cover
Contact Name
yosa fiandra
Contact Email
pichaq@telkomuniversity.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalrekam@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jalan Parangtritis Km 6,5 Sewon, Bantul, Yogyakarta Tlp. (62) 0274 384107, HP (62) 089649387947 Email: jurnalrekam@gmail.com
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Rekam : Jurnal, Fotografi, Televisi Animasi
ISSN : 18583997     EISSN : 27453901     DOI : 10.24821
Rekam: Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi is a scientific journal published by the Asosiasi Dosen Seni Media Rekam Indonesia in collaboration with the Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. This journal contains articles on research results, conceptual ideas (results of thought), creation, and the results of community service in the fields of photography, television, and animation.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 1 (2023): April 2023" : 8 Documents clear
Efektivitas Video Youtube “Mengubah Sampah Plastik Menjadi Sumber Daya Energi Berkelanjutan” Menggunakan Model Epic Prince Alvin Yusuf; Sandi Prasetyaningsih; Fandy Neta
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 19, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v19i1.5618

Abstract

ABSTRAKIndonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia dengan total sampah yang tidak terkelola dengan baik mencapai 3,22 juta ton per tahunnya. Hal ini tentu berdampak signifikan terhadap kerusakan lingkungan. Melalui penelitian ini digagaslah sebuah video yang bertujuan menginformasikan kepada masyarakat tentang permasalahan sampah yang ada di lingkungan sekitar dan bagaimana pengelolaan sampah yang sejauh ini sudah dilakukan di Indonesia. Melalui publikasi via Youtube, dilakukanlah analisis dengan menggunakan model EPIC yang dikembangkan oleh AC Nielsen untuk mengukur efektivitas video dalam mempengaruhi keputusan audiens dalam menyikapi penggunaan teknologi yang membantu dalam pengelolaan sampah plastik. Penelitian kuantitatif ini melibatkan 100 masyarakat Kota Batam sebagai populasi penelitian, adapun beberapa kategori masyarakat yang digunakan sebagai sampel penelitian, yaitu buruh, karyawan, pengajar dan pelajar. Penelitian ini mencakup variabel terikat yaitu keputusan audiens dalam menyikapi penggunaan teknologi pengelola sampah plasik, dan variabel bebas yang terdiri dari empathy, persuasion, impact, communication (EPIC). Penelitian ini melibatkan 100 responden dengan hasil kajian menyatakan bahwa EPIC rate Sangat Efektif yang menggambarkan keputusan audiens dalam merespons penggunaan teknologi yang membantu dalam mengelola sampah plastik, dengan nilai sebesar 4,26.  The Effectiveness of YouTube Video “Mengubah Sampah Plastik Menjadi Sumber Daya Energi Berkelanjutan” Using EPIC Model. As the second-largest contributor to plastic waste globally, Indonesia does not have a proper procedure to manage annual waste for about 3,22 million tones. It gives the significant damage for the environment. This study aims to give information to the audience about the waste problem as well as how Indonesia controls their waste. Youtube is utilized as a platform to publish the video in which several data from related publication will be analyzed using EPIC model. This method was used to observe how effective the video works on the audience’s decision in terms of deciding which kind of technology aids them on waste management. This quantitative study involved 100 respondents from people who live in Batam as the research population and there are several category of community, such as labor, employees, students, and teachers as the research samples. This study includes the dependent variable, namely the audience’s decision to use plastic waste management technology, and the independent variables that consist of empathy, persuasion, impact, and communication. The result of the study showed that within the scale of 4.26, the video is very effective to affect the audience’s decision on using the technology to assist the manage the waste.
Arthibition: Designing Augmented Reality for Art Exhibition Kusuma Dewangga; Kathryn Widhiyanti; Putri Nastiti; Yustus Eko Oktian
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 19, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v19i1.9296

