
PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI, SIKAP DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA DEWASA AWAL (MAHASISWI LPP GRAHA WISATA DAN SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG) Anjani, Rizki Putri; Kartini, Apoina
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.934 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3432

Abstract

Latar Belakang : Gizi pada dewasa awal lebih dibutuhkan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. Perubahan yang terjadi pada masa ini salah satunya adalah perubahan komposisi tubuh dan kebutuhan energi. Dewasa awal terutama wanita mempunyai kepedulian yang lebih besar terhadap masalah penampilan fisik. Pengetahuan gizi membuat mereka lebih mengetahui tentang asupan zat gizi dan prakteknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan gizi, sikap dan asupan zat gizi pada dewasa awal.Metode : Studi cross sectional pada 50 mahasiswi di LPP Graha Wisata dan Sastra Inggris Universitas Diponegoro Semarang. Sampel diambil secara simple random sampling. Data yang dikumpulkan adalah data identitas yang diukur dengan menggunakan kuesioner, data berat badan dan tinggi badan diukur dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, asupan energi, lemak, protein, cairan dan serat diukur dengan menggunakan formulir food recall selama tiga hari, pengetahuan gizi dan sikap diukur dengan menggunakan kuesioner pengetahuan gizi dan sikap. Analisis data untuk asupan zat gizi dengan uji independent t-test dan untuk pengetahuan gizi dan sikap dengan uji mann whitney dengan bantuan SPSS 17.0 for windows.Hasil : Pengetahuan gizi dewasa awal termasuk kategori kurang. Asupan energi kategori defisit (48%). Asupan lemak kategori baik (40%). Asupan protein kategori defisit (70%). Asupan cairan kategori defisit (90%). Asupan serat kategori defisit (100%). Tidak terdapat perbedaan asupan energi, lemak, protein, serat dan sikap (p=0,771; p=0,628; p=0,778; p=0,923; 0,344), tetapi ada perbedaan pengetahuan gizi dan asupan cairan pada kedua kelompok (p=0,048 dan p=0,000).Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan asupan energi, lemak, protein, serat dan sikap, tetapi ada perbedaan pengetahuan gizi dan asupan cairan antara mahasiswi LPP Graha Wisata dan Sastra Inggris Universitas Diponegoro Semarang.
PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI PADA LANSIA ANEMIA DAN NON ANEMIA Wicaksono, Teguh; Noer, Etika Ratna
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.008 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3437

Abstract

Latar Belakang : Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi yang sering dialami oleh lansia berkaitan dengan defisiensi asupan protein, folat, vitamin B12, besi, zinc, dan vitamin C. Kejadian anemia pada lansia berdampak terhadap penurunan fungsi kognisi, kinerja fisik, dan peningkatan risiko kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan asupan zat gizi pada lansia anemia dan non anemia.Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional. Subjek penelitian adalah lansia wanita berusia 60 – 70 tahun yang dipilih menggunakan tehnik consecutive sampling. Kadar hemoglobin diukur menggunakan metode cyanmethemoglobin. Asupan zat gizi dihitung menggunakan metode Food Frequency Questionnaire (FFQ).Hasil : Subjek penelitian berjumlah 61 orang. Kelompok anemia berjumlah 13 orang (21,32%) dan kelompok non anemia berjumlah 48 orang (78,68%). Rerata asupan protein, folat, vitamin B12, zinc, dan vitamin C kelompok anemia lebih rendah dibandingkan kelompok non anemia, sedangkan rerata asupan besi kedua kelompok tidak berbeda. Asupan folat dan zinc kedua kelompok tidak terpenuhi. Secara statisitik, asupan protein dan vitamin B12 kedua kelompok menunjukkan perbedaan signifikan (p < 0,05), sedangkan asupan besi, vitamin C, folat, dan zinc  tidak menunjukkan perbedaan signifikan (p > 0,05).Simpulan : Asupan folat dan zinc kedua kelompok tidak terpenuhi. Asupan protein dan vitamin B12 kedua kelompok menunjukkan perbedaan signifikan, sedangkan asupan besi, vitamin C, folat dan zinc tidak menunjukkan perbedaan signifikan.
PERBEDAAN JUMLAH ASUPAN ENERGI, LEMAK, SERAT DAN NATRIUM BERDASARKAN KATEGORI SCREEN-TIME VIEWING PADA ANAK OBESITAS USIA 9-12 TAHUN Asshidiqie, Haidar; Panunggal, Binar
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.914 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3442

