cover
Contact Name
Hary Hermawan
Contact Email
haryhermawan8@gmail.com
Phone
+62274-485115
Journal Mail Official
jurnalmediawisata@gmail.com
Editorial Address
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMPTA YOGYAKARTA Jalan Laksda Adisucipto Km.6, Yogyakarta, Indonesia Telp. (0274) 485115 Email 1: jurnalmediawisata@gmail.com Email 2: lp2m@ampta.ac.id
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Media Wisata
ISSN : 16935969     EISSN : 26858436     DOI : https://doi.org/10.36276/mws
Media Wisata (ISSN: 1693-5969) (EISSN: 2685-8436) published twice a year on May and November by Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta, Indonesia. Media Wisata has been accredited by the Ministry of Technology Research and Higher Education of the Republic of Indonesia. The publication of this journal is a scientific journal in the field of tourism studies. The manuscript can be research papers, review articles, and conceptual, technical and methodological papers on all aspects, including research findings, experimental design, analysis, and recent application in tour and travel studies. The scope of these areas includes tourism; Community Based Tourism (CBT); hospitality; hotels; tourism marketing; tourism management; travel industry; rural tourism; culture and heritage tourism
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2004)" : 6 Documents clear
MANAJEMEN PELAYANAN INDUSTRI JASA Santosa, Santosa
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 2, No 2 (2004)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v2i2.20

Abstract

Perkembangan sektor jasa seiring dengan perkembangan perekonomian dunia. Di negara maju perkembangan sektor jasa justru melebihi sektor manufaktur dan industri barang. Hal ini menunjukkan bahwa sektor jasa semakin diperlukan oleh manusia. Pengelolaan industri jasa memiliki spesifikasi yaitu lebih menekankan dalam keterlibatan sumber daya manusia, artinya dalam industri jasa manusia berperan sangat penting dibanding faktor produksi yang lain (modal, teknologi). Kepentingan faktor tenaga kerja ini mengandung arti bahwa pelanggan lebih banyak mengharapkan adanya kontak langsung (direct contact) dalam proses pertukaran. Dengan demikian pelanggan dapat langsung memberikan penilaian tentang kinerja produk jasa memuaskan atau tidak memuaskan. konsekuensi terjadinya kontak langsung antara pembeli dan penjual itulah yang dinilai sebagai faktor pelayanan, oleh karenanya pelayanan telah menjadikan produk jasa bernilai tinggi dan rendah. Untuk menjamin kepuasan pelanggan maka penyelenggara jasa harus siap setiap waktu dalam keadaan prima (service excellent). Berkaitan denga hal diatas sebab itu pengelolaan organisasi jasa baik dalam hal pemasaran maupun dalam hal penyelenggaraan jasa bersifat sangat labil artinya sangat sulit untuk bisa diukur. Oleh sebab itu produk jasa sangat sulit distandarkan. Memasarkan dan mengelola produk jasa tidak sekedar janji tetapi harus bukti, memasarkan produk jasa diawali dari penyampaian tentang informasi produk, proses produk dan pelayanan pasca pembelian produk (after sales service).
DASAR PEMIKIRAN FILSAFATI PENGAMBANGAN DAERAH PARIWISATA Saryani, Saryani
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 2, No 2 (2004)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v2i2.21

Abstract

Speaking about tourisme it needs to look the global correlation that the object and tourist. Infrastructure is needed for both. The negative and positive effect found in tourisme developing. That is why the does have to pay more attention in constructing beetwen tourisme and human sourounding and the creative.
LEGENDA RATU KIDUL, MERAPI, KRAPYAK Murnianto, Gatut
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 2, No 2 (2004)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v2i2.17

