cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Masyarakat
ISSN : 18581196     EISSN : 23553596     DOI : -
Core Subject : Health,
KEMAS Journal: Research Study in Public Health publishes the article based on research or equivalent to research results in public health or other disciplines related to public health that has not been loaded/published by other media. The journal contains articles about epidemiology and biostatistics, health policy and administration, public health nutrition, environmental health, occupational health and safety, health promotion, reproductive health, maternal and child health, and other related articles in public health. The journal can be used by health practitioners, health caregivers, teachers, medical students, and people who are interested in public health issues. The journal was first published in July 2005 and subsequently published twice a year, in July and January. KEMAS Journal is a peer review journal and can be accessed in http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas. Semarang State University (Unnes) is a leading university in Indonesia with the vision to become a world-class conservation university. The conservation vision is closely related to the study of public health sciences. Unnes also published high quality e-journal from various disciplines, integrated, and managed through Open Access Journals that can be accessed in http://journal.unnes.ac.id. The IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia/The Association of Indonesian Public Health Expert) is a non-profit membership association dedicated to advance public health as a scientific discipline and profession that serves public good for Indonesia and humanity.
Arjuna Subject : -
Articles 42 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 2 (2014)" : 42 Documents clear
IMPLIKASI MOBILITAS PENDUDUK DAN GAYA HIDUP SEKSUAL TERHADAP PENULARAN HIV/AIDS Rokhmah, Dewi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tersedianya sarana transportasi dan komunikasi modern mengakibatkan terjadinya revolusi mobilitas penduduk. Masalah penelitian adalah bagaimana implikasi dari mobilitas penduduk dan gaya hidup seksual terhadap peyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Jember. Tujuan penelitian untuk menganalisis implikasi dari mobilitas penduduk dan gaya hidup seksual terhadap peyebaran HIV/AIDS. Metode penelitian dengan mixmethod kuantitatif dan kualitatif, menggunakan sumber data sekunder dengan telaah dokumen serta melalui indept interview pada petugas LSM yang bergerak di bidang penanggulangan HIV/AIDS di kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini banyak penduduk yang melakukan mobilitas vertikal dengan meninggalkan pekerjaan sebagai petani untuk menjadi buruh pabrik atau pekerjaan lain di daerah perkotaan. Hal ini memungkinkan penduduk laki-laki yang melakukan seks pra nikah atau di luar nikah dengan wanita penjaja seks, sedangkan dari penduduk wanita yang melakukan mobilisasi ke kota dihadapkan pada kondisi ”survival sex” karena tidak memiliki ketrampilan dan pendidikan yang memadai. Saat ini di Kabupaten Jember telah teridentifikasi lokalisasi ilegal yang berjumlah 15 titik dan jumlah penderita HIV/AIDS meningkat setiap tahun. Simpulan penelitian, mobilitas penduduk dan gaya hidup seksual berimplikasi terhadap peyebaran HIV/AIDS. The availability of modern transportation and communication caused revolution population mobility. Research problem was how the implications of population mobility and sexual lifestyles to HIV/AIDS transmission in Jember. Research purpose was to analyze the implications of population mobility and sexual lifestyles to HIV/AIDS transmission. Mixmethod research with quantitative and qualitative, using secondary data sources to examine documents and through indept interview on NGO of HIV/AIDS field personnel in Jember district. The results showed that many current residents who do vertical mobility with change from farmers to factory worker or other work in urban areas. This allows the men who have sex before marriage or have sex with female sex workers, while the women who mobilized to the town faced with “survival sex “ because they do not have adequate skills and education. Currently in Jember has identified illegal localization totaling 15 points and the number of people with HIV/AIDS is increasing every year. The conclusions, population mobility and sexual lifestyle have implications with HIV/AIDS transmission.
KEBERADAAN ANGKA KUMAN IKAN BAWAL BAKAR DAN PERALATAN MAKAN BAKAR Suryani, Dyah
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah penelitian adalah faktor apakah yang berhubungan dengan jumlah angka kuman pada ikan bawal bakar dan jumlah angka kuman peralatan makan di kawasan wisata Pantai Depok. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan jumlah angka kuman pada ikan bawal bakar dan jumlah angka kuman peralatan makan. Metode penelitian observasional analitik, dengan desain cross sectional, menggunakan total sampling. Populasi penelitian adalah semua rumah makan yang ditemukan di kawasan wisata Pantai Bantul. Total jumlah populasi adalah 43 rumah makan dan hanya 31 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Alat penelitian menggunakan tes laboratorium dan check list penelitian. Analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan jumlah angka kuman pada ikan bawal bakar adalah perilaku penjamah makanan (p=0,0001) dan pengolahan makanan (p=0,0001). Faktor yang berhubungan dengan jumlah angka kuman peralatan makan adalah fasilitas sanitasi (p=0,004) dan pencucian alat makan (p=0,037). Simpulan penelitian, ada hubungan yang signifikan antara perilaku penjamah dan pengolahan makanan dengan jumlah angka kuman pada ikan bawal bakar. Ada hubungan fasilitas sanitasi dan pencucian peralatan makan dengan jumlah angka kuman peralatan makan The research problem was whether the factors related to the number of microorganism of bawal grilled fish and grilled feeding equipment in the tourist area of Depok Beach. Purpose