Abstract

ABSTRACTThe Covid-19 pandemic, which occurred in the past 3 years, has forced art activists to reduce activities that involve many people. Meanwhile, art activities that gather many people are still needed as a means of publishing artworks from art activists. Augmented Reality (AR) technology has been widely applied to art exhibitions. To be able to take advantage of this technology, users must come to the exhibition site and scan an object at the exhibition site, resulting in a buildup of visitors at the exhibition site. For this reason, it is necessary to build an application that can be used to enjoy content from the exhibition without having to go to the exhibition location. This study aims to design an application that can be used by the audience to be able to enjoy the content of the art exhibition without having to go to the exhibition site. The use of AR Technology is applied as a tool to ostensibly bring artwork to the location of the application user, so that it can be enjoyed directly. The design of the ARt Exhibition application is expected to be a solution for art activists and connoisseurs to be able to enjoy art exhibitions anywhere personally so that the spread of the Covid-19 virus can be minimized. ARthibition: Mendesain Pameran Seni Rupa dengan Augmented Reality. Pandemi Covid-19 yang terjadi dalam tiga tahun terakhir memaksa para pegiat seni mengurangi aktivitas yang melibatkan banyak orang. Sementara itu, kegiatan seni yang menghimpun banyak orang masih dibutuhkan sebagai sarana penerbitan karya seni dari para pegiat seni. Teknologi Augmented Reality (AR) telah banyak diterapkan dalam pameran seni rupa. Untuk dapat memanfaatkan teknologi ini, pengguna harus datang ke lokasi pameran dan memindai objek di lokasi pameran sehingga terjadi penumpukan pengunjung di lokasi pameran. Untuk itu, perlu dibangun sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk menikmati konten dari pameran tanpa harus pergi ke lokasi pameran. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah aplikasi yang dapat digunakan oleh penonton untuk dapat menikmati isi dari pameran seni rupa tanpa harus mendatangi lokasi pameran. Penggunaan teknologi AR diterapkan sebagai alat untuk membawa karya seni ke lokasi pengguna aplikasi sehingga dapat dinikmati secara langsung. Perancangan aplikasi pameran seni rupa ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi para pegiat dan penikmat seni rupa untuk dapat menikmati pameran seni rupa dimanapun secara personal sehingga penyebaran virus Covid-19 dapat diminimalkan
Video Pelecehan Seksual Dokter Kevin Samuel di Akun Tiktok Berita: Studi Etnografi Virtual Rifka Nadila Damayanti; Sigit Surahman; Annisarizki Annisarizki
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 19, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v19i1.6895

Abstract

ABSTRAKTeknologi komunikasi audiovisual berkembang sangat pesat. Pada akhirnya masyarakat mulai mahir dalam menggunakan berbagai teknologi untuk pemenuhan kebutuhannya. Fenomena pengguna media sosial paling banyak adalah  Tiktok. Popularitas media sosial Tiktok yang meroket salah satunya dipicu oleh pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berita viral di Tiktok dari beberapa akun berita mengenai unggahan video Tiktok berdurasi 15 detik milik dr. Kevin Samuel yang kontennya dinilai melecehkan perempuan. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan etnografi virtual, yaitu peneliti akan melihat serta mengidentifikasi pola perilaku, pola kehidupan, dan relasi sosial serta dilakukannya analisis konten. Hasil penelitian membahas dari segi komentar dan menganalisis konten dari segi visual dan teks. Komentar menunjukkan bahwa di beberapa akun Tiktok @metro_tv, @tvonenews, dan @pikiranrakyat sebagian masyarakat kecewa serta malu dengan kasus dr. Kevin Samuel yang tidak bisa mencerminkan dirinya sebagai dokter dan mereka setuju untuk dilakukan pencabutan surat izin praktik dr. Kevin Samuel. Simpulan penelitian ini adalah video Tiktok “persalinan” milik dr. Kevin menuai kecaman dari masyarakat yang dinilai melecehkan perempuan. Dengan demikian, penelitian ini menganalisis berbagai macam reaksi masyarakat melalui komentar positif dan negatif tentang dr. Kevin Samuel dan analisis konten yang dilihat dari visual dan verbal.Audio visual communication technology is developing very rapidly. In the end, people became proficient in using various technologies to fulfill their needs. The phenomenon of the most social media users is the popularity of Tiktok. The skyrocketing popularity of social media TikTok was triggered by the pandemic. This study aims to analyze viral news on Tiktok from several news accounts regarding the upload of a 15-second Tiktok video belonging to Dr Kevin Samuel whose content is considered to be harassing women. This research is qualitative with a virtual ethnographic approach, where researchers will see and identify patterns of behavior, patterns of life and social relations and conduct content analysis. The results of the study discuss in terms of comments and analyze content in terms of visuals and text. The comments show that on several Tiktok accounts @metro_tv, @tvonenews and @thinkrakyat some people are disappointed and embarrassed by the case of Dr. Kevin Samuel who cannot reflect himself as a doctor and they agree to revoke his license to practice. The conclusion of this researcher is that Dr Kevin's "delivery" Tiktok video has drawn criticism from the public who are considered to be harassing women. So that in this study analyze to see various kinds of public reactions through the positive and negative comments of dr. Kevin Samuel and content analysis seen from the visual and verbal in this research.
Pencatatan Praktik Fotografi Olahraga Jalanan di Jakarta pada Masa Pandemi Covid-19 FX. Damar Jati; Silviana Amanda Aurelia Tahalea
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 19, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v19i1.9305

