cover
Contact Name
Muhammad Farkhan
Contact Email
farkhan@uinjkt.ac.id
Phone
+6285881159046
Journal Mail Official
alturats@uinjkt.ac.id
Editorial Address
Jl. Tarumanegara, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan Banten, Indonesia 15419
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Buletin Al-Turas
ISSN : 08531692     EISSN : 25795848     DOI : https://dx.doi.org/10.15408/bat
JOURNAL BULETIN ALTURAS (ISSN 0853-1692; E-ISSN: 2579-5848) is open access journal that is published by Faculty of Adab and Humanities, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. It serves to disseminate research and practical articles that relating to the current issues on the study of history, literature, cultures, and religions. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines by using Bahasa Indonesia, English, and Arabic.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas" : 12 Documents clear
Bahasa ‘Ngapak’ sebagai Sarana Konstruksi Budaya Jawa Abdullah Abdullah
Buletin Al-Turas Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.644 KB) | DOI: 10.15408/bat.v25i2.12736

Abstract

Data kebahasaan sering merekam nilai budaya. Hanya saja, data kebahasaan masih belum mendapat perhatian untuk kepentingan analisis terhadap dinamikasosial masyarakat yang bersumber pada nilai-nilai budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis cerita humor bahasa Jawa Ngapak yang mengandung nilai-nilai budaya dan cara budaya dikonstruksi melalui melalui bahasa humor. Objek kajian tulisan ini adalah wacana humor. Oleh karena wacana humor menggunakan media teks dan tuturan, pendekatan yang digunakan adalah linguistik-antropologi. Adapun metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, atau perilaku yang diamati, dengan menggunakan tehnik simak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya sehat, ajaran agama, dan budaya berbagi terhadap sesama ditemukan dalam humor bahasa Jawa Ngapak itu. Budaya-budaya itu dikontruksi melalui bahasa Jawa Ngapak dalam suasana humor menampilkan realitas masyarakat penutur Ngapak. Ini berarti nilai-nilai budaya ditemukan dalam humor, berupa percakapan manusia maupun percakapan tokoh cerita fable, yang dikonstruksi melalui bahasa Jawa Ngapak untuk merefleksikan realitas. Linguistic data that embody cultural values have not been taken into consideration in analyzing social dynamics. The study aimed at investigating Ngapak Javanese humor story which contained cultural values, and how culture was constructed through the language of humor. Therefore, the humonrous discourses became the main object of the research. The method used in this research is a qualitative which produced descriptive data in the form of speech, written, or observed behavior, and supported with listening technique. As humorous discourses used speech and text media, the study utilized a linguistic-anthropology approach. Healthy life culture, religious teachings, and the culture of sharing were found in the Ngapak Javanese humor stories. These cultures were constructed through the language of humor by the Javanese Ngapak community. In addition, the culture constructed through the Ngapak Javanese language in a humorous atmosphere displayed the reality of the Ngapak-speaking community. This can be concluded that cultural values found in humor, in the form of human speech and fable character conversations constructed through the Ngapak Javanese language displayed the reality of social dynamics.
Budaya Satire pada Masa Dinasti Umayyah dalam Syair Hijā’ Al-Farazdaq Cahya Buana
Buletin Al-Turas Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.161 KB) | DOI: 10.15408/bat.v25i2.11744

