cover
Contact Name
Putra Afriadi
Contact Email
putraafriadi12@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_imaji@uny.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni
ISSN : 16930479     EISSN : 25800175     DOI : -
IMAJI is a journal containing the results of research/non-research studies related to arts and arts education, including fine arts and performing arts (dance, music, puppetry, and karawitan). IMAJI is published twice a year in April and October by the Faculty of Languages and Arts of Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with AP2SENI (Asosiasi Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik se-Indonesia/Association of Drama, Dance, and Music Education Study Programs in Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 1 (2022): IMAJI APRIL" : 10 Documents clear
Kajian estetika batik Bledhak Pacitan: Ditinjau dari bentuk, makna, dan fungsinya Nanang Setiyoko
Imaji Vol 20, No 1 (2022): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v20i1.48293

Abstract

Kajian ini merupakan kajian estetika untuk menjelaskan batik bledhak Pacitan dari segi bentuk (struktur), makna simbolis dan fungsi batik bledhak Pacitan dengan acuan analisis konsep estetika Edmund Burke Feldman. Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dilanjutkan dengan pengumpulan data observasional, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batik bledhak Pacitan dapat digolongkan menurut klasifikasi jenis motifnya, di antaranya batik bledhak motif tumbuhan terdiri dari batik bledhak sembagen awal, batik bledhak sembagen, batik bledhak ros, batik bledhak bunga, batik bledhak lung ros, batik bledhak jahe-jahe dan batik bledhak motif hewan terdiri dari batik bledhak sepasang merpati, batik bledhak burung, batik bledhak manuk emprit. Makna simbolis batik bledhak Pacitan sangat erat kaitannya dengan pengaruh adat istiadat penduduk desa Cokrokembang, di antaranya: bersih desa, endhog panggang mas, dan kethuk kenang. Batik bledhak Pacitan memiliki fungsi personal yang condong masuk kepada golongan seni benda pakai. Batik bledhak Pacitan memiliki fungsi sosial, yakni: 1) cenderung mempengaruhi perilaku masyarakat secara kolektif, 2) diciptakan untuk khalayak tertentu, dan 3) berfungsi sebagai alat untuk memperoleh pengakuan sosial. Fungsi fisik batik bledhak Pacitan, yakni: 1) sebagai busana (fashion), 2) sebagai cinderamata (souvenir), dan 3) sebagai hiasan dinding. Kata kunci: estetika, batik bledhak, bentuk, makna, fungsi Study of Pacitan Bledhak batik aesthetics: Review from its shape, meaning, and function AbstractThis is a study of the aesthetics of bledhak Pacitan’s batik. This research aim is to explain bledhak in terms of form (structure), symbolic meaning and function with the help of Edmund Burke Feldman's aesthetic concept. This study used qualitative descriptive research methods followed by collecting observational data, in-depth interviews, and documentation. Batik bledhak can be classified according to the types of motifs, bledhak plant motif including bledhak sembagen awal, batik bledhak sembagen, batik bledhak ros, batik bledhak bunga, batik bledhak lung ros, batik bledhak jahe-jahe and batik bledhak animal motif including batik bledhak sepasang merpati, batik bledhak burung, batik bledhak manuk emprit. Symbolic meanings of bledhak are closely related to the influence of the traditions of the people of Cokrokembang village, including village cleaning, endhog, and kethuk kenang. The result of the study is that bledhak has a unique function that tends to fall into applied art. Batik bledhak has social functions: 1) tends to influence collective people's behaviour, 2) is created for specific audiences, and 3) serves as a tool to gain social recognition. Batik bledhak is used as1) fashion, 2) souvenirs, and 3) wall decoration.   Keywords: aesthetics, batik bledhak, form, meaning, function
Nilai-nilai pendidikan dalam pertunjukan tari Podang dan implementasinya dalam pembelajaran di sekolah Gustia Arini Edinon
Imaji Vol 20, No 1 (2022): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v20i1.47371