Abstract

(PENUTUP) Legenda Ratu Kidul - Tugu - Merapi - Krapyak menggambarkan alam pikir orang Jawa yang sederhana. Menurut alam pikir orang Jawa, realitas tidak dapat dibagi dalam berbagai bidang yang terpisah-pisah dan tanpa hubungan satu kesatuan yang menyeluruh. Dunia, masyarakat dan alam adikodrati (supranatural) bagai orang Jawa merupakan satu kesatuan pengalaman. Jadi masing-masing tidak berdiri sendiri. Dalam alam pikir sederhana, alam (semesta) itu dianggap mempunyai kekuatan adikodrati atau supranatural. Dengan kekuatan ini alam (semesta) dianggap keramat atau sakral. Sikap manusia terhadap alam adikodrati ini diwujudkan dengan nilai yang praktis untuk mencapai suatu keadaan yang psikis tertentu, yaitu ketenangan, ketentraman, dan keseimbangan batin, ini akan membawa pada hidup sejahtera bagi anggota masyarakat. Ratu Kidul - Merapi adalah wujud personifikasi dari supranatural. Ratu Kidul adalah sosok yang diakui sebagai penguasa Laut Kidul yang diyakini oleh penduduk memiliki kekuatan supranatural. Merapi atau Gunung Merapi dalam Kosmologi Jawa dikatakan sebagai wujud Bathara Siwa yakni alam semesta, yang banyak menyimpan kekuatan supranatural dan bila lebih diperluas adalah manusia, dalam hal ini Poerbatjaraka (1952) menyebutkan : Bathara Siwa = Suwung Sipatipun ingkang alus, inggih puniko aluso dhonyo Yen karingkes, dados aluse meru Yen karingkes malih, dados alusing manungso. (Bathara Siwa = Kosong = Alam semesta sifatnya yang halus dunia apabila diringkas adalah Gunung Bila diringkas lagi adalah manusia) Dalam konsep Hindu, Gunung atau Meru itu tempat para Dewa. Karena itu Gunung atau Meru ini menyimpan kekuatan supranatural. Tugu yang lalu dikatakan golong-gilig adalah wujud kemanunggaling kawula dengan Gusti atau Penguasa (Pemimpin Negara). Tugu ini juga merupakan gambaran kedekatan manusia dengan Tuhan. Karena itu Sri Sultan sebagai pengayom kawula meletakkan tugu yang lurus dengan singgasana tempat duduk Sri Sultan. Krapyak dibuat sebagai lambang awal dari hidup manusia, sangkaning dumadi. Jadi bila diurutkan letak Krapyak - Tugu - Merapi - sampai Laut Kidul, menggambarkan tentang : Sangkan Paraning Dumadi. "Laut Kidul merupakan sumber kekuatan manusia. Ingat cerita "Dewa Ruci" ini satu hal yang menarik bila dikaji lebih mendalam. Dari ini Yogyakarta membuktikan bahwa tidak saja kaya obyek wisata secara fisik tetapi juga isi dari obyek wisata itu.
MENYIKAPI BISNIS JASA PARIWISATA MELALUI BAURAN PEMASARAN Santosa, Santosa
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 2, No 2 (2004)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v2i2.22

Abstract

Salah satu aktivitas dari sebuah industri adalah menciptakan barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sedangkan salah satu aktivitas marketing adalah melakukan penjualan. Dalam aktivitas ini pemasar (marketer) meletakkan berbagai indikator agar barang dan atau jasa bisa tepat pada sasaran (target market). Indikator-indikator tersebut lebih sering dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix) yang oleh Mc. Carthy dikenal dengan 4 P (product, price, place and promotion). Dalam industri jasa indikator 4 P tersebut tentunya kurang lengkap karena produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk industri fisik (barang murni). Kenyataan ini menunjukkan perlunya pebisnis mengadakan pengkajian tentang bauran pemasaran pada produk jasa.
PENTINGNYA HOUSEKEEPING BAGI SUATU HOTEL Parsidi, Parsidi
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 2, No 2 (2004)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v2i2.18