Abstract

ABSTRAKMenjaga kesehatan di era pandemi telah menjadi sebuah gaya hidup yang dijalani setiap orang untuk menghidari virus corona yang bermutasi dan terus berkembang. Terlebih peraturan pemerintah menganjurkan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Namun seiring penurunan angka penderita covid, masyarakat mulai melakukan aktivitas olah raga di luar rumah untuk mengurangi kejenuhan selama work from home. Olah raga bersepeda, lari pagi, jalan santai menjadi pilihan utama untuk menjaga kebugaran tubuh. Perubahan gaya hidup sehat inilah yang dimanfaatkan oleh para fotografer olah raga di jalanan sebagai sebuah solusi untuk mencari peluang lain di industri fotografi mengingat selama pandemi banyak pelaku fotografi yang gulung tikar karena berhentinya sektor industri kreatif di Indonesia.Rutinitas aktivitas olah raga di luar rumah yang dilakukan oleh masyarakat, menjadi salah satu objek yang menarik untuk diabadikan dan dijual belikan sebagai kebutuhan konten di sosial media. Fotografer menggunakan keahliannya untuk menghasilakan karya terbaiknya agar mempunyai daya jual sesuai kebutuhan konsumennya. Teknik penangkapan gambar dengan kecepatan tinggi menjadi sebuah pilihan untuk pemotretan olahraga. Selain itu, pendekatan teknik foto portrait juga dilakukan oleh para fotografer, mereka membuat studio mini lengkap dengan lampu kilatnya sehingga menjadi pembeda dengan fotografer lain. Melalui pendekatan studi kasus analisis data yang di lakukan di Jakarta, Tangerang dan sekitarnya, maka kativitas mutualisme kebutuhan inilah yang menarik untuk dicatat sebagai bagian dari sejarah fotografi Indonesia. Pandemi telah menjadikan pergeseran fungsi dari fotografi jurnalistik (foto olahraga) digunakan oleh para jurnalis foto, diadopsi dan digunakan oleh masyarakat umum yang menekuni fotografi sebagai cara untuk tetap bertahan hidup di masa pandemi. Recording the Practice of Street Sports Photography in Jakarta during the Covid-19 Pandemic. Maintaining a healthy lifestyle by exercising in the pandemic era has become an activity to avoid Covid-19 virus that continues to grow and mutate. Cycling, running, rhythmic activities and green walks became new lifestyle choices to dispel the sense of listlessness during the Work From Home period. This kind of activity was reinforced with the use of social media as a massive self-actualization medium to showcase their active lifestyles through posting selfies engaging in sports activities. This trend has created new business opportunities for photography practitioners in Jakarta, who have been struggling to make ends meet during the pandemic due to the decline of the creative industry sector in Indonesia. The purpose of this research is to record and to document a new phenomenon in the era of digital photography and pandemic that has given a rise to a new creative industry with a pattern that can be applied throughout Indonesia. A simple business model that grew naturally from friendship and was underestimated, turned out to be able to revive the creative industry in Indonesia with lucrative income benefits and flexible for many people to do even if they’ve only mastered basic photography techniques. One of the photography communities who successfully initiated this movement is the Dalkotloop group who is a group of street sports photographers. Through a descriptive qualitative method with a case study approach to data analysis conducted in Jakarta, Tangerang and surrounding areas, the author records how photography techniques are used, photo distribution patterns, forms of business models created, and development plans after the pandemic is over. This simple recording needs to be done so that Indonesian photography movements are always well-documented into archives and can be used as research material for the history of Indonesian photography.
Video Promosi Wisata Kuliner Yogyakarta Menggunakan Microdrone Lilik Kustanto; Agustinus Dwi Nugroho; Jj Al-Desafinadha
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 19, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v19i1.7035

