cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Mahsiswa Fakultas Ilmu Budaya.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 6 (2014)" : 12 Documents clear
PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 PRIMASWARI, ANINDYA PURI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 7, No 6 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.112 KB)

Abstract

Kata Kunci: Shuujoshi, Ragam Bahasa, Ragam Bahasa Wanita Sebagai makhluk sosial manusia perlu berkomunikasi. Untuk dapat berkomunikasi manusia memerlukan alat yang disebut sebagai bahasa. Dalam penelitian ini, penulis mengambil obyek kajian sosiolinguistik yaitu, ragam bahasa dan menjawab dua rumusan masalah yaitu (1) Shuujoshi ragam bahasa wanita apa saja yang digunakan dalam drama Shokojo Seira episode 1,2,3. (2) Bagaimana fungsi penggunaan shuujoshi ragam bahasa wanita yang digunakan dalam drama Shokojo Seira episode 1,2,3.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah shuujoshi yang terdapat dalam drama Shokojo Seira episode 1 sampai 3. Analisis yang digunakan adalah dengan mengklasifikasi shuujoshi menurut fungsi penggunaan, serta menganalisis berdasarkan situasi.Dari hasil analisis yang telah dilakukan shuujoshi yang digunakan dalam drama Shokojo Seira adalah kashira (かしら),  koto (こと), mono/mon (もの/もん), no (の), wa (わ). Shuujoshi kashira digunakan untuk menunjukkan keraguan, pertanyaan, dan permohonan.  Shuujoshi koto digunakan untuk menunjukkan suatu saran. Shuujoshi mono/mon digunakan untuk menunjukkan suatu alasan. Shuujoshi no digunakan untuk menunjukkan pertanyaan, memperlembut kalimat pernyataan, serta perintah. Shuujoshi wa digunakan untuk menunjukkan perasaan kagum, memperlembut kalimat pernyataan.Untuk penelitan selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan ragam bahasa pria atau ragam bahasa wanita dan pria. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan drama, untuk lebih lanjut bisa menggunakan sumber data berupa komik atau novel.
PERUBAHAN BENTUK DAN MAKNA KATA SERAPAN PADA MAJALAH WIRED EDISI NO.10 TAHUN 2013 MUHARRAM, YOGA EKA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 7, No 6 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.381 KB)

Abstract

Kata kunci: Gairaigo, majalah, kata pinjaman atau  kata serapan, perubahan bentuk dan makna. Bahasa selalu berubah mengikuti perkembangan manusia sebagai mahluk yang berbahasa. Adanya perkembangan kebudayaan, ilmu dan teknologi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan bahasa. Perubahan yang paling sering terjadi adalah peminjaman kosakata dari bahasa lain atau bisa disebut kata pinjaman. Kata pinjaman juga mengalami perubahan. Dalam  penelitian ini terdapat 3 rumusan masalah yaitu: (1) Kosakata gairaigo apa saja yang mengalami pergeseran dan perubahan dari bahasa asli pada majalah WIRED? (2) Termasuk dalam golongan pergeseran gairaigo apa kosakata gairaigo yang terdapat pada majalah WIRED? (3) Apa sebab penggunaan gairaigo dari bahasa asing pada majalah WIRED? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data yang digunakan adalah kata serapan yang ada dalam majalah WIRED edisi no. 10 tahun 2013. Analisis dilakukan dengan mengklasifikasikan kosakata, mentabulasi, dan menganalisis perubahan makna, serta sebab penggunaan gairaigo.Dari data ditemukan 547 kata gairaigo. Dalam 547 kata gairaigo ditemukan 22 kata yang mengalami pemendekan gairaigo,  21 kata yang mengalami perubahan kelas kata pada gairaigo, 35 kata yang mengalami penambahan sufiks na pada kelas kata adjektiva, 65 kata yang mengalami perubahan makna, 11 kata adalah konshugo (gabungan gairaigo dan bahasa Jepang),  393 kata yang tidak mengalami perubahan gairaigo. Mengenai sebab penggunaan gairaigo terdapat 105 kata yang berlatar belakang ketiadaan kata di dalam bahasa Jepang untuk mendeskripsikan sesuatu yang dikarenakan budaya, 117 kata yang berlatar belakang nuansa makna yang terkandung pada suatu kata asing tidak dapat diwakili oleh padanan kata yang ada pada bahasa Jepang, 99 kata yang berlatar belakang kata asing yang dijadikan gairaigo dianggap efektif dan efisien, 226 kata yang berlatar belakang kata asing menurut rasa bahasa dipandang mempunyai nilai rasa agung, baik dan harmoni.Penelitian serupa dapat dilakukan dengan membandingkan hubungan perubahan gairaigo dengan latar belakangnya.
A SEMIOTIC ANALYSIS OF POLITICAL CARTOON OF IRAN NUCLEAR PROGRAM SAFALIA, FITRIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 7, No 6 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.205 KB)

