cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 25 Documents
Search results for , issue " Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil" : 25 Documents clear
SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR BALAI PELATIHAN KONSTRUKSI WILAYAH V JAYAPURA Riska, Atu
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Gedung Kantor Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah V Jayapura adalah salah satu bangunan gedung negara yang perlu diperhatikan pengelolaan dan pemeliharaannya. Dalam waktu tiga tahun sejak bangunan dipakai, pelaksanaan pemeliharaan pada gedung ini kurang mendapat perhatian dan pengawasan yang cukup sehingga apabila dibiarkan akan menyebabkan tingkat kerusakan komponen bangunan semakin parah. Selain itu, penundaan perbaikan terhadap komponen bangunan yang rusak juga dapat mengakibatkan biaya yang diperlukan untuk perbaikan semakin mahal. Untuk itu, diperlukan penelitian mengenai penilaian kondisi fisik gedung kantor dan urutan prioritas penanganan pemeliharaan komponen bangunan yang rusak. Penelitian ini menggunakan metode Composite Condition Index untuk mengetahui kondisi fisik kerusakan masing-masing elemen/komponen bangunan. Nilai indeks kondisi bangunan merupakan  penggabungan dua atau lebih nilai kondisi dikalikan dengan bobotnya. Perhitungan bobot menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil dari nilai kondisi fisik komponen digunakan untuk rekomendasi penanganan pemeliharaan serta perhitungan biaya. Skala prioritas penanganan pemeliharaan merupakan hasil dari analisis lanjutan penilaian kondisi fisik komponen dan perhitungan biaya  dengan memperhatikan umur layan komponen dan keamanan bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kondisi fisik gedung kantor Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah V Jayapura dalam skala 93,41 termasuk dalam kondisi baik, secara keseluruhan tidak terlihat adanya kerusakan tetapi terlihat beberapa kekurangan. Dari hasil analisa indeks kondisi diketahui bahwa terdapat 32 (tiga puluh dua) sub komponen  yang memerlukan pemeliharaan berupa perbaikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa prioritas penanganan pemeliharaan mendahulukan komponen struktur dalam hal ini adalah kolom dengan bobot kriteria yaitu keamanan 48,6%, indeks kondisi 37,5%, umur layan 9,3% dan biaya pemeliharaan 4,6%. Kata kunci: AHP, Composite Condition Index, Pemeliharaan Gedung, Skala Prioritas.
DESIGN AND PROPERTIES OF SPLIT MASTIC ASPHALT MODIFY WITH BAGASSE ASH Lhwaint, Abdllah; Setyawan, Ary; Astuti, Winny
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Go green campaign is one of ways to save the earth from garbage. Thiscampaign not only suggestsrecycling and reducing but also reusing the garbage. In line with the go green campaign, the aim of this study is to achieve the viability of using Bagasse Ash (BA) as additive material in hot mix Split Mastic Asphalt (SMA) with certain comparison which is expected to improve the quality of SMA. This research was conducted by using experiment research design in comparison among the three types of (without BA and with BA)properties of the hot SMA toward the Marshall properties (stability, flow, Marshall Quotient (MQ), Void In Total Mix (VITM), Void Filled Without Asphalt (VFWA),and Air Void to get Optimum Bitumen Content ,Indirect Tensile Strength (ITS) at different temperature (20oC,40oC,60oC) and Unconfined compressive at same temperature room at 27oC but different percentage of BA (3%,4% ,5%). The results of this research are as follows: 1) the properties of the hot mix SMA toward the Marshall