Abstract

Hijā’ atau satire adalah salah satu genre syair yang mengandung konten sinisme atau ejekan. Jenis puisi ini berkembang pesat pada masa Dinasti Umayyah. Penyair yang sangat terkenal dengan genre ini di antaranya adalah al-Farazdaq. Kajian ini bermaksud untuk mengungkap jenis budaya satire yang berkembang pada masa Bani Umayyah melalui syair al-Farazdaq serta latar belakang munculnya budaya tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, saya akan menggunakan metode penelitian qualitatif melalui pendekatan budaya dan sejarah pada teks-teks syair hija al-Farazdaq. Berdasarkan hasil analisis terungkap bahwa budaya satire yang berkembang pada masa Bani Umayah dalam puisi hija al-Farazdaq adalah jenis satire personal (al-hijā al-syakhsyi) yaitu satire yang menyerang pribadi seseorang dengan cara mengejeknya melalui hal-hal yang bersifat fisik, satire moral (al-hijā al-akhlāqi) yaitu sindiran-sindiran yang ditujukan kepada lawan karena dianggap memiliki moralitas yang rendah, satire politik (al-hijā al-siyāsi) yang digunakan untuk kepentingan politik, satire sosial (al-hijā al-ijtimāi) yaitu sindiran yang terkait perilaku sosial yang kurang lazim terjadi pada masyarakat pada umumnya dan satire agama (al-hijā al-dīnī) yaitu satire-satire yang digunakan untuk menyindir perilaku keagamaan seseorang. Adapun latar belakang munculnya budaya satire di antaranya disebabkan oleh motif politik, ekonomi dan fanatisme kesukuan.  Hijā' or satire is a genre of poetry that contains cynicism or mockeries. This type of poetry developed rapidly during the Umayyad Dynasty.  This study was intended to reveal the type of satirical culture in the era of Umayyads through al-Farazdaq’s poetry and the background of its emergence.  To achieve this purpose, I used a qualitative research method implementing cultural and historical approaches to read critically hija al-Farazdaq's poetic texts. The result of analysis revealed there were five kinds of satirical culture developing during the Umayyads in the poetry hija al-Farazdaq. There were a personal satire (al-hijā al-syakhsyi) attacked someone by mocking him through things that were physical; a moral satire (al-hijā al-akhlāqi), namely allusions that addressed the opponents because they were considered to have low morality; a political satire (al-hijā al-siyāsi) which was used for political purposes; a social satire (al-hijā al-ijtimāi) which was an allusion related to social behavior that were less common in the society in general; and a religious satire (al-hijā al-dīnī) which was used to insinuate one's religious behavior. The background for the emergence of satire culture were due to political, economic and tribal fanaticism.
Kefasihan Bahasa Hadis Nabi dalam Perubahan Kata Kerja Fatihunnada Anis; Nailil Huda
Buletin Al-Turas Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1185.766 KB) | DOI: 10.15408/bat.v25i2.12463

Abstract

Temuan penelitian ini adalah pola peralihan atau ʻudūl dalam hadis adalah salah satu karakteristik sastrawi dari hadis. Peralihan kata kerja, baik dalam jenis kata kerja yang satu wazan maupun antar kata kerja yang berbeda, bukanlah suatu penyimpangan kebahasaan. Pendekatan pragmatik menemukan alasan-alasan yang tepat dalam pola peralihan tersebut. Tulisan ini akan menguatkan seri penelitian Sahrawi dalam “Al-Tadāwulīyah ʻInd ʻUlamāʼ al-ʻArab” (2005) dan Abdul-Raof melalui tulisannya dalam jurnal Language berjudul “Arabic Rhetoric: A Pragmatic Analysis” (2009) yang menegaskan bahwa pola perubahan kata dalam teks keagamaan Alquran dan hadis merupakan keistimewaan keduanya, bukan titik kelemahan. Hal ini didasari pada kerangka teori ilmu simantik dan pragmatik yang melingkarinya. Penelitian ini bersifat kualitatif yang bersifat penelitian pustaka (library research) menggunakan pendekatan ilmu dilālah yang diterapkan Ghayyats Baboo melalui tulisannya dalam jurnal Dirāsat fī al-Lughah al-‘Arabīyah wa Adabihā berjudul Dilālat Al-ʻudūl fī Siyāgh al-Af‘āl (2013). This article strengthens Sahrawi's research series in "Al-Tadāwulīyah ʻInd ʻUlamāʼ al-ʻArab" (2005) and Abdul-Raof in his article in Language Journal entitled "Arabic Rhetoric: Pragmatic Analysis" (2009) which determines the pattern of changes in the words in the religious texts of the Qur'an and hadith is an advantage, not a weakness. This is based on the semantic theory of evolution and the pragmatics surrounding it. It is qualitative research with library research methdo that uses scientific research applied by Ghayyats Baboo through his writings in the Dirāsat fī al-Lughah al-‘Arabīyah wa Adabihā Journal entitled Dilālat Al-ʻudūl fī Siyāgh al-Af‘āl (2013). The finding of this study is the pattern of transition or ʻudūl in the hadith is one of the literary characteristics of the hadith. The transition of verbs, both in the type of verb that is one wazan or between different verbs, not a language deviation. The pragmatics theory is finding the right reasons in the transition pattern.
Index Kultural pada Penerjemahan Novel Eclipse: Sebuah Pendekata Semiotik Tri Pujiati
Buletin Al-Turas Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.729 KB) | DOI: 10.15408/bat.v25i2.11205