Abstract

Keywords: Semiotic, political cartoon, sign, icon, symbol, index, connotation  In our society, information, ideas, or opinions can be delivered through news. The existence of news is very important in spreading information through the public since many events happen everyday and bring effects to the society. Nowadays, news is not only delivered through the words but also delivered through pictures and cartoons. In this study, the writer uses political cartoon as the object. The political cartoon was analyzed by using Semiotics study. There are five political cartoons that were analyzed in this study. All of the political cartoons taken were have topic about Iran nuclear program. This study has two problems to be solved: (1) What are semiotic signs that can be found on the political cartoons of Iran nuclear program?, and (2) What are the connotations built in political cartoons of Iran nuclear program?. Based on those problems, the writer formulates the objective of this study as follows: (1) To find out the semiotics signs of political cartoons of Iran nuclear program, and (2) To identify the connotation built in political cartoons of Iran nuclear program.This study uses qualitative approach by document analysis because the study focuses on identifying sign, interpreting connotation build which found in political cartoon of Iran nuclear program. The writer collected the data by looking at the verbal and visual sign contained. This study applies typology of sign’s theory proposed by Pierce and also Barthes connotation theory.The study reveals that iconic signs are mostly used in these political cartoons. The writer found that there were 97 signs found in total consisting of 40 icons, 27 indexes and 30 symbols. The connotation can be made by relating all the sign employed in the political cartoons. The signs can also be related to the cultural value and social convention. Each sign has a very important role to build up expected additional idea of the political cartoons. It has function to make clear, support and strengthen up a message which the cartoonist tried to convey.The writer suggests that the next researchers conduct a study on semiotics by using another form of objects, for example poster, comic, advertisement, or movie poster. The next researchers are also suggested to use some other theories to gain better understanding about semiotics.
MORRIE SCHWARTZ’S PERSPECTIVES ON AMERICAN VALUES IN MITCH ALBOM’S TUESDAYS WITH MORRIE TIANI, KARTIKA DARIS
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 7, No 6 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.912 KB)

Abstract

Keywords: American values, perspectives, individualism, materialism, and activity and workValues are abstract concepts used by the society as the orientation in lifestyle, think, act, and so on. In connecting with literary works, they are on which values as intrinsic aspects rely on. That is because literary works are seen as the mirror of the social condit ion, including values. Mitch Albom’s Tuesdays  with Morrie is one of the literary works which contains American values,  especially from Morrie’s point of view as the main character. Those values that appear in the novel are used as the object of the study. In other words, this study disscusses American values from Morrie Schwartz’s perspectives. Through Morrie Schwartz’s idea about American values, this study is wished to give the new yet useful point of view related to the values of life.Sociological approach to literature is used in this study because Tuesdays with Morrie is based on true story which contains real descriptions of American culture and social condition, especially the values.The result of the study reveals that Morrie Schwartz had his own perspectives toward American values. Most of his concern was about the importance of human relation above all values. Those perspectives were delivered through Morrie Schwartz’s opinions, crit icisms, and suggest ions. From this study, it is revealed that Morrie Schwartz had the idea of intimate indivualism, a state of being free to express oneself yet fully consider about relating to others. He also had a thought that material possessions was not the key to happiness, but love within human relationship was. Family and marriage were believed to be the spheres to decreace individualism and materialism. To Morrie Schwartz, growing old was not the limitation for people to be actively productive.Finally, it is suggested to the next researcher to cunduct a study about Morrie Schwartz’s effort in gaining life sat isfact ion by using socio-psycological approach because his efforts (thoughts, feelings, and actions) to reach the goal were so much related to the society.   
FEAR AND ANXIETY PORTRAYED IN FILM TITLED MAMA PURBANINGRUM, ALENSY PUJIANITA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 7, No 6 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.231 KB)