properties are: The stability value of SMA with BA is higher than SMA withoutBA by 3%; The flow value of SMA with BA is lower than SMA without BA by 5.5%; The Marshall Quotient value of SMA with BA is higher than SMA without BA by 5%; TheAir void value of SMA withBA is lower than SMA without BA by 3%; The VFWA value of SMA with Bagasse Ash is higher than SMA without BA by 75.87%; The Air Void value of SMA with BA is lower than SMA without BA by 2%.In terms of ITS value, the value of ITS is high when BA is combined with low temperature; but when the temperature is increased, the value of ITS decreases. Moreover, in terms of UCS, the value of UCS of BA mixture is higher than SMA and higher than normal mixture at normal temperature. The recommendation of this research is that a certain percentage of air voids is necessary in all dense-graded mixes to prevent the pavement from flushing, shoving, and rutting. Air voids may be increased or decreased by lowering or raising the binder content. They may also be increased or decreased by controlling the amount of material passing the No. 200 sieve in the HMA. The more fines added to the HMA generally the lower the air voids. The air voids may be changed by varying the aggregate gradation in the HMA. Keywords: Bagasse Ash, Split Mastic Asphalt, ITS, UCS
SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR BALAI PELATIHAN KONSTRUKSI WILAYAH V JAYAPURA Wijayanti, Atu Riska; Kristiawan, Stefanus Adi; Syafii, Syafii
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakGedung Kantor Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah V Jayapura adalah salah satu bangunan gedung negara yang perludiperhatikan pengelolaan dan pemeliharaannya. Dalam waktu tiga tahun sejak bangunan dipakai, pelaksanaan pemeliharaanpada gedung ini kurang mendapat perhatian dan pengawasan yang cukup sehingga apabila dibiarkan akan menyebabkantingkat kerusakan komponen bangunan semakin parah. Selain itu, penundaan perbaikan terhadap komponen bangunan yangrusak juga dapat mengakibatkan biaya yang diperlukan untuk perbaikan semakin mahal. Untuk itu, diperlukan penelitianmengenai penilaian kondisi fisik gedung kantor dan urutan prioritas penanganan pemeliharaan komponen bangunan yangrusak.Penelitian ini menggunakan metode Composite Condition Index untuk mengetahui kondisi fisik kerusakan masing-masingelemen/komponen bangunan. Nilai indeks kondisi bangunan merupakan penggabungan dua atau lebih nilai kondisidikalikan dengan bobotnya. Perhitungan bobot menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil dari nilaikondisi fisik komponen digunakan untuk rekomendasi penanganan pemeliharaan serta perhitungan biaya. Skala prioritaspenanganan pemeliharaan merupakan hasil dari analisis lanjutan penilaian kondisi fisik komponen dan perhitungan biayadengan memperhatikan umur layan komponen dan keamanan bangunan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kondisi fisik gedung kantor Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah V Jayapuradalam skala 93,41 termasuk dalam kondisi baik, secara keseluruhan tidak terlihat adanya kerusakan tetapi terlihat beberapakekurangan. Dari hasil analisa indeks kondisi diketahui bahwa terdapat 32 (tiga puluh dua) sub komponen yang memerlukanpemeliharaan berupa perbaikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa prioritas penanganan pemeliharaan mendahulukan komponenstruktur dalam hal ini adalah kolom dengan bobot kriteria yaitu keamanan 48,6%, indeks kondisi 37,5%, umur layan9,3% dan biaya pemeliharaan 4,6%.Kata kunci: AHP, Composite Condition Index, Pemeliharaan Gedung, Skala Prioritas.
