cover
Contact Name
Yuli Widiyastuti
Contact Email
ywidiyasis@gmail.com
Phone
+628122581132
Journal Mail Official
jurnal.toi@gmail.com
Editorial Address
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Jl. Raya Lawu No.11, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
ISSN : 1979897X     EISSN : 23548797     DOI : https://doi.org/10.22435/jtoi.v12i2
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia is a journal developed to disseminate and discuss the scientific literature and other research on the development of health in Indonesian medicinal plant, includes : ethnobotany and ethnopharmacology; conservation, cultivation and post-harvest; molecular biology and biotechnology; phytochemistry; pharmacology. This journal is intended as a medium for communication among stake holders on health research such as researchers, educators, students, practitioners of Health Office, Department of Health, Public Health Service center, as well as the general public who have an interest in the matter. The journal is trying to meet the growing need to study health.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 13 No 2 (2020): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia" : 5 Documents clear
AKTIVITAS ANTIDIABETES SECARA IN VITRO EKSTRAK ETANOL DAUN DAN KULIT BATANG BINTANGUR (Calophyllum rigidum Miq.) Eris Septiana; Partomuan Simanjuntak
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 13 No 2 (2020): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jtoi.v13i2.1295

Abstract

ABSTRACT Diabetes mellitus is still a serious health problem both in the world and in Indonesia. The use of plants as a source of antidiabetic medicine is still needed. Bintangur plant, Calophyllum rigidum, contains active compounds that have the potential to act as anti-diabetic drugs but have not been used optimally. The purpose of this study was to determine the in vitro antidiabetic activity of the ethanol extract of Calophyllum rigidum stem bark and leaves. The antidiabetic method used was α-glucosidase enzyme inhibition. Phytochemical screening is based on color change reactions. The results obtained showed that the ethanol extract of stem bark and leaf had α-glucosidase enzyme inhibitory activity with IC50 values ​​of 63.75 and 65.86 µg/mL, respectively. Both extracts contain alkaloids, flavonoids, steroids/triterpenoids, saponins, and tannins, while quinones are only found in the stem bark extracts. The conclusion is that the ethanol extract of the stem bark and leaves of Calophyllum rigidum has active antidiabetic activity through inhibition of the α-glucosidase enzyme. Key words: antidiabetic, α-glucosidase, Calophyllum rigidum, phytochemical screening ABSTRAK Penyakit diabetes mellitus masih merupakan masalah kesehatan serius baik di dunia maupun di Indonesia. Pemanfaatan tanaman sebagai sumber bahan obat antidiabetes masih diperlukan. Tanaman bintangur, Calophyllum rigidum, mengandung senyawa aktif yang berpotensi sebagai obat antidiabetes namun belum dimanfaatkan secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antidiabetes secara in vitro dari ekstrak etanol kulit batang dan daun Calophyllum rigidum. Metode antidiabetes yang digunakan adalah penghambatan enzim α-glukosidase. Penapisan fitokimia berdasarkan pada reaksi perubahan warna. Hasil yang didapatkan yaitu ekstrak etanol kulit batang dan daun memiliki aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 63,75 dan 65,86 µg/mL. Kedua ekstrak mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, steroid/triterpenoid, saponin, dan tannin, sedangkan kuinon hanya ditemukan pada ekstrak kulit batang. Kesimpulannya ialah bahwa ekstrak etanol kulit batang dan daun Calophyllum rigidum memiliki aktivitas antidiabetes yang aktif melalui penghambatan enzim α-glukosidasi Kata Kunci : antidiabetes, α-glukosidase, Calophyllum rigidum, penapisan fitokimia
AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK SERAI DAPUR dan MINYAK ADAS pada Staphylococcus aureus di RUANG INAP RUMAH SAKIT Khoirun Nisyak; Susi Hartiningsih
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 13 No 2 (2020): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jtoi.v13i2.2227

