Articles
13 Documents
Search results for
, issue
"Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa"
:
13 Documents
clear
DANA SOSIAL BERKELANJUTAN UNTUK KESEJAHTERAAN SOSIAL BERKELANJUTAN: TINJAUAN SIGNIFIKANSI ZAKAT
Rohim, Ade Nur
Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v5i3.1944
Kesejahteraan sosial masih menjadi fokus pembahasan masalah sosial di banyak negara, termasuk Indonesia. Upaya mengentaskan kemiskinan dan memecahkan berbagai permasalahan sosial merupakan kajian inti dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. Upaya tersebut tentu membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, karena mengatasi permasalahan sosial, hampir dapat dikatakan sebagai upaya yang bersifat terus menerus dan tidak pernah berakhir. Untuk merealisasikan kesejahteraan sosial yang berkelanjutan, dibutuhkan sumber dana yang terhimpun secara terus menerus, sehingga mampu menutupi kebutuhan tersebut secara berkelanjutan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peran zakat sebagai salah satu instrumen dana sosial Islam, dengan ciri khasnya yang bersifat mandatory bagi umat Islam. Tulisan ini memaparkan kajian berdasarkan tinjauan pustaka yang dipadukan dengan pemikiran kritis penulis mengenai peran dan kedudukan zakat dalam membiayai program dan upaya peningkatan kesejahteraan sosial di masyarakat. Kajian ini melahirkan sebuah hasil bahwa zakat merupakan rukun Islam ketiga bagi umat Islam. Dengan begitu, zakat akan terus terhimpun dan dibayarkan oleh masyarakat muslim, dimana penghimpunan zakat bersifat berkelanjutan seiring dengan meningkatnya motivasi dan kesadaran masyarakat muslim untuk membayar zakat. Hal ini terbukti dari penghimpunan dana zakat yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebagai dana sosial, maka zakat mampu berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Di samping itu, melalui berbagai program pendayagunaannya, zakat mampu memberdayakan masyarakat miskin untuk menjadi lebih produktif, dan dapat meningkatkan taraf hidupnya secara mandiri dan berkelanjutan.
NEGOSIASI PERAN IBU BERUSIA REMAJA MELALUI AGENSI
Mardhianti, Justine Yohana;
Imelda, Johanna Debora
Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v5i3.1880
Perempuan masih menjadi kelompok yang mengalami diskriminasi, bahkan sejak di usia muda. Perempuan diekspektasikan untuk mengikuti standar nilai dan norma tertentu, terlebih dalam hal aktivitas seksual dan keputusan untuk memiliki anak. Tulisan ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana pilihan-pilihan yang diambil oleh perempuan remaja terkait kehamilan yang tidak direncanakan dan masa depannya setelah kehamilan, serta tantangan dan pandangan negatif yang diterimanya dari masyarakat. Konsep agensi yang terkait erat dengan konstruksi budaya, intensi, dan relasi kuasa digunakan untuk menjelaskan bagaimana remaja hamil menegosiasikan posisinya untuk mengambil keputusan-keputusan dalam pengasuhan, pekerjaan dan pendidikan mereka.
NEGOSIASI PERAN IBU BERUSIA REMAJA MELALUI AGENSI
Mardhianti, Justine Yohana;
Imelda, Johanna Debora
Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v5i3.1880
Perempuan masih menjadi kelompok yang mengalami diskriminasi, bahkan sejak di usia muda. Perempuan diekspektasikan untuk mengikuti standar nilai dan norma tertentu, terlebih dalam hal aktivitas seksual dan keputusan untuk memiliki anak. Tulisan ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana pilihan-pilihan yang diambil oleh perempuan remaja terkait kehamilan yang tidak direncanakan dan masa depannya setelah kehamilan, serta tantangan dan pandangan negatif yang diterimanya dari masyarakat. Konsep agensi yang terkait erat dengan konstruksi budaya, intensi, dan relasi kuasa digunakan untuk menjelaskan bagaimana remaja hamil menegosiasikan posisinya untuk mengambil keputusan-keputusan dalam pengasuhan, pekerjaan dan pendidikan mereka.
