cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas (Andalas Journal of Public Health)
Published by Universitas Andalas
ISSN : 19783833     EISSN : 24426725     DOI : -
Core Subject : Health,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT ANDALAS (JKMA) menerbitkan artikel penelitian (research article), artikel telaah/studi literatur (review article/literature review), laporan kasus (case report) dan artikel konsep atau kebijakan (concept/policy article), di semua bidang ilmu kesehatan masyarakat yang meliputi: Epidemiologi Biostatistik Kesehatan Lingkungan Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Administrasi & Kebijakan Kesehatan Gizi Masyarakat Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kesehatan Reproduksi Sistem Informasi Kesehatan
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas" : 10 Documents clear
PERAN ASAM LEMAK DAN POLA ASUH TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-5 TAHUN DIKECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG Fivi Melva Diana; Rizanda Mahmud`; Delmi Sulastri; Azrimaidaliza Azrimaidaliza
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.151

Abstract

Anak usia 0-4 tahun yang mengalami gizi kurang dan buruk cukup banyak ditemukan di Indonesia terutama Propinsi Gorontalo (46,11%), termasuk Sumatera Barat (30,4%). Di Kota Padang, persentase Balita dengan gizi buruk dan kurang hampir sama dengan rata-rata angka national, yaitu sebesar 16,2 %. Khusus Kecamatan Nanggalo, persentase Balita dengan status gizi normal paling tinggi (95.8%) dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran konsunisi asam lemak dan pola asuh terhadap perkembangan anak usia 2-5 tahun di Kota Padang. Disain penelitian cross sectional study dengan populasi penelitian adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita usia 2-5 tahun di Kecamatan Nanggalo dengan jumlah sampel 210 orang. Instrumen penelitian yang digunakan KPSP dan form food record. Hasil penelitian didapatkan persentase anak dengan perkembangan sesuai sebesar 54,8%, tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi asam lemak dengan perkembangan anak usia 2-5 tahun dan faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan anak usia 2-5 tahun adalah pola asuh. Disarankan orang tua harus lebih memperhatikan pola makan dan pola asuh kesehatan (imunisasi dan penimbangan balita) sesuai usianya mengingat pola asuh, yaitu pemberian makan anak, pelayanan kesehatan, penimbangan dan psikososial berpengaruh pada perkembangan anak.Kata kunci: perkembangan anak. asam lemak, pola asuh ibu
KECELAKAAN KERJA PADA PERAJIN ROTAN DI PITAMEH DAN TANAH SIRAH KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG Widya Handayani; Yuniar Lestari; Ice Yolanda Puri
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.147

Abstract

Kecelakaan di tempat kerja dapat memakan banyak korban, baik pekrja sektor formal maupun sektor informal. Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi mencapai 96.314 kasus pada tahun 2009, namun data ini belum mencakup kecelakaan kerja di sektor informal. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, tindakan, penerangan, faktor psikologis, dan masa kerja dengan kecelakaan kerja pada perajin rotan di kawasan Pitameh dan Tanah Sirah Kecamatan Lubuk Begalung. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 54 orang. Data tingkat pengetahuan, tindakan, faktor fisik, psikologis, dan masa kerja dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Pengukuran intensitas penerangan menggunakan lux meter. Hasil penelitian ini 77,8% responden pernah mengalami kecelakaan kerja, 61,1% memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang kecelakaan kerja. 57,4% memiliki tindakan yang baik dalam pencegahan kecelakaan kerja, 63,0% bekerja pada penerangan baik. 75,9% memiliki faktor psikologis positif, dan 59,3% memiliki masa kerja di atas 1 tahun. Berdasarkan analisis bivariat terdapat 2 faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja yaitu tingkat pengetahuan dengan OR 24,000 (95% CI 2,741 -210,177) dan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dengan OR 12,100 (95% CI 1,431-102,310) .Disarankan kepada puskesmas untuk melaksanakan Upaya Kesehatan Kerja (UKK), pembentukan Pos UKK, penyuluhan dan pelatihan tentang K3 kepada pengusaha dan perajin sehingga dapat menerapkan K3 di tempat kerja. Kepada para pekerja sebaiknya menggunakan APD saat bekerja demi keselamatan dan kenyamanan dalam bekerja. Kata Kunci: Perajin rotan, faktor-faktor yang berhubungan, kecelakaan kerja
LINGKAR BETIS, SATU PENGUKURAN ANTROPOMETRI SEDERHANA PENGGANTI BERAT LAHIR Kusharisupeni Kusharisupeni; Marlenywati Marlenywati
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.152

