cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL STANDARDISASI
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 15, No 1 (2013)" : 8 Documents clear
PERANCANGAN MODEL PENGINTEGRASIAN STANDAR SNI-ISO 9001:2008 DAN SNI-ISO/IEC 17025:2005 Zuhrawaty, Zuhrawaty
JURNAL STANDARDISASI Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan berbagai standar mutu pada perusahaan, saat ini bukan lagi merupakan hal yang baru. Penerapan standar dilakukan perusahaan antara lain bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan kepuasan konsumen. Permasalahan dapat muncul pada penerapan beberapa standar secara bersamaan. Oleh karena itu muncul berbagai ide untuk mengintegrasikan beberapa sistem manajemen yang diterapkan secara bersamaan pada suatu perusahaan. Penelitian ini mengembangkan model pengintegrasian sistem manajemen yang berdasarkan SNI-ISO 9001:2008 mengenai persyaratan sistem manajemen mutu dan SNI-ISO/IEC 17025:2005 mengenai persyaratan manajemen dan teknis laboratorium penguji dan kalibrasi. Tujuan penelitian ini untuk merumuskan langkah-langkah serta merancang model pengintegrasian dan standar sistem manajemen terintegrasi SNI-ISO 9001:2008 dan SNI-ISO/IEC 17025:2005, yang diharapkan dapat berkontribusi bagi perusahaan dan industri yang menerapkan kedua standar tersebut sebagai dasar penerapan sistem manajemennya. Penelitian ini menghasilkan rumusan langkah-langkah pengintegrasian, model pengintegrasian dan standar SNI-ISO 9001:2008 dan SNI-ISO/IEC 17025:2005 terintegrasi. Verifikasi rancangan standar terintegrasi tersebut dilakukan pada salah satu BUMN yang organisasi induknya telah tersertifikasi SNI-ISO 9001:2008 dan laboratoriumnya telah tersertifikasi SNI-ISO/IEC 17025:2005. Model sistem terintegrasi yang dikembangkan dalam penelitian ini divalidasi dengan melakukan studi kasus pada Baristand Industri Pontianak, yang menerapkan SNI-ISO 9001:2008 dan SNI-ISO/IEC 17025:2005 secara bersamaan. Studi kasus dilakukan dengan merancang Manual Mutu Terintegrasi dan melakukan identifikasi untuk klausul SNI-ISO/IEC 17025:2005 yang diturunkan ke level dokumen yang lebih rendah karena bersifat teknis atau terlalu rinci. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh perusahaan dan berbagai jenis industri yang mengadopsi SNI-ISO 9001:2008 dan SNI-ISO/IEC 17025:2005 secara bersamaan, agar pelaksanaannya menjadi lebih efektif dan tidak memberatkan perusahaan
KEBUTUHAN STANDAR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI BARU (BIOGAS) Suminto, Suminto; Susanto, Danar Agus; Lukiawan, Reza
JURNAL STANDARDISASI Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini energi menjadi persoalan yang krusial di dunia. Meningkatnya pertumbuhan populasi penduduk, pertumbuhan industri, dan transportasi menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan akan kebutuhan energi. Konsumsi bahan bakar minyak yang seringkali tidak seimbang dengan jumlah produksinya mengakibatkan terjadinya defisit, sehingga kebutuhan harus dipenuhi dengan cara mengimpor bahan bakar minyak tersebut. Upaya untuk menurunkan angka pemakaian energi dapat dilakukan dengan beberapa langkah, antara lain melalui efisiensi energi, konservasi energi dan diversifikasi energi. Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak adalah dengan pengembangan sumber energi alternatif melalui biogas sebagai pengganti bahan bakar minyak. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan standar terkait dengan skema pengembangan energi biogas. Hasil kajian ini dapat digunakan sebagai masukan atau rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka pengembangan sumber energi baru (biogas) yang sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Hasil yang dapat disimpulkan dari kajian ini yaitu Standar Nasional Indonesia yang ada belum cukup tersedia sehingga perlu pengembangan SNI terkait skema biogas agar dapat mendukung pegembangkan sumber energi baru (biogas).