MERUMUSKAN INDEKS KESEJAHTERAAN SOSIAL (IKS) DI INDONESIA
Setiawan, Hari Harjanto
Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v5i3.1786
Pembangunan sosial merupakan proses perubahan yang terencana dan terarah. Di Indonesia, tujuan pembangunan sosial adalah untuk menciptakan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat. Apabila kesejahteraan sosial menjadi tujuan yang akan dicapai dari sebuah pembangunan, maka diperlukan suatu yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan sosial. Tulisan ini akan memberi informasi tentang tiga hal yang berhubungan dengan ukuran kesejahteraan antara lain; pertama, makna Indeks Kesejahteraan Sosial bagi pembangunan kesejahteraan sosial di Indonesia. Kedua, peluang perumusan Indeks Kesejahteraan Sosial di Indonesia. Ketiga, model Indeks Kesejahteraan Sosial yang cocok diterapkan di Indonesia. Indeks Kesejahteraan Sosial (IKS) diharapkan dapat mengukur capaian pembangunan Kesejahteraan Sosial. Sebagai ukuran kualitas hidup, IKS dibangun melalui 2 (dua) dimensi dasar yaitu kesejahteraan sosial objektif dan subyektif. Tulisan ini menggunakan studi pustaka yaitu metode pengumpulan data dengan mencari informasi melalui jurnal ilmiah, buku dan dokumentasi lainnya. Indikator Kesejahteraan Sosial yang dihasilkan dari tulisan ini diharapkan dapat dijadikan ukuran pembangunan sosial di Indonesia, sehingga dapat dievaluasi dan ada perbaikan program dari tahun ke tahun.
MERUMUSKAN INDEKS KESEJAHTERAAN SOSIAL (IKS) DI INDONESIA
Setiawan, Hari Harjanto
Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v5i3.1786
Pembangunan sosial merupakan proses perubahan yang terencana dan terarah. Di Indonesia, tujuan pembangunan sosial adalah untuk menciptakan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat. Apabila kesejahteraan sosial menjadi tujuan yang akan dicapai dari sebuah pembangunan, maka diperlukan suatu yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan sosial. Tulisan ini akan memberi informasi tentang tiga hal yang berhubungan dengan ukuran kesejahteraan antara lain; pertama, makna Indeks Kesejahteraan Sosial bagi pembangunan kesejahteraan sosial di Indonesia. Kedua, peluang perumusan Indeks Kesejahteraan Sosial di Indonesia. Ketiga, model Indeks Kesejahteraan Sosial yang cocok diterapkan di Indonesia. Indeks Kesejahteraan Sosial (IKS) diharapkan dapat mengukur capaian pembangunan Kesejahteraan Sosial. Sebagai ukuran kualitas hidup, IKS dibangun melalui 2 (dua) dimensi dasar yaitu kesejahteraan sosial objektif dan subyektif. Tulisan ini menggunakan studi pustaka yaitu metode pengumpulan data dengan mencari informasi melalui jurnal ilmiah, buku dan dokumentasi lainnya. Indikator Kesejahteraan Sosial yang dihasilkan dari tulisan ini diharapkan dapat dijadikan ukuran pembangunan sosial di Indonesia, sehingga dapat dievaluasi dan ada perbaikan program dari tahun ke tahun.
