cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 02161192     EISSN : 25414054     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian (J.Pascapanen) memuat artikel primer yang bersumber dari hasil penelitian pascapanen pertanian. Jurnal ini diterbitkan secara periodik dua kali dalam setahun oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian" : 7 Documents clear
Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Kelas Mutu Jagung Dengan Menggunakan Teknologi Pengolahan Citra Digital dan Jaringan Syaraf Tiruan Agus Supriatna Soemantri; nFN Abubakar
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v7n1.2010.53-63

Abstract

lndustri pangan dan pakan yang menggunakan jagung sebagai bahan bakunya saat ini berkembang dengan pesal. Namun perkembangan industri tersebut belum diimbangi dengan jaminan kualitas bahan bakunya. Saat ini penilaian mutu jagung masih dilakukan secara konvensional oleh para ahli yang sudah berpengalaman, namun cara seperti ini memiliki kelemahan seperti (1) adanya faktor subyektivitas yang menyebabkan bias di antara satu pengamat dengan pengamat lainnya; (2) adanya kelelahan fisik bila pengamat bekerja terlalu lama sehingga hasil pengamatan tidak konsisten; serta (3) waktu yang diperlukan untuk pengamatan relatif lebih lama. Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka diperlukan suatu cara untuk mengidentifikasi mutu jagung yang cepat, akurat dan mudah dioperasikan, sehingga meningkatkan efisiensi kerja dalam pengkelasan mutu jagung. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem penunjang keputusan untuk menentukan kelas mutu jagung, menggunakan teknologi pengolahan citra digital dan jaringan syaraf tiruan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi pengolahan citra digital telah mampu membangkitkan data numerik berupa karakteristik fisik citra jagung. Karakteristik citra jagung yang berupa nilai R,G,B dan HSI menunjukkan nilai yang spesifik dan rata-rata nilainya tidak tumpang tindih sehingga sangat memudahkan dalam proses trainingnya, demikian juga pada karakteristik fisik citra yang berupa nilai luas, keliling dan panjang dari masing-masing butir jagung memiliki nilai yang spesifik. Model Jaringan Syaraf Tiruan yang dikembangkan adalah model backprogcuion dengan 10 layer input, 20 hidden layer dan 4 layer output menghasilkan bobot tertinggi pada training ke 40000 dengan nilai akurasi sebesar 98%, terdiri dari 100 % butir utuh, 98 % butir rusak, 98 % butir pecah dan 96 % butir berjamur, Sedangkan pada proses validasi menghasilkan akurasi sebesar 92 %, terdiri dari 97 % butir utuh, 94 % butir rusak, 88 % butir pecah dan 87 % butir berjamur. Sistem penunjang keputusan yang telah dibuat selanjutnya dapat diimplementasikan dalam bentuk CD untuk memudahkan pengguna.Decision Support System For Determining The Quality Of Corn By Using Digital Image Processing And Artificial Neural NetworkFood and feed industries that use corn as main raw material are growing rapidly. However, industrial development is not supported with the quality of raw material. Currently grain quality assessment is done conventionally by a experienced assessor and it has some weaknesses such as: (I) subjectivity factor that causes different result among analysts; (2) physical exhaustion when the analysts work too long resulted in inconsistend results and (3) need longer observation. In relation to these problem, a method for identifying the quality of corn fastly, accurately and easily operated is required to create the efficiency of identification of the physical quality of corn. This research was aimed to creating a decision support system for determination the quality grade of corn using was digital image processing technology and artificial neural network. The results showed that digital image processing was able to generate numerical data such as physical properties of corn. Image characteristics of corn such as R, G, Band HSI showed unique values and un overlapped averages facilitating the training process, as well as determining the physical properties such as area value, circumference and length of each grain of corn. A backprogation model of Artificial Neural Network model was developed 10 input layers, 20 hidden layers and 4 output layers. The highest results was obtained from the 40000'h training with and the accuracy of 98%, consisting of 100% whole grain, 98% damaged grains, 98% broken grains and 96 % moldy grain. While the validation process produced 92% accuracy, consisting of 97% whole grain, 94% damaged grains, 88% broken grains and 87% moldy grain. Decision support systems that have been developed can be further implemented in the form of CDs, for easy use
Optimasi Proses Metanolisis Dalam Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Dengan Metode Permukaan Respon Niken Harimurti; Djajeng Sumangat; Winda Haliza; nFN Risfaheri
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v7n1.2010.16-22