research was to determine the factors related to the number of microorganism of bawal grilled fish and grilled feeding equipment. Observational study method by cross-sectional design, using total sampling. Population research were all restaurants that found in the Beaches area of Bantul. Total number of population were 43 restourant and only 31 who include inclusion and exclusion criteria. Instrument research were laboratory tests and research check list. Data analysis by chi square. The results showed that factors related to the number of microorganism on bawal grilled fish were the behavior of food handlers (p=0.0001) and food processing (p=0.0001). Factors related to the number of microorganism on grilled feeding equipment were sanitary facilities (p=0.004) and washing utensils (p=0.037). The conclusions, there were relationship between behavior of food handlers and food processing with the number of microorganism on bawal grilled fish. There were relationship between sanitary facilities and washing utensils with the number of microorganism on grilled feeding equipment.
EVALUASI KEBIJAKAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DALAM PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DI INDONESIA Helmizar, Helmizar
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya kenyataan bahwa AKI meningkat progresif, walaupun telah dibentuk suatu kebijakan jampersal. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kebijakan dan menganalisis evaluasi implementasi kebijakan Jampersal ditingkat pelayanan kesehatan ibu hamil dan melahirkan dan  dukungan pemerintah daerah kabupaten-kota serta stake holder lainnya. Analisis evaluasi kebijakan menggunakan metode observasional prospektif, dengan pendekatan analisis semi kuantitatif kualitatif. Hasil analisis dari beberapa aspek kebijakan meliputi pengambil atau pembuat keputusan, pelaksana kebijakan, lingkungan kebijakan, penerima kebijakan, dan dampak kebijakan. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kebijakan Jampernal belum mampu mencapai hasil yang diharapkan dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), bahkan kenyataan yang dihadapi saat ini menunjukan hasil yang negatif terhadap tujuan yang hendak dicapai. Perlunya peningkatan payung hukum kebijakan Jampersal dalam bentuk Instruksi Presiden (INPRES), sehingga akan mengikat para pelaku kebijakan yang terkait di kabupaten-kota. The fact maternal mortality rate increased progressively although the system has been established of universal delivery coverage (Jampersal) policy, so that the purpose of this study was analyze evaluation of the policy implementation of universal delivery coverage (Jampersal) in health maternal  pregnancy  and  implication supporting from government and other stakeholders in city-district level. Evaluation analysis of the implementation of Jampersal policy used prospective observational method and used qualitative and quantitative analysis. The results of the analysis showed that some aspects of the policy include making or policy-makers, policy implementers, policy environment, recipient policies, and the impact of policies. The result of analysis can be concluded that the policy Jampersal not been able to achieve the expected results in decrease mother mortality rate (MMR) and infant mortality rate,  even the current reality was showed the negative results from objectives to be achieved. The needed for increased legal protection in the form of policy Jampersal such as Presidential Instruction (INPRES) , so it will be binding on the relevant stakeholders in districts and cities.
PREVALENS DIABETES MELLITUS DAN TUBERKULOSIS PARU Saraswati, Lintang Dian
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Insidens kumulatif di Indonesia tahun 2012 adalah 189 kasus per 100.000 populasi dan angka kematiannya sebesar 27/100.000. Faktor risiko penyakit tuberkulosis paru antara lain adalah riwayat diabetes mellitus yang dapat mengakibatkan meningkatnya kerentanan terhadap bakteri tuberkulosis atau memperpanjang waktu pengobatan tuberkulosis. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan karakteristik responden, riwayat penyakit penyerta (Diabetes Mellitus) dan status merokok di antara pasien tuberkulosis paru di Semarang Utara. Penelitian ini adalah studi observasional dengan desain potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Semarang Utara dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden. Analisis data menggunakan chi-square test. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara riwayat Diabetes Mellitus dengan tuberkulosis paru  (26,7%), p value = 0,038, OR=5,092; 95%CI= 0,981- 26,430. Dapat disimpulkan bahwa prevalens tuberkulosis paru dan Diabetes Mellitus sebesar 16,7% dan Diabetes mellitus berhubungan dengan insidens tuberkulosis paru. Pulmonary TB is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. The incidence of pulmonary TB in Indonesia 2012 was 189 cases in 100,000 populations and the mortality rate was 27/100,000. There are several risk factors of pulmonary TB, e.g. history of diabetes mellitus that causes an increased susceptibility to pulmonary TB germs and smoke. The purposes of this study were to describe the characteristics of respondent, history of co-morbid disease (Diabetes Mellitus) and status of smoking among adult patient of Pulmonary TB in North Semarang Sub District.  The type of this study is observational analysis with cross sectional design. The study was conducted in North Semarang with 60 samples. The data analysis was performed by distribution of frequency and chi-square test.  The results showed was a relationship between history of Diabetes Mellitus and pulmonary TB (26.7%), p value = 0.038, OR=5.092; 95%CI= 0.981- 26.430. It can be conclude that the prevalence of Tuberculosis and Diabetes Mellitus was 16.7% and Diabetes mellitus have a relationship with the incidence of pulmonary TB.
HYGIENE SANITASI DAN JUMLAH COLIFORM AIR MINUM Mirza, Muhammad Navis
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v9i2.2845