OPTIMASI DISTRIBUSI AIR JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DAERAH IRIGASI MAGEPANDA KABUPATEN SIKKA PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Budi, Burhan; Soeprapto, Mamok; Syafii, Syafii
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

luas areal 525 Ha. Pada musim kemarau, DIMagepanda sering mengalami kekurangan air. Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, air di pasok darisumur pompa. Saat ini jumlah sumur pompa sebanyak 10 buah dengan kapasitas total 98 l/dt. Mengingatsistem pemberian air D.I. Magepanda merupakan sistem campuran dengan air tanah, maka D.I. Magepandatermasuk dalam kategori jaringan air tanah (JIAT). Permasalahan utama dalam JIAT adalah rendahnyahasil produksi pertanian sawah. Beragam kemungkinan penyebabnya, antara lain: 1) air sering tidaksampai ke areal pertanian paling ujung, 2) rendahnya biaya operasi dan pemeliharaan, 3) rendahnyapemahaman petani terhadap sistem irigasi pompa, 4) Rencana Tata Tanam Global (RTTG) yang seringtidak dipatuhiMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yang didasarkan pada datadatadari lapangan baik berupa data primer maupun sekunder. penelitian ini melalui tiga tahap yaitumenentukan kebutuhan air tanaman, menentukan model optimasi dengan persamaan linear, dan tahapmendapatkan keuntungan optimal dan pola tanam di D.I. Magepanda , Kecamatan Magepanda KabupatenSikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.Berdasarkan hasil simulasi, dengan menggunakan cropwat airnya masih cukup untuk mengairilebih dari 10 ha, dengan demikian masih banyak air yang terbuang sia-sia sepanjang tahun. penelitianoptimasi distribusi air untuk setiap musim tanam adalah sebagai berikut: Musim Tanam I, = Rp479.660.600,-dengan luas areal optimum untuk tanamn padi 2,5 ha dan bawang merah 7,5 ha Musim TanamII, =Rp 83.560.000,- dengan areal optimum untuk tanaman padi 2,5 ha dan bawang merah 1,11 haMusim Tanam III, =Rp 432.800.000,-dengan luas areal optimum untuk tanaman padi 2,5 ha dan bawangmerah 7,5 ha.Kata kunci: Debit air, Keuntungan,Luas lahan, optimasi dengan program LINGO,pola tanam
PENILAIAN KONDISI PERKERASAN JALAN TERHADAP UMUR LAYAN (Studi Kasus: Ruas Jalan Abepura-Kota Raja Km.11+700-Km.13+300) Kambuaya, Djimris Amase; Suprapto, Mamok; Syafii, Syafii
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakRuas jalan Abepura-Kota Raja merupakan salah satu ruas jalan kolektor primer yang terletak di kota Jayapura. Kondisi ruasjalan Abepura-Kota Raja saat ini telah mengalami kerusakan, walaupun kerusakan yang terjadi masih bersifat fungsional. Surveikondisi jalan perlu dilakukan untuk penilaian kondisi ruas jalan sebagai bahan evaluasi dalam pengambilan keputusanpemeliharaan dan rehabilitasi.Penilaian kondisi jalan dilakukan dengan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI), dan pengujian lendutan balikmenggunakan alat Benkelman Beam yang dilakukan pada Km.11+700-Km.13+300. Segmentasi ruas jalan sebanyak 16dengan dimensi masing-masing sebesar 100 meter x 7 meter yang terbagi menjadi empat seksi pengamatan. Untuk menentukanprediksi umur layan didasarkan pada Jumlah cumulative equivalent standard axle (CESA) eksisting pada Tahun 2014,khususnya pada Km. 11+700-Km.13+300.Rating PCI adalah seksi I = 67, seksi II = 64, seksi III = 53, seksi IV = 67. Lendutan wakil adalah seksi I = 20,996mm, seksi II = 27,656 mm pada seksi III = 20,327 mm, dan seksi IV = m 22,379 mm. Prediksi sisa umur layanberdasarkan nilai CESA eksisting tahun 2014 sebesar 505.976,799 ESA, pertumbuhan lalu lintas sebesar 6,633%, diperolehprediksi sisa umur layan jalan pada Km. 11+700-Km.13+300 berkisar 1,8 tahun. Tebal lapis tambah perkerasan lentur umurrencana 5 tahun adalah 60 cm, 64 cm, 59 cm, dan 61 cm, pada seksi I, II, III, dan IV. Tebal lapis tambah umur rencana 10tahun adalah 63 cm, 68 cm, 63 cm, dan 64 cm pada seksi I, II, III, dan seksi IV. Ketebalan lapis tambah dipengaruhi olehbesarnya lendutan wakil pada masing-masing seksi.Kata kunci: Kondisi Jalan, Umur Layan, Tebal Perkerasan.
