cover
Contact Name
-
Contact Email
mipa.jurnal@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
mipa.jurnal@gmail.com
Editorial Address
Faculty of Mathematics and Natural Sciences, D12 Building 1st Floor, Universitas Negeri Semarang, Sekaran, Gunungpati, Semarang, Indonesia 50229
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences
ISSN : 02159945     EISSN : 27747832     DOI : https://doi.org/10.15294/ijmns
Core Subject : Education,
The scope of the journal includes the following areas of research: Natural Sciences, Mathematics, and Applied Sciences
Articles 506 Documents
PERBANDINGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NAIVE BAYES DALAM DETEKSI SESEORANG TERKENA PENYAKIT STROKE Rohmana, I; Arifudin, R
Jurnal MIPA Vol 37, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah membuat aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan dan Naive Bayes untuk memprediksi penyakit stroke dan membandingkan tingkat akuratan dari kedua metode yang digunakan. Sebuah aplikasi software MATLAB diciptakan untuk mendeteksi seseorang Suspect stroke.  Metode yang baik dalam mesin pembelajaran berdasarkan data training adalah Jaringan Syaraf Tiruan dan Naive Bayes, variabel data faktor gejala penyakit stroke digunakan sebagai data training dalam proses pembelajaran dari sistem yang dibuat menentukan prediksi penyakit stroke. Dari 120 data percobaan yang dilakukan, akan dihitung akurasi hasil kerja sistem yang dibagi menjadi data pelatihan dan data pengujian. Diperoleh persentase hasil kerja sistem yaitu Jaringan Syaraf Tiruan sebesar 71,11 persen, sedangkan Naive Bayes sebesar 80,55 persen. Naive Bayes lebih akurat daripada Jaringan Syaraf Tiruan dalam hal pengambilan keputusan data baru namun Jaringan Syaraf Tiruan memiliki teknik yang lebih bagus dibandingkan dengan Naive Bayes. Jaringan Syaraf Tiruan mempunyai karakteristik belajar dari data sebelumnya. The purpose of this research are make application system of Artificial Neural Network and Naive Bayes to predict stroke  and to compare the accuration between of  both methods. An application applying MATLAB software has been invented to detect a stroke suspect. A good method in learning machine based on the training data is Artificial Neural Network and Naive Bayes method, by using the data variable of some common stroke symptoms used as the training data in the learning process of the system which is going to be built to determine whether prediction of stroke disease. From 120 experiments data which had been done, will be counted the accuracy of the system which divided into some training data and the other experiment data. Retrieved the percentage of  accuracy system, The Artificial Neural Network is 71,11 percent whereas Naive Bayes is 80,555 percent. Naive Bayes is more accurate than Artificial Neural Network in terms of new data decision making, but Artificial Neural Networks has better technique than Naive Bayes. Artifical Neural Network has the characteristics of learning from previous data.
MANAJEMEN KUALITAS MEDIA PENDEDERAN LELE PADA LAHAN TERBATAS DENGAN TEKNIK BIOFLOK Abulias, MN; Utarini SR, DR; Winarni, ET
Jurnal MIPA Vol 37, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akuakultur intensif bisa menyebabkan menurunnya kandungan oksigen dan meningkatnya kandungan limbah pada ekosistem perairan, khususnya nitrogen organik. Transfer teknologi sudah dilakukan dengan tujuan untuk mengelola kegiatan budidaya lele pada daerah terbatas menggunakan bioflok. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pertumbuhan ikan lele yang dipelihara menggunakan sistem bioflok dan non bioflok. Sampel penelitian yang digunakan adalah 500 bibit ikan berumur 10 hari, yang dipelihara selama 30 hari. Pengamatan dilakukan pada hari ke-0, 15, dan 30. Parameter pertumbuhan yang diamati adalah panjang dan berat ikan. Parameter lingkungan yang diamati adalah suhu air dan udara, karbondioksida terlarut, oksigen terlarut, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan panjang dan berat tubuh benih lele pada kedua media budidaya. Meskipun peningkatan pertumbuhan tidak terlalu tinggi, namun cukup memberikan gambaran bahwa benih lele yang dipelihara dengan aplikasi bioflok mengalami pertumbuhan yang lebih baik. Hal ini mengindikasikan bahwa pakan yang diberikan dan media pemeliharaannya mampu mendukung pertumbuhan benih lele. Media pemeliharaan yang mengaplikasikan