cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition College
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23376236     EISSN : 2622884X     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Nutrition College (P-ISSN : 2337-6236; E-ISSN : 2622-884X) diterbitkan oleh Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro sebagai media publikasi artikel-artikel ilmiah dalam biang Ilmu Gizi dengan skala terbit 4 kali dalam setahun, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 36 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014" : 36 Documents clear
PENGARUH PEMBERIAN YOGHURT KORO PEDANG (Canavalia ensiformis) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DAN HDL SERUM TIKUS SPRAGUE DAWLEY DISLIPIDEMIA Sayekti, Nurul Alam; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.393 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4540

Abstract

Latar Belakang: Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di dunia. Koro pedang merupakan polong-polongan yang berpotensi menurunkan kadar kolesterol darah. Pengolahan yoghurt dapat meminimalisir zat antinutrisi koro pedang dan meningkatkan aktivitas penurun kolesterol koro pedang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh yoghurt koro pedang terhadap kadar LDL dan HDL serum tikus Sprague Dawley dislipidemia.Metode: Penelitian ini berjenis true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Subjek penelitian adalah tikus jantan Sprague Dawley dislipidemia yang diberi yoghurt koro pedang dosis 2.1 ml dan 4.5 ml selama 21 hari. Kadar LDL dan HDL diukur dengan metode enzimatik. Hasil: Pemberian yoghurt koro pedang 2.1 ml/hari dan 4.5 ml/hari meningkatkan kadar LDL secara tidak bermakna (p>0.05) sebesar 5.41% dan 0.01%. Peningkatar LDL pada kelompok kontrol lebih besar, yaitu sebesar 8.55%. Kadar HDL mengalami peningkatan tidak bermakna (p>0.05) sebesar 29.95% pada dosis pemberian 2.1 ml/hari dan 32.67% pada dosis 4.5 ml/hari sementara kadar HDL kelompok kontrol mengalami penurunan sebesar 2.26%.Simpulan: Pemberian yoghurt koro pedang meningkatkan kadar HDL namun tidak mampu menurunkan kadar LDL. Yoghurt koro pedang bahkan meningkatkan kadar LDL tikus meskipun kenaikan kadar LDL kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol.
PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI, POLA MAKAN, DAN KONTROL GLUKOSA DARAH PADA ANGGOTA ORGANISASI PENYANDANG DIABETES MELITUS DAN NON ANGGOTA Andhika Sari, Paramita Wahyu; Isnawati, Muflihah
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.863 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4529

Abstract

Latar Belakang : Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang berhubungan dengan gaya hidup. Penyandang DM yang mempunyai pengetahuan gizi yang cukup, dan mengubah pola makannya, dapat menjaga kadar glukosa darahnya tetap terkendali. Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia) merupakan sebuah organisasi bagi penyandang DM. Pasien DM yang menjadi anggota Persadia diharapkan memiliki pengetahuan gizi, pola makan dan kontrol glukosa darah yang lebih baik.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan gizi, pola makan, dan kontrol glukosa darah pada anggota Persadia dan non anggota.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Subjek penelitian adalah pasien diabetes mellitus tipe 2 di RS Pantiwilasa Citarum. Besar subjek penelitian adalah 42 orang yang diambil secara consecutive sampling dan dibagi dalam 2 kelompok yaitu anggota Persadia dan non anggota. Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan mengenai gizi seimbang bagi DM. Pola makan merupakan kebiasaan makan yang dikonsumsi sehari-hari. Pengetahuan gizi dan pola makan dinilai melalui kuesioner. Kadar glukosa darah merupakan konsentrasi glukosa darah yang diukur melalui pemeriksaan HbA1c. Analisis statistik yang digunakan adalah Independent t-test dan Mann-Whitney.Hasil : Subjek pada anggota Persadia memiliki presentase pengetahuan gizi baik yang lebih tinggi (38,1%) daripada non anggota Persadia (14,3%) dan memilki pola makan baik yang lebih tinggi (38,1%) daripada non anggota Persadia (33,3%).  Anggota Persadia juga memilki kontrol glukosa yang lebih baik (61,7%) daripada non anggota Persadia (57,1%). Meskipun begitu tidak ada perbedaan  pengetahuan gizi, pola makan dan kontrol glukosa darah pada anggota Persadia dan non anggota ( p > 0,05) Simpulan : Tidak ada perbedaan pada pengetahuan gizi, pola makan, dan kontrol glukosa darah pada anggota Persadia dan non anggota Persadia
PERBEDAAN ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, ASAM FOLAT, DAN VITAMIN B12 ANTARA IBU HAMIL TRIMESTER III ANEMIA DAN TIDAK ANEMIA DI PUSKESMAS TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Setyawati, Ba'ul; Syauqy, Ahmad
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.074 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4601

