cover
Contact Name
Suryani Dyah Astuti
Contact Email
jurnal.biosains@pasca.unair.ac.id
Phone
+6281232977983
Journal Mail Official
jurnal.biosains@pasca.unair.ac.id
Editorial Address
Postgraduate School of Universitas Airlangga Airlangga Street No. 4-6, Campus B of Universitas Airlangga , Airlangga Street, Gubeng District, Surabaya, East Java, Indonesia Postal Code 60286 Telephone 031-5041566, 5041536 Facsimile 031-5029856
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Biosains Pascasarjana
Published by Universitas Airlangga
Jurnal Biosains Pascasarjana is published not only for the publication of research results from graduates, as one of the graduation requirements but also for public that contains a discussion of the natural content, responses of living things, and their environment.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 17 No. 1 (2015): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA" : 7 Documents clear
Deteksi Keinggian Permukaan Air Menggunakan Dua Kanal Keluaran Fiber Coupler samian samian; Supadi supadi; Putut Giri Tulus W
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 17 No. 1 (2015): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbp.v17i1.2015.1-9

Abstract

Ketinggian permukaan air dapat dideteksi menggunakan dua kanal keluaran fiber coupler. Mekanisme deteksi menggunakan prinsip tekanan hidrostatis pada membran sehingga menyebabkan pergeseran reflektor yang merekat pada membran. Perubahan daya optis terjadi pada cahaya pantulan dari reflektor yang diterima kanal keluaran fiber coupler. Dua buah sensor yang terdiri dari pasangan perangkat pergeseran reflektor (sistem membran-reflektor) dan kanal keluaran fiber coupler yang diletakkan pada ketinggian berbeda. Kedua sensor mendeteksi ketinggian permukaan air secara bergantian pada daerah kerjanya masing-masing dan secara bersama-sama pada daerah kerja yang saling bersingungan. Hasil eksperimen untuk proses pengosongan dan pengisian tangki air (histerisis) menunjukkan hasil yang berbeda. Karakteristik sensor yang dihasilkan antara lain jangkauan, rentang daerah linier, sensitivitas, dan resolusi masing-masing sebesar 120 cm, 20 – 105 cm, 1,0 mV/cm, dan 0,6 cm untuk proses pengisian dan 120 cm, 5 – 100 cm, 0,8 mV/cm, dan 0,8 cm untuk proses pengosongan.
Penentuan Grading Tumor Ganas Oral Squamous Cell Carcinoma Berdasarkan Gambaran Histopatologi Theresia Indah Budhy
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 17 No. 1 (2015): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.418 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v17i1.2015.46-51

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Sekitar 95% dari tumor ganas diklasifikassikan secara histologis sebagai Oral Squamous Cell Carcinoma (OSCC). Secara mikroskopis OSCC diklasifikasikan berdasarkan pada metode yang mempehitungkan penilaian subjektif, tingkat keratinisasi, pleomorfik nukleus dan seluler, dan aktivitas mitosis. Tingkatan tersebut meliputi well differentiated (grade I-II), moderately differentiated (grade III), dan poorly differentiated (grade IV). Well dan moderately differentiated dapat dikelompokkan sebagai low grade sedangkan poorly differentiated tumor sebagai high grade. Standar yang paling baik untuk menegakkan diagnosis OSCC adalah pemeriksaan histopatologis dan biopsi jaringan lesi tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan grading tumor ganas OSCC berdasarkan gambaran histopatologi. Metode: Sampel terdiri dari 6 jenis OSCC kemudian dilakukan pembuatan sediaan jaringan tumor ganas OSCC kedalam blok paraffin dan dilakukan pengecatan menggunakan hematoxilin eosin (HE). Gambaran histopatologi dari keenam sampel diamati dibawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 100x dan 400x.   Hasil: Dari 6 kasus yang ditemukan satu terdiagnosa sebagai well differentiated (stage I), dua kasus terdiagnosa well differentiated(sstage II),  dua kasus terdiagnosa moderately differentiated (stage III), dan poorly differentiated (stage IV). Kesimpulan: OSCC diklasifikasikan berdasarkan gambaran histopatologi kedalam well differentiated (stage I-II), moderately differentiated (stage III), dan poorly differentiated (stage IV)Kata Kunci : OSCC, well differentiated, moderately differentiated, poorly differentiated
Potensi Pemaparan Light Emitting Diode (LED) Inframerah Untuk Fotoinaktivasi Bakteri Bacillus subtilis Suryani Dyah Astuti; Rania Basalamah; Moh. Yasin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 17 No. 1 (2015): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbp.v17i1.2015.10-18