KETERSEDIAAN SNI SEKTOR KERTAS DALAM MENDUKUNG PERDAGANGAN KERTAS INDONESIA Susanto, Danar Agus
JURNAL STANDARDISASI Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri kertas di Indonesia merupakan salah satu industri yang potensial karena memiliki pasar yang terus tumbuh. Perkembangan industri ini perlu didukung agar Indonesia mampu bersaing dengan industri sejenis dari luar negeri. Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan salah satu faktor yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam penentuan mutu produk dan untuk memperlancar perdagangan. Untuk itu, ketersediaan standar nasional menjadi penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perkembangan pasar sektor industri kertas nasional serta ketersediaan SNI dalam rangka mendukung perdagangan kertas Indonesia. Hasil kajian menunjukkan bahwa produksi kertas Indonesia selalu menunjukkan tren kenaikan setiap tahun dan Indonesia berada diurutan ke-9 dunia pada tahun 2010, meningkat dari urutan 10 dunia pada tahun 2009. Oleh karenanya, sektor ini masuk dalam kelompok 16 sektor unggulan Indonesia. Hasil kajian juga menunjukkan perkembangan perumusan SNI kertas sudah cukup lengkap, sampai saat ini telah tersusun sebanyak 124 Standar Nasional Indonesia (SNI). Sebagian besar standar berupa standar cara uji (52%), standar produk (44%) dan standar pendukung penilaian kesesuaian lain (4%) seperti sampling dan prosedur. Namun dari dari 124 standar yang ada, terdapat sekitar 55% standar (68 SNI) yang berusia lebih dari 5 tahun, yang memerlukan kaji ulang atas kelayakan dan kekinian standar tersebut.
KINERJA PENIMBUNAN SAMPAH SISTEM SEMI AEROBIK LANDFILL SEBAGAI BAHAN MASUKAN PENYUSUNAN STANDAR LANDFILL Darwati, Sri
JURNAL STANDARDISASI Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Undang-Undang Pengelolaan Sampah no. 18 tahun 2008 mengamanatkan penimbunan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah dilakukan secara terkendali. Salah satu upaya peningkatan sistem penimbunan sampah adalah penerapan semi aerobik landfill. Semi aerobik landfill adalah landfill dimana dekompisisi sampah dilakukan dengan adanya oksigen yang disupply dari pipa leachate yang besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bahan masukan terhadap penyusunan standar /pedoman pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah dengan Sistem Semi Aerobik Landfill. Metoda penelitian meliputi kajian literatur/penelitian terdahulu, wawancara, observasi lapangan , analisis laboratorium dan pengukuran lapangan. KInerja sistem semi aerobik ini menghasilkan  kualitas leachate dengan BOD 6-7 kali lebih rendah dibandingkan leachate dari sistem anaerobik. Dari segi emisi gas metana, semi aerobik landfill 3 kali lebih rendah  dibandingkan sistem anaerobik. Perbedaan utama semi aerobik dan anaerobik terletak pada diameter pipa leachate sehingga dari aspek biaya konstruksi pipa leachate, sistem semi aerobik 1.3 kali lipat lebih mahal dari anaerobik landfill. Beberapa kriteria utama dalam perancangan semi aerobik landfill adalah dimensi pipa utama leachate didesain 2/3 udara dan 1/3 untuk leachate,  penerapan pada kondisi topografi  yang memungkinkan  outflow dari leachate dapat mengalir melalui sistem terjunan ke Bak Pengumpul Leachate., Bak pengumpul leachate dibuat sedekat mungkin dengan timbunan sampah dan dibuat terbuka sehingga leachate jatuh bebas dan terhubung dengan udara luar Pada pertemuan pipa utama leachate dan pipa cabang dibuat connection pit yang menghubungkan pipa leachate dan pipa gas untuk udara keluar masuk secara bebas
SIMULASI RUANG GERAK DALAM HUNIAN SEDERHANA BERDASARKAN ANTROPOMETRI MANUSIA INDONESIA (Menuju Standardisasi Perencanaan dan Perancangan Hunian Sederhana yang Ergonomis) Widyahantari, Rani; Alfata, M. Nur Fajri; Hermawan, Yuri