Abstract

Penimbangan berat lahir terutama di perdesaan merupakan masalah, padahal penimbangan bayi yang akurat dibutuhkan untuk dapat menapis bayi berat lahir rendah dimana bayi-bayi ini memulai hidupnya deagan kelemahan yang menjurus kepada tingginya morbiditas dan mortalitas bayi. Ukuran lingkar betis sebagai pengganti berat lahir sudah banyak dilakukan di beberapa negara berkembang, namun tidak demikian di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengukuran antropometri lingkar betis cukup efektif sebagai pengganti berat lahir sehingga bayi berat lahir rendah dapat diidentifikasi. Penelitian ini dilakukan di kota Pontianak dan di kabupaten Kubu Taya (pengembangan dari kota Pontianak) dengan desain penelitian potong lintang dan dua ratus enam puluh satu (261) bayi baru lahir genap bulan , 1 D% diantaranya adalah BBLR sebagai sampel. Lingkar betis diukur dengan pita LILA DepKes dan berat lahir dengan timbangan bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara lingkar betis dan berat lahir r= 0,53(p<0,01), titik potong (cut off point) 9,75 cm dengan sensitifitas 85% dan spcsifisitas 65%. Nilai prediksi positif93,03% dan nilai prediksi negative 42,3% . Penelitian ini menunjukkan bahwa lingkar betis dapat digunakan sebagai pengganti berat lahir, namun masih memerlukan studi lebih lanjut untuk mengvalidasi hasil penelitian ini.Kata kunci: berat lahir. lingkar betis, cut off point
KADAR IMUNOGLOBULINE TOTAL DAN RIWAYAT ALERGI PADA PENYAKIT KECACINGAN Selfi Renita Rusidi; Nora Harminarti
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.148

Abstract

Penyakit kecacingan masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Selain menimbulkan gangguan gizi, kecacingan juga menimbulkan perubahan keseimbangan respon imun Thelper 1/Thelper2 (Thl/Th2) ke arah Th2. Polarisasi Th2 ditandai dengan peningkatan kadar imunoglobulin E (IgE) dan penekanan terhadap reaksi alergi. Efek proteksi terhadap alergi ini terjadi melalui mekanisme saturasi sel mast, penghambatan oleh lgG4 dan respon modified Tn2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyakit kecacingan terhadap kadar IgE total dan riwayat alergi. Lokasi penelitian dilakukan di Batang Anai Padang Pariaman dengan menggunakan rancangan potong lintang. Populasi penelitian ini adalah murid kelas 2 dan kelas 3 SDN 08 dan SDN 22. Status kecacingan didapatkan dari pemeriksaan feses metoda Kato-Katz. Kadar IgE total serum didapatkan dari pemeriksaan serum metode ELISA. Riwayat alergi didapat dari kuesioner. Pengolahan dan analisa data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Chi-square. Hasil penelitian pada kelompok kecacingan didapatkan rata kadar IgE total adalah 1902 ± 2194 IU/ml dan pada kelompok tidak kecacingan 2036 ± 2320 IU/ml. Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar IgE total antara kelompok kecacingan dengan kelompok kontrol (p> 0,05). Tidak terdapat perbedaan riwayat alergi pada kelompok kecacingan dengan kelompok control (p> 0,05). Hasil penelitian mendapatkan bahwa penyakit kecacingan tidak mempengaruhi kadar IgE total serum dan riwayat alergi. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar IgE in vitro dan manifestasi alergi dengan menggunakan skin prict lest atau patch test.Kata kunci: kecacingan, imunoglobulin E total (IgE total), alergi
KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA WANITA PREMENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANTUN USILA TAHUN 2010 BERDASARKAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN Yenti Fitri; Masrul Masrul; Vitria Vitria
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.153

