cover
Contact Name
Putra Afriadi
Contact Email
putraafriadi12@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_imaji@uny.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni
ISSN : 16930479     EISSN : 25800175     DOI : -
IMAJI is a journal containing the results of research/non-research studies related to arts and arts education, including fine arts and performing arts (dance, music, puppetry, and karawitan). IMAJI is published twice a year in April and October by the Faculty of Languages and Arts of Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with AP2SENI (Asosiasi Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik se-Indonesia/Association of Drama, Dance, and Music Education Study Programs in Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 320 Documents
SENI SINGIRAN DALAM RITUAL TAHLILAN PADA MASYARAKAT ISLAM TRADISIONAL JAWA Kusnadi -
Imaji Vol 4, No 2 (2006): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.451 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v4i2.6714

Abstract

The phenomenon of Singiran in tahlilan is typically Javanese.Singiran is a form of Javanese singing art (tembang) performed in the middle oftahlilan ritual, especially when tahlil words are being recited. The aims of thiswriting are (1) to describe the form of Singiran song found among the society ofNgemplak Nganti, Sendangadi Mlati Sleman, and (2) to describe the function ofSingiran art in the context of Islamic traditional Javanese culture.The form of Singiran song is typically different from other genres ofJavanese songs, such as those in karawitan, pedalangan and santiswara/larasmadya. The laras (pitch) used is both pelog (seven-tone gamelan scale) andslendro five-tone gamelan scale). Laras pelog is played in the opening andclosing songs while laras slendro is for songs in the middle. All the rhythms aremetrical with medium speed and then high speed at the end of the songs. Thisspeed arrangement forms a dramatic pattern of a single cone. The literaryornaments used are purwakanthi guru swara with rhyming scheme of a-a or a-aaThe functions of Singiran in the context of tahlilan ritual are (a) as an Islamicpropagating medium, and (b) as a means of tightening brotherhood among themembers of tahlil groups.Key words: Singiran, tahlilan, Islamic traditional Javanese culture
KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA MENINGKATKAN DAYA SAING DALAM MENYIKAPI TANTANGAN BARU Wahyudi Siswanto
Imaji Vol 3, No 2 (2005): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9996.267 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v3i2.6916

Abstract

PERTUNJUKAN WAYANG “PAKELIRAN PADAT” SEBAGAI ALTERNATIF MEMBANGKITKAN RASA MENYUKAI WAYANG DAN MUSIK GAMELAN Cipto Budi Handoyo
Imaji Vol 12, No 2 (2014): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.563 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v12i2.3157

Abstract

Abstrak Pertunjukan  wayang  dan  gamelan  di  berbagai  tempat,  termasuk  di lingkungan  kampus  Universitas  Negeri  Yogyakarta  (UNY),  seringkali berlangsung memprihatinkan. Penonton dari kalangan mahasiswa biasanya sangat sedikit.  Gejala ini  menarik  untuk  dikaji lebih lanjut, terutama  berkaitan  dengan faktor-faktor  yang  menyebabkan  hilangnya  ketertarikan  mahasiswa  terhadap keseniaan wayang dan pertunjukan gamelan. Penelitian  yang  telah  dilakukan  pada  Mei  2012  menunjukkan  bahwa persepsi  mahasiswa  terhadap  wayang  dan  gamelan  ternyata  positif.  Hal  ini berbeda  secara  nyata  (signifikan)  dengan  keadaan  sebelumnya  (beberapa  bulan sebelum adanya pertunjukan wayang dan gamelan), selisih mean antara sebelum dan  sesudah  pertunjukkan  sebesar  5,133  dengan  signifikansi  0,012  lebih  kecil daripada 0,05. Fakta  di  atas  menunjukkan  bahwa  telah  terjadi  peningkatan  persepsi mahasiswa terhadap wayang dan gamelan secara signifikan. Oleh karena persepsi dalam penelitian ini dimaknai bahwa apabila positif artinya menyukai/mencintai, maka  terjadinya  peningkatan  persepsi  antara  sebelum  dan  sesudah  pertunjukan wayang  dan  gamelan  menjelaskan  bahwa  telah  terjadi  peningkatan  rasa menyukai/mencintai terhadap wayang dan gamelan. Penelitian  ini  memperlihatkan  bahwa  peningkatan  rasa  suka  terhadap pertunjukan  wayang  dan  gamelan  disebabkan  pagelaran  tidak  berlangsung semalam suntuk, seperti biasanya wayang digelar. Pertunjukan wayang yang tidak berlangsung  semalam  suntuk  inilah yang dinamakan dengan “Pakeliran Padat”. Dengan  demikian,  pergelaran  wayang  dengan  “Pakeliran  Padat”  dapat dikembangkan  sebagai  alternatif  membangkitkan  rasa  menyukai/mencintai terhadap wayang dan gamelan.
REVITALISASI PARADIGMA KEILMUAN SENI DI PERGURUAN TINGGI Kasiyan -
Imaji Vol 2, No 1 (2004): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12092.425 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v2i2.6932

