cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 11, No 1 (2011): MARET 2011" : 8 Documents clear
IMPLEMENTASI DATA MINING CLASSIFICATION DENGAN METODE DECISION TREE (MENGGUNAKAN ALGORITMA ID3 DAN C.45) Dalimunthe, Amirhud
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 11, No 1 (2011): MARET 2011
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Data  mining merupakan  proses  analisis data  dengan  menggunakan  perangkat  lunak untuk menemukan suatu  pola dan  aturan  dalam himpunan data.  Data  mining mampu menganalisa data  yang besar menjadi informasi  berupa  pola  yang  mempunyai  arti  bagi  pendukung  keputusan.  Salah  satu  teknik  yang  ada pada  data  mining  adalah  classification  yaitu  proses  untuk  menemukan  model  atau  fungsi  yang menjelaskan  atau  membedakan  konsep  atau  kelas  data,  dengan  tujuan  untuk  dapat  memperkirakan kelas  dari  suatu objek  yang  labelnya tidak diketahui.  Dalam penelitian  ini  dilakukan  suatu  analisis data yang  mengimplementasikan  salah  satu  metode  dalam  classification  yaitu  decision  tree  dengan algoritma  ID3  dan  C.45.  Pengujian  data  dilakukan  dengan  menggunakan  software  data  mining, yaitu Sipina_W©  V.25,  dimana  output  yang  dihasilkan  berupa  data  diskrit.  Analisis  yang  dilakukan  oleh software  ini  menggunakan  metode  decision  tree  dan  didalam  melakukan  analisis  software  ini rnenggunakan algoritma ID3  dan  algoritma C4.5. Hal  ini sesuai  dengan  metode  analisis dan  algoritma yang  ditentukan oleh penulis, Beberapa methode analisis yang tersedia  didalam software  ini antara  lain adalah  ID3, C.45, CART ( Classification and  Regression Tree), dan  lain-lain Anonims., (2000), Standart Kompon ASTM 3A, http://www.astm.org/Anonims., (2007), Asam Format, http://wikipedia.org/wiki/asam-format, Diakses Tanggal 20 Deseember 2009Anonims., (2007), Asam Sitrat, http://wikipedia.org/wiki/asam-sitrat, Diakses Tanggal 20 Februari 2010Anonims., (2009), Sehat bersama jeruk nipis, http://www.jogjamedianet.com/, Diakses Tanggal 22 Maret 2010 Anonims., (2009), Sehat Bersama Jeruk Nipis, http://www.solusisehat.com Diakses Tanggal 22 Maret 2010Balai Penelitian Sembawa, (1996), Sapta Bina Usaha Tani Karet Rakyat (edisi ke-2), Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Sembawa , PalembangBalai Penelitian Sembawa, (2005), Pengelolaan Bahan Tanaman Karet, Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Sembawa , PalembangChairil.A.,(2001), Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet, http://www.manajemen-dan-teknologi-budidaya-karet.pdf, Diakses Tanggal 20 Januari 2010De. Boer., (1952), Komposisi Lateks Segar Pada Perkebunan Karet Alam. Penerbit: Kanisius, Yogyakarta Hutabarat. Rapolo., (2003), Agribinis dan budidaya tanaman jeruk. Penerbit: Swadaya. Jakarta.Island. Boerhendhy., dan Dwi. Agustina., (2006), Potensi Pemanfaatan Kayu Karet Untuk Mendukung Peremajaan Perkebunan Karet Rakyat, balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet, PalembangM. Solichin. dan A. Anwar., (2006), Deorub K Pembeku Lateks dan Pencegah Timbulnya Bau Busuk Karet. Tabloid Sinar Tani. Pusat Penelitian