KINERJA SISTEM PENGENDALI BANJIR SUNGAI AIR BENGKULU DENGAN POMPA Fitriyadi, Fitriyadi; Soeprapto, Mamok; Syafii, Syafii
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKMasalah banjir sebagai mana dialami berbagai kota pada umumnya, kota Bengkulu jugamengalami banjir. Meluapnya Sungai Air Bengkulu seringkali berpotensi menimbulkangenangan di kawasan permungkiman, persawahan, dan jalan penghubung Kota Bengkuludengan kota lain. Untuk mengatasi genangan akibat banjir telah dibangun rumah pompa dikelurahan Tanjung Agung dengan 2 unit rumah pompa. Namun pompa tersebut tidak dapatmenyelesaikan masalah genangan. Terkait dengan masalah tersebut, tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui kinerja bangunan pompa pengendali banjir Sungai Air Bengkulu danmengetahui konsep penanganan yang tepat untuk bangunan pompa pengendalian banjir Sungaiair Bengkulu.Penelitian dilakukan di sungai Air Bengkulu, kotamadya Bengkulu. Pemilihan lokasipenelitian diambil karena pada Sungai Air Bengkulu sudah beberapa kali dilakukan rehabilitasioleh pemerintah untuk menanggulangi banjir tetapi hasilnya belum maksimal. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan pengumpulan datadari sumber atau instansi terkait. Analisis data dilakukan dengan mengetahui kapasitas debiteksisisting sistem saluran drainase menggunakan rumus Rasional untuk analisis kebutuhanpompa dan kolam retensi.Hasil penelitian menunjukkan total debit yang masuk ke sistem drainase Air Bengkulusebesar 17,9 m3/detik. Hasil perhitungan kapasitas debit eksisting saluran drainase diperolehsebesar 4,31 m3/detik, lebih besar dari hitungan debit maksimum sebesar 3,8 m3/detik artinyakapasitas saluran masih cukup. Kapasitas pompa kondisi 1 (volume genangan sebesar 10% dariluas area dengan tinggi genangan), dibutuhkan pompa sebanyak 8 buah @ 1,5 m3/detik, denganwaktu pengeringan dari 9,99 jam dapat dikurangi menjadi 0,0013 jam. Kondisi 2 (volume hujansebesar (1/2×(n.tc×60)×Qmaks)), dibutuhkan pompa sebanyak 2 buah @ 1,5 m3/detik, denganwaktu pengeringan dari 4,92 jam dapat dikurangi menjadi 2,46 jam. Kondisi 3 (akibat rembesantanggul), dibutuhkan pompa sebanyak 3 buah @ 1,5 m3/detik, dengan waktu pengeringan dari10,32 jam dapat dikurangi menjadi 3,44 jam. Untuk menangani banjir di sistem drainase AirBengkulu diperlukan volume kolam retensi sebesar 13289,33 m3. Dari hasil hitungan diperolehperencanaan dimensi kolam retensi adalah t (tinggi) = 4m; p (panjang) = 75 m; dan l (lebar) =45 m; dengan volume perencanaan kolam menjadi 13.500 m3.Katakunci: Pengendali Banjir, kinerja pompa Air Bengkulu.
PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKULU UTARA Widyasari, Inneke; Syafii, Syafii; Purwana, Yusep Muslih
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A B S T R A KKebijakan otonomi daerah di Indonesia yang memberikan tanggung jawab penyelenggaraandalam pemeliharaan jalan regional kepada pemerintah daerah. Pemerintah Kabupaten BengkuluUtara telah mengadakan berbagai usaha untuk melaksanakan otonomi daerah sebaik mungkin, salahsatunya adalah perbaikan prasarana transportasi jalan. Penentuan skala prioritas penanganan jalankabupaten berdasarkan SK.No.77, Dirjen Bina Marga, Tahun 1990, yaitu berdasarkan data LaluLintas Harian Rata (LHR) dan Nilai Net Present Value (NPV) saja. Hal ini kurang tepat karenakompleksnya permasalahan di lapangan yang dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti: kondisijalan, lalu lintas harian rata-rata, kebijakan, dana anggaran, dan aspek tata guna lahan. Sehinggadiperlukan metode yang dapat menampung semua aspek tersebut dan dapat mengantisipasiketimpangannya.Metode penentuan skala prioritas penanganan jalan di Kabupaten Bengkulu Utaramenggunakan Metode SK. No. 77 Dirjen Bina Marga Tahun 1990 dan Metode AnalyticalHierarchy Process (AHP). Kemudian kedua metode tersebut dibandingkan untuk mendapatkankelebihan dan kekurangan masing-masing metode.Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala prioritas penanganan jalan di KabupatenBengkulu Utara dengan Metode AHP menghasilkan prioritas utama untuk Jalan Karang Pulau –Bukit Berlian, Jalan Giri Kencana – D3 prioritas kedua, Jalan Lb. Durian – Padang Bertuah prioritasketiga. Sedangkan skala prioritas penanganan jalan di Kabupaten Bengkulu dengan Metode SK. No.77 Tahun 1990 menghasilkan prioritas utama untuk Jalan Bundaran-Pasar Purwodadi, JalanSp.Bundaran-Kantor Camat prioritas kedua, Jalan Tugu Jadi-Karang Suci prioritas ketiga.Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perolehan urutan prioritas yangmenggunakan perhitungan SK No. 77 Tahun 1990 akan berubah posisi bila dihitung denganmenggunakan bobot yang diperoleh pada perhitungan metode AHP. Perubahan yang terjadi adalahurutan menggunakan metode SK No. 77 Tahun 1990 berada di atas pada perhitungan pembobotankriteria, hal ini terjadi karena beberapa hal seperti: a)Jumlah penilaian pada kondisi jalan maksimal,b)Jumlah LHR tinggi, c)Nilai NPV tinggi, d)Perolehan kebijakan tinggi, dan e)Pemanfaatan tataguna lahan tinggi.Kata kunci : SK.No.77 Dirjen
TINJAUAN GEOTEKNIK KERUSAKAN JALAN SUB GRADE TANAH LUNAK TERHADAP PENURUNAN RUAS JALAN AIR BARA - TOBOALI KM 110+500-111+010 Iqbal, Muhammad; Purwana, Yusep Muslih; Surjandari, Niken Silmi
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakRuas jalan Air Bara - Toboali terletak di Kecamatan Toboali KabupatenBangka Selatan mengalami kerusakan berat sepanjang ± 1,00 Km. Ruas jalanini terletak dilokasi rawa-rawa dengan karakteristik sub grade lunak. Ruasjalan ini sebelumnya telah dilakukan dua kali peningkatan struktur yaitu padatahun 2009 dan 2011 berupa peninggian (rising) lapis pondasi aggregat. Akantetapi rising memperparah kerusakan berupa penurunan (settlement), hal inimenyebabkan kondisi badan jalan mengalami penurunan tidak seragam(differential settlement). Penurunan tanah dasar (sub grade) berakibat burukterhadap struktur perkerasan jalan, sehingga perlu dilakukan analisis terhadapbesar, derajat konsolidasi dan waktu penurunan.Penelitian di analisis pada Km 110+500 - 111+500 dengan tiga titiktinjau pada Km 110+780 , 110 +600 dan Km 111 +010. Penelitian inimenggunakan data sekunder dan primer. Parameter penelitian yaitupenampang melintang, tebal rising struktur perkerasan jalan. Variabelpenelitian ini penurunan segera dan penurunan konsolidasi guna mendapatkanpenurunan total. Analisis penurunan dimulai tahun 2009 dan 2011 pascapenanganan. Penurunan konsolidasi akibat adanya rising lapis pondasiaggregat dan perkerasan aspal diatas konstruksi jalan existing tanah dasaryang lunak. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini mendapatkan besarpenurunan, derajat konsolidasi dan waktu konsolidasi tanpa PrefabricatedVertical Drain (PVD) dan menggunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD).Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan konsolidasi akibat darirising didapat besar penurunan total untuk tahun 2009 Km 110+780 , 110+600 dan Km 111 +010 secara berturut-turut adalah sebesar 0,184 , 0,181 dan0,172 m sedangkan tahun 2011 adalah 0,185, 0,185 dan 0,171 m. Sedangkanwaktu konsolidasi 90 % tanpa PVD pada Km 110+780 , 110 +600 dan Km 111+010 secara berturut-turut adalah 501, 549 dan 4600 hari. Untukmempercepat proses penurunan konsolidasi dihitung dengan menggunakanPrefabricated Vertical Drain (PVD) dengan pola segitiga jarak spasi 1, 2 m, 1,4m, 1,6 m dan panjang aliran 10 m. Waktu konsolidasi 90 %, denganmenggunakan PVD jarak yang paling efektif jarak spasi 1,2 meter secaraberturut-turut adalah 15, 15, 110 hari.Kata Kunci: Konsolidasi, sub grade tanah lunak, Penurunan, PrefabaricatedVertical Drain (PVD)
