cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition College
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23376236     EISSN : 2622884X     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Nutrition College (P-ISSN : 2337-6236; E-ISSN : 2622-884X) diterbitkan oleh Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro sebagai media publikasi artikel-artikel ilmiah dalam biang Ilmu Gizi dengan skala terbit 4 kali dalam setahun, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2017): April" : 10 Documents clear
Faktor risiko diabetes melitus tipe 2 pada petani dan buruh Kusnadi, Gita; Murbawani, Etisa Adi; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 6, No 2 (2017): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.439 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i2.16905

Abstract

Latar Belakang: Petani dan buruh mempunyai aktivitas fisik yang tinggi yang seharusnya mempunyai risiko rendah untuk menderita Diabetes Mellitus Tipe 2(DMT2), namun prevalensinya saat ini sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian DMT2 pada petani dan buruh serta mengukur besarnya pengaruh faktor risiko tersebut.Metode: Rancangan penelitian ini adalah matched case-control berdasarkan jenis kelamin dan umur. Jumlah sampel yang diambil adalah 29 sampel pada masing-masing kelompok. Sampel merupakan petani dan buruh di kabupaten Semarang. Faktor risiko yang diteliti adalah riwayat keluarga DM, kebiasaan merokok, pengetahuan, IMT, aktivitas fisik, asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, tiamin, dan vitamin D.Hasil: Rerata usia sampel adalah 47 tahun dengan usia termuda 30 tahun. 5 dari 10 sampel pada kelompok kasus mempunyai riwayat BBLR dan malnutrisi. Faktor risiko yang terbukti berhubungan dengan kejadian DMT2 adalah riwayat keluarga DM(OR=6,075; CI 95%=1,181-31,244), IMT (OR=3,819 ;CI 95%=1,046-13,943), dan asupan tiamin (OR=11,875; CI 95%=3,223-43,746). Regresi logistik menunjukkan IMT dan asupan tiamin mempunyai pengaruh sebesar 35% terhadap kejadian DMT2 pada petani dan buruh,Kesimpulan: Faktor risiko DMT2 pada petani dan buruh adalah riwayat keluarga, IMT, asupan energi dan asupan tiamin.
Kadar C-Reactive Protein pada remaja stunted obesity usia 12-17 tahun di Kota Semarang Proborini, Ajeng Sekar; Sulchan, Muhammad; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 6, No 2 (2017): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.133 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i2.16910

Abstract

Latar belakang: Stunted masih menjadi masalah utama di Indonesia. Individu stunted berisiko lebih tinggi mengalami obesitas dan penyakit kardiovaskular dibanding non-stunted. Obesitas abdominal merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular melalui reaksi inflamasi. High sensitivity c-reactive protein (Hs-CRP) adalah biomarker yang sensitif untuk mendeteksi reaksi inflamasi di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar Hs-CRP pada remaja stunted obesity dan non-stunted obesity di Kota Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan crossectional yang dilakukan pada remaja usia 12-17 tahun yang berada di SMP/MTs Kota Semarang mencakup wilayah urban dan suburban. Total sampel penelitian sebanyak 40 remaja dipilih dengan metode cluster random sampling. Penentuan status gizi sampel diukur berdasarkan tinggi badan menurut umur dan lingkar pinggang menurut umur. Pengukuran kadar Hs-CRP dilakukan dengan metode ELISA. Analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan.Hasil: Angka kejadian obesitas abdominal dan stunted obesity sebesar 30% dan 1.45%. Berdasarkan hasil pengukuran kadar Hs-CRP, terdapat 18(45%) remaja memiliki risiko tinggi penyakit kardiovaskular. Rerata kadar HS-CRP kelompok stunted obesity (2.92±2.74) lebih kecil dibanding kelompok non-stunted obesity (4.37±3.49) dimana tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Tingkat obesitas remaja memiliki pengaruh signifikan terhadap kadar Hs-CRP (p = 0.04).Kesimpulan: Tidak ditemukan perbedaan kadar c-reactive protein yang signifikan antara kelompok stunted obesity dan non-stunted obesity.
Kadar pro inflamator High Sensitive C-Reactive Protein (HSCRP) pada remaja stunted obese di SMA Kota Semarang Moulia, Mona; Sulchan, Muhammad; Nissa, Choirun
Journal of Nutrition College Vol 6, No 2 (2017): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.026 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i2.16901

