cover
Contact Name
Suryani Dyah Astuti
Contact Email
jurnal.biosains@pasca.unair.ac.id
Phone
+6281232977983
Journal Mail Official
jurnal.biosains@pasca.unair.ac.id
Editorial Address
Postgraduate School of Universitas Airlangga Airlangga Street No. 4-6, Campus B of Universitas Airlangga , Airlangga Street, Gubeng District, Surabaya, East Java, Indonesia Postal Code 60286 Telephone 031-5041566, 5041536 Facsimile 031-5029856
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Biosains Pascasarjana
Published by Universitas Airlangga
Jurnal Biosains Pascasarjana is published not only for the publication of research results from graduates, as one of the graduation requirements but also for public that contains a discussion of the natural content, responses of living things, and their environment.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 19 No. 1 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA" : 7 Documents clear
Pengaruh Lama Paparan Pengikat Cincin Elastomer Ortodonti Terhadap Kualitas DNA Januar Alif; Ahmad Yudianto
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 No. 1 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.552 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v19i1.2017.1-13

Abstract

AbstrakCincin elastomer merupakan salah satu bagian dari piranti ortodonti cekat yang berfungsi mengikatkan kawat busur ke breket. Cincin tersebut dapat kontak langsung dengan mukosa mulut sehingga adanya sel epitel mukosa terlepas dan menempel pada cincin elastomer. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas DNA adalah lama paparan disamping faktor lain seperti suhu, kelembapan, paparan zat kimia, dan enzim yang merusak DNA (DNAase). kualitas DNA ditentukan dari kadar dan kemurniannya. Visualisasi hasil PCR adalah lokus STR : D13S317 dan D18S51, karena memiliki daya diskriminasi besar pada populasi Indonesia. Penelitian ini bertujuan menjelaskan cincin elastomer ortodonti dapat digunakan sebagai alat identifikasi DNA untuk kepentingan forensik. Penelitian ini merupakan penelitian observasional eksplanasi dengan rancangan longitudinal prospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membandingkan dua periode  paparan, 7 hari dan 14 hari terhadap kualitas DNA yang diamati secara berurutan (time series). Terdapat perbedaan kadar DNA antara lama paparan 7 hari dan 14 hari dimana nilai P pada uji statistik adalah P = 0,012 (P < 0,05). terdapat perbedaan kemurnian DNA antara lama paparan 7 hari dan 14 hari dimana nilai P uji statistik didapatkan P = 0,016 (P < 0,05). Data yang diperoleh disimpulkan bahwa cinicn elastomer dapat digunakan sebagai alat identifikasi DNA untuk kepentingan Forensik.kata kunci : Cincin Elastomer, Kadar, Kemurnian, Lama Paparan
Potensi +Dalethyne Terhadap Epitelisasi Luka pada Kulit Tikus yang Diinfeksi Bakteri MRSA William Sayogo
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 No. 1 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1159.398 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v19i1.2017.68-84

Abstract

AbstrakProses penyembuhan luka merupakan bagian regenerasi jaringan kulit untuk memperbaiki kerusakan. Proses ini akan terhambat dengan adanya infeksi bakteri, terutama bakteri MRSA (Methicillin resistant Staphylococcus aureus) yang resisten terhadap antibiotik dan mampu membentuk lapisan biofilm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek topikal +dalethyne terhadap epitelisasi pada proses penyembuhan luka terinfeksi MRSA di kulit tikus wistar. Tiga puluh enam ekor tikus Wistar, berumur 3 bulan, dibagi dalam 6 kelompok, kontrol negatif (didekapitasi hari keempat dan hari keenam), kontrol positif (didekapitasi hari keempat dan keenam), perlakuan (didekapitasi hari keempat dan hari keenam). Perlukaan pada kulit punggung dengan cara diinsisi menggunakan pisau sepanjang 2 cm dan kedalaman sampai subkutan. Luka pada kontrol positif diinfeksikan MRSA, kelompok perlakuan diinfeksikan MRSA dan diaplikasikan +dalethyne. Setelah didekapitasi masing-masing kelompok pada hari ke-4 dan ke-6, jaringan kulit difiksasi dan dibuat preparat dan diberi pewarnaan Hemaktosilin Eosin. Panjang epitel diukur menggunakan Optilab yang dipasang pada mikroskop cahaya. Data panjang epitel dianalisis dengan membandingkan jumlah rerata dan SD. Panjang epitel pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan kontrol positif {(0,46±0,19)vs(0,21±0,16);(0,63±0,76)vs(0,42±0,301), sedang dibandingkan dengan kontrol negatif tidak jauh berbeda pada hari ke-4 dan ke-6 setelah perlukaan. Kesimpulan aplikasi topikal +dalethyne mempercepat epitelisasi pada proses penyembuhan luka kulit tikus yang terinfeksi MRSA.Kata kunci: Penyembuhan luka, infeksi MRSA, +dalethyne, epitelisasi
Potensi Jatropha multifida Terhadap Jumlah Fibroblast pada Aphthous Ulcer Mukosa Mulut Tikus Christina Destri
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 No. 1 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.969 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v19i1.2017.14-26

