cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JOGED
ISSN : 18583989     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
JOGED merangkai beberapa topik kesenian yang terkait dengan fenomena, gagasan konsepsi perancangan karya seni maupun kajian. Joged merupakan media komunikasi, informasi, dan sosialisasi antar insan seni perguruan tinggi ke masyarakat luas.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 1 (2022): APRIL 2022" : 7 Documents clear
PEPENK: SENIMAN TARI KREATIF DAN HUMANIS Hanidar Fejri Diagusty; Warih Handayaningrum; Eko Wahyuni Rahayu
Joged Vol 19, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v18i1.6961

Abstract

 ABSTRAKPerkembangan dunia era hari ini menciptakan manusia yang jauh dari rasa kemanusiaan. Adanya kreativitas yang melekat pada diri manusia tidak diimbangi dengan kesadaran akan suatu sistem dari ekosistem lingkungan. Pepenk sebagai seniman yang memiliki segudang prestasi dalam perjalanan kesenian memiliki pemahaman pentingnya menjaga ekosistem lingkungan. Sehingga sebagai tokoh yang kreatif yang humanis memunculkan rumusan masalah bagaimana proses kreatif pepenk dalam berkarya dan mengapa koreografi lingkungan menjadi penting baginya. Tujuan penelitian menjelaskan proses kreatif dibalik karya-karyanya dan mendeskripsikan pentingnya koreografi lingkungan bagi pribadi Pepenk. Hal tersebut akan dikupas dalam metode fenomenologis studi tokoh dengan teori psikoanalisa secara deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara sehingga menggunakan teknik triangulasi data. Hasil dari penelitian ini mengupas biografi Pepenk, pengalaman berkesenian dan karya-karyanya hingga memahami pentingnya pengajaran koreografi lingkungan diungkap dengan psikoanalisa klasifikasi arketipe oleh Jung.ABSTRACTPepenk: Creative and Humanist Dance Artist . The development of the world in today's era creates humans who are far from humanity. The existence of creativity inherent in humans is not balanced with awareness of a system of environmental ecosystems. Pepenk as an artist who has many achievements in the journey of art has an understanding of the importance of protecting environmental ecosystems. So that as a creative character who is humanist, he raises the problem formulation of how the creative process of Pepenk works and why environmental choreography is important to him. The aim of the research is to explain the creative process behind his works and to describe the importance of environmental choreography for Pepenk's personality. This will be discussed in the phenomenological method of character study with descriptive qualitative psychoanalytic theory. Data collection is done by observation, documentation and interviews so that using data triangulation techniques. The results of this study explore Pepenk's biography, experience in art and his works to understand the importance of teaching environmental choreography revealed by psychoanalysis of archetype classification by Jung.
RUNGSIT: KOREOGRAFI YANG MENGINTERPRETASI TOKOH KARNA Denta Sepdwiansyah Pinandito; Darmawan Dadijono; Sri Hastuti
Joged Vol 19, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v18i1.6972

