cover
Contact Name
Tri Wahyu Widodo
Contact Email
notasi3@yahoo.co.id
Phone
+6287839174055
Journal Mail Official
promusika7@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indoneisa Yogyakarta Jl. Parangtritis Km 6,5 Sewon Bantul Yogyakarta Telp: 0274-384108, 375380, fax: 0274-384108/0274-484928 HP: Hp. 087839174055
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik
ISSN : 2338039X     EISSN : 2477538X     DOI : https://doi.org/10.24821/promusika.v1i2
Core Subject : Art,
PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik, focuses on the results of studies in the field of music, that its topics scope encompasses: Western Music Studies; History of music; Music theory/ analysis; Choir; Orchestra/ Ensemble/ Chamber Music; Composition/ Arrangement; Music Pedagogy/ education; Instrumental/ Vocal Studies; Music Technology; Popular/ folk Music; Music Esthetic/ philosophy
Articles 106 Documents
Pembelajaran Ear Training Berbasis Teknologi dalam Meningkatkan Musikalitas Josias Tuwondai Adriaan; Suryati Suryati
PROMUSIKA Vol 11, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v11i1.8961

Abstract

Ear training atau aural skills adalah latihan keterampilan untuk mengidentifikasi nada melalui kegiatan mendengarkan musik. Penerapan keterampilan ini biasannya dilakukan dengan cara dikte musik secara lisan atau tertulis. Sedangkan teknologi berupa seperangkat komputer atau laptop dengan aplikasi software yang telah dirancang khusus untuk pembelajaran ear training di Program Studi Penyajian Musik FSP ISI Yogyakarta. Media teknologi ini digunakan untuk membantu dosen dalam menyampaikan materi ajar dalam kelas pembelajaran ear training. Penelitian ini bertujuan, pertama, menemukan formulasi tepat dan terbaik terhadap unsur-unsur musik, yakni : interval, trinada, ritme, melodi dan akor/harmoni, dan mendeskripsikannya sebagai bahan Pembelajaran Ear Training di Prodi Penyajian Musik FSP ISI Yogyakarta. Kedua, membuktikan bahwa Pembelajaran Ear Training Berbasis Teknologi ini bermanfaat besar bagi dosen dan mahasiswa. Data-data diperoleh antara lain, dari hasil pembelajaran pada semester-semester awal karena penelitian ini difokuskan untuk materi semester III. Untuk memperoleh data yang lebih akurat, maka dilakukan depth interview langsung kepada mahasiswa, kemudian data dipilah-pilah sesuai kategorisasi permasalahan dan menganalisis situasi pembelajaran ear training yang dihadapi mahasiswa sebagai informan.AbstractTechnology-Based Ear Training to Improve Musicality. Ear training or aural skills are skills training to identify tone through listening to music. These skills are customarily applied by music dictation orally or in writing. At the same time, the technology is in the form of a computer or laptop with software applications designed specifically for teaching ear training at the Music Performance Studies Program FSP Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Media technology assists the faculty in delivering teaching materials in classroom teaching ear training. First, This study aims to find the suitable formulation and the best musical elements, namely: interval, triad, rhythm, melody and chord/harmony, and described it as learning material ear training at the Music Performance Studies Program FSP Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Second, prove that Ear Learning Technology Based Training benefits faculty and students greatly. The data obtained, among others, of the learning outcomes at the beginning of semesters because the research was focused on the material in the third semester. To get more accurate data, the depth interview is conducted directly with the students, and then, the data is sorted according to the categorisation of problems and ear training, analysing learning situations students face as informants.Keywords: ear training; technology; musicality
Kajian Musikologis Terhadap Komposisi Musik Angklung Toel dan Maqam Hijaz Teguh Gumilar; Rendi Alhusaini
PROMUSIKA Vol 11, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v11i1.9202