Abstract

ABSTRACT Pathogenic microbial contamination is one of the causes of nosocomial infection in hospitals. Lemongrass oil and fennel oil are essential oils that are used as antimicrobials especially against Staphylococcus aureus. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of lemongrass oil and fennel oil against S. aureus isolated from Anwar Medika Sidoarjo hospital ward through the air diffusion method using essential oil diffuser. The compounds in lemongrass oil and fennel oil were analyzed by Gas Chromatography-Mass Spectrometer. The antibacterial activity test was conducted by the air capture method and continued with the Gram staining, catalase test, coagulase test, and calculation of the number of colonies. The results obtained from this study showed a decrease in the number of S. aureus colonies after the use of essential oils for 48 hours. Based on these results it can be concluded that lemongrass oil and fennel oil can suppress the growth of S. aureus bacteria isolated from hospital wards. Keywords: antibacterial, lemongrass oil, fennel oil, S. aureus, hospital ABSTRAK Kontaminasi mikroba patogen adalah salah satu penyebab terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit. Minyak serai dapur dan minyak adas merupakan minyak atsiri yang dapat dimanfaatkan sebagai antimikroba khususnya pada bakteri Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri minyak serai dapur dan minyak adas terhadap S. aureus di ruang rawat inap rumah sakit melalui metode difusi udara dengan menggunakan Diffuser Essensial Oil. Kandungan senyawa dalam minyak sereh dapur dan adas dianalisa dengan GC-MS. Analisa aktivitas antibakteri menggunakan metode tangkap udara dan dilanjutkan uji perhitungan jumlah koloni, pewarnaan Gram, uji katalase, dan uji koagulase. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan penurunan jumlah koloni S. aureus setelah penggunaan minyak atsiri dalam jangka waktu 48 jam. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa minyak serai dapur dan minyak adas memiliki kemampuan untuk menekan pertumbuhan bakteri S. aureus dalam ruang perawatan inap rumah sakit kelas III. Kata kunci: antibakteri, minyak serai dapur, minyak adas, S.aureus, rumah sakit
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN YAKON (Smallanthus sonchifolius) TERHADAP KADAR GLIKOGEN HATI, GLIKOGEN OTOT DAN PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA HAMSTER HIPERGLIKEMIA DAN HIPERLIPIDEMIA Dwitiyanti Dwitiyanti; Ni Putu Ermi Hikmawati; Anggitha Prameswari Putri; Novella Chulsum
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 13 No 2 (2020): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jtoi.v13i2.3015

Abstract

ABSTRACT Yacon (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H.Rob) leave has an effect on blood glucose level and lipid profiles in the alloxan-induced rat. This study aimed to determine the activity of ethanol extract of yacon leaves in increasing glycogen synthesis in the liver and muscles and decreasing blood glucose levels on hyperglycemic hamsters with a high-fat diet. Twenty-four of male Syrian hamsters divided into 6 groups consisting of normal control, negative control without treatment, positive control was given metformin (61.67 mg/kg), dose I group treatment that given extract at 180 mg/kg, dose II group treatment that given extract at 360 mg/kg, and dose III group treatment that given extract at 720 mg/kg. All groups were induced by alloxan monohydrate and high-fat diet, except for the normal control group. Blood glucose levels were measured using a clinical spectrophotometer. The glycogen deposits were added with 0,2% anthrone-sulfuric acid and measured using spectrophotometer UV-Vis. Data were analyzed using one-way ANOVA and continued with the Tukey test. The ethanol extract of yacon leaves at 360 mg/kg and 720 mg/kg can increase glycogen synthesis in liver and muscle compare to metformin (P>0,05), and also can decrease blood glucose levels on hamster by 53.32% and 57.81%, respectively which is comparable (P> 0.05) with metformin by 60.12%. Keywords: blood glucose level, liver, muscle, glycogen, Smallanthus sonchifolius ABSTRAK Daun yakon (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H.Rob) memiliki pengaruh terhadap kadar glukosa darah dan profil lipid pada tikus yang diinduksi aloksan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun yakon dalam meningkatkan sintesis glikogen di hati dan otot, serta menurunkan kadar glukosa darah pada hamster hiperglikemia dengan diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan hamster Syrian jantan sebanyak 24 ekor yang dikelompokan menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, kontrol negatif tanpa perlakuan, kontrol positif yang diberi metformin (61,67 mg/kg), kelompok ekstrak dosis I (180 mg/kg), ekstrak dosis II (360 mg/kg), dan ekstrak dosis III (720 mg/kg). Seluruh kelompok diinduksi aloksan monohidrat dan pakan tinggi lemak kecuali kelompok kontrol normal. Serum darah direaksikan dengan glucose liquicolor dan kadar glukosa darah diukur menggunakan spektrofotometer klinikal. Endapan glikogen ditambahkan dengan antrone-asam sulfat 0,2% dan diukur menggunakan spketrofotometer UV-Vis. Data dianalisis menggunakan ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Ekstrak etanol daun yakon dengan dosis 360 mg/kg dan 720 mg/kg dapat meningkatkan sintesis glikogen di hati dan otot hamster yang sebanding dengan metformin (P>0,05), serta dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 53,3275% dan 57,8125% yang sebanding (P>0,05) dengan metformin sebesar 60,12%. Kata Kunci: kadar glukosa darah, hati, otot, glikogen, Smallanthus sonchifolius
EFEKTIVITAS SIRUP EKSTRAK DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP PENURUNAN ASAM URAT PADA MENCIT (Mus Musculus) Ika Maruya Kusuma; Amelia Febriani; Melva Novriana Saragih
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 13 No 2 (2020): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jtoi.v13i2.3023

