cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Geografi Indonesia
ISSN : 02151790     EISSN : 2540945X     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia" : 8 Documents clear
Penilaian Risiko Bencana Longsor di Wilayah Kabupaten Serang Heru Sri Naryanto; Qoriatu Zahro
Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.38674

Abstract

Kabupaten Serang membutuhkan peta bahaya, peta kerentanan dan peta risiko bencana tanah longsor sebagai dasar dalam pengurangan risiko. Parameter dan bobot untuk pembuatan peta bahaya longsor adalah: kelerengan (50%), kondisi geologi (20%), curah hujan (15%) dan penggunaan lahan (15%). Zona bahaya tanah longsor tinggi di Kabupaten Serang terdapat di kecamatan-kecamatan Padarincang, Ciomas, Mancak, Anyar, Cinangka, Pulo Ampel dan Bojonegara. Pembuatan peta kerentanan digunakan kerentanan sosial dengan indikatornya adalah: kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio orang cacat dan rasio kelompok umur. Peta risiko tanah longsor dibuat dengan mengoverlaykan dari peta bahaya tanah longsor dan peta kerentanan. Pembuatan peta bahaya, peta kerentanan dan peta risiko mengunakan teknik overlay atau tumpang tindih dengan software ArcGIS. Daerah berisiko rendah di Kabupaten Serang seluas 92.416 ha (63,6% dari seluruh luas Kabupaten Serang), berisiko sedang seluas 46.971 ha. (32,3%) dan yang berisiko tinggi 5.907 ha. (4,1%). Bila dilihat dari tingkatan kecamatan, 5 urutan teratas kecamatan yang memiliki luasan daerah berisiko tinggi terbesar adalah Kecamatan Anyar (1.498 ha), Pulo Ampel (1,082 ha), Bojonegara (1.019 ha), Baros (828,5 ha) dan Padarincang (561 ha). Peta bahaya, peta kerentanan dan peta risiko sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Kabupaten Serang, selain sebagai acuan kegiatan pengurangan risiko bencana juga untuk penataan kawasan yang aman berkelanjutan. Serang District requires hazard maps, vulnerability maps and risk maps as a basis for reducing the risk of landslides. Parameters and weights for making landslide hazard maps are: slope (50%), geological conditions (20%), rainfall (15%) and land use (15%). High landslide hazard zones in Serang District are found in the sub-districts of Padarincang, Ciomas, Mancak, Anyar, Cinangka, Pulo Ampel and Bojonegara. Making a vulnerability map used social vulnerability with indicators: population density, sex ratio, poverty ratio, ratio of disabled people and ratio of age groups. Landslide risk maps are made by overlaying landslide hazard maps and vulnerability maps. Making hazard maps, vulnerability maps and risk maps using overlay techniques with ArcGIS software. Low-risk areas in Serang District covering 92,416 ha (63.6% of the total area of Serang Regency), medium risk of 46,971 ha. (32.3%) and high risk 5,907 ha. (4.1%). When viewed from the sub-district level, the top 5 sub-districts that have the largest high-risk areas are Anyar District (1,498 ha), Pulo Ampel (1,082 ha), Bojonegara (1,019 ha), Baros (828.5 ha) and Padarincang (561 ha ) Hazard maps, vulnerability maps and risk maps are urgently needed by the Serang District Government, in addition to being a reference for disaster risk reduction activities as well as for the sustainable arrangement of areas. 
Pengelolaan edu-wisata mangrove berbasis masyarakat : studi kasus di Desa Gedangan, Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia Ika Feni Setiyaningrum; Rika Harini; Niken Wirasanti
Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.47341