teknik bioflok menunjukkan kondisi yang lebih baik dan relatif ideal untuk pendederan lele. Hal ini juga diperkuat dengan relatif rendahnya tingkat kematian benih selama pemeliharaan, yaitu  10%. Intensive aquaculture might decrease of the dissolved oxygen and increase the wastes, particularly organic nitrogen, in the aquatic ecosystem. Technology transfer has long been made to improve the catfish rearing management in confined tanks using biofloc. The objective of the research was to compare the growth of catfish reared in non-biofloc and biofloc systems. Samples were 500 catfish seedlings aged 10 days and reared for 30 days. Observations were made on day 0, 15, and 30. Growth parameters observed were length and weight of the fish. The environmental parameters observed were air and water temperatures, dissolved carbon dioxide, dissolved oxygen, and pH. The length and weight of the fish on both rearing media were not quite noticeable, however, this can give illustration that catfish seedlings reared in biofloc system grew better than in non-biofloc system. This indicated that the feed given to the fish and the biofloc rearing media could support the fish growth and the media in the biofloc system showed better condition and relatively ideal for the rearing of catfish seedlings. This was supported by the relatively low fish mortality during the study, i.e. 10%.
ADSORPSI ION CU(II) MENGGUNAKAN PASIR LAUT TERAKTIVASI H2SO4 DAN TERSALUT Fe2O3 Pambudi, DS; Prasetya, AT; Sumarni, W
Jurnal MIPA Vol 37, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasir laut merupakan bahan alam yang melimpah. Selain digunakan sebagai bahan bangunan, pasir dapat dimanfaatkan sebagai penjerap ion logam berat mengingat 30% lebih dari volumenya adalah pori-pori. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kapasitas adsorpsi ion logam Cu(II) menggunakan pasir laut kontrol, pasir laut teraktivasi H2SO4, pasir laut tersalut Fe2O3, serta pasir laut teraktivasi H2SO4 dan tersalut Fe2O3. Ada dua macam pasir laut yang digunakan, yaitu pasir hitam dan pasir putih. Kajian yang dilakukan meliputi optimasi adsorben pada variasi pH, konsentrasi ion logam, dan waktu kontak. Optimasi pH diperoleh pada pH 7, optimasi konsentasi ion logam diperoleh 250 ppm untuk pasir hitam dan 200 ppm untuk pasir putih, dan optimasi waktu diperoleh 60 menit untuk pasir hitam dan 90 menit untuk pasir putih. Kapasitas adsorpsi pasir laut teraktivasi H2SO4 dan tersalut Fe2O3 dalam menyerap ion logam tembaga sebesar 24,8634 mg/g untuk pasir hitam dan 19,8854 mg/g untuk pasir putih. Sebanyak 6,5 g pasir hitam teraktivasi H2SO4 dan tersalut Fe2O3 digunakan untuk menyerap limbah pada konsentrasi Cu(II) sebesar 2960,32 ppm dengan persentase teradsorpsi sebesar 94,70%. Sedangkan pada pasir putih teraktivasi H2SO4 dan tersalut Fe2O3, sebanyak 8 g pasir digunakan untuk menyerap limbah dengan konsentrasi Cu(II) sebesar 2984,13 ppm, hasilnya menunjukkan 92,56% ion logam Cu(II) teradsorp. Sea sand is abundant natural materials. In addition to be used as a building material, sand can be utilized as heavy metal ion adsorbent, because it has quite a lot of pores, i.e 30% more than its volume. The purpose of this study was to determine the adsorption capacity of Cu(II) ions using sea sand alone as control, H2SO4-activated sea sand, Fe2O3-coated sea sand, as well as H2SO4-activated and Fe2O3-coated sea sand. Two kinds of sea sand have been used in the research, i.e the black sand and the white sand. Studies were performed to examine the optimization of the adsorbent at various pH levels, metal ion concentrations, and adsorption contact time. The optimization of pH was obtained at pH 7, metal ion concentrations was obtained at 250 ppm in the black sand and 200 ppm in the white sand, and the optimation of contact time was 60 minutes for the black sand and 90 minutes for the white sand. The adsorption capacity of the H2SO4-activated and Fe2O3-coated sea sand to absorb copper ions was 24.8634 mg/g for the black sand and 19.8854 mg/g for the white sand. A total of 6.5 g of H2SO4-activated and Fe2O3-coated black sand were used to adsorb waste at 2960.32 ppm of C(II) concentration with the adsorbance percentage of 94.70%. Whereas a total of 8 g of H2SO4-activated and Fe2O3-coated white sand can adsorb waste with concentration of Cu(II) at 2984.13 ppm, and as much as 92.56% of Cu (II) metal ions were adsorbed.