Abstract

Tari Podang di Kota Payakumbuh merupakan salah satu tari tradisional yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Nilai-nilai itu merupakan wujud dari kehidupan masyarakat Kota Payakumbuh dan cukup penting bagi kehidupan masyarakat. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai key instrument yang dilengkapi dengan panduan observasi dan panduan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wujud dari nilai-nilai pendidikan itu adalah nilai religius, nilai moral, nilai sosial, dan nilai budaya. Nilai-nilai itu diakui dan dilaksanakan hingga saat ini. Pembelajaran seni budaya bidang tari di sekolah tidak hanya membelajarkan keterampilan atau ranah psikomotor saja, tetapi juga mencakup ranah kognitif dan afektif. Nilai-nilai pendidikan yang ada dalam pertunjukan tari Podang tersebut tidak hanya memberikan pengetahuan tentang tari Podang, tetapi juga berpeluang untuk membentuk karakter siswa sesuai dengan karakter kehidupan masayarakat Kota Payakumbuh atau sesuai dengan kearifan lokal masyarakat Kota Payakumbuh. Kata kunci: nilai-nilai pendidikan, pertunjukan tari Podang, pembelajaran tari Educational values in Podang dance performances and their implementation in learning at school AbstractPodang Dance in Payakumbuh City is one of the traditional dances that contains educational values. These values are a manifestation of the life of the people of Payakumbuh City and are quite important for people's lives. The method in this study uses a qualitative method. The research instrument is the researcher himself as a key instrument which is equipped with an observation guide and an interview guide. The results of the study show that the manifestations of educational values are religious values, moral values, social values, and cultural values. These values are recognized and implemented to this day. Learning arts and culture in the field of dance at school does not only teach skills or psychomotor domains but also includes cognitive and affective domains. The educational values in the Podang dance show not only provide knowledge about Podang dance, but also have the opportunity to shape the character of students according to the character of the life of the people of Payakumbuh City or in accordance with the local wisdom of the people of Payakumbuh City. Keywords: educational values, Podang dance performances, dance lessons
Analisis desain cover buku baca anak usia dini karya Gibran Maulana
Imaji Vol 20, No 1 (2022): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v20i1.48100

Abstract

Desain buku ilustrasi memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan minat literasi anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis desain cover buku anak usia dini karya Gibran Maulana bertema Cerita Rakyat Nusantara. Tiga buku dipilih dalam penelitian ini: Si Kancil, Keong Emas dan Bawah Merah Bawang Putih. Metode kualitatif digunakan untuk melakukan analisis data. Pertama-tama tabel struktur desain dibuat untuk mengetahui karakteristik desain secara keseluruhan, selanjutnya pembahasan berfokus pada konteks desain dan tahapan akhir yakni menganalisa kualitas desain cover yang mengacu pada proporsi, keseimbangan, kontras, irama, dan kesatuan dimana teori desain Tom Lincy digunakan sebagai acuan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa, karakteristik desain cover buku bertema Cerita Rakyat Nusantara karya Gibran Maulana cenderung menggunakan warna pastel sebagai identitas pewarnaan, kesesuaian konteks buku dengan daya imajinasi anak terbilang baik dan desain cover buku secara keseluruhan memiliki pakem yang berulang seperti proporsi, keseimbangan, kontras, irama dan kesatuannya. Kata kunci: desain, cover buku, anak usia dini Analysis of early children's reading book cover design by Gibran Maulana AbstractIllustration book design has an important role in increasing children's literacy interest. This article aims to describe the cover design of Gibran Maulana's early childhood book with the theme of Indonesian Folklore. Three books were selected in this study: Si Kancil, Keong Emas and Bawah Merah Bawang Putih. The qualitative method is used to analyze data. First, a design structure table is made to determine the overall design characteristics, then the discussion focuses on the design context and the final stage, namely analyzing the quality of the cover design which refers to proportion, balance, contrast, rhythm, and unity where Tom Lincy's design theory is used as a reference. The results of the writing explain that, the characteristics of the book cover design with the theme of the Indonesian Folklore by Gibran Maulana tend to use pastel colors as coloring identities, the suitability of the context of the book with the imagination of children is reasonably good and the overall book cover design has repetitive principles such as proportion, balance, contrast, rhythm and unity. Keywords: design, book cover, early childhood
Nilai moral dan makna dalam syair tari Toga kerajaan Siguntur Lady Andly
Imaji Vol 20, No 1 (2022): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v20i1.46353