Abstract

ABSTRAKWisata kuliner di Yogyakarta menjadi daya tarik tersendiri. Namun karena pandemi, kondisinya tidak seramai sebelumnya. Salah satu strategi yang dilakukan adalah melakukan promosi secara masif dan menarik dalam bentuk video promosi dan disebarkan melalui media daring seperti Instagram, Facebook, dan Youtube. Permasalahan yang timbul adalah biaya produksi pembuatan video promosi yang dianggap masih berbiaya tinggi dan membebani para penyedia wisata kuliner. Oleh karena itu, tercetuslah gagasan untuk membuat video promosi wisata kuliner di Yogyakarta menggunakan microdrone yang dapat menekan biaya produksi. Microdrone adalah drone berukuran kecil, ringan, dan murah. Microdrone pada dasarnya adalah drone mainan atau hobi yang dapat dimanfaatkan sebagai alat pengambilan gambar yang berkualitas dengan menyematkan kamera high definition (HD) atau 4K.  Penggunaan microdrone seiring pemikiran tentang peran drone saat ini yang mendukung pencapaian pendidikan sehingga sangat perlu untuk selalu dikembangkan pemanfaatannya. Metode produksi video menggunakan kamera bergerak (terbang) dan statis (diam) menggunakan microdrone. Pengambilan gambar aerial hingga gambar informasi yang detail dilakukan sepenuhnya dengan menggunakan microdrone yang dioperasikan oleh pilot microdrone. Tahapan menggunakan standar tahapan produksi, yaitu praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Tujuan dari penelitian terapan ini adalah menyebarkan informasi wisata di Yogyakarta melalui video promosi yang menarik, efektif, dan efisien biaya namun tetap berkualitas. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan microdrone ini menghasilkan sebuah informasi yang disajikan dalam framing dan komposisi gambar untuk menggambarkan objek area yang luas dan detail dari objeknya secara menarik, dengan efesiensi biaya.Culinary tourism in Yogyakarta is an attraction in itself, but because of the pandemic the conditions are not as busy as usual. One of the strategies is to carry out massive and attractive promotions in the form of promotional videos, and disseminate them through online media such as Instagram, Facebook and YouTube. The problem that arises is the production cost of making promotional videos which are still considered high cost and burdensome for culinary tourism providers. Therefore, there is an idea to make a promotional video for culinary tourism in Yogyakarta using a microdrone which greatly reduces production costs. Microdrone is a drone that is small, light and inexpensive. Microdrone is basically a toy or hobby drone that can be used as a quality image capture tool by embedding an HD (high definition) or 4K camera. The use of microdrones is in line with thinking about the current role of drones in supporting educational achievement, so it is very necessary to always develop their use. The video production method uses a moving (flying) or static (still) camera using a microdrone. Aerial image capture to detailed information images is carried out in full using a microdrone operated by a microdrone pilot. While the stages use standard production stages, namely pre-production, production and post-production. The purpose of this applied research is to disseminate tourism information in Yogyakarta through promotional videos that are attractive, effective, and cost efficient but still of high quality.Keywords: promotional videos, Culinary tourism, microdrone
Bodies on Social Phenomena: Implementation of Cyanotype Photogram-Based Creation and Oil Paint Irwandi Irwandi; Agni Saraswati; Anjania Nanda Pithaloka
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 19, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v19i1.9436