Abstract

Keywords: Freud, real fear, neurotic fear, realistic anxiety, moral anxiety, neurotic anxiety, object.Humans are the most wonderful creatures who have ability to think much better than other creatures. They all have their own mindset that differentiates one and another. The illustration of various humans’ personalit y can be seen from film. It usually tells story about human’s life and behavior that can be analyze.  Mama, a horror film by Andrea Muschietti involves the existence of ghost which influences the children’s behavior. This study uses psychoanalysis as theory, because it explains about humans’ nature behavior. There are a lot of concerns in connection with psychoanalysis including fear and anxiety.Freud explains that there are two kinds of fear: neurotic fear and real fear; and three kinds of anxiety: neurotic, realistic, and moral anxiety. Even though fear and anxiety seem similar but they are actually different. In Mama, there are some events that indicate fear and anxiety. It also shows the reaction from the characters when they experience fear or anxiety. The reactions to fear shown by the characters are flight, defense, and attack. However, anxiety is usually followed by physical sensations, such as trembling or crying.The result of this study shows that even though the characters show that their fears are caused by the same object although they may show different reaction to it. The different reaction shown by the characters is influenced by the past experiences they have had earlier. The characters that experienced anxiety show different causes and reaction to their anxiety. The writer suggests the next researcher to analyze defense mechanism shown in Mama Film because it has close connection which anxiety studied in this thesis.
SPEECH ACT FOUND IN SOEKARNO’S SPEECH ‘GANYANG MALAYSIA’ BAHRI, SAIFUL
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 7, No 6 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.175 KB)

Abstract

Keywords : speech act, locutionary acts, illocutionary acts, speech, Soekarno’s speech ‘Ganyang Malaysia.’ Language is an important factor in communication tools. By communication people can build a good relationship. In order to make a good communication, they have to understand well what the speaker says. In this case, learning speech act theory is important to cover this problems. Speech acts is an act which can be performed through utterance. In this study,  the writer examines the speech act theory in the speech ‘Ganyang Malaysia’ which is uttered by Soekarno. There are two research problems of the study, namely: (1) What locutionary and the type of illocutionary acts are produced in Soekarno’s speech ‘Ganyang Malaysia’ ?, (2) How are those acts syntactically realized in the speech ‘Ganyang Malaysia’ ?. This study was aimed to find out the locutionary, types of illoutionary act, and how those acts are realized in the speech ‘Ganyang Malaysia’.This study uses a qualitative approach. It is the descriptive study in textual analysis to analyze the components of speech acts covering the locutionary, illocutionary acts, and how those acts are realized in the speech ‘Ganyang Malaysia’ based on Levinson’s theory (1983), Yule’s theory (1996), and Langacker’s theory (1972) in the speech ‘Ganyang Malaysia’ which is uttered by Soekarno.This study reveals that two speech acts classification locutionary and types of illocutionary which are declarations, representatives, directives, expressives, commissives and types of sentence which are declarative and imperative are usedin the speech ‘Ganyang Malaysia.’ The illocutionary acts is frequently occured inspeech ‘Ganyang Malaysia’ is directive because the speaker tries to request thelisteners to do something. Moreover, illocutionary act frequently realized in thedeclarative because the speaker tries to inform something to the listeners throughthe speech.The writer suggests that the next researchers or writers observe perlocutionary act to make the deeper analysis in speech act and find another research object to be analyzed to show that speech act theory can be impelemented in many kinds of media. The writer also suggests the students of Study Program of English apply speech act in real life situation in order to understand well the context of the speaker’s utterances and they should be aware when they talk because every utterance has its own act which can affect the listeners.
AIZUCHI YANG DIGUNAKAN ANAK-ANAK DALAM FILM SAYONARA BOKUTACHI NO YOUCHIEN MISRI, DINDA ZINUL
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 7, No 6 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.397 KB)