EVALUASI KONDISI PERKERASAN LENTUR DAN PREDIKSI UMUR LAYAN JALINTIM PROVINSI SUMATERA SELATAN (Study Kasus: Ruas Batas Prov. Jambi – Peninggalan) Nainggolan, Jolis; Setyawan, Ary; Budiarto, Arif
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyaknya faktor penyebab kerusakan jalan membuat sisa umur layan eksistingperkerasan sulit diprediksi sehingga rencana rehabilitasi dan pemeliharaan jalanjangka panjang di suatu ruas jalan tertentu sulit untuk terealisasi. Penelitian inibertujuan untuk menilai kondisi kerusakan dan memprediksi sisa umur layanperkerasan di Jalintim Sumatera Selatan. Jenis penelitian ini deskriptif analisis,yang diawali dengan menentukan lima segmen jalan dengan kondisi kerusakanbervariatif secara visual, lalu dilakukan penilaian kondisi secara detailmenggunakan metode Pavement Condition Index (PCI) dan diprediksi sisa umurlayannya dengan metode lendutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa segmen Imemiliki kondisi baik dengan sisa umur layan 2,39 tahun, segmen II memilikikondisi buruk dengan sisa umur layan 0,65 tahun, segmen III memiliki kondisisangat baik dengan sisa umur layan 4,43 tahun, segmen IV memiliki kondisiburuk dengan sisa umur layan 0,11 tahun, dan segmen V memiliki kondisisempurna dengan sisa umur layan 3,57 tahun.Kata kunci: perkerasan, PCI, umur layan, lendutan
EVALUASI KONDISI JALAN UNTUK KEPERLUAN REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN Kanggunum, Alfredh; Setyawan, Ary; Purwana, Yusep Muslih
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakRuas jalan Abepura-Kota Raja merupakan salah satu ruas jalan kolektor primer yang terletak di kotaJayapura. Kondisi ruas jalan Abepura-Kota Raja saat ini telah mengalami kerusakan, walaupun kerusakanyang terjadi masih bersifat fungsional. Survei kondisi jalan perlu dilakukan untuk penilaian kondisi ruasjalan sebagai bahan evaluasi dalam pengambilan keputusan pemeliharaan dan rehabilitasi.Penilaian kondisi jalan dilakukan dengan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI), danpengujian lendutan balik menggunakan alat Benkelman Beam yang dilakukan pada Km.11+700-Km.13+300. Segmentasi ruas jalan sebanyak 16 dengan dimensi masing-masing sebesar 100 meter x 7meter yang terbagi menjadi empat seksi pengamatan. Untuk menentukan prediksi umur layan didasarkanpada Jumlah cumulative equivalent standard axle (CESA) eksisting pada Tahun 2014, khususnya pada Km.11+700-Km.13+300.Rating PCI adalah seksi I = 67, seksi II = 64, seksi III = 53, seksi IV = 67. Lendutan wakil adalah seksi I =20,996 mm, seksi II = 27,656 mm pada seksi III = 20,327 mm, dan seksi IV = m 22,379 mm. Prediksi sisaumur layan berdasarkan nilai CESA eksisting tahun 2014 sebesar 505.976,799 ESA, pertumbuhan lalulintas sebesar 6,633%, diperoleh prediksi sisa umur layan jalan pada Km. 11+700-Km.13+300 berkisar 1,8tahun. Tebal lapis tambah perkerasan lentur umur rencana 5 tahun adalah 60 cm, 64 cm, 59 cm, dan 61 cm,pada seksi I, II, III, dan IV. Tebal lapis tambah umur rencana 10 tahun adalah 63 cm, 68 cm, 63 cm, dan 64cm pada seksi I, II, III, dan seksi IV. Ketebalan lapis tambah dipengaruhi oleh besarnya lendutan wakil padamasing-masing seksi.Kata kunci: Kondisi Jalan, Umur Layan, Tebal Perkerasan.

Page 1 of 3 | Total Record : 25