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil dari penelitian tentang nilai moral dan makna yang terkandung dalam syair Tari Toga kerajaan Siguntur. Tari Toga menurut cerita turun temurun berasal dari suatu peristiwa nahas yang menimpa Putra Mahkota Raja pada zaman kerajaan. Tari Toga mempunyai dua unsur utama, yaitu gerak dan syair. Syair dalam Tari Toga memiliki arti penting sebagai penyampaian cerita yang dikemas dalam bentuk tarian. Tari Toga pernah hilang dari masyarakat Siguntur sebelum dihidupkan kembali oleh Putri Marhasnida. Sedangkan syair Tari Toga tetap terjaga karena pedendang terus mendendangkan syairnya selama kegiatan Batobo. Syair ini juga memiliki makna tersirat dan nilai moral. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, yaitu menuturkan dan memberikan gambaran tentang objek yang diteliti. Selanjutnya untuk mendeskripsiannya, data diperoleh dan dikumpulkan melalui teknik survei dan wawancara (Penelitian Lapangan) yang dilakukan di lokasi penelitian, yaitu Nagari Siguntur. Data yang digunakan sebagai objek adalah syair yang terkandung dalam Tari Toga kerajaan Siguntur. Berdasarkan hasil penelitian nilai moral yang terkandung yaitu, 1) nilai kepatuhan, 2) nilai kebijaksanaan dan tanggung jawab, serta 3) nilai menepati janji. Sedangkan makna dari syair pada gerak 1) Syair Adhoya, bermakna sebagai bagian sembah dan memohon ampun, 2) Syair Tilamalayo tak ti, bermakna pembelaan, 3) Syair Indodomang, dengan makna pengharapan, 4) Syair Adhoya ke-2, bermakna sembah ke-2, 5) Syair Tatakutindam (Gerak minta ampun), 6) Syair Tatakutindam 2 (Gerak minta ampun), 7) syair suka ria. Kata kunci: makna syair, tari toga, nilai moral  Moral values and meaning in the verse of Toga dance in the kingdom of Siguntur AbstractThis article aims to describe the results of research on the moral values and meanings contained in the Siguntur royal Toga dance poetry. The Toga dance according to hereditary stories comes from an unfortunate event that befell the Crown Prince of the King during the royal era. Toga dance has two main elements, namely motion, and poetry. The poetry in the Toga dance has an important meaning as the delivery of a story that is packaged in the form of dance. The Toga dance was lost from the Siguntur community before being revived by Putri Marhasnida. Meanwhile, the lyrics of the Toga dance are maintained because the singers continue to sing their poems during the Batobo activity. This poem also has an implied meaning and moral value. This research was conducted with a qualitative method that produces descriptive data, namely telling and providing an overview of the object under study. Furthermore, to describe it, data were obtained and collected through survey and interview techniques (Field Research) conducted at the research location, namely Nagari Siguntur. The data used as objects are the poems contained in the Siguntur royal Toga dance. Based on the results of the research, the moral values contained are 1) the value of obedience, 2) the value of wisdom and responsibility, and 3) the value of keeping promises. While the meaning of the verse in motion is 1) Adhoya verse, meaning part of worship and asking for forgiveness, 2) Tilamalayo tak ti, meaning defense, 3) Indodomang verse, with the meaning of hope, 4) 2nd Adhoya verse, meaning worship. 2, 5) Tatakutindam (Movement for forgiveness), 6) Tatakutindam 2 (Movement for forgiveness), 7) Poetry for joy. Keywords: meaning of poetry, toga dance, moral value
Pengembangan media seni mainan tradisional untuk pembelajaran seni budaya anak Aida Roihana Zuhro; Pramudya Cahyandaru
Imaji Vol 20, No 1 (2022): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v20i1.45291