Abstract

Latar Belakang:  Ibu hamil cenderung terkena anemia pada trimester III dikarenakan perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta serta pada masa trimester III janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sebagai persediaan bulan pertama sesudah kelahiran sehingga kebutuhan akan zat gizi ibu juga meningkat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan protein, zat besi, asam folat dan vitamin B12 pada ibu hamil anemia dan tidak anemia trimester III di puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.Metode: Penelitian observasional  dengan rancangan cross-sectional bertempat di wilayah di puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Sampel berjumlah 46 subyek yang merupakan ibu hamil trimester III dimana 23 ibu hamil anemia dan 23 ibu hamil tidak anemia yang berusia 20-35 tahun dan dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Pengukuran Hb menggunakan  metode Cyanmethemoglobin yang dilakukan oleh tenaga ahli. Asupan protein , zat besi (Fe), asam folat dan vitamin B12 diukur dengan menggunakan Semiquantitative Food Frequency Questionnair. Data asupan protein, zat besi dan vitamin B12  dianalisis menggunakan uji Mann Whitney dan asupan asam folat dianalisis menggunakan Independent T-Test.Hasil:  Pada penelitian ini didapatkan nilai median (minimum-maksimum) untuk asupan protein adalah 37,4 (29,4-67,8) gr/hari dari kelompok anemia dan 43,7 (29,4-67,8) gr/hari dari kelompok tidak anemia, untuk asupan zat besi adalah 6,9 (3,5-48,0) mg/hari dari kelompok anemia dan 7,00 (3,7-11,8) mg/hari dari kelompok anemia, serta untuk asupan vitamin B12 adalah  1,1 (0,5-3,5) µg/hari dari kelompok anemia dan 1,9 (0,8-3,7) µg/hari dari kelompok tidak anemia. Nilai rerata asupan asam folat pada kelompok anemia adalah 4,9 µg/hari dan Standar Deviasi (SD) 6,52 gr, sedangkan pada kelompok tidak anemia adalah 6,06 µg/hari dan Standar Deviasi (SD) 7,11 gr.Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna asupan protein (p 0,032)  dan vitamin B12 (p 0,03) antara ibu hamil trimester III anemia dan tidak anemia serta tidak terdapat perbedaan bermakna asupan zat besi (p=0,75) dan asam folat (p=0,56) antara ibu hamil trimester III anemia dan tidak anemia di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Pada penelitian ini dari hasil analisis data asupan yang telah dilakukan, kejadian anemia pada ibu hamil trimester III disebabkan defisiensi vitamin B12 yang sering disebut anemia megaloblastik
POLA MAKAN, STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK STUNTING USIA 9-12 TAHUN DI KEMIJEN SEMARANG TIMUR Saniarto, Febrian; Panunggal, Binar
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.88 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4552

Abstract

Latar belakang: Stunting pada anak usia sekolah dasar (9-12 tahun) terjadi karena malnutrisi kronis. Malnutrisi kronis juga berakibat pada terlambatnya perkembangan otak. Hal ini berakibat pada rendahnya kemampuan kognitif dan rendahnya prestasi belajar. Namun ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak. Pola makan dan status sosial ekonomi keluarga adalah faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar pada anak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola makan dan status sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak stunting usia 9-12 tahun di Kemijen Semarang Timur.Metode: Sebanyak 85 anak stunting usia 9-12 tahun berpartisipasi dalam penelitian cross sectional ini. Subjek dan responden (orang tua subjek) diwawancarai untuk mendapatkan data karakteristik subjek, pola makan, dan status sosial ekonomi keluarga yang meliputi pendidikan, pekerjaan orang tua, dan pendapatan yang dilihat dari pengeluaran perkapita. Canada’s Food Guide to Healthy Eating (CFGHE) digunakan untuk mengkategorikan pola makan anak. Sementara data prestasi belajar diperoleh dari nilai raport mata pelajaran IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia. Hasil: Sebanyak 52,9% subjek memiliki prestasi belajar kurang. Hampir setengah dari subjek memiliki pola makan yang buruk (40%) dan lebih dari setengah memiliki pola makan sedang (58,8%). Sebagian besar orang tua subjek berpendidikan rendah (ibu 74,1% dan ayah 61,2%). Sebanyak 61,2% keluarga mempunyai pengeluaran perkapita yang rendah. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pola makan dan status sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak stunting usia 9-12 tahun. Kesimpulan: Pola makan dan status sosial ekonomi keluarga tidak berhubungan dengan prestasi belajar anak stunting usia 9-12 tahun di Kemijen Semarang Timur.
PERBEDAAN PERUBAHAN KADAR KOLESTEROL LDL SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK DAN REBUSAN DAUN SALAM (EUGENIA POLYANTHA) PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK Shinta, Astri Praba; Kartasurya, Martha Irene
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.916 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4536