Abstract

Latar Belakang: Peningkatan prevalensi obesitas pada anak dapat terjadi karena aktifitas fisik yang rendah serta asupan makan yang tidak seimbang. Kebiasaan menonton televisi, bermain laptop, handphone ataupun game console yang lazim disebut screen-time viewing, dikaitkan dengan kenaikan prevalensi obesitas anak saat ini.  Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan jumlah asupan makanan (energi, lemak, serat dan natrium) berdasarkan kategori screen-time viewing pada anak obesitas usia 9-12 tahun. *)Penulis PenanggungjawabMetode: Sebanyak 80 anak berusia 9-12 tahun berpartisipasi dalam penelitian cross-sectional dengan menyetujui informed consent yang telah disediakan. Penentuan status obesitas ditentukan berdasarkan standar deviasi (SD) indeks massa tubuh terhadap umur. Data asupan energi, lemak, serat dan natrium diperoleh dari hasil wawancara menggunakan kuisioner screen-time viewing tiap hari dengan ketentuan kategori Low Screen-time Viewing (LSTV < 21 jam/minggu) dan High Screen-time Viewing (HSTV ≥ 21 jam/minggu). Hasil: Terdapat perbedaan jumlah asupan energi dan lemak berdasarkan kategori screen-time viewing pada anak obesitas usia 9-12 tahun. Jumlah asupan energi kategori screen-time viewing LSTV dan HSTV secara berturut-turut adalah 288,42±74,29 kkal dan 358,70±88,03 kkal, sedangkan jumlah asupan lemak untuk kategori LSTV dan HSTV masing-masing 10,29±4,73gr dan 15,08±10,79gr. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara jumlah asupan serat dan natrium berdasarkan kelompok LSTV dan  HSTV pada anak obesitas usia 9-12 tahun.Simpulan: Jumlah asupan energi dan lemak kelompok LSTV lebih rendah dibandingkan jumlah asupan energi dan lemak kelompok pada anak obesitas usia 9-12 tahun.
PENGARUH PEMBERIAN JUS BIJI PEPAYA (CARICA PAPAYA LINN.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS SPRAGUE DAWLY DISLIPIDEMIA Rahma, Nuri Lydia; Syauqy, Ahmad
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.993 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3433

Abstract

Latar Belakang : Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di dunia. Salah satu faktor risiko terjadinya penyakit ini ialah dislipidemia yang ditandai oleh tinggi nya kadar trigliserida dalam darah. Pengendalian kadar trigliserida yang tepat dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler. Biji pepaya mengandung zat fitokimia seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus biji pepaya terhadap kadar trigliserida pada tikus Sprague Dawly dislipidemia.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan pre-post test randomized control group design yang menggunakan 24 ekor tikus Sprague Dawly dislipidemia. Pengelompokan dibagi secara acak menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan pakan standar, kontrol positif yang diberikan pakan standar dan tinggi lemak, dan dua kelompok perlakuan yang diberikan pakan standar, tinggi lemak dan jus biji pepaya dengan dosis 400 mg dan 800 mg selama 30 hari. Data dianalisis dengan uji Paired t-test dan Anova.Hasil: Perubahan kadar trigliserida kelompok kontrol negatif, kontrol positif dan perlakuan 400 mg dan 800 mg secara berurutan adalah 0,2 (p=0,985); -17,7 (p=0,539); -13,3 (p=0,214) dan 5,0 (p=0,506). Berdasarkan uji Anova tidak terdapat perbedaan perubahan kadar trigliserida antar kelompok (p=0,685). Simpulan: Pemberian jus biji pepaya dengan dosis 400 mg dan 800 mg per hari selama 30 hari tidak dapat menurunkan kadar trigliserida pada tikus Sprague Dawly dislipidemia.
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK IKAN TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA HIPERTENSI Kurnia Putri, Widya Ayu; Wirawanni, Yekti
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.482 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3438

Abstract

Latar Belakang : Hipertensi merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia, prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%. Kejadian hipertensi meningkat pada usia 40-60 tahun dan lebih banyak terjadi pada wanita dibanding pria. Minyak ikan mengandung omega 3 yang dihubungkan dengan penurunan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian minyak ikan terhadap tekanan darah wanita hipertensi.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan one group pre test-post test design. Subjek penelitian adalah warga di wilayah kerja puskesmas Pegandan Semarang yang diambil secara purposive sampling. Besar sampel adalah 21 orang dengan tekanan darah ≥140 mmHg dan atau diastolik ≥90 mmHg. Tiap sampel diberi minyak ikan sebanyak 3 g. Intervensi minyak ikan diberikan selama 2 minggu. Tekanan darah sistolik dan diastolik diukur menggunakan sphygmomanometer. Selama intervensi, asupan makan diperoleh dengan metode food recall. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Shapiro Wilk, paired  t-test, dan WilcoxonHasil : Terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5,52 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 6,04 mmHg setelah pemberian minyak ikan selama 2 minggu. Setelah dikontrol dengan asupan lemak, terdapat penurunan tekanan darah sistolik yang bermakna (p<0,05) dan penurunan tekanan darah diastolik yang tidak bermakna (p>0,05).Simpulan : Uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan bermakna terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan perbedaan tidak bermakna tekanan darah diastolik sebelum dan setelah pemberian minyak ikan.

Page 1 of 2 | Total Record : 13