Abstract

The goal of this research is to create an artwork by combining two genres of art, specifically photography and painting. The primary foundation of this composition is Cyanotype, or photograms on Cyanotype media, a 19th-century photographic process. Exploration and experimenting on the technique and concept of the piece are the primary methods used in this creation. The end result is a collaborative work using Cyanotype and painting technique to enhance the character and concept of the piece. This type of collaborative creativity is still uncommon, and it is critical to adopt it as a new way of working. Cyanotype is an old photography method that is still used today. These conditions encourage exploration. The combination of cyanotype and painting techniques allows for the development of more unique and valuable works. The body in social phenomena is the focus of this collaborative effort. The findings of this study support Langer's idea that art is an expressive form formed by perception through the senses or imagination and conveyed from human feelings. Physical feelings, pain, comfort, and joy are all examples of this type of expression.Penelitian terapan ini merupakan upaya penciptaan karya melalui kombinasi dua bidang seni, yaitu seni fotografi dan seni lukis. Pondasi dasar penciptaan ini adalah teknik fotografi abad ke-19 yaitu Cyanotype, tepatnya fotogram di atas media Cyanotype. Metode utama dalam penciptaan ini adalah eksplorasi dan eksperimentasi terhadap teknik dan tema karya. Hasil awal berupa cetakan Cyanotype dikombinasikan dengan torehan cat lukis untuk memperkuat karakter dan tema karya. Penciptaan kolaboratif semacam ini masih sangat jarang dilakukan dan penting untuk menjadi cara baru dalam berkarya. Cyanotype sendiri adalah teknik fotografi tua yang dibuat secara ‘handmade’. Kondisi tersebut membuka ruang eksperimentasi. Pengombinasian Cyanotype dan teknik lukis membuka peluang terwujudnya karya yang unik dan bernilai lebih. Tema yang diangkat dalam karya kolaboratif ini adalah tubuh dalam fenomena sosial. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Langer, bahwa karya seni merupakan bentuk ekspresif yang diciptakan menurut persepsi melalui indera atau imajinasi yang diekspresikan dari perasaan manusia. Bentuk ekspresi ini adalah segala sesuatu yang dapat dirasakan, sensasi fisik, rasa sakit, kenyamanan, dan kegembiraan. Tubuh manusia digambarkan sebagai objek utama karena manusia merupakan pemain kunci dalam mengelola alam di bumi ini. Perpaduan proses Cyanotype dan seni lukis memiliki ciri yang berbeda, terutama ekspresif, spontan, dan dinamis yang menggambarkan kesedihan dan ketakutan.
Kajian Estetika Fotografi Urban “#JakartaBelumHabis” Karya Chris Tuarisa Erlina Novianti; Silviana Amanda Tahalea; Asih Retno Dewanti
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 19, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v19i1.7582

