cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Avatara
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
E-Journal AVATARA terbit sebanyak tiga kali dalam satu tahun, dengan menyesuaikan jadwal Yudisium Universitas Negeri Surabaya. E-Jounal AVATARA diprioritaskan untuk mengunggah karya ilmiah Mahasiswa sebagai syarat mengikuti Yudisium. Jurnal Online Program Studi S-1 Pendidikan Sejarah - Fakultas Ilmu Sosial UNESA
Arjuna Subject : -
Articles 456 Documents
KEBIJAKAN BAMBANG D.H MENCIPTAKAN RUANG TERBUKA HIJAU BEKAS LAHAN SPBU TAHUN 2002-2010 DIANA FITRIANI, URSULA; ALRIANINGRUM, SEPTINA
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah lahan yang pemanfaatannya untuk kepentingan penghijauan. Kurangnya RTH berdampak pada kualitas lingkungan hidup Kota Surabaya. Masalah lingkungan yang dihadapi yaitu banjir dan meningkatnya suhu udara. Permasalahan tersebut membuat Pemerintah Surabaya Periode Bambang D.H melakukan pengembangan RTH dengan merefungsi 13 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menjadi taman kota. Pengembalian fungsi lahan SPBU jalur hijau menjadi RTH bukan hal mudah. Sebab SPBU jalur hijau memiliki izin sehingga membutuhkan proses panjang dalam mengembalikan fungsi lahan SPBU menjadi RTH taman kotaPenelitian ini mengambil rumusan masalah yaitu tentang (1) Bagaimana Kebijakan Bambang D.H merubah lahan SPBU jalur hijau menjadi RTH taman kota tahun 2002-2010, dan (2) Bagaimana dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan adanya RTH taman kota bekas lahan SPBU. Penulis menggunakan metode penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber penulisan menggunakan sumber tertulis berupa koran dan dokumen sezaman dan sumber lisan wawancara petugas taman kota.Kata Kunci: Bambang D.H, Kebijakan RTH Bekas SPBU, Surabaya.
PENGELOLAAN HUTAN DI JAWA DAN MADURA: KAJIAN TENTANG KEBIJAKAN EKSPLOITASI HUTAN TAHUN 1913-1932 NUR AFIFAH, IMROATUN; SUPRIJONO, AGUS
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama tahun 2000-2009, deforestasi yang terjadi di Jawa mencapai 60,64% dan merupakan yang tertinggi dibandingkan pulau lain di Indonesia. Selain mengganggu daur karbon, deforestasi dan degradasi hutan di Jawa dan Madura menyebabkan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi kritis. Pengelolaan hutan di Indonesia (Nusantara), terutama di Jawa dan Madura sebenarnya sudah mulai mendapat perhatian sejak masa pemerintahan Daendels, terutama dalam bidang rehabilitasi hutan. Namun karena masalah prioritas dan kondisi politik saat itu, program rehabilitasi hutan berjalan lambat. Dan pada tahun 1927, pemerintah kolonial mengeluarkan UU Kehutanan untuk Pulau Jawa dan Madura yang dinamakan Boschordonnantie voor Java en Madoera 1927 (Ordonansi Hutan untuk Jawa dan Madura 1927).Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Mengapa pemerintah kolonial Hindia Belanda mengganti Reglemen Hutan 1913 dengan Boschordonnantie voor Java en Madoera 1927 (Ordonansi Hutan untuk Jawa dan Madura 1927)? dan (2) Bagaimana efektivitas kebijakan eksploitasi hutan di Jawa dan Madura tahun 1927-1932?. Dalam menjawab rumusan tersebut, peneliti menggunakan metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari penelitian ini adalah pemerintah kolonial mengganti Reglemen Hutan 1913 karena dua masalah, yaitu terkait masalah konversi hutan dan akses masyarakat terhadap hutan. Sedangkan terkait efektivitas kebijakan eksploitasi hutan selama 1927-1932, Ordonansi Hutan untuk Jawa dan Madura 1927 dapat dikatakan tidak efektif karena pembatasan akses masyarakat terhadap hutan ternyata tidak berhasil mengurangi kasus pelanggaran hutan secara signifikan.Kata kunci: Pengelolaan Hutan, Eksploitasi Hutan.