Karet LRPIMariani. L., (2001), Pengaruh Limba Cair Cacau dengan Kelapa Sawit sebagai pengumpalan Karet, Universitas Sumatera Utara, MedanMorton. M, (1973), Ilmu Bahan dan Struktur Bahan. Fisika Universitas jilid 2. Jakarta Nazaruddin. dan Paimin. B. Fary., (1999), Buah Komersil. Penebaran swadaya. JakartaOmpusunggu. M dan R. Dalimunthe., (1995), Teknik Pengolahan Karet Alami Indonesia. Prosiding Seminar Ilmiah Lustrum VI FMIPA USU MEDAN.Ompusunggu. et al., (1995), Informasi Curerate dalam bentuk Rheograph sebagai standar non mandatory. Pusat Penelitian Karet Tanjung Morawa MedanOmpusunggu. M. (2001), Pedoman Teknis Penanganan Bahan Baku dan proses pengolahan Lateks Pekat, RSS/ ADS dan Karet Remah. Pusat Penelitian Karet Tanjung Morawa MedanPatricia. Dian. I., Hanik. Murjayanah., dan Sri. Kismiati., (2008), Pemanfaatan Jeruk nipis (Citrus aurantifolia,swingle) sebagai Bahan Dasar Pembuatan Sirup, Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Universitas Negeri SemarangParhusip. A. Bahar., (2008), Potret Karet Alam Indonesia, http://www.potret karet-alam-Indonesia.pdf, Diakses Tanggal 10 Maret 2010 Roberts. A. P., (1998), Studi Energi Pengaktifan, Sifat Vulkanisasi dan Fisika Caampuran Karet Alam dan Sintetik. Konferensi Karet AlamSetyamidjaja. D., (1993), Budidaya dan Pengolahan Karet. Penerbit kanisius. Yogyakarta.Sipayung. M., dkk., (2004), Statistik Terapan, Penerbit UNIMED Press, Medan.Sirait, M., dkk, (2005), Pengujian Sifat Mekanik Karet SIR-20 Terhadap Konsentrasi Bahan Pengisi, FMIPA Unimed.Soewarti. Soesono., (1979), Pedoman Pengujian Sifat Barang Jadi Karet. Pabrik Menara Perkebunan Karet.Spillane. James. j., (1989). Komoditi Karet: Perananya Perekonomian di Indonesia. Penerbit Kanisius. YogyakartaSurya. Indra., (2006), Buku Ajar Teknologi Karet (TKK-413). Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik USU. Medanhttp://www.nal.usda.gov/finic/foodcomp/cgi-bin/list_nut_edit.pl Diakses Tanggal 20 Februari 2010
PERUBAHAN FASA BAJA MANGAN (FE-MN) HADFIELD 3401 PADAPROSES PEMANASAN DAN PERLAKUAN PENDINGINAN CEPAT (WATER QUENCHING) DAN PENDINGINAN MEDIA UDARA (AIR COOLING) Fadhila, Reza; Siregar, Riski Elpari
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 11, No 1 (2011): MARET 2011
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja Hadfield diteliti dengan proses pemanasan pada temperatur 1000 °C-1090 °C kemudiandidinginkan cepat (water quenching). Bahan yang telah didinginkan cepat (water quenching) kemudianditeliti perkembangan mikrostrukturnya setelah pemanasan kembali dengan temperatur yang berbeda(500 °C, 550 °C dan 600 °C) dengan dua kali waktu penahanan yaitu 30 menit dan 60 menit, padapendinginan lambat (air cooling) dan pendinginan cepat (water quenching). Efek dari pendinginancepat menghasilkan migrasi ferrite dari butir kebatas butir pada fasa austenit. Berbeda dengan kondisidiatas, pada pendinginan lambat akan menghasilkan beberapa fasa. Untuk memastikan, mikrostruktur kemudian diuji morfologi dengan menggunakan scanning electron microscopy (SEM) dan untukmemastikan analisa unsur dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan juga X-Rayfluorescence spectroscopy (XRF). Seluruh bentuk keadaan mikrostruktur pada temperatur pemanasanini ditunjukkan dengan perbedaan peta morpologi. Hasil pemetaan morpologi menunjukkan pengintianpresifitasi terjadi pada proses pendinginan cepat. Pada pendinginan lambat ikatan permukaan ferriteparalel yang diintikan pada permukaan butir austenit kurang jelas kelihatannya.Pada temperatur tinggiproses pendinginan lambat fasa baru terbentuk diikuti dengan pengisian struktur ferrite dengan karbidamangan yang kemudian diamati dengan X- Ray Diffraction (XRD) pada daerah indeks Miller (hkl) . yang dipastikan sebagai fasa pearl it. . . · ·
TEKNIK PENELUSURAN INFO MELALUI OPAC STUDI KASUS PERPUSTAKAAN USU Simahate, Tessa
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 11, No 1 (2011): MARET 2011
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan program CDS/ISIS dalamtemubalik in:o.rma�i _bagi pengguna �al�m memenuhi kebutuhan informasi. Metode yang digunakandalam penelitian int metode deskriptif Jumlah populasi sebanyak 24 ribu 89 orang. Teknikp�n.�umpulan data dilak�kan dengan cara menvebarkan angket kepada seluruh responden yang telahd1uJ1 coba angket terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya respondenmengunjungi perpustakaan 2-3 kali seminggu dan menggunakan OPAC seminggu 2-3 kah, ini berartirata-rata m�reka menggunakan OPAC setiap berkunjung ke perpustakaan. Seluruh (100%) respondenrnengetahui prosedur penelusuran OPAC, terutama penggunaan teknik Boolean AND(*) sebanyak 95%. OR(+) se�anyak 2, 1 :o,. dan NOT(") sebanyak 1, 1 %, Berta menggunakannya dengan tepat.Sedangkan tekmk kamus istilah sebanyak 0%, pemotongan istilah 0%, danpenelusuran bebas teknik ANY 1 %, 0%.
EFFECT OF ON MELT GRAFTING OF GLYCIDYL METHACRYLATE ONTO NATURAL RUBBER IN THE PRESENCE OF ORGANIC PEROXIDES ., Eddiyanto
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 11, No 1 (2011): MARET 2011
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The main aim of this work was to study of melt grafting glycidyl methacrylate (OMA) on naturalrubber (NR) using reactive processing methods. Four different peroxides benzoyl peroxide (8PO),dicumyl peroxide (DCP), 2,5-dimethyl-2,5-bis-(tert-butyl peroxy) hexane (T-101 ), and 1, 1-di(tert­butylperoxy)-3,3,5-trimethyl cyclohexane (T-29890) were examined as free radical initiators. An appropriate methodology was established and chemical composition and reactive processingparameters were examined and optimised. Procedures for purification of the reaction products weredeveloped so that the extent of monomer grafting on the rubber can be characterised accurately, usingmainly FTIR technique. The reaction mechanism of the functionalisation was also examined. It wasfound that the grafting degree of GMA increased with increasing of GMAs concentration. It was alsofound that T-101 was a suitable peroxide to initiate the grafting reaction of these monomers on NR.
EFEK SIFAT SUPERKONDUKTOR (SMEU)1BA2CU307-o AKIBAT PENAMBAHAN FASA 211 DENGAN METODE MTG Harahap, Mukhti
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 11, No 1 (2011): MARET 2011