Abstract

ABSTRAKFotografi urban adalah fotografi yang dilakukan dengan pendekatan urban life. Fotografi urban mengacu pada kehidupan dalam lingkup perkotaan. Salah satu fotografer yang menghasilkan karya fotografi urban adalah Chris Tuarisa. Karya-karya yang dihasilkan merupakan visualisasi masyarakat urban, tetapi juga memperlihatkan kawasan perkotaan dari sisi masyarakat menengah kebawah yang tidak dapat dipungkiri juga merupakan bagian dari masyarakat urban. Fotografer dapat menceritakan sisi lain dari isu perkotaan yang belum pernah dilihat oleh sebagian masyarakat Jakarta sendiri, karya foto Christ Tuarisa sekaligus menjadi kritik untuk pemerintah untuk dapat menyelesaikan isu perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah memaknai dan membaca karya Chris Tuarisa menggunakan teori estetika fotografi. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menganalisa lebih dalam sisi lain tampilan foto urban karya Chris Tuarisa dalam estetika fotografi. Adapun metode yang digunakan adalah metode studi kasus, peneliti akan menggunakan karya foto dari hasil karya fotografer Chris Tuarisa. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa teori estetika merupakan teori yang tepat untuk digunakan untuk menganalisa sebuah foto, karena teori estetika dapat menantu spektator menaknai sebuah foto secara lebih dalam. Karya Chris Tuarisa bercerita mengenai kesenjangan sosial yang besar dalam keseharian masyarakat Jakarta, sekaligus menjadi kritik bagi pemerintah agar dapat memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Aesthetic Study of Urban Photography “#JakartaBelumHabis By Chris Tuarisa. Urban Photography has become a part of photography genre that can be carried out with an urban life approach. Urban photography is related to urban space and  activity. One of the photographers doing urban photography is Chris Tuarisa. His works are visualizations of urban society, from the perspective of the middle and low class society as part of urban community. Chris’ works showing highlight about other side of urban issues that some people in Jakarta may have never see., Upon a closer examination, Christ Tuarisa's photographic work is actually a form of criticism addressed to the government to point out the urban issues. The purpose of this research is to interpret and comprehend the context of Chris’s works using the aesthetic theory of photography. The aim of this research is to study and analyze other perspectives from the visualization of urban photos by Chris Tuarisa using photographic aesthetics theory profoundly. The method used was a case study method. The conclusion of this study is that aesthetic theory is an applicable theory to analyze photography, because aesthetic theory can give the spectator a deeper interpretation and signification of the photo. Chris Tuarisa's works tell stories about the social gap in the daily life of Jakarta’s citizen, as well as being a criticism for the government to be able to provide solutions to these problems. 
Peran Ganda Jurnalis dan Penyimpangan Kode Etik Jurnalistik Agung Priyo Wicaksono
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 19, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v19i1.8995

Abstract

ABSTRAKPenyebab Peran Ganda Jurnalis Dan Penyimpangan Kode Etik Jurnalistik. Pesatnya kemajuan teknologi dan komunikasi berpengaruh besar bagi kematian media konvensional. Keadaan ini memaksa media untuk membebani jurnalis dengan peran ganda agar dapat menghidupi media. Penelitian ini bertujuan mengetahui penyebab peran ganda di kalangan jurnalis. Penelitian kualitatif dilakukan dengan pendekatan fenomenologi. Data dalam penelitian diperoleh melalui Focus Group Discussion dan wawancara mendalam dengan tujuh orang jurnalis dari berbagai media di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan tiga poin penting. Pertama, peran ganda terjadi karena persaingan media yang begitu ketat. Persaingan media membuat media konvensional kehilangan kue iklan sehingga memaksa perusahaan untuk memberikan peran ganda kepada jurnalis. Kedua, peran ganda terjadi karena upah rendah yang diperoleh jurnalis. Keadaan ini membuat jurnalis terpaksa menjalankan praktik peran ganda guna mendapatkan upah yang sesuai. Ketiga, peran ganda terjadi karena pola rekrutmen jurnalis yang berorientasi pada pasar bukan pada kompetensi jurnalis. Dual Role of Journalists and Violation of Journalism Ethics. The rapid advances in technology and communication have had a major effect on the death of conventional media. This situation forces the media to burden the dual role for journalists in order to support the media. This study aims to find out the causes of dual roles among journalists. This qualitative research was conducted using a phenomenological approach. The data in this study were obtained through in-depth interviews and Focus Group Discussion with seven journalists from various media in Yogyakarta. The research results showed three important points. First, the dual role occurs because the media competition is so intense. Media competition makes conventional media lose their hot cakes of advertising, forcing companies to give dual roles to journalists. Second, the dual role occurs because of the low wages earned by journalists. This situation forces journalists to practice multiple roles in order to get the appropriate wages. Third, the dual role occurs due to the journalist recruitment pattern which is market oriented, not journalist competence. The results of the research show that the tendency to deviate from the journalism ethics is due to the coercion of media companies for journalists to earn income by becoming advertisers. Intervention by media companies is not justified when journalists perform their professional duties. Similarly, low wages make journalists try to earn additional income by becoming advertisement seekers, which is not in line with the journalist's main duties. In addition, the recruitment of journalists from the start does not focus on professional competence but rather on journalists who are willing to become advertisement seekers, not looking for information.

Page 1 of 1 | Total Record : 8