JURNAL STANDARDISASI Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama ini perencanaan dan perancangan ergonomi ruang masih mengacu kepada SNI 03-1979-1990 tentang Matra ruang dan standar kebutuhan ruang mengacu pada SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan. SNI tersebut dirasa belum sesuai dengan kondisi di Indonesia dan sudah saatnya direvisi. Beberapa hal yang perlu ditinjau kembali antara lain data dasar antropometri yang sesuai dengan kondisi manusia di Indonesia dan metode simulasi kebutuhan minimal ruang gerak. Penelitian ini bertujuan mendapatkan luas ruang minimum untuk mewadahi aktivitas pokok dalam mendapatkan kenyamanan ruang gerak dalam hunian sederhana berdasarkan antropometri manusia Indonesia. Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan meliputi penggambilan data melalui pengukuran ruang dan pencatatan aktivitas pokok. Pengolahan data dilakukan di laboratorium dengan menggunakan pendekatan statistik dan simulasi komputer berdasarkan data antropometri dan pemetaan aktivitas. Simulasi skala 1:1 (mock-up) digunakan sebagai validasi atas hasil simulasi komputer. Penelitian memperlihatkan bahwa luas minimum beberapa ruang berdasarkan aktivitas pokok dalam hunian sederhana adalah: teras  3,1 m2, ruang tamu 6,9 m2, ruang keluarga dan ruang makan 11,8 m2, kamar tidur utama 8,8 m2, kamar tidur anak 3,6 m2, dapur 6,6 m2, kamar mandi dan WC 2,4 m2, serta ruang cuci dan jemur 3,1 m2. Luasan hunian total yang diperoleh sebesar 46,1 m2. Rata-rata kebutuhan ruang untuk hunian per-jiwa adalah 11,5 m2 dengan asumsi 4 jiwa/keluarga
PENENTUAN BILANGAN IOD DAN TITIK LELEH BERDASARKAN KANDUNGAN LEMAK PADAT MINYAK SAWIT DAN MINYAK INTI SAWIT (Uji Banding terhadap Metode Standar AOCS) Hasibuan, Hasrul Abdi; Siahaan, Donald
JURNAL STANDARDISASI Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bilangan iod (iodine value, IV), titik leleh (melting point, MP) dan kandungan lemak padat (solid fat content, SFC) merupakan parameter mutu yang rutin ditentukan di industri hilir minyak sawit (MS) dan minyak inti sawit (MIS). Ketiga parameter tersebut ditentukan secara terpisah dan waktu yang digunakan untuk memperoleh data cukup lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara IV, MP dan SFC namun belum ada suatu persamaan regresi yang menjadi suatu standar baku. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk menentukan persamaan regresi dari IV-SFC dan MP-SFC. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi metode standar sekunder penentuan IV dan MP yang relatif cepat dan efisien. Pada penelitian ini IV, MP dan SFC produk turunan MS dan MIS ditentukan dan dikorelasikan antara IV-SFC dan MP-SFC. Hasil korelasi IV dan MP dengan SFC diperoleh koefisien korelasi (R2) yang tinggi (R2 >0,98). Persamaan regresi antara IV-SFC adalah : IV (MS)  = 55,1 + 0,0481 x SFC10 oC – 0,0367 x SFC 20 oC – 0,279 x SFC 25 oC – 0,156 x SFC 30 oC – 0,102 x SFC  35 oC + 0,139 x SFC 40 oC. IV (MIS) = 27,6 – 0,0794 x SFC 10 oC – 0,0770 x SFC 20 oC – 0,103 x SFC 25 oC – 0,0277 x SFC 30 oC – 0,669 x SFC 35 oC + 0,763 x SFC 40 oC. Dan persamaan regresi antara MP-SFC adalah : MP (MS)  = 22,9 – 0,0269 x SFC 10 oC + 0,124 x SFC 20 oC + 0,850 x SFC 25 oC + 0,589 x SFC 30 oC – 0,154 x SFC 35 oC – 1,54 x SFC 40 oC. MP (MIS) = 16,8 + 0,129 x SFC 10 oC + 0,0658 x SFC 20 oC – 0,0012 x SFC 25 oC – 0,0281 x SFC 30 oC + 0,420 x SFC 35 oC – 0,0473 x SFC 40 oC. Uji validasi persamaan di atas dengan metode standar AOCS menunjukkan tidak berbeda signifikan. Dengan demikian, persamaan di atas dapat dijadikan sebagai standar baku dan diaplikasikan untuk kontrol mutu.