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam  eksperimen  ini  telah  dilakukan  sintesis  (SmEu)IBa2Cu307-o + xo/o  211 dengan  variasi  x  dari 0%,  5%,  I 0%,  15%,  20%  dan  25%  menggunakan  proses  Melt  Textured  growth  (MTG)  yang dilengkapi  dengan  aniling  oksigen  pada  suhu  325  oC  untuk  lama  waktu  yang  berbeda.  Dari  hasil pengukuran  R-T  tampak  bahwa  sampel  dengan  x  yang  paling  kecil  memiliki  suhu  kritis  (Tc)  yang paling  besar.  Selain  itu,  semakin  lama  waktu  aniling  (ta)  secara  umum  meningkatkan  suhu  krtis. Sampel  dengan  x=  0%  dan  ta  24  jam  memiliki suhu  kritis tertinggi  yaitu  95.88 K.  Dari  pola  spektrum X-RD,  tampak  bahwa  sampel  yang  sama  :nemiliki  fraksi  volume  fasa  123 yang  paling  besar  (98.7%) yang  menjelaskan  Tc  tertinggi  diperoleh  pada  sampel  ini.  Tetapi  sampel  dengan  x =  25%  dan  tanpa aniling oksigen  rnerniliki fraksi  volume 211 yang paling besar (25.11 %)
PENGELOLAAN PRASARANA JEMBATAN MELALUI SISTEM INFORMASI JEMBA TAN Solahuddin, Ahmad Andi
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 11, No 1 (2011): MARET 2011
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaa:n prasarana jembatan diperlukan untuk menjaga agar masa layan jembatan sesuai denganumur rencana dengan mengupayakan agar kondisi jembatan mampu melayani fungsi secara aman,nyaman dan ekonomis. Sistem informasi dan Analisis Jembatan adalah suatu perangkat lunak yangdibangun dengan Delphi versi 7. Kondisi existing jembatan merupakan informasi yang harus adadidalam suatu system informasi, diharapkan pengelola jembatan akan dapat menetapkan keputusanberdasarkan gambaran kondisi tersebut. Kondisi jembatan dilakukan dengan penilaian DER rating,yaitu menilai secara visual kerusakan dengan menggunakan konsep pengurang nilai. Elemen dan sub­item jembatan yang baik bemilai I 00 dan kerusakan yang terjadi dianggap sebagai pengurang.Kerusakan sub­item jembatan dinilai berdasarkan degree (jenis), extent (luas) dan relevancy(relevansi)nya, kemudian di rata­rata dan dikalikan weight factor (bobot faktor) dari tiap­tiapelemennya dan akhirnya menghasilkan condition index jembatan yang mencerminkan kondisi darijembatan. Penentuan prioritas penariganan dilakukan pada nilai condition index jembatan tersebut.Informasi penundaan waktu penanganan didapat dari perkiraan waktu layan jembatan denganmenggunakan asumsi yang digunakan dari IBMS (Interurban Bridge Management System). Padapenelitian ini wilayah penelitian dilakukan pada 5 jembatan yang pengelolaannya di bawahDepartment Pekerjaan Um urn Kabupaten Sragenyaitu Jembatan Gawan Baru, Jembatan Gawan Lama,Jembatan Ganefo, Jembatan Nyala dan Jernbatan Slendro. Dari hasil penelitian, Jernbatan Ganefomenempati prioritas penanganan tertinggi yaitu dengan condition index jembatan = 66,451 % denganusulan penanganan adalah rehabilitasi. Prioritas paling rendah adalah jembatan Gawan Baru dengan condition index = 89~227 % dengan usu Ian pemeliharaan. Apabila estimasi waktu rencana jembatanGanefo adalah 50 tahun maka 16 tahun kedepan jembatan akan mengalami perubahan usulanpenanganan dari rehabilitasi menjadi penggantian dan pada saat 23 tahun kedepan jembatan tidak akanberfungsi.