Abstract

Kata Kunci: Aizuchi, Komunikasi, Sosiolek, Sosiolinguistik.Penelitian yang berjudul “Aizuchi yang Digunakan Anak-Anak dalam Film Sayonara Bokutachi no Youchien” ini digunakan untuk mengetahui bentuk aizuchi yang digunakan anak-anak dalam film tersebut. Berdasarkan alasan tersebut, maka dalam penelitian ini ditentukan beberapa rumusan masalah yaitu (1) bentuk aizuchi apa saja yang digunakan dalam film Sayonara Bokutachi no Youchien menurut teori Horiguchi, dan (2) aizuchi apa saja yang sering digunakan anak-anak dalam film Sayonara Bokutachi no Youchien.Aizuchi adalah ekspresi ataupun ungkapan yang disampaikan lawan bicara untuk menanggapi informasi yang disampaikan pembicara pada saat pembicara sedang memakai haknya untuk berbicara.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa pemaparan tentang aizuchi yang digunakan anak-anak dalam film Sayonara Bokutachi no YouchienBerdasarkan hasil penelitian terdapat 4 bentuk aizuchi yang digunakan dalam film yaitu aizuchishi, kurikaeshi, iikae dan sonota. Bentuk aizuchi yang sering digunakan adalah aizuchishi (kosakata aizuchi) yaitu un. Aizuchi yang sering digunakan anak-anak dalam film Sayonara Bokutachi no Youchien yaitu aizuchi yang menggunakan shuujoshi (partikel akhir) yo, sering menggunakan aizuchi nonverbal, biasanya aizuchi yang dipakai menggunakan bahasa informal dan anak-anak sering mengulang pernyataan dari pembicara.Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan lagi seperti membandingkan aizuchi yang digunakan anak-anak dengan aizuchi yang digunakan orang dewasa ataupun mencari objek kajian aizuchi yang lain seperti aizuchi berdasarkan tingkat kesopanan.
PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM LE GRAND VOYAGE KARYA ISMAEL FERROUKHI: SEBUAH TINJAUAN STRUKTURAL IRMAYANI, ATIKA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 7, No 6 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.956 KB)

Abstract

Kata kunci : Film, sastra, struktural, pesan moral, Islam.Film merupakan produk budaya yang tidak hanya menjadi hiburan di masyarakat, tetapi juga sebagai sarana penyampaian pesan moral yang mengarifkan. Salah satufilm Perancis yang dianggap menginspirasi adalah film berjudul Le grand voyageyang ditulis dan disutradarai oleh Ismaël Ferroukhi. Film ini bercerita tentang perjalanan seorang muslim keturunan Maroko dan anaknya yang bernama Reda.Mereka menempuh jarak ribuan mil dari Perancis menuju ke kota Makah untukmelaksanakan haji hanya dengan mengendarai sebuah mobil tua. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pesan moral islami apa saja yang terkandung dalamfilm Le grand voyage dan bagaimana pesan tersebut dimunculkan dalam film.Penelitian ini menggunakan teori Struktural untuk menjawab rumusan masalah.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik studipustaka serta dokumentasi sebagai metode pengumpulan data, dan teknikdeskriptif dalam proses analisis data.Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat 13 pesan moral islami yang terkandungdalam film Le grand voyage. Semua pesan moral tersebut mengacu pada sebuahproses perbaikan moral dan spiritual antara manusia dengan manusia dan alam,serta antara manusia dengan TuhanPenulis menyarankan pada penelitian selanjutnya untuk meneliti film Le grandvoyage menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang nantinya dapat mengupashal apa saja yang melatarbelakangi pembuatan film ini dan tujuan sebenarnyayang ingin dicapai oleh pembuat film Le grand voyage.
KEYAKINAN YANG BURUK (BAD FAITH) DALAM GEKIGA ABANDON THE OLD IN TOKYO KARYA YOSHIHIRO TATSUMI APRILWANDA, ISTIVANO A.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 7, No 6 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.541 KB)

