cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 02161192     EISSN : 25414054     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian (J.Pascapanen) memuat artikel primer yang bersumber dari hasil penelitian pascapanen pertanian. Jurnal ini diterbitkan secara periodik dua kali dalam setahun oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian" : 6 Documents clear
UJI FISIK BERAS DAN UJI INDEKS GLIKEMIK NASI (MAYANG PANDAN) PADA BERBAGAI TINGKAT DERAJAT SOSOH Erico Febriandi; Rizal Syarief; Sri Widowati
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v15n3.2018.131-137

Abstract

Padi lokal Mayang Pandan asli Bangka Belitung yang telah diolah menjadi beras merah dikonsumsi oleh masyarakat Bangka Belitung secara turun temurun. Pada penelitian sebelumnya tentang Mayang Pandan telah jelaskan bahwa beras merah ini diolah dengan penyosohan dengan derajat sosoh yang berbeda, dan telah di uji sensorisnya sehingga didapatkan nasi merah yang dikonsumsi, penelitian ini bertujuan untuk melihat rendemen beras Mayang Pandan Senilai 66,66% dan nilai indeks glikemik nasi Mayang Pandan dari berbagai tingkat penyosohan. Didapatkan hasil yakni nasi Mayang Pandan dengan Derajat Sosoh (DS) 0% dan 80% yakni 55 (sedang) dan 61 (sedang). DS 0% mendekati klasifikasi rendah karena kandungan gizi yang ada dilapisan aleuronnya masih lengkap, sedangkan DS 80% sudah ada pengurangan kandungan zat gizinya sehingga nilai IG nya lebih tinggi. Pengujian ini dilaksanakan dengan izin persetujuan etik nomor : 02/ IT3. KEPMSM- IPB/ SK/ 2017. Local rice mayang pandan originated from Bangka Belitung that has been processed into brown rice that was consumed by the people of Bangka belitung from generation to generation. In previous study on mayang pandan has been explained that red rice is processed by milling with difference of milling degree and has been tested its sensory so that obtained red rice that was consumed. This study aims to determine the yield of mayang pandan rice (66.66%) and glycemic index of mayang pandan rice from various level of milling. Mayang pandan rice with 0% and 80% of milling degree have glycemic index of 55 (medium) and 61 (medium), respectively. DS 0% closed to the low classification because the nutrients content in the aleuron layer is still complete, whereas nutrients from 80% DS has been reduced so that GI values become higher. This test was conducted by permission of ethical approval number 02 / IT3. KEPMSM- IPB / SK / 2017.
KARAKTERISTIK SOHUN PATI AREN – KENTANG HITAM DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK UMBI BIT, DAUN SUJI, DAN KUNYIT Ervika Rahayu Novita Herawati; Dini Ariani; nFN Miftakhussolikhah; Fela Laila; Yudi Pranoto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v15n3.2018.147-155

Abstract

Sohun pati aren kentang hitam merupakan sumber karbohidrat alternatif yang dibuat dari 75% pati aren dan 25 % tepung umbi kentang hitam, dengan karakteristik warna hitam kecoklatan sehingga perlu penambahan zat warna alami untuk memperbaiki kenampakan produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik produk dengan penambahan pewarnaan alami, yaitu ekstrak umbi bit, kunyit, dan daun suji. Dalam penelitian ini terdapat 5 variasi penambahan ekstrak, yaitu 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 dan 1,2 g daun suji atau umbi bit/mL air, sedangkan ekstrak kunyit ditambahkan sebanyak 0,06; 0,12; 0,18; 0,24; dan 0,30 g kunyit/mL air. Analisis sifat fisik meliputi kuat patah, tensile strength, elongasi dan warna sohun, sedangkan analisis sensoris yaitu uji kesukaan dengan atribut warna, aroma, rasa, dan kesukaan keseluruhan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin banyak ekstrak umbi bit, daun suji, dan kunyit yang ditambahkan dalam sohun aren-kentang hitam akan menurunkan kuat patah, tensile strength, engolasi, dan kecerahan sohun. Sohun aren-kentang hitam dengan penambahan ekstrak daun suji dari 0,4 g daun suji / ml air memiliki sifat fisik dan sensoris yang paling baik. CHARACTERISTIC OF COLEUS ROTUNDIFOLIUS-ARENGA STARCH NOODLE WITH ADDITION EXTRACT FROM BEETROOT, SUJI LEAF, AND TURMERICColeus rotundifolius arenga starch noodle is an alternative carbohydrate source made from 75% arenga starch and 25% C.rotundifolius tuber flour which has a brownish-black color, so the addition of natural coloring agents is needed to fix its physical appearance. The aim of this study is to determine the characteristic of C.rotundifolius arenga starch noodle with addition of natural color, including beetroot, suji leaf, and turmeric extract. The noodle made with five variations concentration 0.4; 0.6; 0.8; 1.0; and 1.2 g of suji leaf or beetroot/ml water, and 0.06; 0.12; 0.18; 0.24; and 0.30 g turmeric/ml water. Physical properties analyzed are compression strength, tensile strength, elongation percentage and color. Sensory properties analyzed are hedonic scoring of color, odor, taste, and overall. The results showed that the higher concentration of beetroot extract, suji leaf extract, and turmeric extract decreased the compression strength, tensile strength, elongation percentage and brightness properties of starch noodle. The best noodle quality is reached with the addition of suji leaf extract from 0.4 g suji leaf /mL water.
KARAKTERISASI SERA MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) DARI UBIKAYU VARIETAS MANIS DAN PAHIT nurud diniyah; Nugraha Yuwana; nFN Maryanto; Bambang Herry Purnomo; Achmad Subagio
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v15n3.2018.114-122