Abstract

Minyak jarak pagar mempunyai nilai kalor total yang tidak berbeda jauh dengan nilai kalor total bahan bakar minyak konvensional. Namun, viskositas minyak jarak pagar kasar yang tinggi menyulitkan penggunaannya secara langsung sebagai bahan bakar. Untuk menurunkan nilai viskositas minyak nabati ini, dilakukan proses transesterifikasi dengan metanol sehingga dihasilkan metil ester dari asam-asam lemaknya. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kondisi optimum nisbah molar metanol terhadap minyak dan waktu reaksi transesterifikasi dalam memproduksi metil ester. Optimasi menggunakan Metode Permukaan Respon dengan rancangan komposit pusat faktorial penuh 22 Nisbah metanol terhadap minyak jarak (x1) dan waktu reaksi (X2) berada dalam selang 4,4<X1<6,6 dan 60<X2 <10. Reaksi transesterifikasi menggunakan katalis KOH 0,5% dari bobot minyak jarak pagar. Reaksi berlangsung dalam ketel berpengaduk 600 rpm pada suhu 60°C. Perlakuan optimum ditentukan dari karakteristik optimum metil ester yang dihasilkan. Karakterisasi meliputi kadar metil ester (persentase rendemen metil ester), viskositas kinematik dan bilangan asam. Kondisi optimum proses transesterifikasi dicapai pada nisbah molar metanol terhadap minyak jarak pagar sebesar 6,6:1 dan waktu reaksi 60 menit. Pada kondisi optimum tersebut, kadar metil ester, viskostas kinematik, dan bilangan asam masing-masing berkisar 99,192%, 4,167cSt, dan 0,112 mg KOH/g minyak. Secara umum, hasil analisis permukaan respon tersebut telah memenuhi standar mutu biodiesel (SNI 04-7102-2006). Optimization Of Methanolysis Of Jatropha Curcas L Crude Oil Applying Response Surface MethodologyJatropha oil possesses total calorific value which is not significantly different from conventional petroleum diesel. However, its high viscosity makes it difficult to be used directly as fuel. The oil has to be converted into methyl ester through methanolysis (transesterification) process before it could be used effectively to substitute diesel fuel. The aim of this research was finding the optimum condition of the methanol molar ratio to oil and reaction time (duration of transesterification process) on the methyl ester yield and the characteristics of methyl ester especially viscosity and acid number. Optimization was conducted using Response Surface Method. Factors tested in this experiment were molar ratio of methanol to jatropha oil (5:1 and 7:1), and reaction times (50 minutes and 120 minutes). Transesterification process was conducted at 60°C in a reactor equipped with stirrer 600 RPM using KOH 0.5% of oil volume as catalyst. Parameters observed were methyl ester content (indicating percent of methyl ester yield), kinematic viscosity and acid number. Optimum conditions was achieved at molar ratio 6.6: I and reaction time 60 minutes. At these optimum points, the characteristics of methyl ester were as follow: percentage of methyl ester yield 99.192%, kinematic viscosity 4.167cSt and acid number 0.112 mg KOH/g oil. These values met the Indonesian National Standard of biodiesel (SNI 04-7102-2006).
Teknologi Pemanfaatan Tepung Jagung Untuk Pembuatan Emping Stik nFN Suarni
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v7n1.2010.23-31