Abstract

Latar Belakang : Salah satu faktor risiko timbulnya kejadian obesitas adalah adanya stunted. Gangguan pertumbuhan pada individu yang stunted menyebabkan berkurangnya jumlah dan kualitas sel serta jaringan organ internal, salah satunya adalah gangguan dari sistem endokrin. Gangguan sistem endokrin berdampak pada proses oksidasi lemak sehingga menyebabkan penumpukan jaringan adiposa berlebihan. Timbunan jaringan adiposa ini memicu timbulnya reaksi inflamasi yang salah satunya ditandai dengan peningkatan kadar High Sensitive C-Reactive Protein (hsCRP). Tujuan penelitian ini adalah membuktikan perbedaan kadar hsCRP antara kelompok stunted obesity dengan kelompok non-stunted-obesity.Metode : Penelitian cross sectional ini dilakukan di SMA Kota Semarang dengan pembagian wilayah berdasarkan kategori urban dan suburban secara classified cluster random sampling. Sampel terdiri dari 22 subjek stunted obesity dan 22 subjek non-stunted obesity. Obesitas ditentukan dengan perhitungan IMT/U > persentil ke-95 dan lingkar pinggang > 80 cm (perempuan) >90 (laki-laki). Stunted ditentukan dengan TB/U ≤ -2 SD sedangkan non-stunted ditentukan dengan TB/U>-2SD. Pengukuran kadar hsCRP menggunakan metode ELISA. Perbedaan kadar hsCRP antara 2 kelompok diuji dengan independent t-test.Hasil : Rerata kadar hsCRP pada kelompok stunted obesity  adalah 4,51 mg/l sedangkan kelompok non-stunted obesity adalah 4,05 mg/l (p=0,665). Kategori tingkat inflamasi tinggi pada stunted obesity sebesar 50% dan non-stunted Obesity sebesar 40,9%.Simpulan : Kadar hsCRP kelompok stunted obesity terbukti lebih tinggi dibandingkan kelompok non-stunted obesity, tetapi secara statistik tidak bermakna. 
Resistensi insulin pada remaja stunted obesity usia 15-18 tahun di Kota Semarang Nuraini, Ismi Safitri; Sulchan, Muhammad; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 6, No 2 (2017): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.872 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i2.16906

Abstract

Latar Belakang: Stunted obesity merupakan masalah gizi yang masih belum banyak mendapat perhatian walaupun terkait dengan berbagai penyakit degeneratif dan penyakit tidak menular lainnya. Remaja stunted obesity memiliki kadar glukosa, kadar insulin, resistensi insulin yang lebih tinggi, dan menurunnya fungsi sel-β pankreas dari pada remaja stunted non-obese. Resistensi insulin merupakan salah satu kriteria klinis sindrom metabolik yang telah banyak muncul sejak usia remaja. Tujuan dari peenlitian ini adalah menganilisi perbedaan resistensi insulin antar kelompok stunted obese dan non-stunted obese.Metode: Penelitian pada remaja usia 15 hingga 18 tahun di SMA Kota Semarang dengan persebaran wilayah dibagi menjadi dua wilayah yaitu urban dan suburban. Desain penelitian cross sectional dengan jumlah subjek 52 remaja menggunakan metode consecutive sampling. Nilai resistensi insulin didapatkan berdasarkan hasil perhitungan homeostasis model assessment insulin resistance (HOMA-IR). Perbedaan nilai HOMA-IR dianalisis menggunakan uji Mann Whitney.Hasil: Ditemukan kejadian resistensi insulin pada kedua kelompok sama besar yaitu 96,1%. Rerata nilai HOMA-IR pada remaja stunted obesity sebesar 5,37±4.86 dan non-stunted obese sebesar 4,99±2.02, tetapi secara statistik tidak terbukti bemakna (p=0,22).Kesimpulan: Kedua kelompok mempunyai kecenderungan yang sama untuk  mengalami resistensi insulin dengan p=0,22..
Cookies tepung beras hitam dan kedelai hitam sebagai alternatif makanan selingan indeks glikemik rendah Agustina, Ayu Widiawati; Anjani, Gemala
Journal of Nutrition College Vol 6, No 2 (2017): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.041 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i2.16902