Abstract

Jumlah penyediaan air selalu meningkat sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan. Tumbuhnya depot air minum isi ulang tidak diimbangi dengan perijinan pembinaan pengawasan dan peredarannya. Dampaknya adalah rendahnya jaminan kualitas air minum yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi kesehatan. Masalah penelitian adalah bagaimana hubungan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang dengan jumlah Coliform air minum. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan hygiene sanitasi depot air minum isi ulang dengan jumlah Coliform air minum. Metode penelitian adalah explanatory research dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh depot air minum di Kabupaten Demak yang berjumlah 136 depot. Jumlah sampel sebanyak 38 depot dengan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan pemeriksaan laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan jumlah coliform dalam air minum adalah hygiene operator (p=0.001) dan variabel yang tidak berhubungan dengan jumlah coliform dalam air minum adalah sanitasi depot air minum isi ulang (p=0.05). Simpulan penelitian, ada hubungan antara hygiene operator dengan jumlah coliform dalam air minum. Total water supply is increasing in line with the progress and improvement of living standards. Growing depot refill drinking water is not matched with the supervision and guidance of licensing its circulation. The impact is low drinking water quality assurance that could potentially cause diseases. The research problem was how relation of hygiene sanitation depot refill with the total Coliform of drinking water. Research purpose to determine the relationship of hygiene sanitation depot refill with the total Coliform of drinking water. The method of research was explanatory research with cross sectional design. Whole population were drinking water depot in Demak, amounts to 136 depots. The total samples as 38 depots by simple random sampling. The instrument used were observation sheets and laboratory examinations. The results showed that the variable related to amount of coliform in drinking water was hygiene operator (p=0.001) and the variable that has not related to amount of coliform in drinking water was sanitary depot (p=0.05). The conclusions, there was a relationship between the hygiene of operators with total coliform in drinking water.
PREVALENS DIABETES MELLITUS DAN TUBERKULOSIS PARU Saraswati, Lintang Dian
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v9i2.2850