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki manfaat fisik, biologis, maupun ekonomis. Pengelolaan mangrove menjadi ekowisata adalah model pemanfaatan mangrove yang bernilai ekonomis dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi mangrove eksisting dan model pengelolaan wisata mangrove yang dilakukan oleh masyarakat Gedangan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode transect line plot, wawancara key informan, dan membagikan kuisioner kepada masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kondisi mangrove eksisting didominasi oleh R.mucronata yang merupakan hasil program tanam mangrove pemerintah setempat sejak tahun 2011. Kondisi vegetasi kategori pancang tergolong rapat, sedangkan pada tingkat pohon tergolong jarang. Mangrove Gedangan dikelola menjadi wisata edukasi atas inisiatif masyarakat setempat dengan modal swadaya. Terdapat dukungan dari komunitas eksternal maupun pemerintah setempat dalam pengelolaannya. Penanaman mangrove masih terus dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga pendidikan setempat. Peraturan pelarangan perusakan mangrove telah diterapkan. Dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat antara lain menjadi sumber penghasilan pokok maupun tambahan dengan mengambil berbagai sumber daya ekosistem mangrove. Mangrove ecosystems have physical, biological and economic benefits. Mangrove management into ecotourism is a model of the use of mangroves that have economic and sustainable value. This study aims to determine the existing mangrove conditions and mangrove tourism management models carried out by the local community. The study was conducted using the transect line plot method, key informant interviews, and distributing questionnaires to the community. Based on the results of the study, it can be seen that the existing mangrove conditions are dominated by R. mucronata which is the result of the local government's mangrove planting program since 2011. The condition of the sapling category is classified as dense, while at the tree category is classified as rare. Mangrove in Gedangan is managed as an educational tourism at the initiative of the local community with self-help capital. There is support from external communities and the local government in its management. Mangrove planting is still being carried out by the government and local education institutions. Regulations prohibiting mangrove destruction have been implemented. The economic impacts felt by the community include being a source of basic and additional income by taking various mangrove ecosystem resources.   
Penyusunan Basis Data Spasial Fasilitas Bangunan Gedung bagi Penyandang Disabilitas (Universitas Gadjah Mada Menuju Kampus Inklusi) R. Suharyadi; Iswari Nur Hidayati; Wuri Handayani
Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.50199

Abstract

Sebagai universitas terkemuka di tanah air, Universitas Gadjah Mada harus siap menjelma sebagai kampus inklusi. Artinya, kampus yang ramah terhadap penyandang diasbilitas. Untuk menjadi kampus inklusi, maka pengelola kampus harus menyediakan fasilitas yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Untuk itu penyusunan database spasial bangunan Gedung dengan informasi fasilitas penyandang disabilitas perlu diwujudkan. Basis data yang disusun akan bersumber dari data penginderaan jauh, dan memanfaatkan fasilitas sistem informasi geografis untuk pemanfaatan data spasial. Tujuan penelitian adalah (1) inventarisasi dan menyusun basis data bangunan gedung dan bangunan fasilitas untuk penyandang disabilitas di Kampus Universitas Gadjah Mada, (2) memberikan rekomendasi penyediaan bangunan fasilitas untuk penyandang disabilitas kampus UGM. Interpretasi visual digunakan sebagai metode untuk ekstraksi bangunan Gedung di UGM. Citra penginderaan jauh yang digunakan berupa mosaic foto udara format kecil yang dipotret dengan menggunakan wahana tanpa awak. Survey lapangan dilakukan dengan cara sensus pada seluruh bangunan Gedung di kampus UGM. Penyusunan basis data spasial menggunakan fasilitas sistem informasi geografi. Hasil penelitian berupa data base spasial bangunan Gedung dan bangunan fasilitas untuk penyandang disabilitas di kampus UGM. Atribut yang menyertadi data base tersebut antara lain aksesibilitas bagi penyandang disabilitas berupa ramp atau lift, guiding block, dan fasilitas toilet.
Distribusi Keruangan Penanaman Modal di Kabupaten Bantul Aprilia Prasmudika Sighita; Bambang Sriyanto Eko Prakoso
Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.51561

Abstract

Kabupaten Bantul meraih prestasi tingkat nasional di tahun 2008 yakni memperoleh penghargaan dalam KPPOD Award. Penghargaan yang diperoleh menjadi awal yang baik bagi Kabupaten Bantul dalam memperbaiki iklim penanaman modal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis distribusi keruangan penanaman modal dan pengaruh karakteristik wilayah terhadap pemilihan lokasi penanaman modal. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis tetangga terdekat, dan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa distribusi keruangan penanaman modal di Kabupaten Bantul terdistribusi di 10 kecamatan, sedangkan 7 kecamatan lainnya belum menjadi destinasi penanaman modal. Untuk lokasi perusahaan penanaman modal membentuk pola dispersed atau merata dengan nilai R sebesar 5,920887 (R>1). Sebagian dari lokasi penanaman modal berada di tepi jalan raya. Pemilihan lokasi penanaman modal di Kabupaten Bantul dipengaruhi oleh faktor daya tarik karakteristik wilayah seperti pertumbuhan ekonomi dan jumlah objek wisata. Bantul Regency won the national award of KPPOD in 2008. That award was a good commencement to improve Bantul Regency’s investment climate. The aims of this research were to identify and analyse the spatial distribution of investment and the effect of regional characteristics on the selection of investment site. The analytical techniques used in the research are descriptive analysis, nearest neighbour analysis, and multiple regression analysis. Based on the analysis, it can be concluded that distribution of investment in Bantul Regency distributed in 10 sub-districts, while 7 others are not yet be destination of investment. For the location of investment firms forms a dispersed pattern with R value 5,920887 (R>1). Some investment firm are located on the edge of highway. The selection of investment sites in Bantul regency is affected by the attraction factors of the region characteristics such as economic growth and number of tourism objects.   
Analisis ekologi bentanglahan di Taman Nasional Baluran dan sekitarnya Alfi Wira Wijaya; Aulia Ika Rahmawati; Ardyani Putri Wijaya; Eni Paryani; Heni Dwi Lestari; Ikhwan Amri; Lutfi Ardianti; Syella Rachma Putri; Eko Haryono
Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.51956