Abstract

LatarBelakang : Dislipidemia merupakan gangguan metabolisme lipid berupa peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida, dan penurunan kolesterol High Density Lipoprotein (HDL). Quercetin yang terkandung dalam flavonoid daun salam dapat menurunkan kadar kolesterol LDL.Metode : Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan pre-post test randomized control group design. Subjek penelitian adalah 24 tikus Sprague Dawley jantan berumur 8 minggu yang dibagi menjadi 4 kelompok, yang terdiri dari 6 ekor tikus. Keempat kelompok diberi pakan standar dan diet tinggi lemak. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol positif dan kelompok kedua diberi 0,18 g/kg BB simvastatin. Kelompok ketiga diberi 0,034 g/kg BB ekstrak daun salam dan kelompok keempat diberi 0,72 g/kg BB rebusan daun salam. Kadar kolesterol LDL ditentukan dengan metode CHOD-PAP. Normalitas distribusi data diuji dengan Shapiro-Wilks. Data dianalisis dengan uji paired t-test, Kruskall Wallis, dan One Way Anova.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kadar kolesterol LDL yaitu 79,7 mg/dL pada kelompok kontrol positif; 38,3 mg/dL pada kelompok rebusan; 26,2 mg/dL pada kelompok ekstrak; serta 2,9 mg/dL pada kelompok simvastatin. Kelompok kontrol positif mengalami peningkatan kadar kolesterol LDL paling tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Peningkatan kadar kolesterol LDL pada kelompok ekstrak (26,2 mg/dL) lebih rendah dibandingkan dengan kelompok rebusan (38,3 mg/dL). Hasil uji Post Hoc menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perubahan kadar kolesterol LDL antara kelompok simvastatin dan kontrol positif; simvastatin dan ekstrak; simvastatin dan rebusan; ekstrak dan kontrol positif; ekstrak dan rebusan; serta rebusan dan kontrol positif. Simpulan : Pemberian rebusan daun salam tidak dapat menurunkan kadar kolesterol LDL pada tikus Sprague Dawley yang diberi pakan tinggi lemak namun peningkatan kadar kolesterol LDL pada kelompok rebusan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol positif serta lebih tinggi peningkatannya dibandingkan dengan kelompok ekstrak dan simvastatin.
PENGARUH KONSELING GIZI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTIK IBU DALAM PEMBERIAN MAKAN ANAK, DAN ASUPAN ZAT GIZI ANAK STUNTING USIA 1-2 TAHUN DI KECAMATAN SEMARANG TIMUR Hestuningtyas, Tiara Rosania; Noer, Etika Ratna
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.412 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4520