Abstract

Budaya merupakan salah satu tantangan utama yang ditemukan dalam menerjemahkan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak indeks budaya terhadap terjemahan Novel Eclipse karya Stephenie Meyer. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan semiotik dalam penerjemahan. Terdapat 30 data yang diambil dari novel Eclipse dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia dengan teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) indeks budaya yang digunakan oleh penerjemah sebagai cara untuk mempertahankan budaya sumber itu sendiri memiliki dampak besar pada bahasa target. Ada beberapa terjemahan yang tidak dapat diterima dalam bahasa target karena maknanya tidak tersedia dalam bahasa Indonesia, indeks budaya lainnya diterima dalam bahasa target karena ada persamaan arti yang sesuai dengan bahasa sumber; (2) sebagai cara untuk menyelesaikan masalah dalam menerjemahkan budaya, penerjemah menggunakan prosedur transferensi dan naturalisasi. Terdapat 87% menggunakan prosedur transferensi dan 13% menggunakan naturalisasi. Simpulan umum dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa strategi penerjemahan tersebut tidak akurat di dalam bahasa sasaran sehingga penerjemah perlu mempertimbangkan pemilihan prosedur yang tepat sehingga terjemahan yang dihasilkan dapat diterima dalam bahasa sasaran. Culture is one of the main important challenges found in translating English into Indonesian language. This research aims to know the impact of cultural index on translation of Eclipse Novel by Stephenie Meyer. This research uses qualitative method and semiotic approach in translation. There are 30 data taken from Eclipse novel and its translation in Indonesian language. The results of this study show that (1) cultural index which used by translator as a way to defend the source culture and source language (henceforth SL) itself has a great impact on target language (henceforth TL). There are some translations which cannot be accepted in target language because the meaning is not available in Indonesian language, the other cultural index are accepted in TL as there are equivalence meaning that correspondence the SL; (2) as a way to solve the problem in translating culture, the translator uses transference and naturalization procedure. There are about 87% used transference procedure and 13% used naturalization. The general conclusion of this study shows that some of these strategies are not accurate in the target language so translators need to consider the selection of the right procedure so that the resulting translation can be accepted in the target language.
Relasi Koherensi Wacana Tulis: Studi Kasus pada Editorial Koran The Jakarta Post Annisa Elfiana; Muhammad Farkhan
Buletin Al-Turas Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2381.095 KB) | DOI: 10.15408/bat.v25i2.13299

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai koherensi, jenis-jenis koherensi, dan piranti koherensi dalam wacana editorial online berbahasa Inggris Shifting to Digital yang terbit pada surat kabar The Jakarta Post pada tanggal 1 November 2017. Peneltian kualitatif ini merupakan studi kasus dengan rancangan analisis wacana yang mengandalkan korpus linguistik editorial sebagai data utama. Wacana editorial dibaca dan dianalisis secara kritis dan teliti dengan menggunakan konsep koherensi berbasis semantik dan pragmatik. Hasil analisis memperlihatkan bahwa editorial Shifting to Digital telah memenuhi persyaratan sebagai wacana yang koheren secara topikal, relasional, dan sekuensial. Proposisi yang terkandung dalam setiap paragraf tersusun secara baik sesuai dengan topik utama editorial; berkaitan antara satu dengan yang lain; dan runtut di mana tidak terjadi gagasan yang melompat-lompat. Selain itu, dukungan piranti koherensi yang digunakan, seperti relasi sebab-akibat, relasi pertentangan, relasi elaborasi, dan relasi kesetaraan menjadikan editorial ini memiliki korensi yang kuat. Sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa editorial Shifting to Digital merupakan wacana tulis yang disusun sesuai dengan kaedah penulisan wacana tulis sehingga pembaca secara mudah dapat memahami makna atau pesan yang dimaksudkan penulis.This study aimed to explore detailed information about coherence, types of coherence, and coherence tools in the English online editorial Shifting to Digital, published in The Jakarta Post newspaper on November 1, 2017. This qualitative study was a case study with a discourse analysis design relying on editorial linguistic corpus as main data. The data were read and analyzed critically and thoroughly using coherence concepts with semantic and pragmatic point of view. The analysis shows that Shifting to Digital editorial fulfilled the requirements as a coherent discourse topically, relationally, and sequentially. The propositions contained in each paragraph were arranged in accordance with the main editorial topic; related to one another; and logically where no jumping ideas occurred. In addition, the contribution of coherence tools used, such as cause-effect relation, contrast relation, elaboration relation, and temporal relation made this editorial to be coherent discourse. In accordance with the results of the analysis, it can be concluded that Shifting to Digital editorial is a written discourse that fulfilled all good criteria of a good discourse so that the readers can easily understand the author’s intended meaning or message.
Representasi LGBT dalam Perspektif Ideologi Khilafah: Kajian Transitivitas dalam Buletin Kaffah Dede Fatinova; Yasir Mubarok; Ratna Juwitasari Emha
Buletin Al-Turas Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.606 KB) | DOI: 10.15408/bat.v25i2.13161