Abstract

The general public tends to think of Housekeeping as the Department that : makes the head, empties the asthray and waste basked, tidies up the bathroom and leaves fresh towels. The truth of the matter is of course that it takes more manpower to accomplish. Housekeeping's almost countless function than those of any ather Department in the lodging industry. Housekeeping's responsibility may begin with fabrics, and progress to the selection and purchase of all furniture and furnishings; it encompasses not only their cleaning but their maintenance, repair, refurbishment and eventual replacement. Areas of concern include : sleeping rooms, meeting rooms, halls andelevator, all considered "front of the house" The designation also includes all other public area from lobbies to washrooms to restaurant and cocktail lounges. Out door areas such as pools and patios. Housekeeping also oversees almost the enttres "back of the house", from locker rooms to employee dinning, virtually everything.
PERSIAPAN DINAS PARIWISATA DAERAH TINGKAT II SLEMAN DALAM MENYAMBUT PARIWISATA 2005 DAN OTONOMI DAERAH Larasati, Sri
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 2, No 2 (2004)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v2i2.19

Abstract

In the next 2005 RIPPNAS and WTO report that either foreign or domestic tourist are still coming to Indonesia, even move than 8,4 to 10 millions in the end of 2010. The declaration of municipal outhority written in UU No. 22, 1999 conduct Yogyakarta tourism development, especially Sleman district. This research is done not only to know how far Sleman as the whole prepares in future, but found that goverment has already developed tourism sector as well, such like putting down in RIPPDA, without neglecting the national, regional and economics life. Tourism's growing supported by natural, human resources and another sides involve such as culture and business.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2004 2004


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2023): Media Wisata Vol. 20 No. 2 (2022): Media Wisata Vol. 20 No. 1 (2022): Media Wisata Vol. 19 No. 2 (2021): Media Wisata Vol. 19 No. 1 (2021): Media Wisata Vol 19, No 1 (2021): Media Wisata Vol. 18 No. 2 (2020): Media Wisata Vol 18, No 2 (2020): Media Wisata Vol 18, No 2 (2020): Media Wisata (On Progress) Vol. 18 No. 1 (2020): Media Wisata Vol 18, No 1 (2020): Media Wisata Vol. 17 No. 2 (2019): Media Wisata Vol 17, No 2 (2019): Media Wisata Vol 17, No 1 (2019) Vol. 17 No. 1 (2019): Media Wisata Vol 16, No 2 (2018) Vol. 16 No. 2 (2018): Media Wisata Vol. 16 No. 1 (2018): Media Wisata Vol 16, No 1 (2018) Vol 15, No 2 (2017) Vol 15, No 2 (2017) Vol. 15 No. 2 (2017): Media Wisata Vol 15, No 1 (2017) Vol. 15 No. 1 (2017): Media Wisata Vol. 14 No. 2 (2016): Media Wisata Vol 14, No 2 (2016) Vol. 14 No. 1 (2016): Media Wisata Vol 14, No 1 (2016) Vol 13, No 2 (2015) Vol. 13 No. 2 (2015): Media Wisata Vol 13, No 1 (2015) Vol. 13 No. 1 (2015): Media Wisata Vol. 12 No. 2 (2014): Media Wisata Vol 12, No 2 (2014) Vol. 12 No. 1 (2014): Media Wisata Vol 12, No 1 (2014) Vol 8, No 2 (2012) Vol. 8 No. 2 (2012): Media Wisata Vol 7, No 1 (2012) Vol. 7 No. 1 (2012): Media Wisata Vol 6, No 1 (2011) Vol. 6 No. 1 (2011): Media Wisata Vol. 5 No. 2 (2010): Media Wisata Vol 5, No 2 (2010) Vol. 4 No. 1 (2010): Media Wisata Vol 4, No 1 (2010) 2010 Vol 3, No 2 (2008) Vol. 3 No. 2 (2008): Media Wisata Vol 3, No 1 (2005) Vol. 3 No. 1 (2005): Media Wisata Vol. 2 No. 2 (2004): Media Wisata Vol 2, No 2 (2004) Vol 2, No 1 (2003) Vol. 2 No. 1 (2003): Media Wisata Vol 2, No 1 (2003) More Issue