Abstract

Mocaf (tepung kasava termodifikasi/Modified Cassava Flour) dapat dibuat dari berbagai varietas ubikayu dengan lama fermentasi yang bervariasi. Hasil samping dari produksi Mocaf berupa komponen tidak lolos ayakan 100 mesh yang disebut “Sera”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan varietas (Cimanggu dan Kaspro) dan lama fermentasi (0, 12, dan 24 jam) terhadap sifat fisikokimia sera Mocaf. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu varietas ubikayu dan lama fermentasi. Parameter yang dianalisis meliputi sifat fisik dan kimia seperti derajat putih, densitas kamba, proksimat, kadar serat kasar, dan kadar hemiselulosa-selulosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sera Mocaf dari ubikayu varietas Cimanggu dan Kaspro memiliki karakteristik berupa derajat putih berkisar 84,61-86,05%, densitas kamba 0,58-0,75 g/mL, kadar air 11,79-13,73%, kadar abu 0,61-2,68 %, kadar protein 1,31-2,34 %, kadar lemak 1,50-2,14 %, kadar serat kasar 18,11-22,76 %, kadar hemiselulosa 29,20-34,21 %, dan kadar selulosa 18,47-21,89 %. Sera sebagai limbah Mocaf masih berpotensi digunakan sebagai bahan baku produk tinggi serat seperti cone es krim, roti tawar, dan cookies. (modified cassava flour) from sweet and bitter cassava varietiesMocaf (Modified Cassava Flour) can be made from various varieties of cassava with various duration of fermentation. The by-product of Mocaf, a component that does not pass 100-mesh sieve, is called “Sera”. The aim of this study was to determine the effect of different cassava varieties (Cimanggu and Kaspro) and duration of fermentation (0, 12, and 24 h) on the physicochemical properties of Mocaf sera. The experimental design used in this study was Randomized Block Design with 2 factors, namely cassava varieties and fermentation duration. Parameters observed included physical and chemical properties, i.e. whiteness, bulk density, proximate crude fiber and hemicellulose-cellulose content. The results showed that the characteristics of sera Mocaf from Cimanggu and Kaspro varieties were as follows: 84.61-86.05% whiteness, bulk density of 0.58-0.75 g /mL, moisture content of 11.79-13.73%, ash content of 0.61-2.68%, protein content of 1.31-2.34%, fat content of 1.50-2.14%, crude fiber content of 18.11-22.76%, hemicellulose content of 29.20-34.21%, and cellulose content of 18.47-21.89%. Sera as the waste of Mocaf processing had potential to be utilized as raw material for high fiber products such as ice cream cone, bread, and cookies.
PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH DAN PENGERINGAN TERHADAP FLAVONOID TOTAL SAMBANG COLOK (Iresine herbstii) Devi Safrina; Wahyu Joko Priyambodo
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v15n3.2018.147-154