Abstract

AbstrakPeningkatan pemakaian obat dengan kandungan asli untuk lebih bebas efek toksik, mudah didapat dan harga yang terjangkau telah menjadi kebutuhan masyarakat dewasa ini. Jatropha multifida, dengan kandungan bioaktif alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan diterpenoid berperan dalam penyembuhan luka. Tujuan penelitian untuk mengetahui potensi ekstrak Jatropha multifida terhadap jumlah fibroblast pada proses penyembuhan aphthous ulcer atau sariawan yang sering terjadi di masyarakat. Subyek penelitian adalah 24 ekor tikus Rat norvegicus dibagi menjadi kelompok K0 (CMC-Na), P1 (JM 2,5%); P2 (JM5%), P3(JM10%). Perlukaan pada mukosa mulut tikus dengan memakai burnisher yang dipanaskan dan ekstrak J.Multifida diberikan secara topikal 2 kali sehari selama 5 hari. Tikus dikorbankan dan dibiopsi incise pada hari ke-5. Untuk melihat jumlah fibroblast dilakukan pembuatan preparat dengan pengecatan Hematoxylin Eosin. Hasil: Terdapat perbedaan jumlah fibroblast secara signifikan pada hari ke-5 di K0 (55,70), P1(69,60), P2(48,20), P3(65,53). Kesimpulan: ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol, P1 dan P2 dengan P3. Ektrak  gel Jatropha multifida 5% paling efektif terhadap jumlah fibroblast pada proses penyembuhan mukosa mulut tikus rat norvegicus.Kata kunci : Aphthous ulcer, Jatropha multifida, fibroblast
Pengaruh Pemberian +dalethyne Terhadap Jumlah Ekspresi IL-1β Pada Tikus yang Diinfeksi P.aeruginosa Waode Fifin Ervina
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 No. 1 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.256 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v19i1.2017.85-97

Abstract

AbstrakInfeksi nosokomial sampai sekarang masih merupakan masalah perawatan kesehatan di rumah sakit seluruh dunia. Salah satu patogen nosokomial yang dapat menginfeksi penderita yang di rawat di rumah sakit adalah Pseudomonas aeruginosa. Saat ini infeksi  P.aeruginosa pada pasien di rumah sakit mengalami resistensi terhadap berbagai antibiotik. Bakteri P.aeruginosa  merupakan bakteri gram negatif dan intraseluler yang dimana apabila menginfeksi sel host akan memproduksi sitokin proinflamasi yang berlebihan khususnya IL-1β dengan berbagai pathway. Pemberian +dalethyne diklaim dapat menekan produksi IL-1β dan mempercepat penyembuhan luka. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni laboratorium (True Ekperimental) menggunakan rancangan penelitian Post Test Only Control Group Design. Hasil yang didapatkan dari perbandingan nilai mean antara kelompok yang diberi luka vc diberi luka dan bakteri vs diberi luka, bakteri dan +dalethyne yang diamati pada hari ke4 secara berturut-turut adalah 33±16vs42±18vs29±5. Terlihat bahwa +dalethyne dapat menurunkan jumlah IL-1β karena memiliki kandungan senyawa aldehyde yang dapat menghambat produksi NF-Kb dan signaling JAK2/STAT1. Dengan begitu fase inflamasi pada area luka akan cepat terhenti dan memasuki fase proliferasi dan remodeling jaringan  Sehingga pemberian +dalethyne merupakan salah satu pengobatan alternatif yang bisa digunakan pada pasien penderita infeksi nosokomial pasca bedah atau luka bakar.Kata kunci: Infeksi Nosokomial, Pseudomonas aeruginosa, Interleukin (IL)-1β, Aldehid.
Analisis Propoxur pada Sampel Darah Postmortem Tikus Galur Wistar Azmi Wijayati
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 No. 1 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.232 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v19i1.2017.27-40