Abstract

Studi ini bertujuan untuk menunjukan komposisi musik yang menggunakan konsep musik islam dengan kaya fungky.  Maqam hijaz merupakah salah satu dari tujuh irama seni membaca Al-Qur’an yang terdapat pada sumber yang dikaji. Hijaz dalam irama memiliki makna doa, panggilan, dan mengingat-ingat sesuatu. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya ini adalah pengembangan dasar dari tangga nada maqam hijaz ke dalam bentuk karya musik dengan penggabungan antara dua jenis musik, yaitu musik Timur Tengah, dan musik gaya funky. Karya angklung toel dan maqam hijaz, diketahui bahwa karya musik ini dapat menciptakan suatu hal baru dalam pengkolaborasian antara musik Timur Tengah dan musik gaya funky sebagai pengembangannya, dan diwarnai dengan progresi-progresi akornya yang terdapat pada karya ini. Gaya seni membaca Al-Qur’an dapat dikembangkan atau diaplikasikan ke dalam bentuk karya musik bambu.AbstractMusicological Study of Angklung Toel and Maqam Hijaz Music Composition. This study aims to show a musical composition that uses the concept of Islamic music with a funky richness. Maqam Hijaz is one of the seven rhythms of the art of reading the Qur'an found in the sources studied. Hijaz, in rhythm, has the meaning of prayer, calling, and remembering something. The method used in creating this work is the essential development of the Maqam Hijaz scales into the form of musical works by combining two types of music, namely Middle Eastern music and funky style music. The results of the musical works that have been made show that this work can create something new in the collaboration between Middle Eastern music and funky style music as its development, and is coloured by the chord progressions found in this rich. The art style of reading the Qur'an can be developed or applied as bamboo musical works.Keywords: Maqam, Hijaz, Music, Bamboo
Representasi Kisah Perang Bubat Dalam Karya Ensambel Perkusi Oleh Kelompok Studi Perkusi (KESPER) Ridhlo Gusti Pradana
PROMUSIKA Vol 11, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v11i1.9220

Abstract

Perang Bubat sebagai inspirasi karya ensambel perkusi merupakan aplikasi yang didapatkan dari menelaah informasi, kajian sejarah dan kisah perang bubat dalam setiap bagian yang direpresentasikan kedalam karya musik perkusi oleh KESPER dengan format ensambel modern. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendakatan deskriptif analisis, cara pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dari masing-masing sumber yang terkait dengan penelitian ini. Musik perkusi dapat merepresentasikan sebuah suasana yang terjadi dalam kisah perang bubat, dengan memberikan ekspresi sebagai emosi dalam pengkaryaan ensambel perkusi itu sendiri. Rangkaian bagian dalam kisah perang bubat dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mawakili isi dari kisah perang bubat itu sendiri. Musik perkusi bukan hanya dapat menciptakan musik yang keras tapi juga dapat memberikan kesan romantis terhadap penikmatnya.AbstractRepresentation of the Bubat War Story in Percussion Ensemble Works by the Percussion Study Group (KESPER). Bubat War as the inspiration for the percussion ensemble work is an application obtained from examining information, historical studies and the story of the Bubat War in each part, represented in percussion music by KESPER with a modern ensemble format. The method used is qualitative with a descriptive-analytical approach, collecting data such as observation and interviews from each source associated with this research. Percussion music can represent an atmosphere that occurs in the war story of Bubat by expressing emotion in the percussion ensemble itself. The series of parts in the war story is made to represent the contents of the report of the war story itself. Percussion music can not only create loud music but can also give a romantic impression to the audience.Keywords: Representation, Bubat War, Percussion Ensemble, KESPER
Think-Pair-Share: Peningkatkan Kemampuan Bernyanyi Teknik, Lagu, dan Efikasi Diri Stephanie Anggreinie; Nancy Susianna
PROMUSIKA Vol 11, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v11i1.9172