Abstract

RINGKASAN RUNGSIT merupakan karya tari yang merepresentasikan hati tokoh Karna yang tetap mempunyai ketegaran hati terhadap kekecewaan kepada ibu kandungnya, Dewi Kunti. RUNGSIT berarti penuh liku sebagaimana kisah kehidupan tokoh pewayangan Karna dalam epos Mahabharata. Karna mewakili orang yang terbuang, karena kelahirannya tidak dikehendaki karena membawa aib dari seorang putri kerajaan bernama Dewi Kunti yang harus menjaga marwah kerajaan. Di sisi lain Karna juga bisa mewakili orang-orang yang hidup tanpa kasih sayang seorang ibu kandung, sehingga dalam pengembaraanya Karna belajar dari alam dan belajar dari kehidupan yang ia lalui, hal itu yang membuat keteguhan Karna tidak punya tanding, dia bisa belajar dari alam dan orang-orang yang ia temui semuanya ia anggap menjadi guru. Maka diceritakan Karna mempunyai banyak guru. Karna yang sangat angkuh tetap tak bisa memungkiri bahwa Kunti adalah Ibu yang melahirkannya. Mungkin Karna tampak membenci, namun sisi bathin jiwanya tak dapat memungkiri “rasa cinta” pada ibunya. RUNGSIT diungkapkan menggunakan pola garap koreografi tunggal dengan menggunakan pengambilan gambar video tari dengan teknik one shoot serta black box sebagai tempat pertunjukan, setiap penata memilikimetode yang berbeda-beda dalam membuat karya. Selain itu, setiap penata memiliki ciri maupun ketubuhan yang berbeda, sehingga karya yang diciptakan memiliki ciri khasnya masing-masing.ABSTRACT "Rungsit" means "full of obstacles", and the term is portrayed by a characterin Wayang (puppet) called "Karna" from the Mahabarata story. Karna was the sonof princess Dewi Kunti. As a member of the kingdom, Kunti had to maintain her pride and dignity, and therefore his birth was despised and shunned by society. Onthe other hand, Karna also represents people who live without a mother's care. Throughout his journey, Karna learned a lot from nature and all the people he came across; so it was said that he had hundreds of teachers, and that his tenacity was incomparable. Despite his arrogance, he couldn’t deny the fact that deep down, hetruly loved his mother Kunti. Choreographer wants to portray Karna’s toughness in enduring all the disappointment he felttowards his own mother. “Rungsit” is a solo choreography that is recorded with a One-Shot techniqueand uses Black Box as the stage. Every choreographer has different needs and methods in executing their pieces, hence the different signature styles that made each and every one of them unique and authentic.
SARAGA CITTA: KARYA TARI VIDEO YANG TERINSPIRASI DARI STRUKTUR KESENIAN JANGER Ni Made Oliftyansi Santi Dewi; Ni Nyoman Sudewi; Daruni Daruni
Joged Vol 19, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v18i1.6968

Abstract

RINGKASAN Saraga Citta merupakan karya tari video dengan teknik one shot, yang terinspirasi dari pola-pola interaksi pada salah satu struktur kesenian Janger dan dimaknai sebagai bentuk komunikasi seseorang sedang jatuh cinta. Dipilihnya kesenian Janger sebagai sumber inspirasi, bermula dari kegelisahan atas pemberlakuan proses internalisasi sebuah kesenian khususnya tari Bali pada kehidupan semasa kecil melalui lagu ‘mejangeran’, dan mendapati adanya perasaan kegirangan setiap mendengarkan lagu tersebut. Sebuah pemahaman didapat dari adanya pengalaman membaca sebuah tulisan mengenai pemaknaan arti kata Janger sebagai ‘keranjingan’, yang berkonotasi seseorang ‘gila’ cinta. Berangkat dari hal tersebut, didapati suatu interpretasi pertama dari menghubungkaitkan pengalaman menonton sebagai proses memahami kesenian Janger, khususnya Janger Lelampahan dan pengalaman membaca arti kata Janger, yang memunculkan interpretasi pada kata ‘gila’ sebagai khayalan. Penerapan metode tersebut menghasilkan banyak perubahan pada motif gerak dan elemen pendukung koreografis lainnya yang dipilih sebelumnya berdasarkan kebutuhan konsep besar karya, sehingga terwujud karya berjudul Saraga Citta. Karya ini ingin memberikan sebuah penggambaran pengalaman seseorang jatuh cinta, menghasilkan berbagai emosi yang bersumber dari pikiran ketika sedang mengharapkan sesuatu atas cinta.ABSTRACT Saraga Citta is a one shot dance video work of art which is inspired by interaction patterns in one of the Janger art performance structures and is interpreted as a form of communication when someone is in love. Janger as a source of inspiration, originated from the anxiety over the implementation of the internalization process of art, especially Balinese dance in childhood through the song 'mejangeran' that brings out a feeling of joy every time the song is played. This understanding was obtained from an article that states the meaning of the word Janger as 'keranjingan' (enamored), which connotes that someone is 'crazy' in love. From this point, the first interpretation was derived through the viewing experience as a process of understanding Janger, especially Janger Lelampahan and the reading experience about the meaning of the word 'Janger', which results the interpretation of the word 'crazy' as imaginary. The application of this method resulted in many changes to the motion motifs and other choreographic supporting elements that were previously selected based on the needs of the main concept of the work which generates this work entitled Saraga Citta. This work of art is expected to provide a description of someone who is falling in love, producing various emotions that comes from the mind when that person expecting something for love.
PUNAN LETO: IDENTITAS KULTURAL MASYARAKAT DAYAK KENYAH Gabriella Mening; Rina Martiara; Tutik Winarti
Joged Vol 19, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v18i1.6973

