cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
NADWA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 27 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 2 (2019): Islamic Education and Trancendence" : 27 Documents clear
Transcendence and Immanence: Teacher Professionalism in Islamic Religious Perspectives Soufian Hady
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13, No 2 (2019): Islamic Education and Trancendence
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2019.13.2.4918

Abstract

The purpose of this research is to describe what is essence of professionalism teacher in Islamic perspective. This research uses library research. The results showed that the professionalism of teachers in Islam is based on two basic criteria, namely a call of life (Abdullah; transcendence) and expertise (khalifatullah; immanence). Therefore, the Professional teachers in Islam have the dual task of being carriers of religious (trancendence) and scientific missions (immanence). The first mission of professional teacher is to convey the da'wah and values of religious teachings to students, so students can live their lives in accordance with religious norms and have an awareness that all their actions are worthy of pure worship only for their Lord. While the second mission (immanence) of a teacher is to bring students to be intelligent student and master the latest knowledge according to students' interests. Hopefully this idea can be the spirit of future teacher professional development such as the implementation of Teacher Professional Education (TPE / PPG).Keywords: transcendence; immanence: teacher professionalism; Islamic religious; Teacher Professional Education; TPE AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan esensi profesionalisme dalam perspektif Islam. Metode penelitian menggunakan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme guru dalam Islam pada dasarnya didasarkan pada dua kriteria dasar, yaitu panggilan hidup (transendensi Abdillah) dan keahlian (khalifatullah immanence). Oleh karena itu, para guru profesional dalam Islam memiliki tugas ganda yaitu menjadi pembawa misi keagamaan (trancendence) dan misi ilmiah (imanensi). Misi pertama guru profesional adalah untuk menyampaikan dakwah dan nilai-nilai ajaran agama kepada siswa, sehingga siswa dapat menjalani kehidupan mereka sesuai dengan norma-norma agama dan memiliki kesadaran bahwa semua tindakan mereka layak ibadah murni hanya untuk Tuhan mereka. Sedangkan misi kedua (imanensi) seorang guru adalah membawa siswa menjadi siswa yang cerdas dan menguasai pengetahuan terbaru sesuai dengan minat siswa.Kiranya hal ini bisa menjadi semangat pengembangan profesi guru mendatang seperti pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG).Kata Kunci: transendensi; imanensi: profesionalisme guru; agam Islam; Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Mind Skills Training Model through Experiential Learning as Guide Teacher and Islamic Counselors Supa'at Supa'at; Khilman Rofi Azmi
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13, No 2 (2019): Islamic Education and Trancendence
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2019.13.2.3731

Abstract

This article is aimed to create mind skills training manual books for guidance teachers and counselors to increase counseling skills theoretically and practically. Mind skill used by counselors and guides teachers in MTs 1 Kudus, MTs TBS, and Muhammadiyah Kudus, Central Java to manage and think about what they think and do. It will implicate how they react and act, communicate, and respond to their counselee or client. This article used a development approach that modified from Borg and Gall model through three phases included (1) preparation, (2) implementation, and (3) trial. The mind skills training book was developed by referring to the needs of research subjects based on the results of interviews and literature studies. The result shows that the mind skills manual book for guide teacher counselor is accepted and fulfillment with an average value of 87% in the "very good" category for small group tests by corresponding of correctness, usefulness, and conformity aspect.AbstrakArtikel ini bertujuan untuk membuat buku panduan pelatihan keterampilan pikiran untuk guru bimbingan dan konselor dalam rangka meningkatkan keterampilan konseling secara teoritis dan praktis. Keterampilan pikiran digunakan oleh konselor dan membimbing guru di MTs 1 Kudus, MTs TBS, dan Muhammadiyah Kudus, Jawa Tengah untuk mengelola dan berpikir tentang apa yang mereka pikirkan dan lakukan. Ini akan melibatkan bagaimana mereka bereaksi dan bertindak, berkomunikasi, dan menanggapi konseli atau klien mereka. Artikel ini menggunakan pendekatan pengembangan yang dimodifikasi dari model Borg dan Gall melalui tiga fase termasuk (1) persiapan, (2) implementasi, dan (3) percobaan. Buku pelatihan keterampilan pikiran dikembangkan dengan merujuk pada kebutuhan subyek penelitian berdasarkan hasil wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku panduan keterampilan pikiran untuk guru BK membimbing diterima dan dipenuhi dengan nilai rata-rata 87% dalam kategori "sangat baik" untuk tes kelompok kecil dengan aspek ketepatan, kegunaan, dan kesesuaian.
The Problems of Islamic Religious Education Teacher for Curriculum Development in Transmigration Area Rahmat Ryadhush Shalihin; Hendro Widodo
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13, No 2 (2019): Islamic Education and Trancendence
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2019.13.2.4974