Abstract

Sambang Colok (Iresine herbstii) merupakan salah satu tanaman obat yang memberikan efek diuretik, anti-inflamasi, dan antipiretik. Sambang Colok merupakan tanaman yang dapat hidup dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungan termasuk ketinggian. Proses pembuatan bahan jamu harus memenuhi beberapa kriteria parameter kualitas simplisia diantaranya flavonoid total. Kandungan kimia simplisia sangat dipengaruhi oleh proses pembuatan simplisia salah satunya adalah proses pengeringan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ketinggian tempat tumbuh dan cara pengeringan terhadap kandungan flavonoid tanaman Sambang Colok. Penelitian yang dilakukan menggunakan variasi ketinggian (1800 mpdl, 1200 mdpl, 600mdpl, dan 200mdpl) serta metode pengeringan (sinar matahari, oven dan kombinasi). Simplisia yang diperoleh selanjutnya dianalisis biomasa dan kadar flavonoid totalnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada perlakuan ketinggian dan pengeringan, dimana perlakuan terbaik adalah pada tempat tumbuh dengan ketinggian 1200 mdpl dan pengeringan dengan menggunakan kombinasi sinar matahari dan oven atau pengeringan menggunakan oven Effect of Altitude and Drying Method on Flavonoid of Sambang Colok (Iresine herbsti)Sambang colok (Iresine herbstii) is one of the medicinal plants which has diuretic, anti-inflammatory, and antipyretic properties. Sambang colok can live inlowlands and highlands. Plant growth and development is strongly influenced by the environment, including altitude. The process of making herbal medicine materials must meet the quality parameters of simplicia, i.e. total flavonoid content. Chemical content of simplicia is strongly influenced by the manufacturing process, one of which is the drying process. The aim of this research was to study the influence of altitude of planting land and drying methods on flavonoid content of sambang colok. The research was conducted using variations of altitude planting land (1800 masl, 1200 masl, 600masl, and 200masl) as well as the drying method (sun drying, oven drying and combination). Simplicia then analyzed for total biomass and flavonoid content. The result showed that altitude and drying methods gave significant effect on simplicia sambang colok, where the best result for flavonoid content obtained with altitude of 1200 masl and oven drying and combination of drying methods.
PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU MINUMAN SARI NANAS (Ananas comosus L.) Salfauqi Nurman; nFN Muhajir; Virna Muhardina
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v15n3.2018.140-146

Abstract

Sari buah nanas merupakan salah satu olahan buah nanas yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan nanas serta meningkatkan daya guna, ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu minuman sari nanas diantaranya penambahan natrium benzoat dan lama penyimpanan. Penelitian ini menggunakan dua variabel penambahan natrium benzoate (N) 0,00%, 0,02%, 0,004% dan 0,06% dan lama penyimpanan (P) 10 hari, 20 hari dan 30 hari. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa konsentrasi natrium benzoate (N) berpengaruh sangat nyata (P≤ 0,01) terhadap pH, uji organoleptik (warna, aroma dan rasa), total asam, total padatan terlarut dan total mikroba. Lama penyimpanan (P) berpengaruh sangat nyata (P≤ 0,01) terhadap pH, uji organoleptik (warna, aroma dan rasa), total asam, total padatan terlarut dan total mikroba. Interaksi antara penambahan natrium benzoate dan lama penyimpanan (NP) berpengaruh nyata (P≤ 0,01) terhadap pH, uji organoleptik (warna, aroma dan rasa), total asam, total padatan terlarut dan total mikroba. Perlakuan terbaik dari hasil penelitian ini adalah penambahan natrium benzoat 0,06% dan lama penyimpanan 10 hari (N4P1) dengan pH 3,59, uji organoleptik warna 3,16 (cukup suka), aroma 3,86 (suka), rasa 3,66 (cukup suka), total asam 0,36%, total padatan terlarut 21,87% dan total mikroba 3,4x103 koloni/mL. The Influence of Sodium Benzoic Concentration and Long Storage Quality Cider to Drink Pineapple (Ananas Comosus L)Pineapple juice is one of the pineapple fruit processing which aims to prolong the pineapple storage time and improve the usability, there are several factors that affect the quality of pineapple juice such as the addition of sodium benzoate and storage time. This research uses two variable of sodium benzoate (N) addition of 0.00%, 0.02%, 0.004% and 0.06% and storage time (P) 10 days, 20 days and 30 days. The results of this research showed that the concentration of sodium benzoate (N) had significant effect (P≤ 0.01) on pH, organoleptic test (color, flavor and taste), total acid, total dissolved solid and total microbial. The storage time (P) had a very significant effect (P≤ 0.01) on the pH, organoleptic test (color, flavor and taste), total acid, total dissolved solids and total microbial. The interaction between the addition of sodium benzoate and storage time (NP) had significant effect (P≤ 0.01) to pH, organoleptic test (total color, flavor and taste), total acid, total dissolved solid and total microbial. The best treatment of the results of this study was the addition of 0.06% sodium benzoate and 10 days of storage time (N4P1) with pH 3.59, color 3.16 (quite like), flavor 3.86 (like), taste 3.66 (quite like), total acid 0.36%, total dissolved solids 21.87% and total microbial 3.4x103 colonies/mL.
KARAKTERISTIK DAN POTENSI PENGGUNAAN IRIDIATOR MERAH PUTIH UNTUK PENANGANAN PRODUK PANGAN HASIL PERTANIAN Ari Satmoko; Hyundianto Arif Gunawan; Bonang Sigit Trenggono; nFN Mujiono
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v15n3.2018.155-163