Abstract

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Insidens kumulatif di Indonesia tahun 2012 adalah 189 kasus per 100.000 populasi dan angka kematiannya sebesar 27/100.000. Faktor risiko penyakit tuberkulosis paru antara lain adalah riwayat diabetes mellitus yang dapat mengakibatkan meningkatnya kerentanan terhadap bakteri tuberkulosis atau memperpanjang waktu pengobatan tuberkulosis. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan karakteristik responden, riwayat penyakit penyerta (Diabetes Mellitus) dan status merokok di antara pasien tuberkulosis paru di Semarang Utara. Penelitian ini adalah studi observasional dengan desain potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Semarang Utara dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden. Analisis data menggunakan chi-square test. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara riwayat Diabetes Mellitus dengan tuberkulosis paru  (26,7%), p value = 0,038, OR=5,092; 95%CI= 0,981- 26,430. Dapat disimpulkan bahwa prevalens tuberkulosis paru dan Diabetes Mellitus sebesar 16,7% dan Diabetes mellitus berhubungan dengan insidens tuberkulosis paru. Pulmonary TB is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. The incidence of pulmonary TB in Indonesia 2012 was 189 cases in 100,000 populations and the mortality rate was 27/100,000. There are several risk factors of pulmonary TB, e.g. history of diabetes mellitus that causes an increased susceptibility to pulmonary TB germs and smoke. The purposes of this study were to describe the characteristics of respondent, history of co-morbid disease (Diabetes Mellitus) and status of smoking among adult patient of Pulmonary TB in North Semarang Sub District.  The type of this study is observational analysis with cross sectional design. The study was conducted in North Semarang with 60 samples. The data analysis was performed by distribution of frequency and chi-square test.  The results showed was a relationship between history of Diabetes Mellitus and pulmonary TB (26.7%), p value = 0.038, OR=5.092; 95%CI= 0.981- 26.430. It can be conclude that the prevalence of Tuberculosis and Diabetes Mellitus was 16.7% and Diabetes mellitus have a relationship with the incidence of pulmonary TB.
GAMBARAN PENGGUNAAN NAPZA PADA ANAK JALANAN DI KOTA SEMARANG Azmiyati, Siti Riza
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v9i2.2841

Abstract

Di Provinsi Jawa Tengah, jumlah anak jalanan yang tergolong cukup tinggi adalah di Kota Semarang. Lingkungan pergaulan anak jalanan yang bebas menyebabkan anak jalanan rawan melakukan hal-hal negatif, salah satunya yaitu penyalahgunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan NAPZA pada anak jalanan di Kota Semarang. Jenis penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan pada tahun 2013. Teknik pengambilan informan secara purposive sampling dilanjutkan snowball sampling. Informan terdiri dari 6 anak jalanan pengguna NAPZA, 6 teman dekat/ kerabat anak jalanan pengguna NAPZA, dan 3 pengurus RPSA di Kota Semarang. Teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak jalanan menggunakan NAPZA setiap hari di pinggir jalan, bawah jembatan, rumah, dan di tempat bekerja secara berkelompok. Jenis NAPZA yang digunakan adalah pil dextro, pil BI, pil kasaran, lem, minuman keras, dan rokok. NAPZA diperoleh dari apotek, pengedar, toko bangunan, minimarket, dan warung dengan harga Rp 5.000-20.000. Ada keinginan dalam diri anak jalanan untuk berhenti menggunakan NAPZA, namun lingkungan pergaulan anak jalanan yang bebas menyebabkan mereka sulit untuk berhenti. In Central Java Province, Semarang City has more street children than other cities. The circle of society among street children which is quite free cause they ease to do negative things like drugs abuse. This study was carried out to know drugs abuse behaviour of street children in Semarang City. This was a qualitative research. Informants selected using purposive sampling continued by snowball sampling. The informants were 6 street children had drugs abuse behaviour, 6 close friends/ family of them, and 3 employee of RPSA in Semarang. Data items were collected by indepth interview and observation methods. Data items were analyzed by descriptive analysis presented in narration. The result showed that street children used drugs everyday in the street, under bridges, houses, and in their workplaces with their friends. Some types of drug that street children used were dextro pills, BI pills, kasaran pills, glue, alcohol, and cigarettes. Drugs bought at pharmacies store, drugs suppliers, construction stores, minimarkets, and small shops. The range prices of the drugs amount IDR 5.000-20.000. There were desire to stop their drugs abuse behavior, but the society circles among street children which was quite free caused it was hard.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN KUSTA Muharry, Andy
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v9i2.2846