Abstract

RINGKASAN Tulisan ini menganalisis tari Punan Leto pada masyarakat suku Dayak Kenyah khususnya di desa Ritan Baru dan Tukung Ritan dengan pendekatan sosial budaya dari teori Raymond Williams. Dalam teori Williams memiliki tiga komponen pokok yaitu, lembaga budaya (Institution), isi (content), dan efek (effect). Lembaga budaya menanyakan siapa yang menghasilkan produk budaya, siapa yang mengontrol dan bagaimana cara mengontrol itu dilakukan; komponen isi lebih fokus pada apa yang dihasilkan atau simbol-simbol apa yang diusahakan; dan komponen efek menanyakan konsekuensi apa yang diinginkan dari proses budaya tersebut. Ketiga aspek ini dapat dipakai untuk memahami bagaimana tari Punan Leto menjadi identitas budaya Dayak Kenyah.ABSTRACT This research is discusses how art, especially dance, becomes a cultural identity in the Dayak Kenyah community, especially those in the villages of Ritan Baru and Tukung Ritan. Punan Leto dance is a traditional dance in the Dayak Kenyah community. This study uses a socio-cultural approach with Raymond Williams’ theory to formulate the problem, namely: Who maintains? What are the aspects that make up identity? What to expect when it comes to identity. The purpose of this study is to describe how the Punan Leto dance becomes the cultural identity of the Dayak Kenyah community.
NILAI SPIRITUAL TARI BEDHAYA SEKARJAGAD DI SANGGAR PAKARJAWI SEMARANG Dewi Wulandari
Joged Vol 19, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v18i1.6969

Abstract

RINGKASAN Bedhaya Sekarjagad merupakan salah satu jenis tari ritual yang merupakan manifestasi dari Sesaji Sekarjagad. Kebanyakan bedhaya ritual hanya menampilkan unsur doa menggunakan pendekatan budaya atau hanya mewakili salah satu agama saja. Sedangkan Bedhaya Sekarjagad mewakili unsur lima agama yang dikemas dalam bentuk tari Jawa. Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui nilai spiritual dari Bedhaya Sekarjagad. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai spiritualitas pada Tari Bedhaya Sekarjagad dipengaruhi oleh keseluruhan unsur pendukung sajian. Bedhaya Sekarjagad merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan melalui tari sebagai media meditasi. Spiritualitas yang tercipta pada bagian gerakan doa sangat kental. Dengan perbedaan keyakinan yang ditampilkan dalam tari, gerak yang dibawakan oleh para penari menuju pada satu titik tujuan yang memiliki arti ketuhanan.ABSTRACT The Spiritual Values Of Sekarjagad Bedhaya Dance at Sanggar Pakarjawi Semarang. Bedhaya Sekarjagad is a type of ritual dance that is a manifestation of Sesaji Sekarjagad. Most bedhaya rituals only display elements of prayer using a cultural approach or representing only one religion. While Bedhaya Sekarjagad represents elements of five religions packaged in the form of Javanese dance. The purpose of this research is to find out the spiritual value of Bedhaya Sekarjagad. While the approach used is a qualitative approach. The result of this research is that the value of spirituality in Bedhaya Sekarjagad Dance is influenced by the overall supporting elements of the dish. Bedhaya Sekarjagad is an expression of gratitude to God through dance as a medium of meditation. The spirituality created in the prayer movement is very thick. With the difference in beliefs displayed in dance, the movements performed by the dancers towards a single point of purpose that has the meaning of divinity.
SANGKAL BOLUM: TARI VIDEO YANG TERISNPIRASI DARI RITUAL TINEK SENTOKEP Tirta Nopa Tarani; Hendro Martono; Ni Kadek Rai Dewi Astini
Joged Vol 19, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v18i1.6970