APLIKASI GEOLISTRIK 3-DIMENSI UNTUK MENGETAHUI SEBARAN LIMBAH RCO (RUBBER COMPOUND OILS) DI KABUPATEN KENDAL Daraninggar, FV; -, Khumaedi; Dwijananti, P
Jurnal MIPA Vol 37, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi pengolahan limbah ban karet bekas hingga menghasilkan minyak bakar RCO (Rubber Compound Oils) merupakan solusi menumpuknya ban bekas tidak terpakai. Namun limbah pembuatan minyak bakar RCO yang dibuang langsung berakibat pada pencemaran lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui nilai resistivitas dan pola sebaran 3-dimensi limbah industri RCO di daerah pabrik pengolahan ban bekas Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Pengambilan data menggunakan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner dengan spasi antar elektroda lima meter. Data nilai resistivitas limbah industri minyak bakar RCO diolah menggunakan software IPI2Win, kemudian distribusi resistivitas digambarkan dalam bentuk 3-dimensi menggunakan software Res2dinv, Res3dinv, Slicer Dicer. Hasil interpretasi 3-dimensi menyimpulkan bahwa limbah industri minyak bakar RCO telah menyebar lebih dari 43,75 meter ke arah timur pabrik, lebih dari 20 meter ke arah utara dan kedalaman lebih dari 12 meter dengan nilai resistivitas 11-20 ohm.m. Limbah diduga tersebar pada lapisan tanah dengan struktur batuan lempung dan pasir. {0>Teknologi pengolahan limbah ban karet bekas hingga menghasilkan minyak bakar RCO (Rubber Compound Oils) merupakan solusi menumpuknya ban bekas tidak terpakai.<}0{>Waste treatment technology of used rubber tires to produce RCO (Rubber Compound Oils) fuel oil is a solution of the accumulatoin of abandoned used tires.<0} {0>Namun limbah pembuatan minyak bakar RCO yang dibuang langsung berakibat pada pencemaran lingkungan.<}0{>However, the oil conversion of dumped RCO wastes might cause environmental pollution.<0} {0>Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui nilai resistivitas dan pola sebaran 3-dimensi limbah industri RCO di daerah pabrik pengolahan ban bekas Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal.<}0{>The purpose of this study was to determine the resistivity value and the pattern of 3D distribution of industrial RCO wastes in a treatment plant, subdistrict of Boja, District of Kendal.<0} {0>Pengambilan data menggunakan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner dengan spasi antar elektroda lima meter.<}0{>Data were collected using geoelectric resistivity tool with Wenner configuration with inter-electrode space of 5 meters.<0} {0>Data nilai resistivitas limbah industri minyak bakar RCO diolah menggunakan software IPI2Win, kemudian distribusi resistivitas digambarkan dalam bentuk 3-dimensi menggunakan software Res2dinv, Res3dinv, Slicer Dicer.<}0{>Data of resistivity values of RCO industrial oil wastes were processed using IPI2Win software, subsequently the resistivity distribution was drawn into 3D graphs Res2dinv; Res3dinv; and Slicer Dicer software.<0} {0>Hasil interpretasi 3-dimensi menyimpulkan bahwa limbah industri minyak bakar RCO telah menyebar lebih dari 43,75 meter ke arah timur pabrik, lebih dari 20 meter ke arah utara dan kedalaman lebih dari 12 meter dengan nilai resistivitas 11-20 ohm.m. Limbah diduga tersebar pada lapisan tanah dengan struktur batuan lempung dan pasir.<}0{>Result of 3D interpretation suggested that the RCO oil waste have spread more than 43.75 meters eastward, more than 20 meters northward, and have penetrated the soil at the depth of 12 meters, with resistivity values of ranging from 11 to 20 Ωm. The RCO oil waste was supposedly to have spread on soil layers with a sandy loam rock structure.<0}