Abstract

Kata kunci: gekiga, eksistensialisme, keyakinan yang buruk, tatapan mataGekiga seringkali dianggap sebagai bentuk komik yang dekat dengan isu-isu eksistensial, sehingga analisis yang bertolak dari filsafat eksistensialisme layak dilakukan. Tulisan ini hendak menganalisis bundel gekiga Abandon the Old in Tokyo karya Yoshihiro Tatsumi, secara khusus pada naskah Occupied, Abandonthe Old in Tokyo, dan Beloved Monkey. Ketiganya diyakini banyak menonjolkan krisis eksistensial pada manusia. Maksud dan tujuannya adalah mencari tahu dan mengungkapkan krisis eksistensial dalam gekiga yang dimaksudkan.Analisis tulisan ini memanfaatkan kerangka berpikir eksistensialisme Sartre dan teori komik McCloud sebagai tandem. Teori komik McCloud yangmengacu transisi antarpanel digunakan untuk membaca aspek visual penceritaan gekiga, sedangkan eksistensialisme Sartre yang teracu pada tatapan mata (the look) dan keyakinan yang buruk (bad faith) digunakan untuk memahami maknayang terungkap dari naratif visual tersebut.Dalam pembahasan terungkapkan bahwa masing-masing tokoh dalamsetiap naskah cenderung bersikap pasif dalam menentukan makna  hidupnya. Shimokawa (Occupied) tidak lagi mampu membawa semangat kebebasan diridalam berekspresi, melainkan hanya menggubah manga berdasarkan pesananpihak majalah manga. Nakamura (Abandon the Old in Tokyo) senantiasaterombang-ambingkan oleh kehendak ibu dan tunangannya, serta teman-temansekerjanya. Anonim (Beloved Monkey) cenderung menjadikan dirinya sendiriobjek seturut cara pandang orang lain di sekitarnya. Sikap hidup seperti inilahyang menunjukkan adanya fenomen krisis eksistensial pada masing-masing tokoh,sekaligus menjerumuskan mereka dalam keyakinan yang buruk (bad faith).Berkenaan dengan penelitian selanjutnya, disarankan agar pembaca lebihkritis dalam melihat dilema dan tantangan eksistensial yang disampaikan dalamnaratif visual gekiga dan komik Jepang secara keseluruhan.
CAMPUR KODE DALAM FILM I AM NOT STUPID TOO xiǎohái bù běn èr(小孩不笨二) RUSDI SAPUTRI, RINI FITROTIN
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 7, No 6 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saputri, Rini F.Rusdi. Campur Kode Dalam Film I am Not Stupid Too xiǎo hái bù běn èr (小孩不本二). Program Studi Bahasa dan Sastra Cina, Universitas Brawijaya. Pembimbing : (I) Wandayani Goeyardi, M.Pd. (II) Yang Nadia Miranti, S.Hum.  Kata Kunci : Sosiolinguistik, Kode, Campur Kode.  Sosiolinguistik merupakan ilmu linguistik yang berkaitan dengan masyarakat yang beraneka ragam latar belakang kebudayaan, serta mengkaji tentang ragam  dan  variasi bahasa di dalam suatu interaksi masyarakat tutur. Campur kode adalah penggunaan sebagian kecil unit (kata atau frase pendek) dari suatu bahasa ke bahasa yang lain. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan film I am Not Stupid Too  xiǎo  hái bù běn  èr (小孩不本二)  sebagai objek yang akan diteliti. Untuk dua rumusan masalahnya adalah: (1) bagaimana jenis campur kode dalam film  tersebut  (2)  apa faktor penyebab terjadinya campur kode dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis data. Pengumpulan data melalui observasi, data berupa  film  I am Not Stupid Too xiǎo hái bù běn èr (小孩不本二). Pada analisis data dilakukan dengan menonton film, mencatat dialog-dialog percakapan objek penelitian, mengklasifikasikan data yang diperoleh, serta membuat tabel dan mengumpulkan data yang termasuk  campur kode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam film  tersebut  jenis campur kode yang paling dominan adalah jenis campur kode ke luar (outer code mixing). Terdapat 10  faktor penyebab  terjadinya campur kode yaitu, (1) adanya konteks pemakaian bahasa, (2) kurang menguasai kode yang dipakai, (3) kesantaian penutur, (4) mempertegas sesuatu, (5) pengaruh unsur  prestise  (gengsi), (6) pengulangan digunakan untuk klarifikasi, (7) bermaksud untuk mengklarifikasi isi pembicaraan kepada lawan tutur, (8) berbicara  tentang topik tertentu, (9) mengutip pembicaraan orang lain, (10) keefisienan suatu pembicara.