Abstract

Latar Belakang: Stunting adalah postur tubuh pendek yang timbul karena malnutrisi kronis. Asupan zat gizi adalah salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap stunting. Asupan zat gizi dipengaruhi oleh perilaku ibu. Konseling gizi merupakan salah satu cara memperbaiki perilaku ibu, meliputi pengetahuan, sikap, dan praktik ibu sehingga asupan zat gizi dapat diperbaiki.Tujuan: Menganalisis pengaruh konseling gizi terhadap pengetahuan, sikap, praktik ibu dalam pemberian makan anak, dan asupan zat gizi anak stunting usia 1-2 tahun.Metode: Penelitian eksperimen dengan quasi experiment nonequivalent control group design pada anak stunting usia 1-2 tahun di Kecamatan Semarang Timur. Jumlah sampel adalah 20 ibu pada kelompok kontrol dan 20 ibu pada kelompok perlakuan. Kelompok kontrol adalah ibu dari anak stunting yang tidak diberi konseling gizi. Kelompok perlakuan adalah ibu dari anak stunting yang diberi konseling gizi. Konseling dilakukan 1 kali tiap minggu selama 6 minggu. Subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak stunting. Analisis data menggunakan uji beda, yaitu dependent t test atau independent t test untuk data yang berdistribusi normal, dan wilcoxon atau mann-whitney untuk data yang tidak berdistribusi normal.Hasil: Sebanyak 65% subjek adalah perempuan, dan 85% subjek tidak mendapatkan ASI eksklusif. Pendidikan responden 60% adalah SMA, 57,5% responden merupakan ibu rumah tangga, dan pendapatan rumah tangga responden 60% <Upah Minimum Kota Semarang. Pada kelompok kontrol, tidak terdapat peningkatan skor sikap, praktik ibu, dan asupan zat gizi anak secara signifikan, tetapi skor pengetahuan meningkat signifikan (p=0,022). Pada kelompok perlakuan terdapat peningkatan skor pengetahuan, sikap, praktik ibu, dan asupan zat gizi anak secara signifikan (p=0,000). Terdapat perbedaan perubahan pengetahuan sikap, praktik ibu, dan asupan zat gizi anak secara signifikan (0,000) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.Simpulan: Konseling gizi dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, praktik ibu dalam pemberian makan anak, dan asupan zat gizi anak secara signifikan. Latar Belakang: Stunting adalah postur tubuh pendek yang timbul karena malnutrisi kronis. Asupan zat gizi adalah salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap stunting. Asupan zat gizi dipengaruhi oleh perilaku ibu. Konseling gizi merupakan salah satu cara memperbaiki perilaku ibu, meliputi pengetahuan, sikap, dan praktik ibu sehingga asupan zat gizi dapat diperbaiki.Tujuan: Menganalisis pengaruh konseling gizi terhadap pengetahuan, sikap, praktik ibu dalam pemberian makan anak, dan asupan zat gizi anak stunting usia 1-2 tahun.Metode: Penelitian eksperimen dengan quasi experiment nonequivalent control group design pada anak stunting usia 1-2 tahun di Kecamatan Semarang Timur. Jumlah sampel adalah 20 ibu pada kelompok kontrol dan 20 ibu pada kelompok perlakuan. Kelompok kontrol adalah ibu dari anak stunting yang tidak diberi konseling gizi. Kelompok perlakuan adalah ibu dari anak stunting yang diberi konseling gizi. Konseling dilakukan 1 kali tiap minggu selama 6 minggu. Subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak stunting. Analisis data menggunakan uji beda, yaitu dependent t test atau independent t test untuk data yang berdistribusi normal, dan wilcoxon atau mann-whitney untuk data yang tidak berdistribusi normal. *)Penulis Penanggungjawab Hasil: Sebanyak 65% subjek adalah perempuan, dan 85% subjek tidak mendapatkan ASI eksklusif. Pendidikan responden 60% adalah SMA, 57,5% responden merupakan ibu rumah tangga, dan pendapatan rumah tangga responden 60% <Upah Minimum Kota Semarang. Pada kelompok kontrol, tidak terdapat peningkatan skor sikap, praktik ibu, dan asupan zat gizi anak secara signifikan, tetapi skor pengetahuan meningkat signifikan (p=0,022). Pada kelompok perlakuan terdapat peningkatan skor pengetahuan, sikap, praktik ibu, dan asupan zat gizi anak secara signifikan (p=0,000). Terdapat perbedaan perubahan pengetahuan sikap, praktik ibu, dan asupan zat gizi anak secara signifikan (0,000) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Simpulan: Konseling gizi dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, praktik ibu dalam pemberian makan anak, dan asupan zat gizi anak secara signifikan.
PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT BERKULIT DAN TANPA KULIT (LYCOPERSICUM COMMUNE) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA LANJUT USIA HIPERKOLESTEROLEMI Nur, Dewi Masithoh; Kusumastuti, Aryu Chandra
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.529 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4606