Abstract

ADAPTASI POLA TATA RUANG ARSITEKTUR ASHRAM LEMBAH BAYAM DALAM BENTUK ARSITEKTUR ASHRAM VRATA WIJAYA I Nyoman Adi Tiaga
Imaji Vol 11, No 2 (2013): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.104 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v11i2.3842

Abstract

Ashram  Vrata Wijaya  adalah  sebuah Ashram  umat  Hindu  Bali  yangmenitik beratkan pada ajaran Jnana Budha shiva. Pada arsitektur Ashram VrataWijaya  dalam  pola  tata  letak  dan  unsur-unsur  yang  ada  didalam Ashram merupakan  elemen-elemen  arsitektur  yang  diadaptasi  dari Ashram  LembahBayam yang berlokasi di Desa Bayam Tabanan Bali.Tulisan  ini diawali denganmenyelusuri bentuk dan pola tata ruang arsitektur Ashram Lembah Bayam yangberada di lahan yang cukup luas, di daerah pedesaan yang jauh dari pusat keramaian dengan arsitektur yang  unik dengan simbol-simbol yang tumbuh, berkembang dari kesenian dalam kehidupan masyarakat Bali yang meliputi senirupa  (seni  pahat,  seni  lukis  dan  seni  hias)  dan  arsitektur,  interior. Tulisan  inimenggunakan  studi  pendekatan  fenomenologi,  Fenomena  yang  tampakmerupakan objek yang penuh dengan makna yang transendental. Dunia sosial keseharian tempat manusia hidup senantiasa merupakan suatu yang inter subjektifdan sarat dengan makna. Fenomena yang dipahami oleh manusia adalah refleksidari pengalaman transedental dan pemahaman tentang makna. Dalam konteks fenomenologis, pola tata ruang ashram adalah Ruang yang dibentuk dari pengalaman transenden dari seorang guru spiritual sehingga menjadi keyakinanbagi muridnya  (bakta).
TARI BALANSE MADAM : MEDIA SOSIALISASI ETNIS NIAS Indra Yuda
Imaji Vol 2, No 2 (2004): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10516.876 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v2i2.6948

Abstract

AHASA RUPA TRADISI BALI DALAM WACANA SENI RUPA KONTEMPORER I Wayan Seriyoga Parta
Imaji Vol 10, No 1 (2012): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.914 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v10i1.6366

Abstract

Self-educated Balinese artists develop Balinese visual art based fully on practices, diligence, and tenacity in creating their works so that they can master all the established techniques used in visual art production. Their long struggles in dealing with technical matters to process materials have enriched them with important experience and become the base of their technical knowledge. The self-creativity they possess, untouched by academic values, enable them to beat their collective unconsciousness. Thus, they can consciously create innovations in the visual language they are working on within their collective domain. This enables them to hold their own identity and to base their work on the values coming from their local culture. This kind of creativity can also play an important role in global context. On the other hand, many contemporary artists including istallation and textile artists have conducted a kind of critical reflection upon the social condition in which they live. The above situation creates optimism that the potential of the visual art in Balinese tradition may give various colors on the development of contemporary visual art.
KONTRIBUSI PRINSIP-PRINSIP PENGAJARAN DALAM PRAKTIK INSTRUMEN MUSIK GESEK - Agustianto
Imaji Vol 13, No 2 (2015): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.065 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v13i2.7888