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 1, No 1 (2017) Vol 2, No 10 (2015) Vol 1, No 10 (2015) Vol 3, No 6 (2015) Vol 3, No 5 (2015) Vol 3, No 4 (2015) Vol 3, No 3 (2015) Vol 3, No 2 (2015) Vol 3, No 1 (2015) Vol 2, No 9 (2015) Vol 2, No 8 (2015) Vol 2, No 7 (2015) Vol 2, No 6 (2015) Vol 2, No 5 (2015) Vol 2, No 4 (2015) Vol 2, No 3 (2015) Vol 2, No 2 (2015) Vol 2, No 1 (2015) Vol 1, No 9 (2015) Vol 1, No 8 (2015) Vol 1, No 7 (2015) Vol 1, No 6 (2015) Vol 1, No 5 (2015) Vol 1, No 4 (2015) Vol 1, No 3 (2015) Vol 1, No 2 (2015) Vol 1, No 1 (2015) Vol 6, No 10 (2014) Vol 5, No 10 (2014) Vol 4, No 10 (2014) Vol 4, No 10 (2014) Vol 3, No 10 (2014) Vol 7, No 8 (2014) Vol 7, No 7 (2014) Vol 7, No 6 (2014) Vol 7, No 5 (2014) Vol 7, No 4 (2014) Vol 7, No 3 (2014) Vol 7, No 3 (2014) Vol 7, No 2 (2014) Vol 7, No 1 (2014) Vol 6, No 9 (2014) Vol 6, No 8 (2014) Vol 6, No 7 (2014) Vol 6, No 6 (2014) Vol 6, No 5 (2014) Vol 6, No 4 (2014) Vol 6, No 3 (2014) Vol 6, No 2 (2014) Vol 6, No 1 (2014) Vol 5, No 9 (2014) Vol 5, No 8 (2014) Vol 5, No 7 (2014) Vol 5, No 6 (2014) Vol 5, No 5 (2014) Vol 5, No 5 (2014) Vol 5, No 4 (2014) Vol 5, No 3 (2014) Vol 5, No 2 (2014) Vol 5, No 1 (2014) Vol 4, No 9 (2014) Vol 4, No 8 (2014) Vol 4, No 7 (2014) Vol 4, No 6 (2014) Vol 4, No 5 (2014) Vol 4, No 4 (2014) Vol 4, No 3 (2014) Vol 4, No 2 (2014) Vol 4, No 1 (2014) Vol 3, No 9 (2014) Vol 3, No 8 (2014) Vol 3, No 7 (2014) Vol 3, No 6 (2014) Vol 3, No 5 (2014) Vol 3, No 4 (2014) Vol 3, No 3 (2014) Vol 3, No 2 (2014) Vol 2, No 10 (2013) Vol 1, No 10 (2013) Vol 3, No 1 (2013) Vol 2, No 9 (2013) Vol 2, No 8 (2013) Vol 2, No 7 (2013) Vol 2, No 6 (2013) Vol 2, No 5 (2013) Vol 2, No 4 (2013) Vol 2, No 3 (2013) Vol 2, No 2 (2013) Vol 2, No 1 (2013) Vol 1, No 9 (2013) Vol 1, No 8 (2013) Vol 1, No 7 (2013) Vol 1, No 6 (2013) Vol 1, No 5 (2013) Vol 1, No 4 (2013) Vol 1, No 3 (2013) Vol 1, No 2 (2013) Vol 1, No 1 (2013) More Issue