Abstract

Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan penyakit karena kelainan metabolik yang jumlah penderitanya mengalami peningkatan tiap tahun. Penderita Diabetes Melitus tipe II membutuhkan makanan selingan untuk mencukupi kebutuhan gizi serta mengontrol kadar glukosa darah. Cookies tepung beras hitam dan kedelai hitam diharapkan memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga dapat dijadikan alternatif makanan selingan penderita DM tipe II.Tujuan: Menganalisis kandungan protein, lemak, karbohidrat, serat, indeks glikemik, dan beban glikemik cookies tepung beras hitam dan tepung kedelai hitam.Metode : Penelitian eksperimental acak lengkap satu faktor yaitu formulasi tepung kedelai hitam sebesar 0%, 15%, 25%, dan 35%. Data kandungan zat gizi dianalisis menggunakan uji One Way Anova, dilanjutkan dengan Uji Tukey, sedangkan analisis tingkat penerimaan menggunakan Uji Friedman. Nilai indeks glikemik ditentukan menggunakan metode IUAC.Hasil : Tepung kedelai hitam berpengaruh nyata terhadap kadar protein, lemak, karbohidrat, dan serat. Nilai indeks glikemik dan beban glikemik dari cookies dengan formulasi 65% tepung beras hitam dan 35% kedelai hitam yaitu 39,74 dan 4,75. Uji organoleptik cookies tepung beras hitam dan kedelai hitam rendah pada tingkat penerimaan rasa yaitu sebesar 2,34.Simpulan : Cookies tepung beras hitam dan kedelai hitam memberikan hasil kadar protein,lemak, karbohidrat, dan serat yang berbeda secara bermakna. Tingkat penerimaan cookies tepung beras hitam dan kedelai hitam rendah pada kategori rasa. Cookies tepung beras hitam dan kedelai hitam memiliki indeks glikemik dan beban glikemik yang rendah yaitu sebesar 39,74 dan 4,75.
Rasio trigliserida / high density lipoprotein-cholesterol pada remaja stunted obesity usia 15-18 tahun di Kota Semarang Afifah, Yuni Nur; Sulchan, Muhammad; Nissa, Choirun
Journal of Nutrition College Vol 6, No 2 (2017): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.837 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i2.16907

Abstract

Latar belakang: Stunted menjadi permasalahan gizi di Indonesia. Individu stunted memiliki risiko 3,4 kali untuk menjadi obesitas dibanding individu non-stunted. Remaja dengan stunted obesity memiliki risiko tinggi terhadap sindrom metabolik dan gangguan metabolik lainnya. Rasio trigliserida/High Density Lipoprotein-Cholesterol (TG/HDL-C) dapat mengidentifikasi individu dengan risiko sindrom metabolik dan gangguan kardiometabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rasio TG/HDL-C pada remaja stunted obesity dan non-stunted obesity di Kota Semarang.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional pada 2 kelompok: remaja stunted obesity dan non-stunted obesity. Total subjek yaitu 2299 remaja usia 15-18 tahun dengan skrining yang dilakukan secara random terhadap 4 sekolah dari area urban dan suburban di Kota Semarang.  Penentuan status gizi berdasarkan tinggi badan menurut umur, Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut umur, dan lingkar pinggang. Pengukuran kadar trigliserida dan HDL-C menggunakan metode enzimatik kolorimetri. Analisis data menggunakan uji t independen.Hasil: Angka kejadian obesitas pada remaja sebesar 8,52%, terdiri dari stunted obesity (1,96%) dan non-stunted obesity (6,57%). Sebanyak 26,93% remaja memiliki kadar trigliserida tinggi dan 75,00% remaja memiliki kadar HDL-C rendah. Ditemukan 80,80% remaja dengan rasio TG/HDL-C ≥1,70. Rerata kadar trigliserida, HDL-C, dan rasio TG/HDL-C pada remaja stunted obesity lebih tinggi dari kelompok remaja non-stunted obesity dimana tidak bermakna. Simpulan: Rerata rasio TG/HDL-C pada kelompok remaja stunted obesity lebih tinggi dibanding kelompok remaja non-stunted obesity (p=0,745)
Sedentary lifestyle sebagai risiko kejadian obesitas pada remaja SMA stunted di Kota Semarang Mandriyarini, Retno; Sulchan, Muhammad; Nissa, Choirun
Journal of Nutrition College Vol 6, No 2 (2017): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.618 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i2.16903