ANGGUNA DI SURABAYA TAHUN 1988-2003 RIYAN FIRDAUS, MOHAMMAD; MASTUTI PURWANINGSIH, SRI
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang Angguna di Surabaya pada tahun 1988-2003. Pokok permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mengenai kesejahteraan masyarakat atau mobilitas sosial yang dialami oleh sopir Angguna dalam perkembangan angkutan umum di Surabaya. Peralihan dari sopir helicak ke sopir angguna mengalami mobilitas sosial ke arah yang lebih baik, dimana para sopir angguna merasakan penambahan penghasilan sejak menjadi sopir angguna. Dari penambahan pendapatan tersebut sampai bisa merubah kualitas hidup mereka mulai dari kebutuhan sehari-hari yang tercukupi sampai kebutuhan yang lainnya seperti pendidikan, memperbaiki rumah hingga mampu membeli sepeda ontel bahkan sepeda motor.Dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah yakni pertama mengapa pemerintah Surabaya memunculkan angkuatan umum baru (angguna). Kedua, bagaimana moilitas sosial para sopir yang telah mengoperasikan angguna. Penilisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui alasan pemerintah Surabaya memunculkan angkutan umum baru (Angguna) di Surabaya dan untuk mengetahui mobilitas para sopir setelah mendapatkan jenis angkutan umum baru (Angguna). Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian deskriptif. Peneliti akan berusaha mengungkapkan permasalahan yang akan diteliti dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Dalam metode tersebut terdapat empat tahapan, yakni : Heuristik (mencari dan menemukan sumber), Kritik (pengujian terhadap sumber), Interpretasi (penafsiran) dan Historiografi (penulisan sejarah).Kata Kunci : angkutan umum, angguna, Surabaya
ANGGUNA DI SURABAYA TAHUN 1988-2003 RIYAN FIRDAUS, MOHAMMAD; MASTUTI PURWANINGSIH, SRI
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang Angguna di Surabaya pada tahun 1988-2003. Pokok permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mengenai kesejahteraan masyarakat atau mobilitas sosial yang dialami oleh sopir Angguna dalam perkembangan angkutan umum di Surabaya. Peralihan dari sopir helicak ke sopir angguna mengalami mobilitas sosial ke arah yang lebih baik, dimana para sopir angguna merasakan penambahan penghasilan sejak menjadi sopir angguna. Dari penambahan pendapatan tersebut sampai bisa merubah kualitas hidup mereka mulai dari kebutuhan sehari-hari yang tercukupi sampai kebutuhan yang lainnya seperti pendidikan, memperbaiki rumah hingga mampu membeli sepeda ontel bahkan sepeda motor.Dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah yakni pertama mengapa pemerintah Surabaya memunculkan angkuatan umum baru (angguna). Kedua, bagaimana moilitas sosial para sopir yang telah mengoperasikan angguna. Penilisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui alasan pemerintah Surabaya memunculkan angkutan umum baru (Angguna) di Surabaya dan untuk mengetahui mobilitas para sopir setelah mendapatkan jenis angkutan umum baru (Angguna). Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian deskriptif. Peneliti akan berusaha mengungkapkan permasalahan yang akan diteliti dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Dalam metode tersebut terdapat empat tahapan, yakni : Heuristik (mencari dan menemukan sumber), Kritik (pengujian terhadap sumber), Interpretasi (penafsiran) dan Historiografi (penulisan sejarah).Kata Kunci : angkutan umum, angguna, Surabaya
STUDI DESKRIPTIF PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KHASANAH, ISWATIN; SUPRIJONO, AGUS