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam bernyanyi teknik dan lagu dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran think-pair-share. Penelitian ini dilakukan di Sekolah GenIUS selama enam minggu dengan subyek penelitian sebanyak 16 siswa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode weak experiment menggunakan static-group Pretest dan Posttest design. Intsrumen yang digunakan untuk memperoleh data telah divalidasi oleh dua orang orang ahli dalam bidang musik dan pendidikan. Nilai yang diperoleh diuji menggunakan Mann-Whitney. Hasil uji hipotesis kemampuan bernyanyi teknik menunjukkan asymp. sig (2-tailed) sebesar 0,004 dan uji hipotesis kemampuan bernyanyi lagu menunjukkan asymp.sig (2tailed) menunjukkan asymp. sig (2-tailed) sebesar 0,002 serta uji hipotesis efikasi diri menunjukkan asymp. sig (2-tailed) sebesar 0,170. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan bernyanyi teknik dan lagu pada siswa antara kelas kontrol yang diajarkan menggunakan metode konvensional dengan kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan metode think-pair-share, tetapi tidak terdapat perbedaan antara efikasi diri siswa kelas kontrol dengan siswa eksperimen. Siswa kelas eksperimen berkesempatan belajar dengan cara berpasangan, sehingga saling memberikan masukan pada saat latihan. Hal ini membuat waktu berlatih mereka menjadi lebih efektif sehingga kelas eksperimen mendapatkan nilai bernyanyi teknik dan lagu yang lebih baik daripada kelas control.AbstractThink-Pair-Share: Improving Singing Technique, Song, and Self-Efficacy. This study aims to find out how students' abilities in singing techniques and songs can be improved by using the think-pair-share learning model. In this study, students were asked to try to solve problems encountered when practising in pairs. By having the ability to solve these problems, it is expected that students' self-efficacy in singing will also increase. This research was conducted at GenIUS School for six weeks with 16 students as research subjects. This research is quantitative with a weak experimental method using a static-group Pretest and Posttest design. The instruments used to obtain data have been validated by two experts in music and education. The values obtained were tested using Mann-Whitney. The hypothesis test results of the ability to sing techniques show asymp. sig (2-tailed) of 0.004, and the hypothesis test of song singing ability shows asymp. sig (2-tailed) shows asymp. sig (2-tailed) of 0.002, and the self-efficacy hypothesis test showed asymp. sig (2-tailed) of 0.170. It was concluded that there were differences in students' singing techniques and song abilities between the control and experimental classes. However, the self-efficacy of the control and experiment classes was the same. In practical courses, students learn in pairs, so they provide input to each other during practice. This method made sure that the practical class practised more effectively, therefore, got a better score in singing technique and song.Keywords: think-pair-share; technic-singing; song-singing and self-efficacy
Musik “Sparkle”: Konstruksi Karya Grup Musik Radwimps pada Film Animasi Jepang “Kimi No Na Wa” Arif Rahman Hidayat; Irfanda Rizki Harmono Sejati
PROMUSIKA Vol 11, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v11i1.9406

Abstract

Film animasi Jepang “Kimi no Na Wa” dan lagu berjudul “Sparkle" yang menjadi musik ilustrasi atau musik pengiring pada film ini sangatlah terkenal di kalangan pecinta film animasi Jepang. Dimana sejak film tersebut dirilis pada tahun 2016 bahkan hingga saat ini, film ini masih termasuk dalam daftar Top 10 Most Popular Anime yang menduduki posisi sepuluh, juga menduduki posisi empat dalam daftar Top Anime Movies dengan rating 8.91 bintang pada situs database dan komunitas anime terbesar di dunia, myanimelist. Penelitian ini difokuskan kepada analisis bentuk musik ilustrasi “Sparkle” dan fungsi musik ilustrasi ini pada adegan inti film “Kimi no Na wa” pada durasi 1:25:01. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi bentuk dan fungsi dari musik ilustrasi “Sparkle” yang mengiringi suatu adegan inti pada film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan musikologi. Lingkup kajian dari penelitian difokuskan pada bentuk dan fungsi musik ilustrasi “Sparkle” pada film animasi Jepang berjudul “Kimi no Na wa” karya grup musik Radwimps. Data yang diperoleh pada penelitian ini diperoleh dengan cara observasi dan dokumentasi.AbstractMusic for "Sparkle": Construction by Radwimps on Japanese Animated Film "Kimi No Na Wa". The Japanese animated film "Kimi no Na Wa" and the song "Sparkle", which serves as the accompanying music or music for this film, are viral among Japanese animation film lovers. Since the film was released in 2016, even today, this film is still included in the list of Top 10 Most Popular Anime, which occupies the tenth position, also occupies the fourth position in the list of Top Anime Movies with a rating of 8.91 stars on the largest anime database and community site in the world, minimalist. This research focuses on the analysis of the form of the illustration music "Sparkle" and the function of this illustration music in the main scene of the film "Kimi no Na wa" at 1:25:01. The purpose of this research is to identify the form, function, and atmosphere of the musical illustration "Sparkle" which accompanies a core scene in the film. This study used a qualitative descriptive research method with a musicological approach. The scope of study of this research is focused on the form and function of the musical illustration “Sparkle” in the Japanese animation film “Kimi no Na wa” by the band Radwimps. The data obtained in this study were obtained through observation and documentation.Keywords: music analysis; Kimi no na wa; anime; radwimps
Musik Eksperimental: Angkep Wilang I Gde Made Indra Sadguna; Kadek Dimas Mahardika; I Nyoman Sudiana
PROMUSIKA Vol 11, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v11i1.8823