NILAI-NILAI BUDAYA MUTU DI INDUSTRI JASA (STUDI KASUS PT.PARA BANDUNG PROPERTINDO) Syukri, Agus Fanar
JURNAL STANDARDISASI Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era persaingan pasar global, konsumen menuntut produk/jasa yang bermutu dengan harga yang lebih murah. Sejalan dengan pergeseran paradigma tersebut, perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi untuk meningkatkan mutu produk layanannya. Salah satu strategi yang banyak digunakan adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) berbasis SNI ISO 9001:2008, yang akan membantu perusahaan dalam meningkatkan mutunya. Di sisi lain, sebuah perusahaan harus memiliki budaya organisasi yang mendukung adanya peningkatan mutu perusahaan, yang dikenal sebagai budaya mutu, yang merupakan nilai, keyakinan, dan perilaku karyawan di dalam organisasi yang berfokus pada mutu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai budaya mutu di industri jasa, yaitu di sebuah Mall di Bandung yang dikelola PT. Para Bandung Propertindo (PT.PBP), dengan responden manajer menengah dan karyawan bagian penjaminan mutu, dengan teknik penelitian deskriptif kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis gap untuk mengetahui tingkat kematangan budaya mutu dalam penerapan SMM di PT.PBP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya mutu di PT.PBP adalah  0,25 (dari skala 5) untuk nilai kebersamaan, akses ke informasi dan fokus pada proses; 0,33 untuk komunikasi terbuka dan jujur; serta 0,42 untuk sikap egaliter dan pembelajaran.
MANFAAT EKONOMI PENERAPAN STANDAR DI SEKTOR MAKANAN MENGGUNAKAN METODOLOGI ISO Mulyono, Ary Budi; Pudjiastuti, Untari
JURNAL STANDARDISASI Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang semakin pesat, sektor makanan di Indonesia berkembang semakin kompleks. Hal ini menuntut peningkatan mutu produk agar dapat bersaing di pasar global. Pasar global menuntut transparansi sehingga penggunaan standar baik standar nasional maupun internasional merupakan tuntutan bagi industri makanan untuk dapat bersaing di pasar. Efisiensi di segala unit bisnis industri makanan di tingkat perusahaan harus ditingkatkan melalui penerapan standar secara konsisten dan peningkatan berkelanjutan. Kajian ini bertujuan untuk menghitung keuntungan ekonomi secara kuantitatif dari penerapan standar pada setiap fungsi bisnis pada perusahaan menggunakan Metodologi ISO. Konsep dasar yang dikembangkan adalah Teori value chain yang dikembangkan oleh Profesor Michael Porter dari Harvard Business School. Studi kasus dilakukan pada Industri makanan PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Bogasari Flour Mills, Jakarta dengan produk utamanya tepung terigu dan PT. Garudafood Putra Putri Jaya Surabaya yang produksi utamanya biskuit coklat. Fungsi bisnis utama yang dipillih, pada kedua perusahaan tersebut  adalah:  procurement, inbound logistic, produksi, dan outbound logistic. Keuntungan ekonomi dari penerapan standar pada PT. Indofood Sukses Makmur Divisi Bogasari Flour Mills adalah sebesar Rp.  38.571.957.500 (0,3% dari total penjualan) dan keuntungan ekonomi dari penerapan standar pada PT. Garuda Food Putra Putri Jaya Divisi Biskuit adalah sebesar Rp. 7.650.052.560.

Page 1 of 1 | Total Record : 8