EKSTRAKSI MINYAK KENANGA (Cananga odorata) UNTUK PEMBUATAN SKIN LOTION PENOLAK SERANGGA Sari, GWP; -, Supartono
Jurnal MIPA Vol 37, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan serangga seperti nyamuk Aedes aegypti dan lalat sering menimbulkan gangguan bagi manusia. Salah satu cara untuk menghindari gangguan serangga tersebut adalah dengan memakai anti serangga berbentuk lotion. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas minyak kenanga hasil ekstraksi minyak kenanga sebagai sediaan lotion anti serangga. Senyawa caryophyllene, linalol, dan geraniol dalam minyak kenanga menghasilkan aroma yang menyengat dan tidak disukai oleh serangga. Minyak kenanga diperoleh dari destilasi uap dan air bunga kenanga. Karakterisasi fisik minyak menunjukkan hasil yang sesuai dengan SNI 06-3949-1995 yaitu warna kuning muda, bau khas minyak kenanga, berat jenis 0,906 gr/ml, dan indeks bias 1,498. Analisis komponen penyusun minyak kenanga menggunakan spektrofotometer IR dan Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) menunjukkan adanya senyawa trans-caryophyllene sebesar 39,07% sebagai senyawa utama minyak kenanga. Hasil karakterisasi sediaan lotion menunjukkan bahwa minyak memiliki pH rata-rata 6,50, homogen, dan bau khas minyak kenanga. Total mikroba adalah sebanyak 1 koloni pada formula lotion dengan penambahan metil paraben sedangkan daya repellent mencapai 90,58% pada formula lotion dengan konsentrasi minyak kenanga 2,5%. Lotion minyak kenanga dapat digunakan sebagai repellent atau penolak serangga. Pengaplikasian minyak kenanga dalam sediaan lotion dapat dilakukan secara langsung pada saat pembuatan lotion.The presence of insects such as Aedes aegypti mosquito and flies often cause nuisance to humans. One way to avoid these insects is to apply insect repellent lotion. The study aimed to determine the effectiveness of the extracted ylang oil as an insect repellent preparation. Compounds such as caryophyllene, linalool and geraniol in ylang oil produce pungent aroma and is not favored by insects. Ylang oil is obtained from water and steam distillation of ylang flowers. The physical characterization of the oil showed that the oil was in compliance of SNI 06-3949-1995 i.e. light yellow color, characteristic odor ylang oil, density of 0.906 g/ml and refractive index of 1.498. Analysis of the components of ylang oil using IR spectrophotometer and Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) showed the presence of trans-caryophyllene by 39.07% as the main compound of ylang oil. The result of characterization on lotion preparation showed that oil had an average pH of 6.50, homogeneous, and distinctive smell ylang oil. Total microbial count was 1 colony on lotion formula with the addition of methyl paraben and the repellent power was 90.58% in a lotion formula containing ylang oil concentration of 2.5%. Ylang oil lotion can be used as an insect repellent. The application of ylang oil in the lotion preparation may be directly at the time of the making of lotion.
KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK DAN OPTIK SEL SURYA ORGANIK BERBASIS ANTOSIANIN JANTUNG PISANG -, Sutikno; Rahayu, S; Putra, NMD
Jurnal MIPA Vol 37, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian pembuatan dan karakterisasi sel surya organik struktur berlapis-lapis (laminated) ITO/PEDOT:PSS/PEG/PEG+Antosianin/Antosianin/Al/ITO menggunakan antosianin jantung pisang sebagai bahan akseptor elektron telah dilakukan. Karakterisasi sifat listrik film tipis antosianin jantung pisang menggunakan I-V meter V1.0 ELKAHFI 100, karakterisasi absorbansi menggunakan spektrometer Ocean Optic Vis-NIR USB 4000, karakterisasi struktur permukaan menggunakan Scopeman Digital CCD Microscope MS-804, karakterisasi spektra FT-IR menggunakan PerkinElmer Frontier FT-IR Spectroscopy. Pelapisan PEDOT:PSS, PEG, dan antosianin menggunakan metode spin coating sedangkan pelapisan aluminium dengan metode evaporasi termal menggunakan LADD Research Industries evaporator. Pengukuran sifat listrik sel surya organik dilakukan di bawah sumber cahaya lampu xenon 1000 W/m2 menggunakan Keithley 2602A system sourchMeter dengan luas area aktif sel adalah 1 cm2. Dari hasil pengukuran dan perhitungan didapatkan nilai efisiensi sel surya organik sebesar 1,03 x 10-4 %. {0>Penelitian pembuatan dan karakterisasi sel surya organik struktur berlapis-lapis (laminated) ITO/PEDOT:PSS/PEG/PEG+Antosianin/Antosianin/Al/ITO menggunakan antosianin jantung pisang sebagai bahan akseptor elektron telah dilakukan.<}0{>A study to create and characterize ITO/ PEDOT:PSS/ PEG/PEG+ Anthocyanin/ Anthocyanin/ Al/ITO laminated organic solar cells using banana male bud’s Anthocyanin as electrone acceptors has been carried out.<0} {0>Karakterisasi sifat listrik film tipis Anthocyanin jantung pisang menggunakan I-Vmeter V1.0 ELKAHFI 100, karakterisasi absorbansi menggunakan spektrometer Ocean Optic Vis-NIR USB 4000, karakterisasi struktur permukaan menggunakan Scopeman Digital CCD Microscope MS-804, karakterisasi spektra FT-IR menggunakan PerkinElmer Frontier FT-IRSpectroscopy.<}0{>The characterization of thin-layer electrical properties of banana male bud’s Anthocyanin has been performed using I-Vmeter V1.0 ELKAHFI 100, the characterization of absorbance was measured using Ocean Optic Vis-NIR USB 4000 spectrometer, the characterization of surface structure was measured using Scopeman Digital CCD Microscope MS-804, and the characterization of of FT-IR spectra was measured using PerkinElmer Frontier FT-IR Spectroscopy.<0} {0>Pelapisan PEDOT:PSS, PEG, dan Anthocyanin menggunakan metode spin coating sedangkan pelapisan aluminium dengan metode evaporasi termal menggunakan LADD Research Industriesevaporator.<}0{>The layering of PEDOT:PSS, PEG, and Anthocyanin was done using sping coating method and the layering of aluminium by thermal evaporation method was using LADD Research Industries evaporator.<0} {0>Pengukuran sifat listrik sel surya organik dilakukan di bawah sumber cahaya lampu xenon 1000 W/m2 menggunakan Keithley 2602A system sourchMeter dengan luas area aktif sel adalah 1 cm2.<}0{>The measurement of the electrical properties of the organic solar cells was carried out under the illumination of xenon lamp at 1000W/m2 using Keithley 2602A system sourchMeter with active area of 1 cm2.<0} {0>Dari hasil pengukuran dan perhitungan didapatkan nilai efisiensi sel surya organik sebesar 1,03x10-4 %.<}0{>Results showed that the efficiency value of the organic solar cells was 1,03x10-4 %.<0}
KONVERGENSI ESTIMATOR DALAM MODEL MIXTURE BERBASIS MISSING DATA Kartiko, S H; -, Subanar; Dwidayati, N
Jurnal MIPA Vol 37, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Model mixture dapat mengestimasi proporsi pasien yang sembuh (cured) dan fungsi survival pasien tak sembuh (uncured). Pada kajian ini, model mixture dikembangkan untuk  analisis cure rate berbasis missing data. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk analisis missing data.  Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Algoritma EM, Metode ini didasarkan pada dua langkah, yaitu: (1) Expectation Step dan (2) Maximization Step. Algoritma EM merupakan pendekatan iterasi untuk mempelajari model dari data dengan nilai hilang melalui empat  langkah, yaitu(1) pilih himpunan inisial dari parameter untuk sebuah model, (2) tentukan nilai ekspektasi untuk data hilang, (3) buat induksi parameter model baru dari gabungan nilai ekspekstasi dan data asli, dan (4) jika parameter tidak converged, ulangi langkah 2 menggunakan model baru. Berdasar kajian yang dilakukan dapat ditunjukkan bahwa pada algoritma EM, log-likelihood untuk missing data  mengalami kenaikan setelah dilakukan setiap iterasi dari algoritmanya. Dengan demikian berdasar algoritma EM, barisan likelihood konvergen jika likelihood terbatas ke bawah. Model mixture can estimate the proportion of recovering (cured) patients and function of survival but do not recover (uncured) patients. In this study, a model mixture has been developed to analyze the curing rate based on missing data. There are some methods applicable to analyze missing data. One of the methods is EM Algorithm, This method is based on two (2) steps, i.e.: ( 1) Expectation Step and ( 2) Maximization Step. EM Algorithm is an iteration approach to study the model from data with missing values in four (4) steps, i.e. (1) to choose initial set from parameters for a model, ( 2) to determine the expectation value for missing data, ( 3) to make induction for the new model parameter from the combined expectation values and the original data, and ( 4) if parameter is not converged, repeat step 2 using new model. The current study indicated that for the EM algorithm, the log-likelihood function of the missing data has increased after each iteration of the algorithm. Thereby based on the EM algorithm, the on-line likelihood is convergent if the likelihood is limited downwards.