Abstract

Taman Nasional Baluran memiliki kondisi geomorfologi dan iklim yang khas sehingga dapat membentuk sabana. Masalah yang terjadi di Taman Nasional Baluran adalah adanya perubahan penutup lahan seiring berjalannya waktu. Kondisi tersebut diikuti dengan perubahan struktur ekologi bentanglahan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola penutup lahan berdasarkan aspek geomorfologi dan dinamika perubahannya di Taman Nasional Baluran. Teknik sistem informasi geografis dan penginderaan jauh digunakan untuk menginterpretasi kondisi geomorfologi dan penutup lahan. Analisis ini juga menggunakan software FRAGSTAT untuk mengkuantifikasi landscape metrics. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap penutup lahan memiliki pola sesuai dengan kondisi geomorfologi. Temuan lain menunjukkan bahwa penutup lahan semak dan belukar, sabana, serta hutan lahan rendah mengalami perubahan luas secara signifikan selama tahun 1997-2019.  Fragmentasi yang terjadi pada penutup lahan di Taman Nasional Baluran, terutama sabana yang mengalami penurunan luas, turut mengancam kelestarian habitat flora dan fauna asli. Baluran National Park has unique geomorphology and climate conditions, so savannas possibly formed. The problem that happened in Baluran National Park is the land cover changes over time. The condition then followed by the change of landscape ecology structures. Therefore, this study aims to analyze land cover patterns based on geomorphological aspects and the change dynamics in Baluran National Park. Geographic information systems and remote sensing techniques were used to interpret the geomorphological and land cover condition. This analysis also used FRAGSTAT software to quantify landscape metrics. The result showed that each land cover has a pattern in accordance with geomorphological characteristics. Other findings showed that the land cover of shrubs, savannas, and lowland forests underwent significant changes during 1997-2019. The fragmentation that has occurred on Baluran National Park’s land cover, especially savannas that have decreased in area, also threatens the preservation of native flora and fauna habitats. 
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Status Kemiskinan Rumah Tangga Pada Wilayah Central Bussiness District (CBD) di Kota Makassar Rusman Rasyid; Andi Agustang; Andi Tenri Pada Agustang; Bastiana Bastiana; Najamuddin Najamuddin
Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.54461

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi status kemiskinan rumah tangga pada wilayah central bussiness district (CBD) di Kota Makassar melalui pengamatan, dan wawancara mendalam terhadap 98 rumah tangga miskin sebagai sampel. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik binner. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor- faktor yang secara nyata mempengaruhi status kemiskinan rumah tangga pada wilayah central bussiness district (CBD) di Kota Makassar dengan selang kepercayaan mencapai 94,9 % yaitu tingkat pendidikan, kesanggupan menyediakan bahan makanan, kesanggupan membayar biaya pengobatan, luas lantai bangunan tempat tinggal, dan tingkat pendapatan 
Kelayakan Usahatani Padi dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Petani di Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan Sudrajat Sudrajat
Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.54500

Abstract

Kelayakan usahatani secara finansial harus menjadi perhatian yang sangat penting dalam kebijakan pembangunan pertanian.  Hal ini terjadi karena kelayakan usahatani  menentukan besarnya nilai keuntungan finansial yang diterima petani. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: pertama mengetahui kondisi sosial-demografi dan ekonomi petani padi; kedua menganalisis kondisi finansial usahatani padi yang mencakup biaya, penerimaan dan pendapatan  atau keuntungan usahatani padi;  dan ketiga menganalisis kelayakan  usahatani padi  dan pengaruhnya terhadap pendapatan petani di Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan. Jumlah sampel sebanyak 90 petani  yang diambil secara random sampling. Data primer dikumpulkan melalui wawancara terstruktur menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari instatsi pemerintah. Data disajikan dalam bentuk tabel  dan dianalisis secara deskriptif  kuantitatif. Hasil penelitian menemukan adanya variasi kondisi sosial-ekonomi dan demografi petani, sedangkan hasil analisis finansial menemukan  adanya variasi  biaya usahatani menurut luas lahan dan variasi  penerimaan atau pendapatan  menurut perbedaan hasil  produksi dan  biaya. Sementara itu, berdasarkan analisis kelayakan usahatani padi dengan  R/C ratio maupun dengan B/C ratio menunjukkan bahwa kegiatan usahatani padi masih layak dan secara signifikan nilai kelayakan tersebut berpengaruh positif  terhadap pendapatan yang diterima petani.  Financial feasibility of farming must be a very important concern in agricultural development policy.This happens because the feasibility of farming determines the value of financial benefits received by farmers. Based on this, this research was conducted with the aim to; firstly knowing the socio-demographic and economic conditions of rice farmers; the second analyzes the financial condition of rice farming  which includes the cost, revenue and income or profits from rice farming; and third, analyzing the feasibility of rice farming and its effect on farmers' income in  Margoluwih Village of Seyegan District. The total sample of 90 farmers taken by random sampling. Primary data was collected through structured interviews using a questionnaire,  while secondary data is collected from government agencies. Data is presented in tabular form and analyzed descriptively quantitatively. The results of the study found variations in the socio-economic and demographic conditions of farmers, whereas the results of financial analysis found variations in farming costs according to land area and variations in revenue or income according to differences in production results and costs. Meanwhile, based on the feasibility analysis of rice farming with R/C ratio and with the B/C ratio shows that rice farming activities are still feasible and significantly the feasibility value has a positive effect on the income received by farmers. 
Deteksi pengaruh gelombang Kelvin pada fluktuasi uap air di tropopause menggunakan model inversi Dita Fatria Andarini; Noersomadi Noersomadi
Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.54759