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Programme for International Student Assessment (PISA) menyebutkan bahwa hasil studi tahun 2009 menempatkan peserta didik Indonesia pada peringkat bawah 10 besar dari 65 negara peserta PISA. Sedangkan Global Institute menunjukkan hanya 5% peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tingkat tinggi, sedangkan peserta didik dari Korea mencapai 71%. Perkembangan zaman, menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang mampu berdaya saing, salah satunya dapat dilakukan dengan pembelajaran yang mendorong pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah rancangan pembelajaran guru dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik; (2) Apakah pelaksanaan pembelajaran guru telah mengarah pada pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik; dan (3) Apakah evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru telah mengarah pada pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian didapatkan bahwa rancangan pembelajaran dalam bentuk RPP sudah mengarah dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, dengan persentase kelayakan RPP SMAN 13 Surabaya sebesar 74% dan SMAN 16 Surabaya sebesar 76%. Pelaksanakan pembelajaran telah mengarah pada pengembangan kemampuan berpikir kritis. Dan untuk soal evaluasi pembelajaran, keduanya dapat digunakan tanpa revisi dengan persentase kelayakan SMAN 13 Surabaya sebesar 80% dan SMAN 16 Surabaya sebesar 85,71 %. Meskipun begitu, secara keseluruhan substansi soal evaluasi keduanya belum mengarah pada berpikir kritis. Soal evaluasi SMAN 13 Surabaya, hanya memberikan stimulan sampai tingkat mengingat, memahami dan mengevaluasi dengan 26 soal pilihan ganda (74,28%) termasuk dalam aspek interpretasi berpikir kritis Facione. Sedangkan soal evaluasi SMAN 16 Surabaya, hanya memberikan stimulan sampai tingkat memahami dan menjelaskan dengan 16 soal pilihan ganda (64%) termasuk dalam aspek interpretasi, analisis, dan inferensi berpikir kritis Facione. Kata Kunci: Rancangan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, Berpikir Kritis
PENCEMARAN KALI SURABAYA TAHUN 1982-1994 GHONIYYAH, QONITAH; MASTUTI PURWANINGSIH, SRI
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Interaksi manusia dengan lingkungannya dianggap menjadi penyebab munculnya berbagai masalah lingkungan, Kali Surabaya mengalami kondisi yang sangat memprihatinkan, sungai tersebut mengalami degradasi cukup parah sejak tahun 1982 hingga 1994, pencemaran yang terjadi pada Kali Surabaya sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku masyarakat bantaran Kali Surabaya dalam mengelola dan memanfaatkan Kali Surabaya itu sendiri, hal tersebut kemudian berdampak buruk tidak hanya bagi lingkungan itu sendiri tetapi juga manusia yang tinggal disekitar Kali Surabaya tersebut, hal tersebut kemudian mendorong pemerintah melakukan berbagai kebijakan dan program, salah satunya yang dianggap berhasil adalah Program Kali Bersih (PROKASIH)Penelitian ini membahas mengenai (1) Bagaimana perilaku masyarakat bantaran Kali Surabaya pada tahun 1982-1994; (2) Bagaimana kebijakan pemerintah dan masyarakat berkaitan dengan pencemaran Kali Surabaya pada tahun 1982-1994. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yakni proses heuristik yakni pengumpulan sumber yang didapatkan dari Perpustakaan Universitas Airlangga, Perpustakaan Stikosa, dan lain-lain. Tahap kedua yaitu kritik sumber yakni melakukan pengujian dan verifikasi sumber yang didapat. Tahap ketiga adalah interpretasi, yaitu menafsirkan data yang sudah diperoleh dan telah melewati proses verifikasi. Tahap keempat adalah historiografi, yaitu penulisan hasil penelitian sejarah secara kronologis dan analitis sesuai tema penelitian.Kata Kunci : Perilaku Masyarakat Bantaran Kali Surabaya, Pemanfaatan dan Pengelolaan Kali Surabaya, Pencemaran Kali Surabaya.