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengetahui kelayakan media digital mainan tradisional untuk pembelajaran seni budaya Sekolah Dasar (SD). Metode penelitian yang digunakan yaitu RD melalui menganalisis, mendesain, mengembangkan, melaksanakan, dan menilai media digital mainan tradisional. Media digital mainan tradisional bersumber dari beberapa mainan anak tradisional yang ditemukan di Yogyakarta, Magelang, Klaten, Sleman, dan Bantul untuk dikembangkan menjadi media pembelajaran digital untuk anak SD. Mainan anak tradisional tersebut bersumber dari seni budaya tradisi yaitu kesenian wayang kulit purwo sebagai ide penciptaan maianan anak seperti umbul, wayang kertas, hiasan buku, hiasan pensil dan sebagainya sebagai maianan anak yang mengajarkan literasi nilai-nilai budaya lokal. Penggunaan media ini diharapkan dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak pada tahap operasional konkret. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan berdasarkan penilaian ahli materi ahli media, ditemukan bahwa media ini layak digunakan untuk mengajarkan literasi budaya tradisi lokal kepada anak SD, literasi matematika seperti pada dakon dan dapat pula sebagai sumber ide anak untuk cerita dan sumber ide menggambar. Kata kunci: mainan anak, media dan seni budaya Development of traditional toy-art media for children's cultural arts learning AbstractThis study aims to create and determine the feasibility of digital media for traditional toys for learning arts and culture in Elementary Schools (SD). The research method used is RD through analysing, designing, developing, implementing, and assessing digital media for traditional toys. Digital media for traditional toys is sourced from several traditional children's toys found in Yogyakarta, Magelang, Klaten, Sleman, and Bantul to be developed into digital learning media for elementary school children. The traditional children's toys are sourced from traditional cultural arts, namely the art of wayang kulit purwo as an idea for creating toys such as banners, paper puppets, book decorations, pencil decorations and so on, as children's toys teach literacy of local cultural values. This media is expected to stimulate various aspects of children's development at the concrete operational stage. Based on the results of interviews with teachers and based on the assessment of material experts media experts, it was found that this media is suitable for teaching local traditional cultural literacy to elementary school children, mathematical literacy as in Dakon and can also be a source of children's ideas for stories and sources of drawing ideas.              Keywords: traditional children's toys, media, and cultural arts
Analisis kebutuhan evaluasi pembelajaran tari kreasi kelas IX di SMP Negeri 1 Sapuran Iki Hayati; Wahyu Lestari
Imaji Vol 20, No 1 (2022): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v20i1.46200

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk kebutuhan evaluasi pembelajaran tari kreasi di SMP N 1 Sapuran yaitu tujuan evaluasi pembelajaran, metode yang digunakan oleh guru seni budaya dalam mengajar, materi yang diberikan pada siswa, upaya yang dilakukan oleh guru agar pembelajaran tetap aktif, dan mengetahui faktor-faktor penghambat proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan cara melakukan studi lapangan yaitu observasi ke sekolah SMP N 1 Sapuran kemudian mengumpulkan data dengan melakukan wawancara kepada guru seni budaya dan mengolah data tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah evaluasi dilakukan dalam pembelajaran Tari Kreasi. Metode pemebelajaran menggunakan: metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode pemberian tugas individu. Kendala kebutuhan pada keterbatasan jejaring internet dan kepemilikan kuota pada masa pandemi Covid-19. Kata kunci: evaluasi pembelajaran, tari kreasi Analysis of the needs of evaluation of dance creation learning in class IX of SMP Negeri 1 Sapuran AbstractThis study aims to find out what is needed for the needs of evaluating creative dance learning at SMP N 1 Sapuran, namely the purpose of learning evaluation, the methods used by arts and culture teachers in teaching, the material given to students, the efforts made by the teacher to keep learning active and knowing the inhibiting factors of the learning process. The method used in this study is a qualitative research method, by conducting field studies, namely observations at the SMP N 1 Sapuran school, and then collecting data by conducting interviews with art and culture teachers and processing the data. The result of this research is the evaluation is carried out in the learning of Creative Dance. The learning method uses the lecture method, the question-and-answer method, and the method of giving individual assignments. Constraints on the need for internet network limitations and quota ownership during the Covid-19 pandemic. Keywords: learning evaluation, creative dance
Sumaranun dance: Movement changes from medical ritual to dance movement Mohd Asnari Taim; Asmiaty Amat
Imaji Vol 20, No 1 (2022): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v20i1.45189