MOTIVASI LANJUT USIA MERAWAT CUCU
Kodaruddin, Wina Nurdini;
Apsari, Nurliana Cipta
Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa
Publisher : Puslitbangkesos
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v5i3.1784
Berkurangnya intensitas pengasuhan anak oleh orangtua karena berbagai hal, menyebabkan lanjut usia sebagai kakek dan nenek seringkali dilibatkan dalam pengasuhan cucu mereka. Terdapat beberapa motivasi yang mendasari lansia dalam merawat cucu. Meskipun begitu, pengasuhan yang dilakukan oleh lanjut usia ini dapat berdampak positif dan negatif bagi fisik, psikologis, serta sosial mereka. Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan fakta yang ada di masyarakat tentang pelibatan lanjut usia serta motivasi mereka dalam pengasuhan cucu. Metode penelitian yang digunakan adalah tinjauan pustaka, dengan mengkaji sumber sumber terpercaya yang ada berupa buku, jurnal ilmiah, dan berita media massa, untuk selanjutnya dilakukan analisis data berdasarkan sudut pandang penulis. Implikasi pekerjaan sosial dalam konteks ini adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya memperhatikan keragaman yang ada dalam masyarakat tentang cara memperlakukan lanjut usia serta dampak rutinitas merawat cucu pada lansia. Motivasi lanjut usia merawat cucu diantaranya kepedulian terhadap kesejahteraan anak dewasa, rasa tanggung jawab untuk memberikan dukungan orang tua, mendukung anak untuk mengejar cita-cita, merasa kondisi fisik yang masih sehat, sangkar kosong, ketiadaan pasangan hidup, serta tidak percaya jika anak dirawat oleh pembantu. Studi ini berfokus pada lanjut usia sebagai kelompok rentan, sehingga pekerja sosial di bidang lanjut usia diharapkan lebih concern terhadap permasalahan ini dan dapat mengembangkan layanan guna penanganan masalah ini.
MOTIVASI LANJUT USIA MERAWAT CUCU
Kodaruddin, Wina Nurdini;
Apsari, Nurliana Cipta
Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa
Publisher : Puslitbangkesos
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v5i3.1784
Berkurangnya intensitas pengasuhan anak oleh orangtua karena berbagai hal, menyebabkan lanjut usia sebagai kakek dan nenek seringkali dilibatkan dalam pengasuhan cucu mereka. Terdapat beberapa motivasi yang mendasari lansia dalam merawat cucu. Meskipun begitu, pengasuhan yang dilakukan oleh lanjut usia ini dapat berdampak positif dan negatif bagi fisik, psikologis, serta sosial mereka. Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan fakta yang ada di masyarakat tentang pelibatan lanjut usia serta motivasi mereka dalam pengasuhan cucu. Metode penelitian yang digunakan adalah tinjauan pustaka, dengan mengkaji sumber sumber terpercaya yang ada berupa buku, jurnal ilmiah, dan berita media massa, untuk selanjutnya dilakukan analisis data berdasarkan sudut pandang penulis. Implikasi pekerjaan sosial dalam konteks ini adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya memperhatikan keragaman yang ada dalam masyarakat tentang cara memperlakukan lanjut usia serta dampak rutinitas merawat cucu pada lansia. Motivasi lanjut usia merawat cucu diantaranya kepedulian terhadap kesejahteraan anak dewasa, rasa tanggung jawab untuk memberikan dukungan orang tua, mendukung anak untuk mengejar cita-cita, merasa kondisi fisik yang masih sehat, sangkar kosong, ketiadaan pasangan hidup, serta tidak percaya jika anak dirawat oleh pembantu. Studi ini berfokus pada lanjut usia sebagai kelompok rentan, sehingga pekerja sosial di bidang lanjut usia diharapkan lebih concern terhadap permasalahan ini dan dapat mengembangkan layanan guna penanganan masalah ini.
PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM MENGATASI KEMISKINAN KULTURAL DI INDONESIA
Poluakan, Marcelino Vincentius;
Nurwati, Nunung
Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa
Publisher : Puslitbangkesos
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v5i3.1773
Pekerjaan sosial sejak lahirnya memiliki kaitan yang erat dengan permasalahan kemiskinan. Masalah kemiskinan yang semakin kompleks menuntut praktik pekerjaan sosial yang terus diperkaya dengan strategi penanganan kemiskinan yang efektif dan inovatif. Kemiskinan kultural sebagai salah satu bentuk kemiskinan memiliki akar pada budaya serta mindset masyarakat yang konsumtif, tidak mau bekerja keras, berpasrah, tidak merencanakan masa depan dan sebagainya. Tulisan ini akan mengkaji bagaimana strategi yang bisa digunakan dalam mengatasi kemiskinan kultural serta bagaimana peran pekerja sosial ketika berhadapan dengan individu, keluarga atau kelompok masyarakat yang memiliki faktor pembentuk kemiskinan kultural. Metode yang digunakan adalah studi literatur yang membahas pandangan pekerjaan sosial terhadap kemiskinan kultural serta penanganannya terutama oleh profesi pekerja sosial. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa Strength Perspective, Nilai Komposit Kemajuan serta Nilai Dasar Kemajuan dapat menjadi strategi awal untuk merubah budaya dan mindset masyarakat miskin secara kultural. Implementasinya di lapangan adalah dengan memanfaatkan perangkat pekerja sosial yang telah ada untuk menanamkan nilai-nilai tersebut di masyarakat, misalnya tenaga pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).
PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM MENGATASI KEMISKINAN KULTURAL DI INDONESIA
Poluakan, Marcelino Vincentius;
Nurwati, Nunung
Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa
Publisher : Puslitbangkesos
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v5i3.1773
Pekerjaan sosial sejak lahirnya memiliki kaitan yang erat dengan permasalahan kemiskinan. Masalah kemiskinan yang semakin kompleks menuntut praktik pekerjaan sosial yang terus diperkaya dengan strategi penanganan kemiskinan yang efektif dan inovatif. Kemiskinan kultural sebagai salah satu bentuk kemiskinan memiliki akar pada budaya serta mindset masyarakat yang konsumtif, tidak mau bekerja keras, berpasrah, tidak merencanakan masa depan dan sebagainya. Tulisan ini akan mengkaji bagaimana strategi yang bisa digunakan dalam mengatasi kemiskinan kultural serta bagaimana peran pekerja sosial ketika berhadapan dengan individu, keluarga atau kelompok masyarakat yang memiliki faktor pembentuk kemiskinan kultural. Metode yang digunakan adalah studi literatur yang membahas pandangan pekerjaan sosial terhadap kemiskinan kultural serta penanganannya terutama oleh profesi pekerja sosial. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa Strength Perspective, Nilai Komposit Kemajuan serta Nilai Dasar Kemajuan dapat menjadi strategi awal untuk merubah budaya dan mindset masyarakat miskin secara kultural. Implementasinya di lapangan adalah dengan memanfaatkan perangkat pekerja sosial yang telah ada untuk menanamkan nilai-nilai tersebut di masyarakat, misalnya tenaga pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).
PENDIDIKAN INKLUSIF: UPAYA MEWUJUDKAN KESETARAAN DAN NON DISKRIMINATIF DI BIDANG PENDIDIKAN BAGI ANAK DENGAN DISABILITAS (AdD)
Setiawan, Eko;
Apsari, Nurliana Cipta
Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33007/inf.v5i3.1776
Pendidikan inklusif merupakan model pendidikan untuk mewujudkan pendidikan bagi semua anak (education for all), termasuk bagi AdD. Pendidikan inklusif memberikan kesempatan yang sama kepada AdD serta mewujudkan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif. Inklusif juga dimaksudkan untuk mempromosikan perubahan dan nilai-nilai sosial dengan membangun kesadaran masyarakat mengurangi nilai dan sikap diskriminatif. AdD seringkali mendapatkan perlakuan diskriminatif serta kesulitan dalam akses pendidikan sehingga perlu implementasi model pendidikan inklusif sebagai solusinya. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode literature review. Dalam artikel ini ditemukan bahwa model pendidikan inklusif perlu diimplementasikan dalam sistem pendidikan sebagai upaya mewujudkan kesetaraan dan non diskriminatif bagi AdD seperti yang diungkapkan oleh beberapa peneliti. Implementasi pendidikan inklusif perlu memperhatikan berbagai sumber daya dan kondisi yang mendukung terwujudnya inklusifitas. Namun, dalam pelaksanaannya pendidikan inklusif masih mengalami berbagai permasalahan dan hambatan. Pendidikan inklusif dapat menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap AdD. Penerimaan sosial yang baik dalam lingkungan dapat menimbulkan dampak yang positif, sebaliknya penerimaan sosial yang buruk dapat menimbulkan dampak negatif bagi AdD. Pekerja sosial memiliki peran penting dalam pelaksanaan pendidikan inklusif.