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemaparan cahaya LED inframerah pada fotoinaktivasi bakteri Bacillus subtilis dengan cara melakukan uji potensi untuk mengetahui panjang gelombang yang sesuai dengan spektrum serap fotosensitiser bakteri Bacillus subtilis. Selain itu dilakukan uji optimasi untuk menentukan jarak dan waktu pemaparan yang efektif pada proses fotoinaktivasi bakteri Bacillus subtilis dengan variasi jarak 1,5 cm, 2cm, dan 3cm serta variasi waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit dan 20 menit. Penelitian ini menggunakan metode TPC (Total Plate Count) untuk menghitung jumlah kematian koloni bakteri akibat pemaparan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LED inframerah dengan panjang gelombang 950 nm berpotensi untuk fotoinaktivasi bakteri Bacillus subtilis. Dan efek pemaparan yang paling efektif adalah pada jarak 1,5 cm pada waktu 15 menit dengan prosentase kematian sebesar 53%.
Uji Toksisitas Daun Kelor ( Moringa Oleifera) Terhadap Sel Fibroblas Gingiva Menggunakan Uji MTT Assay Sheila Ayu Nararya
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 17 No. 1 (2015): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (959.876 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v17i1.2015.52-58

Abstract

ABSTRACT Background: The oral cavity’s health is one of the most important  factors in  determining the quality of human life. Oral cancer is a type of  disease that can fataly change the quality of human life if not properly handle. Among all the cancer treatment, chemotherapy is oftenly done. However, chemotherapy has some side effects that can exacerbate the patient’s state. Alternative care has become another promising option besides chemotherapy. One of them is Moringa oleifera or as known as kelor leaves. The active compound content of Moringa oleifera extract especially isothiocianate has good potential in cancer therapy. But, any materials used in human care must passed the toxicity test. Purpose: This research was conducted to find out the toxicity of Moringa oleifera extract with isothiocianate to primary cell gingival fibroblast.Method: Experimental laboratory study with the post test only group control design. There are 4 types of concentration group from kelor leaves extract which is 3,125%, 1,625%, 0,812%, and 0,406% and there are also the media control and cell control. Each sample were put in 96 well that already contain fibroblast cell culture with 6 times replication for each group. And then, it was tested with MTT assay. Results: The concentration group from 3,125% until 0,406% has the percentage of living cells above 100%. Conclusion: The results of this research is that the kelor leaves (Moringa oleifera) extract with isothiocyanate is not toxic against primary cell culture fibroblast. Keywords: Moringa oleifera extract, isothiocyanate , toxicity.  Latar Belakang: Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam menentukan kualitas hidup manusia. Kanker rongga mulut merupakan salah satu penyakit yang dapat mengubah kualitas hidup manusia dan berkaibat fatal apabila tidak ditangani dengan tepat. Salah satu pengobatan kanker yang sering dilakukan adalah kemoterapi. Meskipun demikian, kemoterapi memiliki beberapa efek samping yang dapat berakibat buruk kepada pasien kanker. Perawatan alternatif pun  menjadi pilihan lain selain kemoterapi. Salah satunya adalah dengan daun kelor (Moringa oleifera) . Kandungan aktif  dari daun kelor memiliki manfaat yang baik sebagai terapi kanker. Namun, semua bahan yang akan digunakan pada manusia harus melawati uji toksisitas. Tujuan: Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil toksisitas ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dengan kandungan isotiosianat terhadap cell line fibroblas. Metode:  Penelitian eksperimental  laboratoris dengan post test only group design. Terdapat 4 macam kelompok konsentrasi dari ekstrak daun kelor yaitu 3,125%, 1,625%, 0,812%, dan 0,406%  disertai dengan kontrol media dan kontrol sel. Setiap perlakuan diletakkan pada plate 96 well yang telah berisi kultur sel fibroblas dengan 6 kali replika untuk setiap kelompok. Kemudian dilakukan uji MTT assay. Hasil: Kelompok konsentrasi 3,125% hingga 0,812% memiliki jumlah persentase sel hidup diatas 100%. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dengan kandungan isotiosianat tidak bersifat toksik terhadap kultur sel primer fibroblas. Kata Kunci : Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera), isotiosianat, uji toksisitas.
Segmentasi Citra Berwarna dengan Menggunakan Metode Clustering Berbasis Patch untuk Identifikasi Mycobacterium Tuberculosis Riries Rulaningtyas; Andriyan B. Suksmono; Tati L. R. Mengko; G. A. Putri Saptawati
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 17 No. 1 (2015): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbp.v17i1.2015.19-25