Abstract

Penyakit kusta di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian karena dapat menimbulkan masalah yang komplek. Masalah penelitian adalah faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap kejadian kusta di Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kusta, meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, kondisi ekonomi keluarga, riwayat kontak serumah, riwayat kontak tetangga, kebersihan perorangan, kondisi lingkungan fisik rumah dan kepadatan penghuni. Metode penelitian menggunakan desain studi kasus kontrol. Kasus adalah penduduk Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan yang telah didiagnosis menderita kusta oleh petugas kesehatan berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium. Kontrol adalah penduduk Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan yang telah didiagnosis tidak menderita kusta oleh petugas kesehatan berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium. Sampel diambil berdasarkan fixed disease sampling. Metode analisis, bivariat dan multivariat. Hasil analisis menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kusta yaitu kondisi ekonomi keluarga rendah (p=0,001 dan OR=6,356; 95%CI=2,212-18,267) dan kebersihan perorangan buruk (p=0,000 dan OR=15,746; 95%CI=4,159-59,612). Simpulan penelitian, kondisi ekonomi keluarga rendah dan kebersihan perorangan buruk mempengaruhi kejadian kusta. Leprosy in Indonesia is still a public health problem that needs attention because it can lead to complex problems. Research problem was whether the factors influence to incidence of leprosy in Tirto district, Pekalongan. Research purpose to determine the factors that influence to incidence of leprosy, included age, sex, education, knowledge, family economic conditions, household contact history, neighbor contact history, personal hygiene, physical environmental conditions, and residential density. Research methods using case-control study design. Cases were residents of Tirto District Pekalongan that have been leprosy diagnosed by health workers based on clinical examination and laboratory. Control is residents of Tirto District Pekalongan who have not been leprosy diagnosed by health workers based on clinical examination and laboratory. Samples were taken by fixed disease sampling. Methods of analysis by bivariate and multivariate analyzes. The analysis showed the factors that influence to leprosy incidence were low economic conditions (p=0.001 and OR=6.356, 95%CI=2.212 to 18.267) and poor personal hygiene (p=0.000 and OR=15.746, 95%CI=4.159-59.612). The conclusion, low economic conditions and poor personal hygiene affect to leprosy incidence.
PERBEDAAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL PEMBATIK WANITA DENGAN DINGKLIK DAN KURSI KERJA ERGONOMIS Sumardiyono, Sumardiyono; Ada, Yeremia Rante
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v9i2.2842

