cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Perspektif : Review Penelitian Tanaman Industri
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 14128004     EISSN : 25408240     DOI : -
Core Subject : Education,
Majalah Perspektif Review Penelitian Tanaman Industri diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan yang memuat makalah tinjauan (review) fokus pada Penelitian dan kebijakan dengan ruang lingkup (scope) komoditas Tanaman Industri/perkebunan, antara lain : nilam, kelapa sawit, kakao, tembakau, kopi, karet, kapas, cengkeh, lada, tanaman obat, rempah, kelapa, palma, sagu, pinang, temu-temuan, aren, jarak pagar, jarak kepyar, dan tebu.
Arjuna Subject : -
Articles 3 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2002): Desember 2002" : 3 Documents clear
Pengendalian Nitrosamin dan Diversifikasi Bahan Bakar Pada Pengovenan Tembakau Virginia nFN SAMSURITIRTOSASTRO
Perspektif Vol 1, No 2 (2002): Desember 2002
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v1n2.2002.55-65

Abstract

Luas tanaman tembakau Virginia di Indonesia seiap tahun (1996-2000) mencapai 40 133 ha dengan produksi 41 680 ton. Sedangkan kebutuhan tembakau ini untuk konsumsi sebesar 51 723 ton dan masih memerlukan 35 375 ton dari Negara lain senilai US$ 67 536 089 iap tahun. Pengolahan daun tembakau Virginia menjadi daun tembakau kering atau krosok fc (flue-cured) menggunakan bangunan oven dan minyak tanah sebagai bahan bakar utama. Sesuai kebijaksanaan energi nasional, yang menetapkan minyak tanah hanya sebagai sumber energi petani di pedesaan, telah dilakukan peneliian diversifikasi bahan bakar lain sebagai penggani minyak tanah. Nitrosamin (tobacco specific nitrosamin-TSNA) adalah bahan karsinogenik pada daun tembakau selain terdapat pada bahan makanan lain. Komponen ini terbentuk selama pengovenan dan idak terdapat pada daun tembakau segar yang bam dipeik. Saat ini telah diketahui terdapat lima macam nitrosamin pada daun tembakau masing-masing NNN (N-nitrosonorikoine), NAB (nitrosoanabasine), NNK (4-methylnitrosamino-l-l(3-pysidyl)-l-butanone), NATB (nitrosoanatabine) and NNA (4-methylnitrosamino-4-(3-pysidyl)-l-butanal). Nitrosamin merupakan hasil reaksi antara nitit dan alkaloid pada daun tembakau. Nitrit terbentuk melalui dua cara, pertama, sebagai hasil degradasi mikrobia anaerobik terhadap senyawa nitrat daun untuk menghasilkan energi dan sisa nitrit. Kedua, nitrit merupakan residu pembakaran bahan bakar minyak, gas, dan juga biomasa yang menempel pada permukaan daun tembakau. Sesuai dengan cara pembentukan nitrit pada daun tembakau, pembentukan nitrosamin dapat diturunkan dengan sistem pemanasan udara ruang oven secara idak langsung. Tetapi cara ini akan meningkatkan konsumsi bahan bakar 1-2 kali lebih besar dan diikui peningkatan biaya produksi. Minyak tanah sendiri menunjukkan harga yang selalu meningkat, Rp 300,-pada tahun 2000, Rp 6000,- pada tahun 2002 dan diperkirakan akan meningkat lagi pada tahun-tahun mendatang. Penggunaan analis simulasi dengan skenario harga minyak tanah Rp 800,-/1 dan konsumsi minyak tanah 1.5-3.0 1/kg krosok menghasilkan tiik impas jika petani memperoleh harga rata-rata Rp 11 260 sampai dengan Rp 12 550/kg krosok. Paket teknologi untuk diversifikasi bahan bakar yang telah tersedia seperi penggunaan minyak solar, LPG, energi surya dan batubara masih belum kompeiif dibandingkan minyak tanah selama minyak tanah masih memperoleh subsidi yang tinggi dari pemeintah.Kata kunci : Nicotianan tabacum, Virginia, nitrosamine, diversifikasi, bahan bakar.
Peningkatan Daya Saing Jambu Mente Menunjang Agribisnis ROBBER ZAUBIN; EDY MULYONO
Perspektif Vol 1, No 2 (2002): Desember 2002
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v1n2.2002.66-72