Abstract

Resiko osteoporosis di Indonesia termasuk tinggi karena rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang cara penecgahan osteoporosis. Survei awal di Puskesmas Santun Usila Duraai Timur tanggal 29 April - 06 Mei 2010 pada 15 wanita premenopause, ditemukan 80% osteoporosis dan rata tingkat pengetahuan dan tindakan pencegahan tentang osteoporosisnya masih kurang, maka perlu di lakukan berbagai upaya untuk mencegah dan memperbaiki kejadian osteoporosis tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan pencegahan dengan kejadian osteoporosis pada wanita premenopause di Wilayah Kerja Puskesmas Santun Usila Dumai Timur tahun 2010. Penelitian dengan disain crosssectional ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2010 pada wanita premenopause di wilayah kerja Puskesmas Santun Usila Dumai Timur. Pengambilan sampel dilakukan sccara simple random sampling dengan jumlah sampel 79 orang. Pengumpulan data pengetahuan dan tindakan pencegahan osteoporosis dengan kuesioner, sedangkan hasil pemeriksaan status mineral tulang responden dengan menggunakan densitometry. Pengolahan data dilakukan dengan editing, coding, entry dan cleaning. Analisis univariat dilakukan dengan distribusi frekuensi masing-masing variabel dan analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi-square. Hasil penelitian ini menemukan proporsi kejadian osteoporosis responden sebesar 49,4%, pengetahuan kurang scbesar 69,6% dan tindakan pencegahan kurang sebesar 22,8%. Tiaak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan kejadian osteoporosis (p > 0,05), tetapi terdapat hubungan bermakna antara tindakan pencegahan dengan kejadian osteoporosis responden (p < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar Dinas Kesehatan Dumai Timur menyusun program pencegahan osteoporosis dengan menyebarluaskan informasi kepada wanita premenopause tentang tindakan pencegahan osteoporosis dan secara berkala memeriksakan tulang dan kesehatan. Untuk peneliti lain melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang berhubungan dengan kejadian oostcoporosis pada wanita premenopause.Kata Kunci: Pengetahuan, tindakan pencegahan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN VASEKTOMI SEBAGAI METODE KB PRIA DIKECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2010 Ratno Widoyo; Yessi Markolinda
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.149

Abstract

Vasektomi atau sterilisasi pria atau Medis Operasi Pria (MOP) adalah tindakan penutupan (pemotongan. pengikacan, penyumbatan) kedua saluran mani pria/suami sebelah kanan dan kiri, pada waktu senggama sel mani tidak dapat keluar membuahi sel telur, sehingga tidak terjadi kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan vasektomi sebagai metode KB pria. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain case control study dari bulan Januari sampai Juni 2010. Penelitian dilakukan pada 49 orang peserta vasektomi sebagai kasus dan 49 orang yang tidak vascktomi sebagai kontrol dengan menggunakan matching usia dan tempat dengan jumlah perbandingan 1:1. Dari hasil penelitian didapatkan usia termuda peserta vasektomi adalah 29 tahun dan tertua 52 tahun. Hasil statistik menyatakan variabel tingkat pengetahuan, status ekonomi, peran petugas KB. dan dukungan istri berpengaruh terhadap pemilihan vasektomi sebagai metode KB pria. Sedangkan tingkat pendidikan tidak berpengaruh. Untuk meningkatkan keikutsertaan pria agar mau menjadi aseptor metoda vasektomi sebagai metode KB pria diperlukan adanya perhatian pemerintah daerah dan dinas kesehatan Pasaman Barat agar melaksanakan penyuluhan masal, sehingga vasektomi dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat.Kata Kunci: metode KB pria, vasektomi, Luhak Nan Duo
PENGARUH ASUPAN ZAT GIZI DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEHATAN TULANG PADA WANITA USIA 40-65 TAHUN DI PUSKESMAS NANGGALO KOTA PADANG Syahrial Syahrial; Deni Elnovriza
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.154

Abstract

Penelitian ini adalah tentang pengaruh Asupan Zat Gizi dan aktivitas Fisik terhadap Kesehatan Tulang di Kecamatan Nanggalo Kota Padang yang menggunakan desain cross sectional study, dilakukan pada bulan Maret sampai Desember 2010. Populasi penelitian ini adalah semua lansia pre dan post menopause yang berkunjung ke posyandu lansia di Kecamatan Nanggalo Kota Padang sebanyak 48 orang. Data diolah dan dianalisis dengan analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing variabel guna memperoleh gambaran karakteristik sampel dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik, pola konsumsi, asupan zat gizi dengan kesehatan tulang, menggunakan uji chi square dengan derajat kepercayaan 95% (a < 0,05). Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata umur responden adalah 52,2 ± 7,24 tahun dan 50% diantaranva sudah menopouse. Hasil pemeriksaan tulang menunjukkan bahwa 81,2% responden sudah mengalami Osteoporosis. Dilihat dari konsumsi zat gizi, responden dengan asupan kalsium kurang 62,5%, asupan phosfor tinggi 95,8%, asupan vitamin D tinggi 93,8 %. Sebanyak 52,1% responden mempunyai aktivitas fisik harian dengan kategori berat. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara zat gizi phosfor, kalsium dan vitamin D dengan kesehatan tulang dan tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan kesehatan tulang. Disarankan untuk mengadakan penelitian eksperimen pada 2 kelompok yang berbeda dengan memberikan perlakuan terhadap kelompok yang sudah menopouse kemudian diperiksa status kesehatan tulangnya.Kata kunci : Osteoporiosis, gizi
STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Idral Purnakarya; Febri Zulliadi; Deni Elnovriza
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.150