Abstract

Iradiator gamma, yang diberi nama iriradiator Merah Putih, telah selesai dibangun dan diisi dengan sumber Cobalt-60 dengan kapasitas sekitar 300 kCi. Dirancang untuk multiguna, iriadiator ini harus dapat menyediakan berbagai dosis serap dari rendah hingga tinggi. Sistem kontrol mengijinkan 4 opsi kombinasi rak-rak sumber dengan opsi aktivitas terkceil adalah 41,2 kCi. Di dalam bungker, produk akan menjalani mekanisme laluan iradiasi dengan tujuan agar mendapatkan dosis serap iradiasi yang beragam. Bungker menyediakan 72 posisi iradiasi. Di setiap posisi iradiasi, gerakan produk dapat dihentikan untuk jeda waktu tertentu menyesuaikan dosis serap iradiasi yang diinginkan. Waktu minimum bagi produk menyelesaikan menkanisme laluan iradiasi adalah 78,5 menit. Pengujian dosis dosimetri menunjukkan bahwa laju dosis serap opsi pengoperasiaan aktivitas sumber terkecil adalah 0,22 kGy per jam. Rasio Dmaks/Dmin bergantung pada densitas produk. Untuk densitas 0,2, 0,4, dan 0,6 g/cm3, rasio keseragaman dosis masing-masing adalah 1,54, 1,65, dan 1,71. Kombinasi karakterisasi mekanik dan dosimetri mengantarkan pada dosis serap minimum yang mungkin diperoleh sebesar 0,29 kGy. Dengan batasan minimum ini, segala tujuan iradiasi yang membutuhkan lebih besar dari dosis tersebut sangat dimungkinkan menggunakan iradiator Merah Putih seperti untuk karantina buah segar, pengawetan biji-biji serelia, buah-buahan kering, dan lain-lain. Permasalahan kapasitas produk juga menjadi bahan pertimbangan. Kapasitas produksi iradiasi bergantung berbagai parameter seperti dosis serap iradiasi yang diinginkan dan densitas produk, serta parameter operasional lainnya. Jika dibutuhkan dosis serap iradiasi Gy dan densitas produk 0,4 gr/cm3, maka kapasitas produksinya adalah 3,17 ton/jam atau 76 ton/hari. Kapasitas dapat berubah bila parameter iradiator juga berubah. Characterisation and Potential use of Irradiator Red and White for Handling Food Product Agricultural.A gamma irrdiator called Irradiator Merah Putih, has been contructed and loaded with Cobalt-60 sources having a total activity of about 300 kCi. Designed for multipurposes, the irriditor should be able to provide low-to-high absorbed doses. The control system allows 4 options for combination of source racks with the smallest activity option is 41.2 kCi. Inside the irridiator bunker, the product to be irradiated will undergo an irridiation source pass mechanism in order to obetain uniform irradition absorbed dose. The bunker provides as many as 72 irradiation positions. At its position, the product maybe stopped for certain period of delight adjusting the desired irradition dose. The minimum time for the product to complete the source pass mechanism is 78.5 minutes. The dosimetry test showed that the absorbed dose rate for the smallest source activy operation was 0.22 kGy/hr. The Dmax/Dmin ratio depend on the product densitiy. For densities 0.2, 0.4, and 0.6 g/cm3, the dose uniformity ratios were respectively 1.54, 1.65, and 1.71. The combination of both mechanical and dosimetry characterization leads to a minimum absorbed dose of 0.29 kGy. With this minimum restriction, any irradiation objective requiring greater than that dose is posible using the irradiator Merah Putih such as for fresh fruit, quarantine, presservation of ceral grains, dried fruits,and others. The irradiator’s throughput is also considered. The irradiation capasity depends on various parameters such as the desired irradiation absorbed dose and the density of thr product as well as other operational paramters. If a 400 Gy of irradiation of absorbed dose is required for a product with the density of 0.4 g/cm3, its production capacity is about 3.17 ton/h or 76 ton/day. The capasity may change when irradiator operational parameters are also change.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 18, No 3 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Journal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian More Issue