Abstract

RINGKASAN Ritual Tinek Sentokep adalah upacara kematian Wara Nolang dari suku Dayak Lawangan penganut Kaharingan, yang berada di wilayah kecamatan Dusun Tengah, kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Suatu kejadian yang menginspirasi yaitu, ketika menyaksikan para penari melewati setiap pasang tongkat sakral yang membutuhkan keseimbangan emosi seperti fokus, berani, dan yakin agar berhasil melewati tantangan permainan pada tari ritual tersebut. Dari situlah terdapat pembelajaran penting mengingatkan ke dalam perjalanan hidup yang tidak luput dari berbagai macam masalah yang harus dihadapi demi mencapai tujuan berupa kebahagiaan dan kelegaan hati. Tentunya hal tersebut menjadi tantangan bagi setiap orang yang sangat mudah dikendalikan oleh emosi, sehingga menyebabkan kehilangan fokus arah tujuan. Karya tari Sangkal Bolum dikemas ke dalam format tari video dengan memilih ruang tari outdoor di sungai yang memiliki bendungan. Sungai sebagai tempat pembersihan dan penyucian diri, sedangkan bendungan dibungkus kain putih yang membentuk profil gunung, bagian tengah dibuat tangga menurun ke sungai, merupakan simbol gunung Lemeut atau gunung suci sebagai tempat untuk melakukan doa sebelum menghadapi tantangan. Alasan lain memilih ruang tari di sungai yaitu untuk meletakkan setting jembatan bambu sebagai visualisasi tantangan yang dihadapi.ABSTRACT The dance creation entitled Sangkal Bolum was inspired by the ritual dance of Tinek Sentokep in the death ceremony of Wara Nolang from the Dayak Lawangan tribe, adherents of Kaharingan, which is located in the Dusun Tengah sub-district, East Barito district, Central Kalimantan. An inspiring incident was watching the dancers pass each pair of sacred sticks that required a balance of emotions such as focus, courage, and confidence in order to successfully pass the challenges of the game in the ritual dance. From there, there are important lessons that remind us of the journey of life that does not escape the various kinds of problems that must be faced in order to achieve the goal of happiness and relief. Of course, this is a challenge for everyone who is very easily controlled by emotions, causing them to lose focus on the direction of the goal. Sangkal Bolum's dance creation is packaged into a video dance format by choosing an outdoor dance room on a river that has a dam. The river is a place of cleansing and purification, while the dam is wrapped in white cloth that forms the profile of the mountain, the middle part of which is made of stairs going down to the river, is a symbol of Mount Lemeut or the holy mountain as a place to pray before facing challenges. Another reason for choosing a dance room on the river is to place a bamboo bridge setting as a visualization of the challenges faced.
KOREOGRAFI SUJA: TRANSFORMASI KESADARAN DALAM JATHILAN (NDADI ) SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN KARYA TARI VIDEO Eka Lutfi Febriyantono; Setyastuti Setyastuti; Bambang Tri Atmadja
Joged Vol 19, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v18i1.6971

Abstract

RINGKASAN Karya SUJA berbicara tentang transformasi kesadaran manusia dari sadar menuju alam bawah sadar (ndadi) yang umumnya terjadi pada pertunjukan Jathilan. Karya tari SUJA memfokuskan pada transformasi perubahan alam bawah sadar yang menimbulkan ndadi. Ndadi dalam kesenian rakyat Jathilan adalah point utama kesenian tersebut, tetapi di balik itu semua ada hal yang perlu diperhatikan, bahwa tidak hanya persoalan sadar dan tidak sadar dalam kesenian tersebut, transformasi perubahan kesadaran manusia juga sangat penting, begitu juga dengan transisi perpindahan bentuk gerak satu ke gerak yang lain. Secara personal karya tari SUJA ini bertujuan memberi pesan pada masyarakat, bahwa kesenian rakyat Jathilan tidak hanya sebagai kesenian rakyat pinggiran yang dipandang sebelah mata. Namun, dibalik itu semua masih banyak sekali ide yang bisa diolah secara kreatif dari kesenian tersebut untuk melahirkan karya yang inovatif dan menjadi sumber riset yang sangat kaya.ABSTRACT The SUJA talks about the transformation of human conscientization from conscious to the subconscious. Ndadi usually happens in Jathilan performance. In the making process of SUJA dance work, the creator focuses the work on the subconscious transformation that causes ndadi. Basically, the success of Jathilan Art leads to ndadi. Ndadi is a main point in the Jathilan Art, yet behind it, all of the aspects are needed to be noticed by us, that is not only a conscious and subconscious matter, the human consciousness transformation is also important, as well as the transition from one motion to another. Personally, this SUJA dance work aims to give a message to the public, that Jathilan folk art is not only marginalized folk art. However, behind it all, there are still a lot of ideas that can be creatively processed from these arts to produce innovative works and become a very rich source of research.

Page 1 of 1 | Total Record : 7