Abstract

Emping stik jagung adalah sejenis makanan ringan dari tepung jagung dengan olahan modifikasi dari emping stik melinjo. Penelitian pembuatan emping stik jagung telah dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan dan Kimia, Balitsereal Maros dan Laboratorium Pengujian Balai Besar Pascapanen Bogor, menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua faktor antara varietas Anoman-I, Lokal Soppeng, Lokal Pulut Soppeng, dan lama pengukusan (20, 30, 40 menit), dengan tiga kali ulangan. Hasil uji organoleptik terhadap rasa dan kerenyahan menunjukkan bahwa .panelis lebih menyukai varietas Lokal Pulut dengan pengukusan adonan 20 menit, Sedangkan dari segi warna, panelis lebih menyukai varietas Anoman-I dengan waktu pengukusan adonan 30 menit. Kandungan kimia tidak berpengaruh terhadap waktu pengukusan dan produk, kecuali kandungan amilosa. Kandungan amilosa tepung jagung varietas Lokal Pulut Soppeng relatif rendah yaitu 3,4%, sehingga waktu dan suhu gelatinisasinya relatif rendah 14,5 menit pada suhu 51,76°C. Utilisation Of Maize Flour For Corn Stick Cracker ProductionCorn stick is made from maize using a process modified from melinjo (Gnetum gnemon) chip processing chip was carried out at the Laboratory of Food Processing and Chemistry of Research Institute for Cereals and Laboratory of Chemistry of Indonesian Centre for Agricultural Postharvest Research, Bogor, using Completely Random Design. Treatments consisted of two factors, i.e. corn varieties (Anoman-I, Local non waxy Soppeng and waxy local Soppeng) and steaming time (20, 30, 40 minutes) with three replications. Organoleptic test on taste and crispiness showed that panelists preferred Waxy- local variety with dough steaming of 20 minutes, while the result on color parameter, panelists choice was the Anoman-I variety with 30 minutes dough steaming. Steaming time did not influence chemical composition of corn flour except amylum content. Amylum content of Lokal Waxy variety was only 3.4% and its gelatinization was 14.5 minute at 51.76°C.
Kinerja Enzim Naringinase Dan CMC Dalam Mengurangi Tingkat Kepahitan Jus Jeruk Siam nFN Setyadjit; Lani Kasigit; nFN Suyanti; Wisnu Broto; Ridwan Thahir; Dwi Setyaningsih
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v7n1.2010.32-42

Abstract

Dalam rangka mengurangi rasa pahit pada jus jeruk siam berbagai perlakuan telah dicoba antara lain penggunaan enzim naringinase dan CMC. Naringinase berbagai konsentrasi hingga 1,5 gil dengan berbagai waktu inkubasi hingga 4 jam pada suhu 30°C mampu menurunkan kandungan naringin hingga 50%. Optimum perlakuan adalah 1 g/l dengan waktu inkubasi 3 jam. Perlakuan CMC saja hingga 0,3% berhasil menurunkan kandungan naringin hingga 19%. Dengan meningkatnya penambahan CMC maka PTT dan kekentalan jus jeruk siam juga meningkat, tetapi tidak mempengaruhi pH total asam dan vitamin C. Kombinasi perlakuan enzim naringinase 1 g/l selama 3 jam yang dilanjutkan dengan penambahan CMC hingga 0,3% mampu menurunkan kandungan naringin hingga tinggal 30% saja, yang berarti lebih efektif dibandingkan dengan perlakuan enzim saja maupun naringin saja, dan merupakan bukti adanya efek sinergis antara keduanya. Penambahan hingga maksimum 0,2% CMC adalah yang direkomendasikan karena peningkatan lebih dari konsentrasi ini dapat mempengaruhi kesukaan jus. The Performance Of Naringinase And CMC On Debittering Citrus Siam Juice.To debitter the citrus siam juice, naringinase and CMC have been applied into the juice. Naringinase of various concentration up to 1 g/l with incubation time up to 4 h at 30°C reduced concentration of naringin up to ca. 30 %. Optimum concentration was 1 g/l for 3 h. CMC vof various concentration up to 0.3% reduced the naringin content up to 10 %. However, the pH and viscosity were increased affected by the treatment but not total acidity, vitamin C and pH. At combination 1 g/l enzim for 3 h followed by CMC lip to 0.3 % were able to reduce the naringin concentration up to 30% left over. There is an indication of synergistic effect. Recommended treatment was 1 g/l naringinase for 3 h at 30°C followed by addition of 0.2 % CMC, since above the level the juice taste has been imparted.
Teknologi Pembuatan Bubuk Sari Jambu Biji Merah (Psidium Guajava L.) Dengan Metode Foam-Mat Drying Sandi Darniadi; Iyan Sofyan; Dede Z. Arief
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v7n1.2010.1-6