Abstract

  Kajian ini bertujuan untuk mendiskripsikan mengenai beberapa prinsip-prinsip yang dapat diterapkan pada praktik pengajaran instrumen musik gesek di sekolah. Pembahasan ditekankan pada pelaksanaan pembelajaran dengan didasarkan pada 7 prinsip pengajaran, yang meliputi: prinsip aktivitas, prinsip motivasi, prinsip individualitas,prinsip lingkungan, prinsip kebebasan, prinsip peragaan, prinsip kerjasama dan persaingan. Di dalam pelaksanaan pembelajaran, setiap prinsip pengajaran memberikan kontribusi yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas permainan musik gesek (violin, violia,cello, contra bass) baik dari segi penguasaan materi, kedisiplinan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun pemberian motivasi bagi setiap peserta didik serta bagaimana dapat menciptakan suatu kerjasama dan persaingan yang sehat. Peran guru praktik dengan peserta didik dalam hal ini diharapkan ada keseimbangan, sehingga peserta didik bisa mengakomodasi semua instruksi yang diberikan oleh guru sebagai suatu masukan ataupun input yang tidak terlalu dipaksakan kepada peserta didik.
HEGEMONI KEKUASAAN TERHADAP SENI PEDALANGAN -, Sutiyono
Imaji Vol 7, No 2 (2009): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.117 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v7i2.6635

Abstract

Tulisan ini akan menguraikan pokok bahasan relasi antara kekuasaan dan kesenian. Permahaman ini menyangkut bentuk afiliasi antara dalang wayang kulit (seniman) dengan pihak penguasa dalam hal ini adalah pemerintah atau negara (state). Aspek sub-bidang kajian ini adalah pertunjukan wayang kulit Jawa yang cukup mengental dengan kehidupan budaya masyarakat Jawa. Kajian hegemoni kekuasaan terhadap seni pedalangan akan terarah jika harus melihat secara lurus pada tawaran Gramsci yang menyebutkan bahwa hegemoni memberikan definisi terhadap konsep politik dan konsekwensi pada tugas yang harus diemban oleh partai politik. Dalam hal ini partai politik harus mampu mengelola instrumen hegemoni untuk mengelabuhi masyarakat luas agar menjadi patuh dan mau dikuasai oleh partai politik tersebut. Seperti langkah-langkah yang diambil oleh partai Golkar sebagai kendaraan politik rezim penguasa Orde Baru yakni dengan mengelola pertunjukan wayang sebagai wadah ekspresi sosial dan interaksi antara penguasa dan rakyat. Sebelum wadah ini efektif dan memadai, maka instrumen yang seni pedalangan harus dihegemoni terlebih dahulu. Bentuk kesenian beserta dalang dan komunitasnya harus ditaklukkan, agar semua pesan dan doktrin penguasa terhadap kesenian dapat tercapai. Kesenian benar-benar dapat menjadi kuda emas, yakni kendaraan politik yang manis dan jitu untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Kata kunci: wayang, seni pedalangan, dan hegemoni
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA MELALUI INTERAKSI KELAS PADA MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN Mudjilah, Hanna Sri
Imaji Vol 14, No 2 (2016): IMAJI OKTOBER
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.61 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v14i2.12175

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan upaya  peningkatan prestasi belajar mahasiswa melalui interaksi kelas pada mata kuliah metodologi penelitian pendidikan seni musik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Tiap-tiap siklus terbagi dalam 4 tahap yaitu perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan monitoring, serta analisis dan refleksi. Dari kedua siklus ini telah dilakukan dengan baik. Hasil penelitian ini adalah terjadi peningkatan nilai hasil belajar mahasiswa yang mengikuti mata kuliah metodologi penelitian pendidikan seni musik dari rata-rata kelas pada pra siklus 61.289 meningkat menjadi 66.553 pada akhir siklus 1, terjadi peningkatan prestasi sebesar 5.264 point. Hal ini dirasakan belum mencapai tujuan penelitian. Kemudian dilanjutkan pada siklus 2 dengan hasil pada akhir siklus 2 yaitu dari rata-rata akhir siklus 1 (66.553) meningkat pada akhir siklus 2 (76,816), atau terjadi peningkatan sebesar 10.263 point. Hal ini dirasakan sudah cukup dan telah mencapai tujuan penelitian. Nilai kelulusan berada di atas 75% dari nilai kelulusan.

Page 5 of 32 | Total Record : 320