Abstract

This article aims to discover the history of Sumaranun dance creation and conduct research on the implicit meaning of each Sumaranun dance movement in the community of Iranun. This minority ethnic group lives on the beach coast, particularly in the Kota Belud district. The Sumaranun dance began as a medical ritual involving both the supernatural and reality. When this medical ritual was rarely practised, it was modified to become a dance, the Sumaranun dance. This research focuses on the changes in the Sumaranun dance, from a medical ritual to a dance. This research is field research that uses the method of direct observation and interviews to gain detailed information that has been done in the community of Iranun that lives at Rampayan Laut village, Nanamun village, and Kota Bongan village. This research finds that medical ritual and Sumaranun dance are closely related until they become entertainment performance. Keywords: Iranun, change, movement, medical ritual, Sumaranun dance. Tarian Sumaranun: Perubahan gerakan dari ritual pengobatan menjadi gerakan tari AbstrakArtikel ini bertujuan untuk mengungkap sejarah penciptaan tari Sumaranun dan mengkaji makna tersirat yang terkandung dalam setiap gerakan tari Sumaranun pada masyarakat Iran yang merupakan etnis minoritas yang tinggal di pesisir, khususnya di wilayah Kabupaten Kota Belud. Tarian Sumaranun yang awalnya merupakan ritual pengobatan yang melibatkan alam gaib dan dunia nyata. Akibat ritual pengobatan ini tidak lagi dilakukan, maka ritual pengobatan ini diubah menjadi sebuah tarian yaitu tari Sumaranun. Penelitian ini melihat perubahan yang terjadi pada tari Sumaranun dari ritual medis menjadi sebuah tarian. Penelitian ini merupakan studi lapangan yang menggunakan metode observasi langsung dan wawancara untuk memperoleh informasi rinci yang telah dilakukan antara masyarakat Iran yang tinggal di desa Rampayan Laut, desa Nanamun dan desa Kota Bongan. Hasil penelitian menemukan bahwa ritual pengobatan dan tari Sumaranun memiliki hubungan yang erat sehingga menjadi sebuah pertunjukan hiburan. Kata kunci: Iranun, perubahan, gerak tari, ritual pengobatan, tarian Sumaranun
Makna simbolik Topeng Panji gaya Yogyakarta dalam representasi estetika kekriyaan Ismayan Dwi Prayoga
Imaji Vol 20, No 1 (2022): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v20i1.46455

Abstract

Topeng Panji merupakan salah satu karya seni tradisional warisan budaya yang sudah ada sejak zaman nenek moyang. Topeng Panji gaya Yogyakarta merupakan topeng yang bentuknya ditransformasi dari sebuah cerita rakyat Panji. Menurut pemahamannya, seni topeng Panji memiliki makna yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menganalisis bagaimana pemahaman makna topeng Panji gaya Yogyakarta dalam merepresentasikan estetika kekriyaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan deksriptif kualitatif. Objek dalam penelitian yaitu karya seni topeng Panji gaya Yogyakarta. Instrumen dalam penelitian ini adalah penulis sendiri dan sumber data diperoleh dari dokumen arsip atau kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa topeng Panji gaya Yogyakarta merupakan jenis topeng yang termasuk ke dalam jenis topeng klasik sehingga struktur dan bentuknya masih terpaku pada pakem-pakem tradisi yang telah ditentukan dan setiap tokoh memiliki bentuk dan makna simbolis yang berbeda-beda. Selain itu simbol-simbol dengan makna simbolis dan kebudayaan masih tampak pada bentuk-bentuk topeng Panji Gaya Yogyakarta yang di dalamnya berisi pesan, makna, atau nilai tertentu yang berfungsi sebagai media dalam berkomunikasi ataupun menyampaikan pesan. Adapun tokoh yang diteliti dalam penelitian ini yaitu  Panji Asmarabangun, Candrakirana atau Dewi Sekartaji dan Klana Sewandana. Kata kunci: topeng Panji Yogyakarta, estetika kekriyaan, makna simbolik The symbolic meaning of the Yogyakarta style Panji mask in the representation of craft aesthetics Abstract Panji mask is one of the traditional artworks of cultural heritage that has existed since the time of our ancestors. The Yogyakarta style Panji mask is a mask which shape is transformed from a Panji folk tale. The art of Panji masks has the meaning contained in it. This study aims to understand the meaning of the Yogyakarta style Panji masks in representing the aesthetics of craftsmanship. The method used in this research is to use a qualitative descriptive approach. The object of the study is the Yogyakarta style Panji mask art. The instrument in this study was the author himself, and the source of the data was obtained from archival documents or literature. The result of this research is that the Yogyakarta style Panji mask is a type of mask that belongs to the classic kind of mask so that its structure and shape are still fixed on the predetermined traditional grips. Each character has a different shape and symbolic meaning. In addition, symbols with symbolic and cultural meanings are still visible in the forms of the Yogyakarta style Panji masks, which contain particular messages, meanings, or values that function as media in communicating or conveying messages. The characters studied in this study are Panji Asmarabangun, Candrakirana or Dewi Sekartaji and Klana Sewandana. Keywords: Yogyakarta Panji masks, craft aesthetics, symbolic meaning
Rancangan media pembelajaran seni karawitan jaranan untuk anak SMP Dhimas Febriant Astrawira Wae; Yoyok Yermiandhoko
Imaji Vol 20, No 1 (2022): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v20i1.41170