PERKEMBANGAN BATIK TULIS DI DESA KLAMPAR KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN 2009-2017 EKA PRASETYANINGRUM, MERIDIANA; TRILAKSANA, AGUS
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perkembangan Batik Tulis di Desa Klampar Kabupaten Pamekasan Tahun 2009-2017 Madura tidak hanya identik dengan garam maupun kerapan sapi, akan tetapi juga memiliki kekayaan yang tidak terhingga yang diwariskan turun-temurun berupa keterampilan membatik. Kabupaten Pamekasan merupakan satu-satunya kabupaten di pulau Madura yang telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur sebagai kota batik pada tahun 2009. Penetapan Kabupaten Pamekasan sebagai kota batik seharusnya dapat memberikan dampak dalam hal peningkatan ekonomi pengrajin batik tulis Desa Klampar Kecamatan Proppo Pamekasan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ?Perkembangan batik tulis di Desa Klampar Kabupaten Pamekasan tahun 2009-2017?. Rumusan masalah dam penelitian ini adalah tentang 1) bagaimana sejarah munculnya batik tulis di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan 2) Bagaimana perkembangan batik tulis di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan 3) Bagaimana dampak batik tulis terhadap kondisi social ekonomi masyarakat Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejarah batik tulis Desa Klampar, mendeskripsikan perkembangan batik tulis Desa Klampar, dan menganalisis dampak batik tulis terhadap kondisi social ekonomi masyarakat Desa Klampar. Terkait dengan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti terdapat langkah-langkah metode penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik, interprestasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, perkembangan batik tulis di Desa Klampar Kabupaten Pamekasan setiap tahunnya mengalami penurunan harga yang cukup signifikan yang diawali pada tahun 2012, tahun 2015 harga batik tulis Desa Klampar sempat mengalami kenaikan harga dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2017. Kerajinan batik tulis Desa Klampar memberikan dampak yang positif terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Klampar diantaranya terbukanya lapangan pekerjaan khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga yang dapat mengisi waktu luangnya dengan membatik sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Klampar. Kata Kunci: Batik Tulis, Desa Klampar, Perkembangan
PERKEMBANGAN BATIK TULIS DI DESA KLAMPAR KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN 2009-2017 EKA PRASETYANINGRUM, MERIDIANA; TRILAKSANA, AGUS
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perkembangan Batik Tulis di Desa Klampar Kabupaten Pamekasan Tahun 2009-2017 Madura tidak hanya identik dengan garam maupun kerapan sapi, akan tetapi juga memiliki kekayaan yang tidak terhingga yang diwariskan turun-temurun berupa keterampilan membatik. Kabupaten Pamekasan merupakan satu-satunya kabupaten di pulau Madura yang telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur sebagai kota batik pada tahun 2009. Penetapan Kabupaten Pamekasan sebagai kota batik seharusnya dapat memberikan dampak dalam hal peningkatan ekonomi pengrajin batik tulis Desa Klampar Kecamatan Proppo Pamekasan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ?Perkembangan batik tulis di Desa Klampar Kabupaten Pamekasan tahun 2009-2017?. Rumusan masalah dam penelitian ini adalah tentang 1) bagaimana sejarah munculnya batik tulis di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan 2) Bagaimana perkembangan batik tulis di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan 3) Bagaimana dampak batik tulis terhadap kondisi social ekonomi masyarakat Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejarah batik tulis Desa Klampar, mendeskripsikan perkembangan batik tulis Desa Klampar, dan menganalisis dampak batik tulis terhadap kondisi social ekonomi masyarakat Desa Klampar. Terkait dengan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti terdapat langkah-langkah metode penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik, interprestasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, perkembangan batik tulis di Desa Klampar Kabupaten Pamekasan setiap tahunnya mengalami penurunan harga yang cukup signifikan yang diawali pada tahun 2012, tahun 2015 harga batik tulis Desa Klampar sempat mengalami kenaikan harga dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2017. Kerajinan batik tulis Desa Klampar memberikan dampak yang positif terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Klampar diantaranya terbukanya lapangan pekerjaan khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga yang dapat mengisi waktu luangnya dengan membatik sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Klampar. Kata Kunci: Batik Tulis, Desa Klampar, Perkembangan