Abstract

Jambu mente (Anacardium occidentals L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan penghasil devisa yang cukup penting. Pada tahu 1999 produksinya arealnya adalah 535 745 ha dengan produksi 86 924 ton. Dari + 46% produk mente yang diekspor, 94.4% berbentuk gelondong dan hanya 5.56% dalam bentuk kacang. Permintaan mente dunia adalah + 1000 000 ton, yang dipenuhi oleh India 30%, Brazil dan Afrika, masing-masing 20%, Vietnam 15% dan negara-negara penghasil mente lainnya 9%. Indonesia hanya memasok 6% dari kebutuhan dunia. Untuk dapat bersaing dengan negara-negara penghasil mente lainnya dipasar dunia, Indonesia harus dapat meningkatkan produktivitasnya secara efisien, meningkatkan mutu produknya dan melakukan diversifikasi. Permasalahan pada agribisnis jambu mente teruama berada pada sektor hulu. Biaya produksi sebenarnya dapat ditekan apabila digunakan bahan tanaman yang unggul pada wilayah yang memenuhi persyaratan tumbuhnya, diikuti dengan penerapan budidaya yang direkomendasikan. Perkebunan jambu mente yang ada kini pada umumnya terdiri atas bahan tanaman dengan potensi genetik yang rendah dan harus diganti dengan bahan tanaman yang unggul. Varietas unggul Gunung Gangsir dan tipe-tipe mente harapan dapat digunakan sebagai bahan menggantikan tanaman yang ada melalui penyambungan. Teknologi penyambungan (grafting) telah tersedia sehingga terbuka peluang untuk meningkatkan potensi produksi dari 350 kg/ha menjadi 1500 kg/ ha. Pemupukan merupakan salah satu komponen budidaya penting untuk mewujudkan Potensi produksi bahan tanaman,namun menerapannya tergantung pada kondisi perekonomian petani. Keterkaitan antara sektor budidaya dengan penyedia sarana produksi perlu ditingkatkan. Saat ini alat kacip yang baik telah tersedia dengan rendemen kacang utuh + 90%. Produk-produk jambu mente sampai kini masih berupa produk primer sehingga perlu diupayakan diversifikasi dengan mengacu pada permintaan pasar.Diversifikasi produk untuk menghasilkan produk-produk setengah jadi dan siap pakai sebaiknya dilakukan oleh sektor hilir, sedang teknologi proses dan peralatan yang dibutuhkan untuk menyiapkan bahan bakunya ditransfer kepada sektor hulu. Buah semu jambu mente dapat diproses menjadi sari buah jernih, jelly, anggur, dan sebagainya sedangkan CNSL (cashewnut shell liquid) merupakan bahan baku penting pada industi cat, kimia, kampas rem, plastik dan kayu. Dengan demikian penelitian untuk menunjang indusri hulu akan lebih terarah dan bermanfaat menunjang industri hilir, yang merupakan bagian dari usaha agribisnis jambu mente.Kata kunci : Jambu mente, daya saing, biaya produksi, diversifikasi, nilai tambah, agribisnis.
Pengelolaan dan Penanganan Benih Aneka Tanaman Perkebunan nFN SUKARMAN
Perspektif Vol 1, No 2 (2002): Desember 2002
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v1n2.2002.41-54

Abstract

Peranan benih sebagai salah satu faktor keberhasilan dalam sistem budidaya aneka tanaman perkebunan (mente, makadamia, kemii, melinjo, dan tamarin) semakin penting untuk meningkatkan ekspor dan daya saing produk. Sampai saat ini penggunaan benih unggul bermutu masih sangat terbatas, hal ini disebabkan karena kurang tersedianya benih unggul. Untuk itu, perbanyakan benih unggul sangat diperlukan, untuk mendukung program pengembangan aneka tanaman perkebunan. Hal ini, sangat mendesak, karena dalam krisis ekonomi yang terus berlanjut sampai dewasa ini, aneka tanaman perkebunan ternyata mampu menghasilkan devisa. Melalui kerjasama (team work), dari intedisiplin (pemulia, ekofisiologi/teknologi benih, hama penyakit, pasca panen dan pengambil kebijakan), diharapkan pengadaan benih unggul bermutu akan cepat terealisasi. Beberapa faktor harus diperhaikan agar perbanyakan benih unggul yang memenuhi 5 (lima) kriteria tepat (tepat jenis, tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu dan tepat harga) dapat tercapai. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai produksi dan penanganan benih aneka tanaman perkebunan dengan fokus, pemanfaatan pohon induk, pemilihan lokasi produksi pemeliharaan kebun induk, waktu dan pelaksanaan panen, cara pengeringan, penyimpanan, dan serifikasi/ pengawasan mutu. Melalui usaha tersebut diharapkan pengadaan benih unggul aneka tanaman perkebunan yang memenuhi lima kriteria tepat dapat terpenuhi. Selanjutnya diharapkan dapat mendukung program pengembangan aneka tanaman perkebunan, meningkatkan produkivitas, kualitas dan daya saing produk aneka tanaman perkebunan.Kata kunci : Produksi, penanganan benih, aneka tanaman perkebunan

Page 1 of 1 | Total Record : 3