Abstract

Latar Belakang : Hiperkolesterolemi menyebabkan terjadinya atherosclerosis yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler pada lanjut usia. Likopen berperan dalam mengatur metabolisme kolesterol dan dapat menurunkan kadar kolesterol terutama Low-Density Lypoprotein (LDL).Tujuan : Menganalisis pengaruh pemberian jus tomat (Licopersicum commune) dengan kulit dan tanpa kulit terhadap penurunan kadar kolesterol LDL pada lansia hiperkolesterolemi.    Metode : Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan pre-post gup design. Subyek pada penelitian ini adalah lanjut usia hiperkolesterolemi yang memiliki kadar kolesterol LDL 100 – 159 mg/dl. Subyek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I (jus tomat dengan kulit) dan kelompok perlakuan II (jus tomat tanpa kulit) dengan dosis 150 g tomat yang di blanch selama 1 menit dengan penambahan air 50 ml dan gula 2 gam selama 14 hari. Data diuji dengan Mann-whitney untuk mencari perbedaan pengaruh antara kelompok perlakuan I dan II. Hasil : Terdapat penurunan kadar kolesterol LDL sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing kelompok, tetapi antara kelompok I dan II tidak terdapat perbedaan penurunan kolesterol LDL yang bermakna.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN PERSEN LEMAK TUBUH PADA WANITA PESERTA SENAM AEROBIK Amelia, Irma Nur; Syauqy, Ahmad
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.161 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4559

Abstract

Latar Belakang : Lemak tubuh yang melebihi batas normal dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit. Penumpukan lemak tubuh dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan energi yaitu asupan energi berlebih dan aktivitas fisik  kurang yang terjadi dalam jangka waktu lama. Aktivitas fisik dapat ditingkatkan dengan melakukan olahraga. Senam aerobik merupakan salah satu jenis olahraga yang dapat menurunkan lemak tubuh. Penelitian bertujuan untuk mengetahui  hubungan antara asupan energi dan aktivitas fisik dengan persen lemak tubuh  wanita peserta senam aerobik.Metode : Penelitian observasional  dengan rancangan cross-sectional bertempat di Sanggar Senam St.Anna Kota Semarang . Sampel berjumlah 60 subjek yang merupakan wanita  peserta senam aerobik usia 20-40 tahun dan dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Persen lemak tubuh diukur menggunakan Bioelectrical Impedence Analysis (BIA). Asupan energi dan aktivitas fisik diperoleh dengan wawancara menggunakan FFQ semi kuantitatif dan recall aktivitas fisik 2x24 jam. Data dianalisis menggunakan uji korelasi pearson dan uji regresi linier ganda.Hasil : Asupan energi berkorelasi positif bermakna dengan persen lemak tubuh (r = 0,228 ; p = 0,080) sedangkan aktivitas fisik berkorelasi negatif bermakan dengan persen lemak tubuh  (r = -0,357 ; p = 0,005). Uji multivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang  paling berhubungan dengan persen lemak tubuh ( R2 = 12,8 % dan p = 0,005).Simpulan : Asupan energi berkorelasi positif tidak bermakna dengan persen lemak tubuh sedangkan aktivitas fisik berkorelasi negatif bermakna dengan persen lemak tubuh.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN OVERWEIGHT PADA ANAK STUNTING USIA SEKOLAH DASAR DI SEMARANG TIMUR Mestuti H, Kinanthi; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.984 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4541