Abstract

This paper aims to analyze the problematics of teacher  to develop curriculum Islamic Religious Education . This research used qualitative methods and data were gathered from literature reviews, observations, and in-depth interviews from teacher and student. The data analyzed with reduction, presentation, and conclusion. The results of this research revealed that The problems of Islamic education teachers in transmigration areas can be summarized into five things. They are first, they have to deal with active time management Secondary learning, management documents, such as students daily paper sheets, Learning Perfoming Plan / RPP, and other extra tasks from school and headmaster to the teacher for some training. Third, the lack of teaching materials causes. Fourth, the problem of conditional and competency teachers. Fifth, they have passive studentsKeywords: Islamic education; transmigration era, problem teacher; curriculum developmentAbstrakMakalah ini bertujuan untuk menganalisis problematika guru dalam mengembangkan kurikulum Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan data dikumpulkan dari tinjauan literatur, observasi, dan wawancara mendalam dari guru dan siswa. Data dianalisis dengan reduksi, presentasi, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa masalah guru pendidikan Islam di daerah transmigrasi dapat diringkas menjadi lima hal. Mereka adalah yang pertama, mereka harus berurusan dengan manajemen waktu aktif Pembelajaran sekunder, dokumen manajemen, seperti kertas harian siswa, Rencana Pembelajaran Perfoming / RPP, dan tugas tambahan lainnya dari sekolah dan kepala sekolah kepada guru untuk beberapa pelatihan. Ketiga, kurangnya bahan ajar menyebabkan. Keempat, masalah guru bersyarat dan kompetensi. Kelima, mereka memiliki siswa pasifKata kunci: pendidikan Islam; era transmigrasi, guru bermasalah; pengembangan kurikulum
The Madrasa Resistance Against Radicalism Ahmad Salim
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13, No 2 (2019): Islamic Education and Trancendence
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2019.13.2.5173

Abstract

The background of this article is based on madrasa resistance to radicalism. The purpose of this study is to see how madrasa resistance to face radicalism. The type of this research is qualitative research and data collection methods with observation and in-depth interviews with selected respondents. This study uses Peter L Berger's theory of the fundamental dialectics of society-externalization, objectification, and internalization. The results showed that madrasa resistance to radicalism with social empowerment through the process of social construction (externalization, objectification, and internalization). The tolerant attitude of the community which is manifested in social humanitarian activities such as genduri, sambatan and kerja bakti is contracted by the madrasa as a subjective reality into objective reality, so that the anti-radicalism attitude in this society can become the norm for the madrasas to be deprived and implemented in the daily life of the madrasa. Abstrak Latar belakang artikel ini didasarkan pada resistensi madrasah terhadap radikalisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana cara madrasah menghadapi radikalisme. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan metode pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam kepada responden terpilih. Penelitian ini menggunakan teori Peter L.Berger tentang dialektika fundamental masyarakat-eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa madrasah menolak radikalisme dengan pemberdayaan sosial melalui proses konstruksi sosial (eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi). Sikap toleran dari masyarakat yang dimanifestasikan dalam kegiatan sosial kemanusiaan seperti genduri, sambatan dan kerja bakti dikontrak oleh madrasah sebagai realitas subjektif ke dalam realitas objektif, sehingga sikap anti-radikalisme dalam masyarakat ini dapat menjadi norma bagi madrasah untuk dicabut dan diimplementasikan di kehidupan sehari-hari madrasah.
The Implementation of Role of Kuttab Al-Fatih (KAF) Philosophy in Islamic Character Education Hafnidar Hafnidar; Rosnidar Mansor; Suppiah Nichiappan
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13, No 2 (2019): Islamic Education and Trancendence
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2019.13.2.5184