Abstract

Ideologi khilafah merupakan sebuah ideologi yang kerap kali diinterpretasikan sebagai ideologi yang cukup radikal. Umumnya ideologi khilafah menyoroti isu-isu politik yang bertentangan dengan syariat Islam. Namun, kali ini ideologi khilafah juga menyoroti isu sosial, yaitu LGBT. LGBT merupakan isu yang kontroversial secara global. Sementara ideologi khilafah merupakan sebuah paham yang konsepnya bertentangan dengan negara Indonesia.  Penyebaran ideologi khilafah sudah dilarang oleh pemerintah Indonesia. Namun eksistensinya masih hadir dalam rupa yang baru, yaitu pada sebuah buletin bernama KAFFAH. Kajian ini akan mengungkapkan bagaimana LGBT direpresentasikan dalam perspektif ideologi khilafah. Data dalam penelitian ini berasal dari artikel tentang LGBT pada media Kaffah, edisi 025 yang dirilis pada 26 Januari 2018. Selanjutnya data dikaji secara kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Transitivitas sebagai teori yang menyatakan bahwa bahasa merupakan representasi dari pengalaman manusia. Transitivitas ini berfokus pada tiga komponen, yaitu proses, partisipan, dan sirkumtan. Berdasarkan uraian Transitivitas, diketahui bahwa dalam perspektif ideologi khilafah, LGBT bukan hanya direpresentasikan sebagai masalah sosial, tapi juga sebagai implikasi dari tidak adanya Undang-undang yang bersumber dari hukum Islam yang secara eksplisit dapat menjerat LGBT. The khilafah ideology is an ideology that is often interpreted as a fairly radical ideology. Generally, the ideology of the khilafah highlights political issues that are contrary to Islamic law. However, the Khilafah ideology also highlights social issues, namely LGBT. LGBT is a controversial issue globally. While the khilafah ideology is a concept that is contrary to the Indonesian state. The Indonesian government has banned the spread of the khilafah ideology. But its existence is still present in a new form such as a bulletin called KAFFAH. This study aims to describe how LGBT is represented in the perspective of khilafah. The data of this study is a KAFFAH bulletin article, 025 editions, which released on January 26, 2018. Furthermore, the data were analyzed qualitatively by descriptive analysis methods. This study uses the Transitivity theory approach as a theory which states that language is a representation of human experience. The Transitivity focuses on three components; process, participants, and circumstance. Based on the description of Transitivity, LGBT is not only represented as a social problem but also as an implication of the absence of laws that originate from Islamic law which can explicitly ensnare LGBT.
Integrasi Interpretasi Makna Kata Khalifah: Respon terhadap Gerakan Hizbuttahrir di Indonesia Muhammad Shodiq; Mauidlotun Nisa
Buletin Al-Turas Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2920.071 KB) | DOI: 10.15408/bat.v25i2.13089