Abstract

Posisi kerja pekerja batik tulis saat ini sebagian besar menggunakan dingklik sehingga posisi kerja menjadi membungkuk yang berisiko mengalami gangguan muskuloskeletal. Secara ergonomis, posisi kerja tersebut harus dirubah sehingga posisi kerja menjadi lebih alami. Masalah penelitian adalah bagaimana perbedaan gangguan muskuloskeletal pada pekerja yang menggunakan dingklik dan kursi ergonomis. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan gangguan muskuloskeletal pada pekerja yang menggunakan dingklik dan kursi ergonomis. Metode penelitian eksperimental quasi dengan pendekatan one group pre and posttest design. Populasi penelitian seluruh pekerja industri Batik Sragen. Sampel sebanyak 50 orang menggunakan quota random sampling. Tingkat gangguan muskuloskeletal diukur menggunakan kuesioner Nordic body map. Analisis statistik menggunakan  test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan keluhan muskuloskeletal sebelum dan sesudah menggunakan kursi ergonomis (p=0,035). Simpulan penelitian, kursi kerja ergonomis menurunkan risiko keparahan gangguan muskuloskeletal.Now, batik workers working position mostly use “dingklik” so work position becomes bent, and it is risk of musculoskeletal disorders. Ergonomically, that working position should be changed becomes more natural position. Research problem was how musculoskeletal disorders differences in workers who use “dingklik” and ergonomic chairs. Research purpose was to determine musculoskeletal disorders differences in workers who use “dingklik” and ergonomic chairs. Quasi- experimental research method by one group pre and posttest design. Population study were Sragen Batik industry workers. Sample of 50 people using by quota random sampling. The rate of musculoskeletal disorders were measured by questionnaire Nordic body map. Statistical analysis using the test. The result showed there were differences in musculoskeletal complaints before and after using ergonomic chairs (p=0.035). The conclusion, ergonomic chair can reduce risk of musculoskeletal disorders.
IMPLIKASI MOBILITAS PENDUDUK DAN GAYA HIDUP SEKSUAL TERHADAP PENULARAN HIV/AIDS Rokhmah, Dewi
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v9i2.2847

Abstract

Tersedianya sarana transportasi dan komunikasi modern mengakibatkan terjadinya revolusi mobilitas penduduk. Masalah penelitian adalah bagaimana implikasi dari mobilitas penduduk dan gaya hidup seksual terhadap peyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Jember. Tujuan penelitian untuk menganalisis implikasi dari mobilitas penduduk dan gaya hidup seksual terhadap peyebaran HIV/AIDS. Metode penelitian dengan mixmethod kuantitatif dan kualitatif, menggunakan sumber data sekunder dengan telaah dokumen serta melalui indept interview pada petugas LSM yang bergerak di bidang penanggulangan HIV/AIDS di kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini banyak penduduk yang melakukan mobilitas vertikal dengan meninggalkan pekerjaan sebagai petani untuk menjadi buruh pabrik atau pekerjaan lain di daerah perkotaan. Hal ini memungkinkan penduduk laki-laki yang melakukan seks pra nikah atau di luar nikah dengan wanita penjaja seks, sedangkan dari penduduk wanita yang melakukan mobilisasi ke kota dihadapkan pada kondisi ”survival sex” karena tidak memiliki ketrampilan dan pendidikan yang memadai. Saat ini di Kabupaten Jember telah teridentifikasi lokalisasi ilegal yang berjumlah 15 titik dan jumlah penderita HIV/AIDS meningkat setiap tahun. Simpulan penelitian, mobilitas penduduk dan gaya hidup seksual berimplikasi terhadap peyebaran HIV/AIDS. The availability of modern transportation and communication caused revolution population mobility. Research problem was how the implications of population mobility and sexual lifestyles to HIV/AIDS transmission in Jember. Research purpose was to analyze the implications of population mobility and sexual lifestyles to HIV/AIDS transmission. Mixmethod research with quantitative and qualitative, using secondary data sources to examine documents and through indept interview on NGO of HIV/AIDS field personnel in Jember district. The results showed that many current residents who do vertical mobility with change from farmers to factory worker or other work in urban areas. This allows the men who have sex before marriage or have sex with female sex workers, while the women who mobilized to the town faced with “survival sex “ because they do not have adequate skills and education. Currently in Jember has identified illegal localization totaling 15 points and the number of people with HIV/AIDS is increasing every year. The conclusions, population mobility and sexual lifestyle have implications with HIV/AIDS transmission.