UJI TOKSISITAS DAN PERUBAHAN STRUKTUR MIKROANATOMI INSANG IKAN NILA LARASATI (Oreochromis nilloticus) YANG DIPAPAR TIMBAL ASETAT Mulyani, FAM; Widiyaningrum, P; Utami, NR
Jurnal MIPA Vol 37, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Nilai LC50-96 jam pada uji toksisitas ikan Nila Larasati yang dipapar timbal; mengetahui perubahan struktur  mikroanatomi dan mengetahui pada konsentrasi berapa timbal menyebabkan perubahan struktur mikroanatomi insang. Sampel uji toksisitas sebanyak 120 ekor untuk mengetahui tingkat  kematian ikan hingga 50% dalam 96 jam, dan uji perlakuan sebanyak 80 ekor dengan konsentrasi 0 ppm; 259,51 ppm; 291,94 ppm; dan 324,38 ppm. Pada akhir minggu ke empat diambil sampel insang dan dilakukan analisis gambaran struktur mikroanatomi insang secara diskriptif. Hasil analisis menunjukkan kerusakan edema 0%-25%, fusi lamela antara 1%-75%, hiperplasia 0%-50%, epithelial lifting 0%-50%, dan nekrosis 0%-50%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai  LC50-96 jam pada uji toksisitas ikan Nila Larasati sebesar 324,38 ppm dan mulai terjadi perubahan struktur mikroanatomi insang pada konsentrasi 259,51 ppm. The objective of thje study was to determine the value of LC50-96 hours in a toxicity test of Nila Larasati fish exposed to lead acetate; to determine the changes in the microanatomy structure and to determine the concentration of lead acetate which causes microanatomy structure changes in the gills of Nila Larasati fish. The samples were 120 fish to find out the 50% fish mortality within 96 hours, and 80 fish in treatment test with the lead acetate concentrations of 0 ppm; 259.51 ppm; 291.94 ppm; and 324.38 ppm. At the end of the 4th week of the research, the gill samples were taken and the analysis of the microanatomy structure was carried out descriptively. The result of the analysis showed that there were 0%-25% edema, 1%-75% lamella fusion, 0%-50% hyperplasia, 0%-50% epithelial lifting and 0%-50% necrosis. It was concluded that the value of LC50-96 hours in Nila Larasati fish toxicity test was 324.38 ppm; and microanatomy changes started to occur in the lead acetate concentration of 259.51 ppm. 