Abstract

ABSTRACT Allopurinol is an isostatic uric acid drug. Long-term use of allopurinol may cause liver failure, hepatitis, diarrhea, constipation, nausea, vomiting, and eczema. Mulberry leaves extract at doses 250 (M250), 500 (M500), and 750 (M750) mg/kg of body weight known had effectiveness in decreasing uric acid levels in mice. This study aimed to know the physical stability and effectiveness of mulberry leaves extract syrup in reducing uric acid levels. Phytochemical screening was carried out to determine the class of compounds in the mulberry extract. The extract was then prepared into syrup formulation. Syrup preparations were examined for physical stability, included organoleptic, pH, homogeneity, and viscosity. The 24 mice, were induced hyperuricemia with fresh chicken liver. Mice were divided into 6 groups, i.e. mulberry leaves extract syrup M250, M500, M750, positive control allopurinol, negative control CMC Na, and control group. Blood uric acid levels were measured at 0, 60, and 90 minutes. The phytochemistry screening showed the extract contained alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, and terpenoid. The organoleptic test of mulberry leaves extracts syrup was liquid, green, sweet, pH 4.2-4.5, and homogeneous. The mulberry leaves extract syrup M250, M500, M750 significantly decreased uric acid levels compared to solvent treatment, respectively 32+4,3, 55+5,6, and 41+3,7%, while the allopurinol 62+2,0%, p>0.05. The mulberry leaves extract can be formulated into syrup dosage form and has good physical stability. Keywords: uric acid, Morus alba, mulberry leaves syrup Allopurinol merupakan obat asam urat yang bersifat urikostatik. Penggunaan allopurinol jangka panjang dapat menyebabkan gagal hati, hepatitis, diare, konstipasi, mual, muntah dan eksim. Ekstrak daun murbei (M250), 500 (M500) dan 750 (M750) mg/kg BB diketahui dapat menurunkan kadar asam urat pada mencit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik sirup ekstrak daun murbei dan efektifitasnya dalam menurunkan kadar asam urat. Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan golongan kimia dalam ekstrak daun murbei. Ekstrak diformulasi menjadi sediaan sirup dan dilakukan pengujian organoleptik, pH, homogenitas dan viskositasnya. Sejumlah 24 mencit diinduksi hiperurisemia dengan memberikan hati ayam segar. Mencit hiperurisemia kemudian dibagi menjadi 6 kelompok dengan perlakuan sirup ektrak daun M250, M500, M750, kontrol allopurinol dan Na CMC. Kadar asam urat darah diukur pada menit ke 0, 60 dan 90. Penapisan fitokimia menunjukkan ekstak daun murbei memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid. Pengamatan organoleptik sirup ekstrak daun murbei berwujud cair, hijau, manis, pH4,2-4,5 dan bersifat homogen. Hasil penelitian menunjukkan sirup ekstrak daun murbei M250, M500, M750 menurunkan kadar asam urat secara signifikan dibandingkan perlakuan pelarut, berturut-turut sebesar 32+4,3, 55+5,6 dan 41+3,7%, sedangkan kelompok kontrol allopurinol 62+2,0%, p>0.05. Dengan demikian, ekstrak daun murbei dapat diformulasi menjadi sediaan sirup dengan stabilitas fisik yang baik. Kata kunci: Asam urat, Morus alba, sirup daun murbei
SHORT COMMUNICATION: FIRST RECORD OF Aleurocanthus camelliae (Homoptera: aleyrodidae) IN INDONESIA, AN INVASIVE PEST ON VARIOUS MEDICINAL PLANTS M Bakti Samsu Adi; Dian Susanti
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 13 No 2 (2020): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jtoi.v13i2.3869

Abstract

ABSTRACT Aleurocanthus camelliae was identified as a new species in 2011. The distribution of this species in worldwide is not widely known, including in Indonesia. These findings report the existence of A. camelliae in Indonesia as a new record based on morphological characters, previously identified as A. spiniferus. The study was carried out in August 2019 using an observation method in three locations with different altitudes around Mount Lawu. The result showed the species parasitized 13 medicinal plant species in two observation location (495 m asl and 1,200 m asl). Keywords: Aleurocanthus spiniferus, morphology, camellia spiny whitefly, invasive pest, medicinal plant. ABSTRAK Aleurocanthus camelliae diidentifikasi sebagai spesies baru telah dilakukan pada tahun 2011. Sebarannya diseluruh dunia belum banyak diketahui, termasuk di Indonesia. Laporan ini menyampaikan hasil pengamatan tentang keberadaan A. camelliae di Indonesia sebagai catatan baru berdasarkan karakter morfologi. Penelitiandilakukan pada bulan Agustus 2019 dengan metode observasi di tiga lokasi dengan ketinggian berbeda di sekitar Gunung Lawu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies ini telah memarasit 13 jenis tumbuhan obat di dua lokasi pengamatan pada ketinggian 495 m dpl dan 1.200 m dpl. Kata kunci: Aleurocanthus spiniferus, morfologi, kutu putih, hama invasif, hama tumbuhan obat.

Page 1 of 1 | Total Record : 5