Abstract

Citra berwarna memiliki banyak variasi nilai intensitas pada masing-masing piksel dalam satu citra. Dengan kasat mata, citra seperti terlihat memiliki warna yang sama dengan citra yang lain. Namun bila diolah oleh komputer suatu piksel dengan warna yang sama dengan piksel yang lain, ternyata memiliki kombinasi nilai intensitas yang berbeda. Variasi nilai intensitas ini akan sangat mempengaruhi hasil proses pengolahan citra oleh komputer.Dalam penelitian ini, dilakukan uji coba proses segmentasi citra berwarna pada citra mikroskopis bakteri TBC (mycobacterium tuberculosis) yang berasal dari dahak atau sputum pasien, sebagai sampel citra warna yang memiliki variasi nilai intensitas yang begitu kompleks. Sputum yang diperoleh dari pasien dilakukan pewarnaan dengan metode pewarnaan Ziehl – Neelsen. Metode pewarnaan ini umum digunakan di puskesmas, karena di puskesmas pada umumnya menggunakan mikroskop optik untuk memeriksa slide sputum. Hasil pewarnaan memberikan efek warna merah untuk bakteri TB dan background berwarna biru. Hasil pewarnaan ini memberikan citra slide yang kompleks, akibat hasil pewarnaan yang berbeda bergantung pada skill tenaga laboran, sehingga petugas klinis mengalami kesulitan ketika melakukan pemeriksaan slide secara manual. Untuk membantu petugas klinis dalam melakukan pembacaan slide, maka pada penelitian ini dilakukan segmentasi warna citra slide untuk mengekstrasi citra bakteri TB dan menghilangkan citra background.Beberapa metode telah dilakukan dalam penelitian ini, yaitu adaptive color thresholding pada ruang warna RGB, HSV, CIE L*a*b, yang memberikan hasil segmentasi yang baik pada ruang warna CIE L*a*b. Kemudian dicoba metode segmentasi k-means clustering dan k-nearest neighbors untuk memperbaiki performansi segmentasi warna adaptive color thresholding, dan metode k-nearest neighbors memberikan akurasi yang paling baik 97,90% , namun belum mampu memberikan hasil yang bagus pada citra utuh dan waktu komputasi proses pembelajaran yang lama.  Untuk memperbaiki performansi hasil segmentasi citra berwarna pada citra sputum penyakit TBC ini, maka pada penelitian ini dilakukan metode segmentasi fast k-means clustering, yang membutuhkan waktu komputasi yang lebih cepat dari metode k-nearest neihgbors dan hasil segmentasi yang lebih baik. Metode fast k-means clustering yang digunakan ditunjang dengan penerapan pengolahan citra berbasis patch, untuk menghindari variasi global yang dapat mempengaruhi hasil segmentasi. Dengan metode segmentasi citra berbasis patch ini ternyata memberikan hasil yang lebih baik dibanding metode segmentasi yang diterapkan pada citra utuh yang secara serentak dilakukan pengolahan citranya. 
IDENTIFIKASI DNA DARI SWAB EARPHONE DENGAN TEKNIK STR (SHORT TANDEM REPEAT) UNTUK KEPENTINGAN FORENSIK Anindita Riesti Retno Arimurti Ahmad Yudianto Sri Puji Astuti W.
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 17 No. 1 (2015): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.218 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v17i1.2015.26-32