Abstract

Musik eksperimental sering dikatakan sebagai musik kontemporer atau musik yang berbeda dari konvensi musik tradisional. Perbedaannya, dalam musik eksperimental mengedepankan pengalaman auditif yang ‘tidak biasa’. Hal tersebut bisa dilihat dari bermacam elemen, seperti dari pemilihan alat, cara memainkan alat yang non-konvensional sehingga menghasilkan timbre yang tidak lazim, serta pola garap musik yang memfokuskan pada eksplorasi bunyidalam pembangun suara sehingga menghasilkan output yang kadangkala tidak familiar di telinga. Berpijak dari penjelasan mengenai musik eksperimental tersebut, timbul ketertarikan penulis untuk menciptakan sebuah karya musik kontemporer dengan mengadopsi salah satu rumus/sistem kerja matematika yaitu pencarian KPK (Kelipatan persekutuan terkecil), dengan menggunakan metode pohon faktor (faktorisasi prima) sebagai cara kerja dalam penciptaan karya musik eksperimental yang berjudul Angkep Wilang. Formulasi serta cara kerja aritmatika ini penulis transformasikan ke dalam media ansambel gamelan Bali, dengan memadukan dua jenis laras yang terdapat pada gamelan Bali yaitu laras pelog dan laras slendro. Jenis gamelan yang digunakan sebagai perwakilan dari laras pelog adalah Semar Pagulingan Saih Pitu, sedangkan untuk laras sle­ndro menggunakan gamelan Angklung Saih Lima. Metode penciptaan karya yang digunakan dalam komposisi musik ini mengacu pada konsep kekaryaan yang dikemukakan oleh Alma M. Hawkins,yaitu exploration, improvisation, dan forming.AbstractExperimental Music: Angkep Wilang. Experimental music is often said to be contemporary music or music that is different from traditional music conventions. The difference is that experimental music puts forward an 'unusual' auditive experience. This can be seen from various elements, such as the selection of instruments, unconventional ways of playing instruments that produce unusual timbres, and patterns of musical compositions that focus on sound exploration in sound construction to produce output that is sometimes unfamiliar to the ear. Based on this explanation of experimental music, the author's interest arose in creating a contemporary piece of music by adopting one of the mathematical formulas/work systems, namely the search for the LCM (least common multiple), using the factor tree method (prime factorisation) as a way of working in creation. An experimental piece of music is entitled Angkep Wilang. The writer transforms the formulation and the practice of working this arithmetic into a Balinese gamelan ensemble medium by combining the two types of tunings found in Balinese gamelan, namely the pelog tunings and the slendro tunings. The kind of gamelan used to represent the pelog tunings is Semar Pagulingan Saih Pitu, while for the slendro tunings, the gamelan Angklung Saih Lima is used. The numbers used in the search are 28 and 20; these two numbers are obtained through the media used to realise the concepts that have been designed. The work creation method used in this musical composition refers to the creative idea put forward by Alma M. Hawkins, namely exploration, improvisation, and forming.Keywords: Angkep Wilang; Experimental; LCM

Page 11 of 11 | Total Record : 106