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bubuk sari jambu biji merah dengan kualitas fisik, kimia, dan organoleptik terbaik menggunakan metode Foam-Mat Drying. Produk berbentuk bubuk merupakan salah satu cara pengolahan buah yang lebih praktis dalam penggunaan sehingga akan meningkatkan nilai ekonomisnya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor, yaitu konsentrasi dekstrin (5%), (7,5%), dan (10%) dan konsentrasi Tween 80 (0,3%), (0,4%), dan (0,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik dalam pembuatan bubuk sari jambu biji merah dengan metode foam­mat drying diperoleh dari konsentrasi dekstrin 10% dan Tween 80 0,5% dengan rendemen 24,92%, kedispersian 21,27 detik, tingkat kecerahan/L * 77,58, tingkat kemerahan/a* 12,86, tingkat kekuningan/b* 20,59, kadar gula total 52,95%, dan secara sensori disukai oleh panelis. Technology Of Red Guava (Psidium Guajava L.) Juice Powder Using Foam-Mat Drying MethodA research has been conducted with an objective to obtain red guava (Psidium guajava L.) juice powder with the best physical, chemical, and organoleptic quality using foam-mat drying method. The red guava juice powder is more practical in using and will increase its economic value. The experimental design used was Randomized Complete Block Design with two factors replicated three times, i.e. dextrin concentrations of 5%; 7.5%, and 10%, Tween 80 concentrations of 0.3%; 0.4%; and 0.5%. The results showed that the best treatment was obtained from the dextrin concentration of 10% and Tween 80 concentration of 0.5% with the yield 24.92%, dispersion in 21.27 seconds, the brightness/L * of 77.58, the level of redness/a * of 12.86, the level of yellowish/b of * 20.59, total sugar 53.78%, and preferred sensory properties.
Karakteristik Es Krim Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Menggunakan Pengemulsi Pati Jagung (Zea Mays L.) Dan Pati Garut (Maranta Arundinacea L.) Nanan Nurdjannah; Sri Usmiati; Agus Budiyanto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v7n1.2010.43-52

Abstract

Buah labu kuning disamping mengandung a-karoten yang tinggi juga mempunyai aroma dan rasa yang disenangi. Dalam rangka penganekaragaman produk labu kuning telah dicobakan pembuatan es krim dengan menggunakan puree labu kuning sebagai salah satu bahan baku sumber a-karoten dan penambah flavor serta pati jagung dan garut sebagai bahan pengemulsi dalam campuran es krim (ICM=lce Cream Mixture). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik es krim yang dibuat menggunakan puree (bubur buah) labu kuning (Cucurbita moschata) sebagai bahan baku sumber a-karoten, serta pati jagung (Zea mays L) dan pati garut (Maranto arundinacea L) sebagai bahan pengemulsi. Penelitian didesain menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3X2 yaitu: (i) tiga konsentrasi puree labu kuning (50%, 55%, 60%), dan (ii) dua jenis bahan pengemulsi: pati garut dan pati jagung. Dua faktor tersebut dikombinasikan secara acak, setiap perlakuan diulang tiga kali. Parameter pengukuran terdiri atas sifat fisik es krim yang meliputi overrun (%), dan kecepatan meleleh (menit/100g), serta mutu organoleptik terhadap rasa dan tekstur es krim menggunakan metode hedonik oleh 15 panelis semi terlatih dengan skala penilaian 1 sampai 5 (1 = sangat tidak suka, 2=agak tidak suka, 3=suka, 4=agak sangat suka, 5= sangat suka). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan puree labu kuning serta pati jagung dan atau pati garut dalam ICM mempengaruhi persentase overrun dan kecepatan meleleh, namun tidak berpengaruh terhadap rasa dan tekstur. Diantara perlakuan yang dicobakan, penggunaan puree labu kuning 60% dan pari jagung menghasilkan es krim yang memiliki overrun tertinggi dan lambat meleleh, kandungan a-karoten yang tinggi (12,45 i g/g), serta rasa dan tekstur yang paling disukai panelis. Penggunaan pengemulsi pati jagung sebagai bahan pengemulsi dalam pembuatan es krim lebih baik dibandingkan dengan pati garut. Characteristic Of Pumpkin Ice Cream (Cucurbita Moschata) Using Starch Of Maize (Zeo Mays L.) And Arrowroot (Maranto Arundinacea L.) As StabilizerBeside a high content of a-carotene, pumpkin also has a pleasent flavor. in order to diversify pumpkin product, the observation of pumpkin as usage a source of vitamin (a-carotene) and flavoring enhancer along with maize (Zea mays L.) and arrowroot (Maranto arundinacea L.) starch as emulsifier in ice cream making was done The aim of the research was to find out the physical properties and palatability of ice cream made from puree of pumpkin (Cucurbita moschala) as the a-carotene source and flavor enhancer, and the addition of maize and arrowroot starch as emulsifier. The research was designed using Completely Randomized Block Design (CR.BD) factorial pattern 3x2 with 3 replication i.e: (i) three concentration levels of pumpkin puree (50%, 55%, 60%), and (ii) two kinds of emulsifier (maize and arrowroot starch). Parameters observed were physical properties of ice cream covering: overrun (%) and melting rate (minute/100 g), and the quality of organoleptic including taste and texture using hedonic method by 15 semi-trained panelist with five rank (1= very unlike, 2=rather unlike, 3=like, 4= rather like, 5= like very much). Research results indicated that the use of pumpkin puree with the addition of maize and arrowroot in ICM (Ice Cream Mixture) influenced the overrun percentage and melting rate, but didn't give effects on taste and texture. The use of pumpkin puree 60% and addition of maize starch produced highest ice cream overrun and lowest melting rate, high a-carotene content (12.45 i g/g), with taste and texture most preferred by panelist. The use of maize starch as emulsifier in ice cream making was better than that of arrowroot starch.
Pati Sagu Termodifikasi HMT (Heat Moisture-Treatment) Untuk Peningkatan Kualitas Bihun Sagu Dian Herawati; Feri Kusnandar; nFN Sugiyono; Ridwan Thahir; Endang Yuli Purwani
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v7n1.2010.7-15