Abstract

px; "> <AbstrakPemeriksaan DNA dalam dunia forensik dapat menggunakan cairan tubuh antara lainyaitu saliva, darah, sperma, semen, dan urine. Selain cairan tubuh, dapat juga menggunakanjaringan otot, gigi, dan tulang. Analisis DNA selain berasal dari tubuh manusia itu sendiri, dapatjuga berasal dari benda – benda yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yangdigunakan sebagai bahan pembanding. Contoh benda yang dapat digunakan sebagai barangbukti antara lain pakaian bekas dipakai, sprei, bahkan earphone. Dari benda – benda tersebutdapat diisolasi sel dan dianalisis DNA untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut (Andarini,2011). Sejauh ini pemeriksaan swab DNA yang berasal dari earphone dengan menggunakanteknik STR belum banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisDNA yang berasal dari swab earphone dengan metode STR dan perlakuan perbedaan waktuswab earphone. Lokus yang diperiksa pada penelitian ini D18S51 dan D21S11, karena lokus –lokus tersebut memiliki daya deskriminasi besar pada populasi di Indonesia (Untoro, et al.,2009). Adanya perbedaan waktu swab earphone menyebabkan penurunan kadar DNA dankemurniannya. Sedangkan untuk hasil elektroforesis, lokus D18S51 bagus untuk analisis DNAdari swab earphone, sedangkan lokus D21S11 kurang cocok karena hasil yang didapat pitaDNAnya sangat tipis, hal ini disebabkan karena beberapa faktor salah satunya lokus D21S11sudah terdegradasi.Kata kunci : DNA, earphone, STR, lokus, D18S51, D21S11
Pengaruh Lama Paparan Suhu Kamar Terhadap Kualitas DNA pada Pemeriksaan SWAB Earphone dalam Penentuan Jenis Kelamin Aris Saputro Ahmad Yudianto Toetik Koesbardiati
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 17 No. 1 (2015): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.4 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v17i1.2015.33-45

Abstract

AbstrakMetode identifikasi meliputi sidik jari, property, medis, gigi,dan analisis DNA. Spesimen yang banyak dipakai dalam pemeriksaan DNA dalam mengidentifikasi adalah spesimen yang terdapat bercak darah, bercak semen,  vaginal swab, buccal swab dan tulang. Selain spesimen tersebut terdapat pula benda yang sering digunakan pelaku/korban terakhir kalinya. Misalnya  alat Bantu dengar handphone (headset/earphone). Dalam penggunaannya earphone menempel pada kulit telinga bagian luar sehingga diduga adanya serumen yang menempel pada alat tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas DNA misal lama paparan. Sampai saat ini di Indonesia  efek lama paparan suhu kamar terhadap kualitas DNA pada bahan DNA swab earphone melalui analisis DNA  belum banyak diketahui. Jenis penelitian ini adalah observasional laboratoris. earphone yang telah digunakan sebelumnya kemudian terpapar suhu kamar  dalam  waktu 1, 7, 14 dan 20 hari. Dari hasil penelitian ini efek lingkungan yakni lama paparan dengan adanya penurunan kadar DNA, menunjukkan penurunan kadar cukup signifikan dari hari ke 1 sampai ke 20. Hanya pada sampel hari ke 1 yang masih menunjukkan terdeteksi pada lokus amelogenin (X :106bp &   Y : 112bp) serta hari ke 7 hanya 1 buah sampel yang masih dapat terdeteksi.   Dari hasil analisis dalam  penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: terdapat pengaruh lama waktu paparan suhu kamar terhadap kualitas DNA dari bahan swab earphone. Penurunan kadar DNA swab earphone menunjukkan nilai signifikansi (p<0.005) terhadap pengaruh lama waktu paparan suhu kamar..Kata kunci : swab earphone, Kualitas DNA, Amelogenin

Page 1 of 1 | Total Record : 7