POLA PENENTUAN PARAMETER KERUSAKAN TERUMBU KARANG DI DAERAH SIBOLGA Juliani, Rita; ., Rahmatsyah
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 11, No 1 (2011): MARET 2011
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekhasan  perairan  Sibolga tidak  terlepas  dari  biota  laut  yang  kaya  akan  terumbu  karang,  merupakan tempat  hidup  ikan-ikan  laut.  Namun  terumbu  karang  dalam  bencana  karena  terumbu  karang  di  dunia terancam  punah  oleh  overfishing,  polusi  dan  perubahan  iklim.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk menentukan  pola  DO.  pola  konduktivitas,  pola  suhu  dan  pola  pH  air  laut  di  pesisir  pantai Sibolga.Sampel  penelitian diambil sebanyak  I 1  titik  yang  menyebar di  pesisir pantai  Sibolga.  Sampel yang  diambil  kernudian  diuji  dan  dianalisis kemudian  dibandingkan  dengan  baku  mutu  air  laut  untuk wisata  bahari  tahun  2004.  Pengujian  sampel  dilaksanakan  di  Laboratorium  Fisika  dan  laboratorium BTKLPPM.  Hasil  pola  pengukuran  DO  yang  diperoleh  6,0  -  15,1  mg/I  dengan  rata-rata  10  mg/I dengan  nilai  baku  rnutu  air laut  untuk  wisata  bahari  >  5  mg/I  .  DO  berbanding terbalik  dengan  BOD nya.  Konduktivitas  ber  ni lai  36,50  - 43,90  mS/cm,  dengan  rata-rata  41,84  mS/cm.  Salinitas  berkisar 19, I - 40,6 0/00  dengan  rata-rata  23,3  0/00  .  Perairan  Indonesia memi liki salinitas 30 - 35 0/00, untuk karang  salinitas  bernilai  25  -  45  0/00  .  Secara  keseluruhan  salinitas  pesisir  pantai  Sibolga  rendah sehingga  baik  untuk  kehidupan  terumbu  karang.Suhu  pesisir  pantai  Sibolga  berkisar.28,9  - 29,9  OC atau  rata-rata  29.5  OC.  Menurut  standar  baku  mutu  air  laut  untuk  biota  laut  adalah  35  OC.  Air  laut  di pesisir pantai  Sibolga masih  di  bawah  baku  mutu air  laut untuk  biota.  pH  daerah  pesisir pantai  Sibolga diperoleh  8,6 - 8.8 dengan  rata-rata  8,7. Nilai pH  baku  mutu  air  laut untuk wisata bahari  berkisar 7,0 - 8,5.  Untuk perikanan  pH  berkisar 6 - 8,5. pH  di  suatu  perairan  normal  berkisar 6,0- 9,0.  Pantai  pesisir Sibolga  terkategori  diatas  nilai  ambang  batas  tapi  masih  tennasuk  dalarn  kategori  perairan  normal. Nilai  kecerahan  berkisar  97  -  183  cm  dengan  rata-rata  131,6 cm  dan  tidak  terlihat  tarnpak  dasar terumbu  karang  hidup. Nilai baku  mutu  air laut untuk wisata  bahari  adalah  > 6 m,  sehingga  air laut di pesisir  pantai  Sibolga  termasuk  daerah  yang  tercemar.  Air  laut  pesisir  Sibolga  hampir  setengah beraroma bau terutama di  grid 2. 3, 8, 9 dan  10 sedangkan  lapisan minyak ada  pada  grid 6 dan  grid 7.
PENGARUH CAMPURAN SARI JERUK NIPIS DAN ASAM FORMAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL LATEKS TERHADAP SIFAT VUKANISASI KARET Sirait, Makmur
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 11, No 1 (2011): MARET 2011
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manfaat karet dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak digunakan antara lain sebagai bahan dasar pembuatan ban, konveyer, sepatu dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh campuran sari jeruk nipis dan asam format sebagai bahan penggumpal lateks terhadap sifat vulkanisasi karet. Metode dalam penelitian ini adalah sari jeruk nipis dan asam format dicampur dengan variasi yang berbeda. Adapun sifat vulkasnisasi yang diamati adalah berupa nilai Plastisitas awal (Po) yaitu berkisar (36,33-44,33) Nm-2 dan nilai terbesar ada pada fraksi asam format dan sari jeruk nipis (0,100) % sebesar 44 Nm-2. Nilai Plastisitas Retention Indeks (PRI) yaitu berkisar (54,54-75,50) Nm-2 dan nilai terbesar ada pada fraksi asam format dan sari jeruk nipis (30,70)% sebesar 75,50 Nm-2. Nilai waktu penundaan (ST) yaitu berkisar (0,57-0,77) menit, nilai waktu masak optimum (OCT) yaitu berkisar (1,43-2,05) menit, nilai kecepatan masak (CT) yaitu berkisar (1,17-1,37) menit. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa campuran sari jeruk nipis dan asam format dapat digunakan sebagai bahan penggumpal lateks. Nilai Plastisitas Awal dan Plastisitas Retention Indeks telah memenuhi Standar Indonesia Rubber.

Page 1 of 1 | Total Record : 8