Abstract

Analisis pengaruh gelombang ekuatorial Kelvin terhadap fluktuasi uap air (H2O) di lapisan tropopause (paras tekanan udara 100 hPa), dilakukan dengan  memanfaatkan data Microwave Limb Sounder (MLS) Aura versi 4.2 dan angin zonal NCEP DOE Reanalysis II sepanjang tahun 2017. Model inversi gelombang melalui pendekatan Newtonian diterapkan untuk mencari parameter amplitudo (A) dan fasa (φ) gelombang dominan pada variasi anomali H2O (H2O*). Hasil penyelarasan model inversi menunjukkan perambatan H2O* positif ke arah timur bersesuaian dengan angin zonal (U) positif (angin baratan) yang identik dengan pergerakan gelombang Kelvin. Perambatan ini didominasi oleh bilangan gelombang k1 dengan A1 dan φ1 berturut–turut sebesar 0,44 dan 21,1°.  Penulis menemukan bahwa variasi uap air dipengaruhi oleh perubahan angin baratan menjadi angin timuran dan konvergensi sebesar 0,15 × 10–5 s–1. Analisis komposit diagram relatif terhadap nilai maksimum H2O* menunjukkan adanya pengaruh gelombang ekuatorial Kelvin terhadap distribusi uap air di tropopause. Penelitian terkait pengembangan model kopel troposfer dan stratosfer perlu mempertimbangkan proses dinamika gelombang Kelvin dan proses radiatif dari konsentrasi uap air di tropopause. Analysis on the influence of equatorial Kelvin wave on the fluctuations in water vapor (H2O) at tropopause (100 hPa air pressure level) has been done utilizing Microwave Limb Sounder (MLS) Aura version 4.2 and zonal wind (U) from NCEP DOE Reanalysis II data throughout the year of 2017. The inverse wave model using Newtonian approximation has been applied to determine the dominant of both wave amplitude (A) and phase (φ) parameters on the H2O anomaly (H2O*). The fitting of inverse modeling result showed an eastward propagation of positive H2O* associated with positive U (westerly wind) which is identical as Kelvin wave movement. The propagation is dominated by wavenumber k1 where A1 and φ1 is 0.44 and is 21.1°, respectively.  The authors found that water vapor variations were influenced by the reversal of zonal wind from easterly to easterly and the convergence as large as 0,15 × 10–5 s–1. The composite analysis relative to the maximum value H2O* showed the influence of equatorial Kelvin wave in the water vapor distribution at tropopause. The research on the development of the troposphere –stratosphere coupling model may need to consider the dynamical process of the equatorial Kelvin wave and radiative process of water vapor concentration in the tropopause. 

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 37, No 2 (2023): Majalah Geografi Indoenesia Vol 37, No 1 (2023): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 2 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 1 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 2 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 1 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 1 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 2 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 1 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 1 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 1 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 2 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 1 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 2 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 1 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 2 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 1 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 2 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 1 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 2 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 2 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 1 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 2 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 2 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 2 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 2 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 1 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 2 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 14, No 1 (2000) Vol 14, No 1 (2000): Majalah Geografi Indonesia Vol 10, No 17 (1996): Majalah Geografi Indonesia Vol 6, No 9 (1992) Vol 6, No 9 (1992): Majalah Geografi Indonesia Vol 2, No 3 (1989) Vol 2, No 3 (1989): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988) Vol 1, No 2 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 1 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 1 (1988) More Issue