POROSITAS DAN PERMEABILITAS KOMPOSIT BERPORI DENGAN BAHAN DASAR LIMBAH KACA (CULT) Savitri, MI; -, Sulhadi; Aji, MP
Jurnal MIPA Vol 37, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komposit berpori dengan bahan dasar limbah kaca dan Polyethylen Glycol  (PEG) telah dihasilkan dengan metode pencampuran sederhana. Pori pada komposit terbentuk akibat PEG yang menguap ketika dipanaskan pada temperature 700oC selama 2,5 jam. Variasi pori dihasilkan dengan mengatur komposisi PEG yaitu 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, dan 9%. Komposit berpori memiliki nilai porositas yang bertambah dengan kenaikan komposisi PEG. Komposit berpori memiliki porositas pada rentang 1% hingga 5% dan nilai permeabilitas komposit berpori yaitu (0.3-25)x10-15 m2. Potensi komposit berpori sebagai filter air diujicobakan dengan mengalirkan limbah air sungai. Hasil pengujian diperoleh air dengan sifat fisis air bening dan tidak berbau, sehingga komposit berpori dari limbah kaca dapat menyaring air limbah.  {0>Komposit berpori dengan bahan dasar limbah kaca dan Polyethylen Glicol (PEG) telah dihasilkan dengan metode pencampuran sederhana.<}0{>Porous composites from waste glass and Polyethylene Glycol (PEG) have been synthesized by a simple mixing method.<0} {0>Pori pada komposit terbentuk akibat PEG yang menguap ketika dipanaskan pada temperature 700oC selama 2,5 jam.Variasi pori dihasilkan dengan mengatur komposisi PEG yaitu 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, dan 9%.Komposit berpori memiliki nilai porositas yang bertambah dengan kenaikan komposisi PEG.<}0{>The pores of the composite were formed due to the evaporation of PEG when heated at temperature of 700oC for 2.5 hours. The pore variation may be obtained by adjusting the PEG composition, i.e. 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, and 9%. The porous composites have higher porosity because of the PEG composition.<0} {0>Komposit berpori memiliki porositas pada rentang 1% hingga 5% dan nilai permeabilitas komposit berpori yaitu (0.3-25)x10-15m2.Potensi komposit berpori sebagai filter air diujicobakan dengan mengalirkan limbah air sungai.<}0{>Mesoporous composites have porosity ranging from 1% to 5% and the permeability has value at (0.3-25)x10-15 m2. The potential of the porous composites as water filter has been tested by flowing the river wastewater into the composites.<0} {0>Hasil pengujian diperoleh air dengan sifat fisis air bening dan tidak berbau, sehingga komposit berpori dari limbah kaca dapat menyaring limbah air.<}0{>The results showed that the wastewater has changed to clear and odorless potable water, and therefore the glass porous composites of could filter the wastewater.<0}
ESENSI NILAI DAN VEKTOR EIGEN DARI SUATU OPERATOR PADA RUANG HILBERT KLASIK -, Wuryanto
Jurnal MIPA Vol 37, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu transformasi linear T dari  V ke W adalah fungsi dari ruang linear V atas F  ke ruang linear W atas F dengan sifat untuk setiap vektor  dan  skalar  berlaku V  Ruang Hilbert atas lapangan kompleks C senantiasa yang dimaksudkan adalah ruang hasilkali dalam lengkap dalam arti V adalah ruang linear atas C   yang dilengkapi dengan suatu fungsi   dari  ke C dan memenuhi semua sifat hasilkali dalam, dan kelengkapan V ditunjukkan dalam kapasitas V sebagai ruang metrik dengan sifat setiap barisan Cauchy di V konvergen ke suatu titik di V. Metrik untuk V dibangun melalui suatu norm pada V yang didefinisikan . Selanjutnya yang dimaksud dengan operator adalah suatu transformasi linear kontinu  dari ruang Hilbert V ke ruang hibert W.  Dengan demikian jika dikatakan T suatu operator pada  V, senantiasa yang dimaksudkan adalah  V ruang Hilbert atas C dan T adalah suatu transformasi linear  dari V ke V. Notasi  adalah koleksi semua operator dari V ke W . Esensi nilai eigen dan vektor eigen berkaitan langsung dengan sifat mendasar dari nilai dan vektor eigen dari suatu operator pada ruang hilbert klasik. A linear transformation of T from V to W is function from linear space V to F to linear space W to F with the properties of every vector  and scalar  applies V . A Hilbert Space V over a complex field C is always meant the complete inner product space where V is a linear space to C with a function of   from   to C and satisfies all properties of inner product space, and the completeness of V is shown by the capacity of V as the metric space with the properties of Cauchy sequence in a convergent V to any point in V. The metrics for V is built through a norm at V which is defined as . . Further, what is meant with an operator is a continuous linear transformation of Hilbert Space V to Hibert Space W. Therefore, if T is said to be an operator on V, then it is always said that Hilbert Space V  is on C and T is a linear transformation from V to V. The notation   is the collection of all operators from V to W. The essentials of eigen values and eigen vectors are related directly with the basic properties  of eigen value and vector of an operator on a classical Hilbert Space.

Page 6 of 51 | Total Record : 506