Abstract

The aim of study was to understand about the implementation of role of kuttab al fatih (KAF) philosophy in islamic character education. This research used qualitative method. The study revealed that the KAF philosophies are "the faith before the Quran” “the adab before the knowledge" and “the knowledge before the actions (‘amal), which are believed to aid KAF to achieve its vision and mission. The implementation of KAF Philosophies in Islamic character education creates a solid foundation of faith which contains basic values for students who contain character good personalities such as obedient, responsible, disciplined, hard-working, long term concentration or focus, away from prohibitions, vices, sincere, be grateful, and motivated because of Allah. KAF philosophies delivered to all parties in KAF included students, parents, teachers, management, staff Foundation, cleaning service and driver. AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami tentang implementasi peran filosofi kuttab al fatih dalam pendidikan karakter Islami. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Studi ini mengungkapkan bahwa filosofi KAF adalah "Iman sebelum Quran" "Adab sebelum Ilmu""Ilmu sebelum tindakan (amal), yang diyakini membantu KAF untuk mencapai visi dan misinya. Penerapan KAF Philosophies dalam pendidikan karakter Islam menciptakan fondasi iman yang solid yang berisi nilai-nilai dasar bagi siswa yang mengandung karakter kepribadian yang baik seperti taat, bertanggungjawab, disiplin, pekerja keras, konsentrasi atau fokus jangka panjang, jauh dari larangan, kejahatan, tulus, bersyukur, dan termotivasi karena Allah. Filosofi KAF disampaikan kepada semua pihak di KAF termasuk siswa, orang tua, guru, manajemen, staf Yayasan, layanan kebersihan dan sopir.
Maximizing Religious Capital: Building English Villages Based on Islamic Education around the Campus Muhammad Saifullah; Sofa Muthohar; Sayyidatul Fadlilah
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13, No 2 (2019): Islamic Education and Trancendence
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2019.13.2.5870

Abstract

Some Islamic groups, especially the traditional Indonesian circles, have a negative view of English. English is considered the language of infidel invaders and the language of hell. This paper aims to describe the development of society in implementing Islamic religious education while eliminating the negative impression of the use of English in Islamic societies to be an important language to be learned as a language of global communication. The research method uses the sociological phenomenological method. The results showed that the Amanah village had six social capital namely human capital, social capital, natural capital, physical capital, and financial capital and religious capital. The development strategy undertaken is to maximize religious capital by establishing religious institutions and carrying out religious activities by being given English language lessons. There are two centers of activity, namely the Baitussalam mosque and the AleC (Amanah Learning Center). Other capital that plays a significant role is social capital that is inclusive and accommodating towards migrants.AbstrakSebagian masyarat Islam terutama kalangan tradisional Indonesia berpandangan negative terhadap bahasa Inggris. Bahsa inggris dianggap sebagai bahasa para penjajah yang kafir dan bahasa neraka. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan pembangunan masyarakat dalam melaksanakan pendidikan Agama Islam sekaligus menghilangkan kesan negative penggunaan bahasa Inggris di masyarakat Islam menjadi bahasa penting untuk dipelajari sebagai bahasa komunikasi global. Metode penelitian menggunakan metode fenomenologis sosiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampung Amanah memiliki enam modal sosial yaitu human capital, social capital, natural capital, physical capital dan financial capital serta religious capital. Strategi pembangunan yang dilakukan yaitu dengan memaksimalkan modal relgius dengan mendirikan institusi agama dan menjalankan kegiatan-kegiatan agama dengan diberi sisipan pelajaran bahasa Inggris. Pusat kegiatan ada dua yaitu masjid baitussalam dan AleC (Amanah Learning Center). Modal lain yang sangat berperan adalah modal sosial masyarakat yang bersikap inklusif dan akomodatif terhadap para pendatang.  
Needs Analysis of The Islamic Arabic Material Teaching Based on Communicative for University Students Dwi Mawanti
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13, No 2 (2019): Islamic Education and Trancendence
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2019.13.2.4995

Abstract

Teaching materials are one of the important components needed in the learning process. The Arabic language course program is a compulsory course for second semester students department in Islamic Education (PAI) Walisongo State Islamic University (UIN) Semarang. This study aims to describe the students' needs for communicative Arabic based teaching materials for students department in Islamic education at the Faculty of Tarbiyah and Education (FITK) UIN Walisongo Semarang. The results of this study indicate that 41.56% of students require renewal of Arabic course material developed with communicative principles that contain topics of Islamic education in accordance with the department of Islamic education. these materials include Quran-Hadith, Aqedah, Tafsir, Sufism, Fiqh and Islamic History.. AbstrakBahan ajar adalah salah satu komponen penting yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Program kursus Bahasa Arab adalah kursus wajib untuk mahasiswa semester dua di jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebutuhan siswa akan bahan ajar Bahasa Arab berbasis komunikatif untuk siswa jurusan pendidikan agama islam di Fakultas Ilmu tarbiyah dan kependidikan (FITK) UIN Walisongo Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 41,56% siswa membutuhkan pembaharuan materi kursus bahasa Arab yang dikembangkan dengan prinsip-prinsip komunikatif yang berisi topik-topik pendidikan Islam sesuai dengan departemen pendidikan Islam. bahan-bahan ini termasuk Quran-Hadits, Akidah, Tafsir, Sufisme, Fiqh dan Sejarah Islam.

Page 3 of 3 | Total Record : 27