Abstract

Tulisan ini berupaya mengintegrasikan interpretasi tekstual dan kontekstual kata Khalifah QS. Al-Baqarah ayat 30 dalam merespon gerakan Hizbuttahrir di Indonesia. Penelitian ini menggunakan konsep Ali Reza'i Isfahani dalam bukunya The Logic of the Exegesis of the Quran) tentang tahapan berfikir kontekstual integratif mulai dari konteks literal, kronologi, hukum, hingga konteks kontemporer. Setelah itu, disimpulkan dengan tahapan mulai dari memahami tujuan ayat, melepaskan subjektifitas (lokalitas) tempat, masa, dan pelaku, mengambil kaidah universal Ayat, dan menerapkan pada objek baru. Data penelitian ini adalah interpretasi kata khalifah dengan metode jami’ (komprehensif) yang menalar logika interpretasinya berdasarkan prinsip-prinsip metodologi integratif seperti Thaba'thaba'i, Makarim Shirazi, Javadi Amuli, Reza'i Isfahani, Fakhruddin Al-Razi, dan M. Quraish Shihab. Interpretasi kontekstual integratif kata Khalifah pada QS. Al-Baqarah [2]: 30 adalah bahwa manusia pilihan sebagai khalifatullah bukan manusia secara umum tapi adalah manusia terpilih yang suci yang senantiasa ada dalam setiap generasi umat manusia, dan dalam hal ini di ayat yang dimaksud terimplemantasi dalam wujud Nabi Adam As. Dengan demikian interpretasi kata khalifah tidak relevan dengan konsep khilafah Hizbuttahrir di Indonesia. This paper seeks to integrate textual and contextual interpretations of the word Khalifah QS. Al-Baqarah verse 30 in response to the Hizbuttahrir movement in Indonesia. This research uses the concept of Ali Reza Esfaha in his book The Logic of the Exegesis of the Quran), that is mentioned about the stages of integrative contextual thinking starting from the literal context, chronology, law, to the contemporary context. After that, it is concluded with the stages starting from understanding the purpose of the verse, releasing the subjectivity (locality) of the place, time, and actor, taking the universal rules of the verse, and applying it to the new object. Therefore, this research data is the interpretation of the word caliph with jami '(comprehensive) method which makes sense of the logic of interpretation based on the principles of integrative methodology such as Thaba'thaba'i, Makarim  Shirazi, Javadi  Amuli, Reza'i Isfahani, Fakhruddin Al-Razi, and M. Quraish Shihab. The integrative contextual interpretation of the Khalifah words in QS. Al-Baqarah [2]: 30 is that the chosen human being as khalifatullah is not a human being in general but is a chosen holy person who is always present in every generation of humanity, and in this case the verse in question is implemented in the form of the Prophet Adam. Thus the interpretation of the word caliph is not relevant to the Khilafah concept of the Hizbuttahrir in Indonesia.
Ketaksaan Leksikal dalam Lagu “Glow Like Dat” dan “See Me” Karya Rich Brian Frans Sayogie; Angga Ilham Perdana; Munawar Aidil; Shania Andre
Buletin Al-Turas Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2396.123 KB) | DOI: 10.15408/bat.v25i2.12058

Abstract

Tulisan ini membahas tentang ketaksaan leksikal dalam lagu “Glow Like Dat” dan “See Me” karya Rich Brian. Ketaksaan leksikal dalam lagu  dapat menyebabkan penyampaian pesan mengalami kendala pemaknaan budaya, bahasa, sosiologis, dan psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk leksikal yang digunakan di dalam lagu  tersebut apakah mengandung ketaksaan leksikal, dan kemudian menganalisis bentuk ketaksaan leksikal  dan makna kata-kata  dalam lirik lagu. Metode penelitian yang digunakan adalah  metode deksriptif kualitatif  dan metode non-participant observation sebagai teknik pengumpulan data. Data yang dianalisis diambil dari lirik lagu “Glow Like Dat” dan “See Me” karya Rich Brian yang kemudian diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori ketaksaan leksikal dan pemaknaannya.  Temuan penelitian yang diperoleh adalah ketaksaan leksikal yang terdapat di dalam lagu  “Glow Like Dat” dan “See Me” karya Rich Brian dapat diklasifikasikan sebagai homonimi berbentuk homofon, serta polisemi yang dikemas dalam bentuk kata slang. Kesimpulan penelitian ini adalah pemahaman terhadap pemaknaan leksikal dalam lagu berbahasa Inggris  sangat penting  bagi penutur bukan berbahasa Inggris agar memperoleh pemahaman makna lagu yang komprehensif. This paper discusses lexical ambiguities in the songs "Glow Like Dat" and "See Me" by Rich Brian. Lexical ambiguities of the songs can cause the delivery of messages to experience constraints of meanings in cultural, language, sociological, and psychological aspects. The purpose of this study is to identify the lexical forms used in the songs whether they contain lexical ambiguities, and then to analyse the lexical ambiguities forms and meaning of words in song lyrics. The research method used is a qualitative descriptive method and a non-participant observation method as data collection techniques. The data analysed were taken from the lyrics of the songs "Glow Like Dat" and "See Me" by Rich Brian, which were then classified into several categories of lexical ambiguities and their meaning. The research findings obtained are the lexical ambiguities contained in the songs "Glow Like Dat" and "See Me" by Rich Brian can be classified as homonymy in the form of homophones and polysemy which are packaged in slang words.  The conclusion of this study is that the understanding of lexical meanings in English songs is very important for non-English speakers to gain a comprehensive understanding of the meaning of the songs.
Representasi Keindonesiaan dalam Fatimah (1938) Karya Hoesin Bafagih Sayidatul Ummah
Buletin Al-Turas Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1964.466 KB) | DOI: 10.15408/bat.v25i2.11745