Abstract

AbstrakBunuh diri menggunakan pestisida merupakan masalah utama di sebagian besar negara di dunia. Kasus fatal bunuh diri akibat keracunan pestisida di negara berkembang umumnya berkisar antara 10-20%. Propoxur (2-isopropoxyphenyl N-methylcarbamat) adalah insektisida dari golongan karbamat yang dikembangkan oleh Bayer AG, Jerman. Pada kasus toksikologi, pemilihan spesimen postmortem yang cocok untuk dilakukan uji sangatlah penting, jika dibandingkan dengan cabang-cabang lain dalam toksikologi forensik toksikologi Darah merupakan spesimen yang dipilih untuk menghitung dan menenetukan kadar obat dan metabolitnya.Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus galur wistar yang diberi perlakuan peroral propoxur dosis letal. Sampel diambil dari darah jantung tikus dengan tiga variasi waktu yang berbeda yaitu 4, 16 dan 32 jam setelah perlakuan peroral Analisis propoxur dalam sampel darah menggunakan metode ekstraksi cair-cair. Ekstrak diinjeksikan pada GC-MS. Hasil GC-MS menunjukkan puncak propoxur dengan waktu retensi 4,6 hingga 4,7. Pola kadar propoxur dalam setiap variabel waktu jam ke 4, 16 dan 32 terdapat kecenderungan penurunan kadar.Kata kunci: propoxur, darah, postmortem, gas chromatography-mass spectrometry
Pengaruh Rendaman Air Terhadap Kualitas DNA pada Sperma dengan STR-CODIS D13S317 dan D21S1 Abdul Hadi Furqoni; Ahmad Yudianto; Puspa Wardhani
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 No. 1 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.572 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v19i1.2017.41-54

Abstract

AbstrakKriminalitas yang terjadi akibat kejahatan seksual banyak terjadi di mana-mana. Kejahatan ini bisa menimpa beberapa orang dan dari berbagai umur.  Dalam kasus ini pasti akan di temukan barang bukti di tempat kejadian perkara. Salah satu bukti akibat kejahatanseksual adalah bercak sperma. Bercak sperma dapat di temukan seperti pada pakaian yang digunakan korban atau pelaku. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh polisi tentunyaperlu  cara  untuk  pengidentifikasi  siapa  pelaku  dari  kejahatan  tersebut.  Sampel  bercak sperma akan di isolasi DNA.   Isolasi DNA adalah memisahkan DNA yang ada pada sel sperma dengan komponen yang lainnya. Setelah DNA di dapatkan akan di ketahui kadar dankemurniannya. Hasil tersebut bisa di pengaruhi oleh media bercak sperma berada. Faktor- faktor tersebut salah satunya media air dan kain katun. Sifat kain katun adalah mempunyaikemampuan menyerap yang tinggi walaupun dalam keadaan basah sekalipun.  Setelah isolasi DNA, tahapan selanjutnya adalah amplifikasi. Proses amplifikasi dalam penelitian ini adalah menggunakaan STR dengan lokus D13S317 dan D21S11.Kata kunci : Kriminal, Sperma, DNA, STR-CODIS
Waktu Penutupan Epifisis Tulang Radius dan Ulna Bagian Distal Tiara Mayang Pratiwi Lio; Toetik Koesbardiati; Ahmad Yudianto; Rosy Setiawati
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 No. 1 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.302 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v19i1.2017.55-67

Abstract

AbstrakIdentifikasi usia forensik bertujuan untuk menentukan dengan cara yang paling akurat usia kronologis seseorang yang tidak diketahui atau diragukan keasliannya terlibat dalam proses hokum. Salah satu metode yang digunakan adalah untuk menilai penutupan epifisis pada tulang melalui pemeriksaan radiologi. Masalah utama penggunaan metode ini berhubungan dengan relevansi dan representatif populasi referensi yang tersedia karna dipengaruhi oleh genetik dan gizi maka di perlukan data yang dapat mewakili setiap populasi. Pemeriksaan radiologi tulang pergelangan tangan dari 68 pasien laki-laki usia 11-30 tahun dan 22 pasien perempuan usia 13-28 tahun di RSUD.Dr.Soetomo, Surabaya selama periode januari-april 2016 , dilakukan untuk menentukan waktu penutupan epifisis dari tulang radius dan ulna bagian distal. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif cross-sectional. Kesimpulan dari penelitian ini pada laki-laki pada usia ≥17 sebagian besar tulang radius dan ulna bagian distal mengalami penutupan epifisis yang telah lengkap dan pada perempuan usia ≥16 sebagian besar tulang radius dan ulna bagian distal mengalami penutupan epifisis yang telah lengkap.Kata kunci—Usia ; Penutupan epifisis ; Radius dan Ulna distal ; Laki-laki ; Perempuan

Page 1 of 1 | Total Record : 7