Abstract

Latar belakang : Anak stunting memiliki risiko untuk menjadi overweight sebesar 1,7-7,8 kali. Kecukupan energi, protein, dan lemak berlebih, aktivitas fisik rendah, tingkat pendapatan perkapita keluarga tinggi, dan status gizi overweight pada ayah maupun ibu cenderung meningkatkan kejadian overweight pada anak stunting. Anak SD rentan menjadi overweight akibat perubahan pola makan dan aktivitas fisik pada usia tersebut.Tujuan : Mengetahui faktor risiko kejadian overweight pada anak stunting usia sekolah dasarMetode : Desain penelitian case control study dengan matching usia, jenis kelamin, dan derajat stunting dari 4 SD di Semarang Timur. Subjek penelitian terdiri dari 30 kelompok kasus (stunting dengan overweight) dan 30 kelompok kontrol (stunting tidak overweight). Kriteria stunting menggunakan indikator TB/U sedangkan kriteria overweight menggunakan indikator IMT/U. Asupan energi, lemak dan protein dihitung dengan food frequency questionaire (FFQ) semi kuantitatif dan aktivitas fisik menggunakan kuesioner aktivitas fisik. Tingkat pendapatan perkapita keluarga dan status gizi ayah serta status gizi ibu diperoleh melalui form kuesioner dan pengukuran antropometri. Analisa faktor risiko menggunakan uji Chi Square.Hasil : Faktor risiko kejadian overweight pada anak stunting adalah kecukupan energi (OR=9,33 95%CI=2,85-30,6), kecukupan lemak (OR=6 95%CI=1,48-24,3), kecukupan protein (OR=3,82 95%CI=1,15-12,71), dan status gizi ibu (OR=4,97 95%CI=1,39-17,82). Tingkat aktivitas fisik (OR=0,88 95%CI= 0,32-2,4), status gizi ayah (OR=1 95%CI=0,34-2,92), dan tingkat pendapatan perkapita (OR=3,5 95%CI=0,65-2,67) bukan merupakan faktor risiko kejadian overweight pada anak stunting.Kesimpulan : Kecukupan energi, kecukupan lemak , kecukupan protein, dan status gizi ibu merupakan faktor risiko kejadian overweight pada anak stunting.
PENGARUH PEMBERIAN JUS KULIT DELIMA (PUNICA GRANATUM) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL WANITA HIPERKOLESTEROLEMIA Andygian, Vito; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.551 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4531

Abstract

Latar Belakang : Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Kulit delima mengandung anthocyanin yang dapat meningkatkan kadar HDL sehingga kolesterol bebas di dalam tubuh dapat dibawa kembali ke hati untuk dibuang melalui sekresi cairan empedu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol total setelah diberikan dan tidak diberikan jus kulit delima (Punica granatum) pada wanita usia 30-49 tahun yang mengalami hiperkolesterolemia. Metode : Jenis penelitian adalah quasi experiment dengan rancangan pre-post control group design. Subjek adalah wanita hiperkolesterolemia dengan kadar kolesterol total ≥200 mg/dl, kelompok intervensi mendapat 25 g/hari jus kulit delima dan kelompok kontrol mendapat plasebo. Intervensi dilakukan selama 14 hari. Metode CHOD-PAP digunakan untuk menganalisis kadar kolesterol total sebelum dan setelah intervensi, darah diambil setelah subjek berpuasa selama 10 jam. Uji beda kadar kolesterol total sebelum dan setelah intervensi pada kelompok intervensi menggunakan uji dependent t-test dan uji beda kadar kolesterol total sebelum dan setelah intervensi pada kelompok kontrol menggunakan uji non parametrik wilcoxon. Perbedaan kadar kolesterol total setelah intervensi antara kelompok intervensi dan kontrol dan perbedaan penurunan kadar kolesterol total antara kelompok intervensi dan kontrol menggunakan uji independent t-test, sedangkan uji analisis perbedaan kadar kolesterol total sebelum intervensi antara kelompok intervensi dan kontrol menggunakan uji mann whitney. Uji regresi linier berganda dilakukan untuk memprediksi besar pengaruh asupan zat gizi terhadap kadar kolesterol total.Hasil : Hiperkolesterolemia sebagian besar terdapat pada wanita usia 40-49 tahun dan status gizi overweight sebesar 27% dan obesitas 33%. Asupan kolesterol berlebih sebagian besar terdapat pada kelompok kontrol dibandingkan pada kelompok intervensi. Kadar kolesterol total sebelum dan setelah intervensi pada kelompok intervensi terdapat perbedaan (p=0,013). Penurunan rerata kadar kolesterol total setelah intervensi pada kelompok intervensi dan kontrol yaitu 6,83% dan 2,44%. Perbedaan penurunan kadar kolesterol total antara kelompok intervensi dan kontrol tidak terdapat perbedaan (p=0,182). Penurunan kadar kolesterol total pada kelompok intervensi dapat dipengaruhi oleh asupan kolesterol sebesar  23,9% (p=0,037).Simpulan : Pemberian jus kulit delima berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol total wanita usia 30-49 tahun yang mengalami  hiperkolesterolemia. Selain itu, asupan kolesterol dapat mempengaruhi penurunan kadar kolesterol total. Perbedaan penurunan kadar kolesterol total antara kelompok intervensi dan kontrol tidak terdapat perbedaan.

Page 1 of 4 | Total Record : 36