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap narasi keindonesiaan sebagai respon dari gerakan nasionalisme Indonesia di kalangan keturunan Hadrami yang ditawarkan dalam naskah drama Fatimah (1938).  Fatimah merupakan naskah drama pesanan yang ditulis untuk menyemarakkan kongres Persatuan Arab Indonesia (PAI) ketiga di Semarang pada tahun 1938. Fatimah kerap disebut sebagai salah satu bukti keterlibatan etnis Hadrami dalam menyongsong lahirnya negara Indonesia dan menjadi bagian penting dari PAI. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual dengan sudut pandang kajian post-kolonial dalam kerangka konsep nasionalisme sebagai sense of belonging dari Anderson (1991). Hasil analisis menunjukkan bahwa drama Fatimah (1938) merupakan salah satu teks sastra yang turut menyuarakan gagasan keindonesiaan di kalangan keturunan Hadrami. Keindonesiaan sebagai sense of belonging mewujud dalam gagasan Indonesian Dream dan juga kritik terhadap kemapanan yang dimaknai sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonial. Kendatipun memperlihatkan kecenderungan pada narasi keindonesiaan, Fatimah tetap memberi ruang pada kehadramian. Namun, alih-alih memberi ruang pada tanah air leluhur, teks justru semakin menegaskan keberpihakan pada keindonesiaan.  This study aims to discuss the Indonesianness narrative in response to the Indonesian nationalism movement among Hadrami leaders offered in the drama script Fatimah (1938). Fatimah is a drama script, written to enliven the third Persatuan Arab Indonesia (PAI) congress in Semarang in 1938. Fatimah is often referred to as one proof of ownership of Hadrami ethnic groups in welcoming the birth of the Indonesian state and an important part of PAI. This study used the method of textual analysis with the postcolonial perspective of Anderson ‘sense of belonging’ in the discussion of the concept of nationalism. The result of the analysis shows that the drama of Fatimah (1938) was one of the literary texts that voiced the contribution of Indonesianism among the Hadrami generation. Indonesianness, as a sense of belonging, embodied the vision of Indonesian Dream and also criticism of establishment which was interpreted as a form of resistance to colonialism. Besides prioritizing the Indonesianness narrative, Fatimah still gave space to the Hadrami. However, instead of giving space to ancestral homeland, the text took side with the Indonesianness. 
Konjungsi Koordinatif Bahasa Jepang dalam Biografi Helen Keller, Esai Read Real Japanese, dan Kumpulan Cerpen Dondon Yomeru Hanashi Ruli Oknita Sari; Muhammad Yusdi; Gusdi Sastra
Buletin Al-Turas Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1755.104 KB) | DOI: 10.15408/bat.v25i2.11440

Abstract

Konjungsi merupakan kelas kata yang ada pada setiap bahasa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perilaku sintaksis konjungsi koordinatif bahasa Jepang. Perilaku sintaksis tersebut meliputi fungsi konjungsi, letak struktural konjungsi, dan sifat kehadiran konjungsi. Sumber data penelitian ini yaitu Biografi Hellen Keller, Esai Read Real Japanese, dan kumpulan Cerpen DonDon Yomeru IriIro Na Hanashi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Dalam menganalisis data peneliti menggunakan metode padan translasional untuk pemindahan arti dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Untuk menganalisis  fungsi konjungsi, letak struktural konjungsi, dan sifat kehadiran konjungsi peneliti menggunakan metode distribusional beserta tekniknnya. Hasil analisis data menunjukan bahwa fungsi konjungsi koordinatif bahasa Jepang yaitu menghubungkan kata dengan kata yaitu konjungsi to dan konjungsi ya, dan menghubungkan klausa dengan kluasa yaitu konjungsi ga dan konjungsi -shi. Letak struktural konjungsi koordinatif bahasa Jepang  yaitu berada di antara unsur yang digabungkan. Sementara itu, sifat kehadiran konjungsi di dalam konstruksi adalah wajib dan tidak dapat dilesapkan.  Conjunction is a class of words that exist in every language. This study aims to describe the syntactic behavior of Japanese coordinating conjunctions. The syntactic behavior includes the function of the conjunction, the structural location of the conjunction, and the presence of the conjunction. The data sources of this research are Hellen Keller Biography, Real Japanese Read Essays, and a collection of Dondon Yomeru Hanashi short stories. This research is a descriptive qualitative research. In analyzing the data the researcher applies the translational equivalent method for the transfer of meaning from Japanese to Indonesian. To analyze the function of the conjunction, the structural location of the conjunction, and the nature of the presence of the conjunction, the researcher uses the distributional method and its technique. The results of data analysis show that the coordinating conjunctions of Japanese are linking words to words, namely conjunctions to and conjunctions ya and linking clauses with clauses, which is conjunctions ga and conjunctions -shi. The structural position of Japanese coordinating conjunctions is among the elements combined. Meanwhile, the presence of conjunctions in construction is mandatory and cannot be mitigated.