Abstract

Tulisan ini merupakan kajian literatur terkait rancangan media pembelajaran karawitan di sekolah. Isu-isu yang akan dibahas pada tulisan ini diantaranya; pembelajaran seni karawitan, media belajar, dan materi pembelajaran. Metode penelitian menggunakan Research and Development. Adapun pengumpulan data dengan menggunakan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengolah bahan literasi yang terkait dengan isu-isu tersebut. Karena media pembelajaran merupakan salah satu sistem yang berperan penting dalam perkembangan peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan yang inovatif dan efektif. Pembahasan ini menekankan pada perancangan sebuah media pembelajaran berupa buku cetak disertai video sebagai sarana pembelajaran pelengkap yang dapat membantu anak-anak di usia SMP dalam mempraktikkan materi seni karawitan.  Kata kunci: media belajar, karawitan, jaranan, anak SMP The design of jaranan musical art learning media for junior high school children AbstractThis paper is a literature review related to the design of musical learning media in schools. The issues that will be discussed in this paper include; learning musical arts, learning media, and learning materials. The research method uses Research and Development. The data collection uses library data, reading and taking notes, and processing literacy materials related to these issues. Because the media is one system that plays an important role in the development of students to increase innovative and effective knowledge, this discussion emphasizes the design of learning media in the form of a printed book accompanied by a video as a complementary learning tool that can help children at junior high school age in practicing musical art materials. Keywords: learning media, karawitan, jaranan, junior high school children
Video pembelajaran seni pertunjukan Sandur untuk siswa kelas X SMA Sri Linda Oktavia; Robby Hidajat; Rully Aprilia Zandra
Imaji Vol 20, No 1 (2022): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v20i1.45400

Abstract

Penelitian ini adalah riset yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa video pembelajaran seni pertunjukan Sandur. Menyediakan media pembelajaran sebagai alat yang membantu guru dan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran khususnya materi tari tradisi daerah setempat. Subjek uji coba dalam riset ini yaitu siswa kelas X SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adlah metode penelitian pengembangan yang dikemukakan Allesi dan Trollip. Pengembangan media video pada penelitian ini telah diriview oeh ahli materi, media, dan pembelajaran. Hasil review dari ahli materi menunjukkan bahwa Hasil dari data pre-test secara keseluruhan menunjukkan presentase sebesar 47,6%. Hasil dari data post-test secara keseluruhan menunjukkan presentase sebesar 97,9% dengan nilai rata-rata 97,9. Nilai tersebut daat dikategorikan bahwa hasil belajar dari siswa sudah mencapai taraf tuntas. Selain pre-test dan post-test, peneliti membagikan angket keterbacaan produk untuk menguji keterbacaan produk yang sudah dibuat. Hasil dari data angket menunjukkan presentase 95,5%, sangat layak. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran seni pertunjukan Sandur berupa video dokumenter lebih efektif dan dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci: Sandur, video pembelajaran, pengembangan media Sandur performance art learning video for students Xth graders AbstractThis research is research that aims to produce a product in the form of a learning video for Sandur's performing arts. Provide learning media as a tool that helps teachers and students in the implementation of the learning process, especially local traditional dance materials. The test subjects in this research were students of class X SMA. The method used in this research is the development research method proposed by Allesi and Trollip. The development of video media in this study has been reviewed by material, media, and learning experts. The results of the review from material experts show that the results of the pre-test data show a percentage of 47.6%. The results of the post-test data show a percentage of 97.9% with an average value of 97.9. This value can be categorized that the learning outcomes of students who have reached the level of completion. In addition to the pre-test and post-test, the researcher distributed a product readability questionnaire to test the readability of the products that had been made. The results of the questionnaire data showed a percentage of 95.5%, very feasible. So, in this case it can be concluded that the video media for learning Sandur's performing arts in the form of a documentary video is more effective and can be used to improve student learning outcomes. Keywords: Sandur, tutorial video, media development

Page 1 of 1 | Total Record : 10