Abstract

Latar Belakang: Perkembangan teknologi pada saat ini terjadi peningkatan perilaku sedentary lifestyle pada remaja. Sedentary lifestyle berhubungan dengan aktivitas pergerakan tubuh yang minim dengan pengeluaran energi expenditur setara 1 -1,5 metabolic equivalent (METs). Peningkatan sedentary lifestyle meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan salah satunya adalah obesitas. Terjadinya status gizi kurang secara kronis dan mengalami stunted dapat berhubungan dengan terjadinya remaja obes. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sedentary lifestyle sebagai faktor risiko kejadian obesitas pada remaja stunted. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan populasi remaja SMA di Semarang. Subjek penelitian diambil dengan cara cluster random-sampling antara kelompok urban dan sub urban. Besar sampel sebanyak 42 siswa dengan kondisi stunted. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu berusia 14-18 tahun, mengalami stunted  dengan status gizi TB/U <-2 SD dan BMI for age percentile <95 pada kelompok kontrol (kelompok stunted non obes) dan BMI for age percentile >95 serta status gizi TB/U <-2 SD pada kelompok kasus (kelompok stunted obes).Hasil: Jumlah obesitas sebanyak 151(6,6%), stunted  269(11,7%) dan stunted   yang mengalami obesitas 45(1,9%). Kegiatan sedentary lifestyle yang umum dilakukan oleh remaja stunted yang berisiko menjadi obesitas yaitu kegiatan menonton TV, membaca buku untuk kesenangan serta pergi beribadah atau pergi ke sekolah di hari libur.Simpulan: Remaja stunted  dengan sedentary lifestyle ≥ 5 jam/hari berisiko 2,9 kali lebih besar menjadi obesitas dibandingkan dengan  < 5 jam/hari. 
Konsumsi fitoestrogen, persentase lemak tubuh dan siklus menstruasi pada wanita vegetarian Rujiantina, Ahaddini Septian; Widyastuti, Nurmasari; Probosari, Enny
Journal of Nutrition College Vol 6, No 2 (2017): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.559 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i2.16908

Abstract

Latar Belakang : Prevalensi ketidakteraturan siklus menstruasi pada vegetarian sebesar 26,5%. Diet vegetarian merupakan pola makan yang membatasi produk hewani dan mengonsumsi produk makanan nabati seperti buah, sayur, kacang dan biji-bijian yang merupakan sumber fitoestrogen. Vegetarian memiliki persentase lemak tubuh lebih rendah dari nonvegetarian. Fitoestrogen dan persentase lemak tubuh dapat mempengaruhi kadar estrogen dalam tubuh dan mengakibatkan gangguan siklus menstruasi.Tujuan : Mengetahui hubungan konsumsi fitoestrogen dan persentase lemak tubuh dengan siklus menstruasi pada wanita vegetarian.Metode : Desain penelitian cross sectional dengan 49 wanita vegetarian dipilih secara consecutive sampling. Persentase lemak tubuh diukur menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Asupan zat gizi diperoleh melalui Semi Quantitative Food Frequency Questionaire (SQFFQ) dan dianalisis menggunakan program software gizi. Aktivitas fisik diukur menggunakan International Physical Activity Questionaire  (IPAQ). Data siklus menstruasi diperoleh melalui kuesioner. Data dianalisis dengan uji Chi Square dan uji Regresi Logistik Ganda.Hasil : Sebanyak 49,0% wanita vegetarian mengalami gangguan siklus menstruasi. Tidak ada hubungan antara asupan energi, kerbohidrat, lemak, protein, serat dan aktivitas fisik dengan siklus menstruasi (p>0,05). Terdapat hubungan antara konsumsi fitoestrogen, persentase lamk tubuh dan riwayat gangguan siklus menstruasi pada keluarga dengan siklus menstruasi (p<0,05). Konsumsi fitoestrogen berhubungan dengan kejadian gangguan siklus menstruasi setelah dikontrol dengan persentase lemak tubuh dan riwayat gangguan menstruasi pada keluarga (p<0,05).Simpulan : Konsumsi fitoestrogen, persentase lemak tubuh dan riwayat gangguan siklus menstruasi pada keluarga berhubungan dengan siklus menstruasi.
Substitusi tepung kedelai hitam pada mie basah untuk penderita hiperkolesterolemia Millah, Shoffyyatul; Anjani, Gemala
Journal of Nutrition College Vol 6, No 2 (2017): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.873 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i2.16904