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 29, No 2 (2023): Buletin Al-Turas Vol 29, No 1 (2023): Buletin Al-Turas Vol 28, No 2 (2022): Buletin Al-Turas Vol 28, No 1 (2022): Buletin Al-Turas Vol 27, No 2 (2021): Buletin Al-Turas Vol 27, No 1 (2021): Buletin Al-Turas Vol 26, No 2 (2020): Buletin Al-Turas Vol 26, No 1 (2020): Buletin Al-Turas Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas Vol 25, No 1 (2019): Buletin Al-Turas Vol 24, No 2 (2018): Buletin Al-Turas Vol 24, No 1 (2018): Buletin Al-Turas Vol 23, No 2 (2017): Buletin Al-Turas Vol 23, No 1 (2017): Buletin Al-Turas Vol 22, No 2 (2016): Buletin Al-Turas Vol 22, No 1 (2016): Buletin Al-Turas Vol 21, No 2 (2015): Buletin Al-Turas Vol 21, No 1 (2015): Buletin Al-Turas Vol 20, No 2 (2014): Buletin Al-Turas Vol 20, No 1 (2014): Buletin Al-Turas Vol 19, No 2 (2013): Buletin Al-Turas Vol 19, No 1 (2013): Buletin Al-Turas Vol 18, No 2 (2012): Buletin Al-Turas Vol 17, No 1 (2011): Buletin Al-Turas Vol 16, No 3 (2010): Buletin Al-Turas Vol 16, No 2 (2010): Buletin Al-Turas Vol 16, No 1 (2010): Buletin Al-Turas Vol 15, No 3 (2009): Buletin Al-Turas Vol 15, No 1 (2009): Buletin Al-Turas Vol 14, No 2 (2008): BULETIN AL-TURAS Vol 14, No 1 (2008): Buletin Al-Turas Vol 13, No 2 (2007): Buletin Al-Turas Vol 13, No 1 (2007): Buletin Al-Turas Vol 12, No 3 (2006): Buletin Al-Turas Vol 12, No 2 (2006): Buletin Al-Turas Vol 12, No 1 (2006): Buletin Al-Turas Vol 11, No 3 (2005): Buletin Al-Turas Vol 11, No 2 (2005): Buletin Al-Turas Vol 11, No 1 (2005): Buletin Al-Turas Vol 10, No 3 (2004): Buletin Al-Turas Vol 10, No 2 (2004): Buletin Al-Turas Vol 10, No 1 (2004): Buletin Al-Turas Vol 9, No 2 (2003): Buletin Al-Turas Vol 9, No 1 (2003): BULETIN AL-TURAS Vol 8, No 1 (2002): Buletin Al-Turas Vol 7, No 2 (2001): BULETIN AL-TURAS Vol 7, No 1 (2001): BULETIN AL-TURAS Vol 6, No 1 (2000): BULETIN AL-TURAS Vol 5, No 2 (1999): BULETIN AL-TURAS Vol 5, No 1 (1999): BULETIN AL-TURAS Vol 4, No 1 (1998): BULETIN AL-TURAS Vol 2, No 3 (1996): Buletin Al-Turas Vol 2, No 2 (1996): BULETIN AL-TURAS Vol 2, No 1 (1996): Buletin Al-Turas Vol 1, No 2 (1995): Buletin Al-Turas Vol 1, No 1 (1995): Buletin Al-Turas More Issue