Abstract

Pati sagu alami mempunyai profil gelatinisasi tipe A (puncak viskositas tinggi yang diikuti oleh pengenceran cepat selama  pemanasan). Modifikasi pati sagu dengan metode HMT (heat-moisture treatment) dapat menggeser tipe gelatinisasi sagu menjadi tipe C (tidak mempunyai puncak viskositas dan tidak mengalami penurunan viskositas selama pemanasan) sehingga pati sagu termodifikasi yang diperoleh dapat diaplikasikan untuk produk bihun sagu. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendapatkan kondisi HMT optimum untuk produksi pati sagu temodifikasi dengan gelatinisasi tipe e (2) memperoleh tingkat substitusi pati sagu temodifikasi yang menghasilkan bihun sagu dengan kualitas yang baik, Pati sagu diatur kadar airnya hingga mencapai 26-27%, kemudian dipanaskan pada suhu 110°C dengan berbagai waktu (4, 8 dan 16 jam) pada kondisi tidak dicuci dan dicuci terlebih dahulu , Terhadap pati sagu termodifikasi yang diperoleh dilakukan analisis profil gelatinisasi. Pati termodifikasi dengan profil gelatinisasi tipe e dikarakterisasi dan diformulasikan pada bihun sagu. Bihun sagu tersubstitusi dianalisis yang terdiri atas susut masak, lama pemasakan, tekstur dan kualitas sensori. Pati sagu termodifikasi HMT selama 4 jam dengan perlakuan pencucian memperlihatkan profil gelatinisasi tipe C serta mempunyai ukuran granula yang lebih besar, kekuatan gel yang lebih tinggi, derajat putih yang lebih rendah, sineresis yang lebih rendah, dan kandungan pati yang lebih rendah bila dibandingkan dengan pati alaminya. Tingkat substitusi pati sagu termodifikasi HMT yang mencapai 50% dapat meningkatkan kualitas bihun sagu yaitu menurunkan lama pemasakan, meningkatkan kekerasan dan memperbaiki kualitas sensori (memperbaiki kekerasan, elastisitas, kelengketan dan penerimaan secara keseluruhan). Heat Moisture Treatment Modified Sago Starch For Quality Improvement Of Sago BihonNative sago starch has A type gelatinization profile (high peak viscosity and followed by fast thinning during heating). HMT (heat-moisture treatment) can alter the sago starch gelatinization profile from A type to e type (no peak viscosity and no breakdown during beating), so the modified sago starch can be used for bihon-type noodle. The objectives of this research were to: (1) obtain optimum condition of HMT to produce modified sago starch with C type gelatinization profile and (2) obtain modified sago starch substitution level to improve sago bihon-type noodle quality. Sago starch was adjusted to 26-27% moisture content and exposed to HMT at 110°C for various times (4.8 and 16 hours) with washing or without washing treatment. HMT modified sago starch was analyzed for gelatinization profiles. The modified starch with C type gelatinization profile was characterized and formulated into bihon-type noodle. HMT substituted bihun-type noodle was analyzed for cooking loss, cooking time, texture (texture analyzer method) and sensory quality. HMT sago starch with 4 hours at washing treatment showed e type pasting profile and larger granule size, larger gel strength, lower degree of whiteness, lower syneresis and lower starch content than those of native sago starch. The substitution of native sago starch with 50% HMT sago starch improved the characteristic of sago bihon-type noodle quality, i.e. lower cooking time, higher hardness and better sensory quality in term of hardness, chewiness, stickiness and overall acceptability.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Vol 18, No 3 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Journal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian More Issue