Abstract

Mahasiswa merupakan sumberdaya manusia yang produklif bagi bangsa ini. Kondisi kurang gizi dapat menurunkan kemampuan belajar,  meningkatkan angka kesakitan, dan menurunkan produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mcngetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi mahasiswa. Desain penelitian yaitu cross-sectional, dengan waktu penelitian dari bulan Juni - Juli 2009. Populasi adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, dengan sampel sebesar 106 responden yang diambil secara Stratified Proportional Random Sampling. Status gizi dihitung dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian ini menunjukkan bahwa 16,0% responden mengalami status gizi kurang. Rata-rata asupan zat gizi makro dan mikro kurang dari AKG. Uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan status gizi mahasiswa (p-vaiue < 0,05). Untuk penelitian selanjutnya diharapkan penggunaan sampel yang lebih besar dengan rancangan yang sama atau dengan disain studi lainnya untuk melihat pengaruh zat-zat gizi dan faktor lainnya yang berkaitan dengan status gizi.Kata Kunci: status gizi, mahasiswa, asupan zat-zat gizi
PEMBANGUNAN TERESTEGRASI SEBAGAI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN DI INDONESIA Hardisman Hardisman
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.155

Abstract

Pembangunan merupakan sebuah upaya multidimensi yang meliputi pertumbuhan ekonomi, kesinambungan ketersediaan kebuluhan pokok, lapangan pekerjaan, pendidikan, pelayanan kesehatan dan kesetaraan gender. Berdasarkan sudut pandang ini, pembangunan di Indonesia mengalami peningkatan dalam dekade terakhir. Pertumbuhan ekonomi meningkat sejak tahun 1990 yang ditandai dengan peningkatan GNI perkapita. Rata-rata pencapaian pendidikan juga meningkat, baik pada laki-laki ataupun perempuan. Begitu juga dengan peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Dengan adanya perbaikan faktor-faktor pembangunan tersebut juga diiringi dengan semakin membaiknya kondisi kesehatan di Indonesia, misalnya peningkatan status kesehatan ibu dan anak dan penurunan berbagai penyakit infeksi. Akan tetapi, kondisi kesehatan di Indonesia masih jauh jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang mempunyai infrastruktur, ekonomi dan tingkat pendidikan yang baik. Bahkan, perbaikan masalah kesehatan di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan negara-negara tetangga, misalnya masih tingginya kasus tuberkulosis (TB) paru dan malnutrisi. Oleh karena itu, untuk mcngatasi permasalahan ini maka perlu dilakukan peningkatan pada semua faktor-faktor pembangunan terkait dengan melakukan pendekatan Pelayanan Kesehatan Primer yang komprehensif.Kaia Kunci: pembangunan, pola penyakit, dan masalah kesehatan
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM KESEHATAN MASYARAKAT BERBASIS ARCVIEW DAN HEALTHMAPPER Masrizal Masrizal
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.146

Abstract

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu teknik berbasis komputer yang dapat menyimpulkan, menampilkan, mengelola dan menyiman data spasial dari fenomena geografis untuk dianalisis guna keperluan pengambilan keputusan. Perangkat lunak ArcView merupakan salah satu sistem yang dapat melakukan pengelolaan data-data spasial dan merupakan sistem yang handal, terbukti dengan banyak dipakainya oleh instansi pemerintah dan swasta yang berkepentingan terhadap data-data spasial. HealthMapper adalah sebuah aplikasi pemetaan Open Source yang dikembangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) bersama Environmental Systems Research Institute (ESRI). SIG pada bidang kesehatan adalah analisis hubungan antara lingkungan hidup manusia dengan penyakit, gizi dan sistem pelayanan kesehatan untuk menjelaskan hubungan timbal-baliknya dalam ruang. SIG pada bidang kesehatan juga bagian dari geografi manusia yang berhubungan dengan aspek-aspek geografi dari  (status) kesehatan dan (sistem) pelayanan kesehatan. Dengan memanfaatkan ArcView dan HealthMapper,  data-data terkait kesehatan dapat disimpan dan dikelola dengan lebih mudah, lebih teratur  dan lebih efektif.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 17 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 16 No 2 (2022): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 16 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 15, No 2 (2021): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 15, No 1 (2020): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 14, No 2 (2020): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 13, No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 13, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 12, No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 11, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 11, No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 10, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 10, No 1 (2015): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 9, No 2 (2015): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 9, No 1 (2014): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 8, No 1 (2013): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 7, No 1 (2012): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 6, No 1 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 1 (2010): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 4, No 2 (2010): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 4, No 1 (2009): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 3, No 2 (2009): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 3, No 1 (2008): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 2, No 2 (2008): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 2, No 1 (2007): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 1, No 2 (2007): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 1, No 1 (2006): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas More Issue