FAKTOR KETERLIBATAN PARTISIPAN PADA KERUSUHAN DERMODJOJO DI AFDEELING BERBEK 1907: TINJAUAN PERILAKU KOLEKTIF PRAYOGI, DODIK; MASTUTI PURWANINGSIH, SRI
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku kolektif dipergunakan sebagai suatu pendekatan dalam melihat fenomena gerakan sosial lama. Masyarakat lokal-tradisional merupakan subjek yang selalu terlibat dalam gerakan sosial tersebut. Gerakan sosial yang sifatnya sementara, spontan, serta mengabaikan aspek rasional, telah memberikan dugaan baru mengenai mengapa masyarakat lokal-tradisional selalu terlibat. Akan tetapi, apabila dicermati lebih jauh, tidak keseluruhan peristiwa gerakan sosial sosial selama periode kolonial termasuk sebagai upaya ?pemberontakan?. Tidak jarang gerakan tersebut hanya bersifat kerusuhan, bukan merupakan pemberontakan yang benar-benar ditujukan untuk menolak kesewenang-wenangan pemerintah kolonial. Gerakan sosial memiliki berbagai motif yang perlu didalami, terlebih dalam hal keterlibatan masyarakat tradisional, sebagai sekumpulan individu yang selalu dilibatkan di dalamnya. Daerah-daerah pedesaan yang sarat akan tradisionalitas serta solidaritas yang kuat, seolah menjadi basis perlawanan. Basis-basis tersebut menjadi titik perlawanan, sekali lagi ditunjang dengan keberadaan tokoh agama sebagai inisiator. Darmodjojo sebagai seorang guru agama turut menjadi sosok yang memicu meledaknya perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda. Tidak dapat dipungkiri peranan seorang tokoh agama yang dianggap panutan dan teladan hidup umat beragama, telah membawa corak khusus dalam fenomena pergolakan sosial. Semangat religius dalam perlawanan tersebut tercerminkan lewat simbol-simbol kepercayaan dan kedekatan dengan tokoh agama. Pendekatan perilaku kolektif dalam menganalisis suatu gerakan sosial, dimuali dengan memahami latar belakang masyarakat. Kedudukan sosial, adat maupun tradisi, keyakinan, ekonomi, hingga pendidikan adalah beberapa faktor yang penting untuk dikorelasikan. Selain itu, bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh pemimpin gerakan turut membantu bagaimana mulanya suatu masa dapat terkonsentrasi. Mobilisasi menjelang gerakan, berjalannya gerakan, hingga hasil akhir sebagai tahapan-tahapan selanjutnya, melengkapi penelitian guna mencari sebab-sebab unik keterlibatan kelompok masyarakat tradisional.Kata Kunci: Kerusuhan Darmodjojo, perilaku kolektif
PENGARUH KETERTARIKAN SISWA TERHADAP FILM ANIMASI SEJARAH DENGAN KETERTARIKAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SEJARAH ANUGRAH HADI, NISKI; MASTUTI PURWANINGSIH, SRI
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab utama dari rendahnya minat siswa dalam mengikuti pembelejaran sejarah yaitu kurangnya kreatifitas guru dalam memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan oleh yaitu menggunakan film sebagai media pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu pengaruh ketertarikan siswa terhadap film animasi sejarah dengan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sejarah pada siswa kelas XII IS1 SMA Negeri 1 PATIANROWO. Penelitian ini berdesain ?One-Shot Case Study? dengan desain yang dimana terdapat suatu kelompok diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara ketertarikan siswa terhadap film animasi sejarah dengan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sejarah walaupun dalam skala lemah. Hasil perhitungan kuantitatif diperkuat oleh hasil wawancara, para siswa menunjukan bahwa mereka tertarik dengan pembelajaran sejarah dengan menggunakan film animasi. Hasil penelitian sangat penting karena berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang telah dilakukan dapat dijadikan referensi pengembangan pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pemilihan media pembelajaran khususnya film saat mengajar mata pelajaran Sejarah. Karena berdasarkan penelitian, siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran sejarah dengan menggunakan film animasi dibandingkan pembelajaran sejarah yang hanya bercerita atau menggunakan metode ceramah.Kata Kunci: Film Animasi Sejarah, Pelajaran Sejarah, Perilaku Siswa

Page 2 of 46 | Total Record : 456