Abstract

Latar Belakang: Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal. Kedelai hitam memiliki kandungan protein dan antioksidan yang baik untuk penderita hiperolesterolemia dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Pengolahan kedelai hitam menjadi mie diharapkan menjadi makanan alternatif untuk penderita hiperkolesterolemia.Tujuan: Menganalisis aktivitas antioksidan, daya cerna protein, elastisitas dan organoleptik mie basah dengan substitusi tepung kedelai hitam.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap dengan 4 variasi persentase substitusi tepung kedelai hitam (0%, 30%, 40%, dan 50%). Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, daya cerna protein menggunakan metode multienzim in vitro, elastisitas menggunakan metode TPA.Hasil: Kandungan aktivitas antioksidan adalah 8,33 – 37,55%, daya cerna protein 19,67 – 68,18%, dan elastisitas 1,38 – 1,77%. Daya terima yang paling baik baik dari segi warna, aroma, tekstur dan rasa adalah mie dengan substitusi 30%.Simpulan: Substitutisi tepung kedelai hitam sampai dengan persentase 40% meningkatkan kandungan aktivitas antioksidan dan daya cerna protein namun mengalami penurunan pada substitusi 50%. Substitusi tepung kedelai hitam menurunkan elastisitas mie. Mie dengan substitusi kedelai hitam sebesar 40% merupakan perlakuan terbaik.
hubungan asupan omega-3 dan omega-6 dengan kadar trigliserida pada remaja usia 15-18 tahun Nisa, Fitria Zahrotun; Probosari, Enny; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 6, No 2 (2017): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.167 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i2.16909

Abstract

Latar Belakang : Omega-3 dan Omega-6 pada keadaan seimbang dapat bekerjasama dalam meningkatkan kesehatan. Namun, pola konsumsi yang berubah menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan proporsi asupan Omega-3 dan Omega-6 yang akan mengindikasi terjadinya suatu gangguan metabolisme terkait kadar trigliserida. Remaja memiliki perilaku makan kurang baik dan mengarah pada ketidakseimbangan Omega-3 dan Omega-6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan Omega-3 dan Omega-6 dengan kadar trigliserida pada remaja usia 15-18 tahun.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan crossectional. Pemilihan subjek menggunakan purposive sampling yang melibatkan 49 remaja yan. Data asupan diperoleh menggunakan Food Recall 24 Jam. Sedangkan, kadar trigliserida diuji dengan metode GPO-PAP (Kalorimetrik Enzimatik).Hasil : Rerata kadar trigliserida sebesar 138.9±21.8 mg/dL dengan rerata omega-3 dan omega-6 sebesar 3.65±1.85g dan 29.3±14 g. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara omega-3 dan omega-6 dengan kadar trigliserida (ρ =0.766) (ρ = 0.752).  Namun, asupan lemak menunjukkan adanya hubungan dengan kadar trigliserida (ρ =0.030).Simpulan : Tidak terdapat hubungan asupan omega-3 dan omega-6 dengan kadar trigliserida remaja. Namun, terdapat hubungan asupan lemak dengan kadar trigliserida

Page 1 of 1 | Total Record : 10