cover
Contact Name
Ikhwan
Contact Email
jurnaladabiya@ar-raniry.ac.id
Phone
+6282360718952
Journal Mail Official
jurnaladabiya@ar-raniry.ac.id
Editorial Address
Fakultas Adab dan Humaniora, Lt. II, UIN Ar-Raniry Banda Aceh 23111
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Adabiya
ISSN : 25493124     EISSN : 25491776     DOI : -
Journal of Adabiya is a scholarly journal published biannually, February and August by Fakultas Adab and Humaniora of UIN of Ar-Raniry with registered number 2567/SK.Ditjen.PPG/STT/1999, dated July 6, 1999 (ISSN 1411-6588). On February 2, 2017 the Jurnal Adabiya has been approved its online ISSN 2549-1776 and February 7, 2017 was awarded ISSN number for printing version, that is ISSN 2549-3124. It is focused on >strong>Social, Literature, Arabic Literature, Humanities, Library and Information Science issues. The Journal is nationally circulated and managed by professionals in their respective areas of expertise. An article published in the journal have been reviewed by experts in their field both national and international which their name can be found in the last page of the journal.
Articles 104 Documents
التكرار اللفظي في القرآن الكريم Aiyub Berdan
Jurnal Adabiya Vol 22, No 2 (2020): Jurnal Adabiya
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/adabiya.v22i2.8143

Abstract

وتهدف هذه الدراسة إلى الكشف عن ظاهرة التكرار في القرآن الكريم على مستوى اللفظ. وظهرت هذه الظاهرة في القرآن الكريم على مستوياتها المختلفة التي تبدأ من تكرار الأداة وتمتد إلى تكرار الجملة فما فوقها. ويعد التكرار طريقا من طرق التعبير، وله قيمته الفنية والبلاغية. ونجد أن التكرار ورد في القرآن في صور عديدة سواء على مستوى اللفظ أم على مستوى المعنى حيث جاء فيه على الصورة التي تتساوق فيها الفكرة مع الفن التعبيري على أدق وجه وأكمل صورة.
KAITAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN ASPEK-ASPEK DAKWAH MASA DINASTI ABBASIYAH DALAM KONTEKS KEKINIAN Mahlil Mahlil
Jurnal Adabiya Vol 23, No 1 (2021): JURNAL ADABIYA
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/adabiya.v23i1.8806

Abstract

AbstractThe Abbasid dynasty had succeeded in placing the Islamic world at the pinnacle of world civilization. The achievements at that time were inseparable from the role of dakwah activities which were very comprehensive so that they were able to target all lines of community life. The synergy between the rulers and the people during the Abbasid government was proven to be able to give birth to many disciplines, not only religious knowledge, which in fact originated from the Al-Qur'an and hadith, but also gave birth to many general sciences such as medicine, philosophy, chemistry, economic and other science. The Khalifah as the holder of power supports a lot of preaching and scientific activities, this is evidenced by the construction of many supporting facilities and infrastructure such as mosques, madrasas, libraries and hospitals. In addition, the openness of Abbasid civilization also brought in people from various parts of the world, not only from Arab circles, people from Persians, Chinese, European, Indian and African who took part in filling in the diversity of scientific developments there. Then the economic condition of the community also has a very good record, such as in the field of Abbasid trade in its time as the center of world trade, as well as the agricultural sector, the Abbasid community is known to be prosperous, and has a very good life order. Therefore, the Abbasid dynasty could easily be applied in life in the current era, by building cooperation between the rulers and the community in developing da'wah because with the existence of a strong dakwah it was not lame in accordance with its essence and also followed the mission of da'wah so that it could be perfect, there needs to be good cooperation.
Dinasti Fatimiyah Di Mesir (909-1172): Kajian Pembentukan dan Perkembangannya Nuraini A Manan
Jurnal Adabiya Vol 19, No 2 (2017): JURNAL ADABIYA
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/adabiya.v19i2.7512

Abstract

The discussion of the Fatimid Dynasty was an interesting discussion, because the controversy caused by the dynasty was enough to stir the Islamic world. Some author said this kingdom has a great contribution to introduce Muslims to science, because they build the University of al-Azhar. On the other hand, this kingdom is said to be an intolerant extremist kingdom, suppressing Sunni Muslims or Ahlussunnah wal Jamaah. The history of the kingdom filled with oppression, deceit, and deviation from the teachings of Islam is also another side that needs to be raised and discussed. Before discussing the political power of the Fatimid dynasty, we first discuss the ideology of this kingdom, because this is the underlying political movement. Fatimid dynasty was a Shiite-ideological kingdom, more precisely the Ismailis. Isma’ili Shi’ah is a Shi’ite sect who believes that Ismail bin Ja’far is the seventh priest, as for the majority of Shia (Shi’a Itsna Asyriyah) believes that Musah bin Ja’fa was the seventh imam after Ja’far ash-Sadiq. The differences in this subject matter then evolved into other doctrinal principles that increasingly distinguished Ismaili Shiite teachings from mainstream Shiite, Shiite Asna Asyriyah, so this teaching became a separate sect. Ismailis have beliefs that deviate far from the teachings and creeds of Islam. Like other Shiite sects, Isma’ilis Shiites also believe that priests are awake from sinful deeds, they are perfect figures, and there is no gap at all
MENJADI JANDA DI KAMPUNG JANDA: NARASI HISTORIS PEREMPUAN KORBAN KONFLIK DI PIDIE JAYA Muhammad Yunus
Jurnal Adabiya Vol 23, No 2 (2021): JURNAL ADABIYA
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/adabiya.v23i2.10265

Abstract

Penelitian ini dengan judul Narasi dan Resolusi Konflik dalam Memori Perempuan Aceh (Kajian Historis Survivenya Perempuan di Gampong Janda Pidie Jaya) mengkaji dan membicarakan tentang bagaimana perempuan Aceh hidup dan survive dalam daerah konflik bersenjata antara pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) selama periode konflik Aceh 1989-2004, yang direpresentasi oleh tiga perempuan Gampong Cot Keng di Kabupaten Pidie Jaya sebagai sumber utama. Tujuan penelitian adalah untuk menarasikan, bagaimana mereka survive dalam konflik, apa saja yang dilakukan agar mereka bertahan hidup dalam konflik baik personal dan keluarga, adakah mereka melakukan usaha-usaha untuk memulihkan diri dari dampak konflik baik secara personel maupun ramai-ramai, adakah mereka melakukan usaha-usaha untuk menyelesaikan konflik di wilayah mereka termasuk menuntut keadilan dan mendokumentasi peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di Aceh khusus peristiwa konflik aceh 1989-2004 yang berbasis pada memori masyarakat aceh khususnya perempuan. Dengan menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis, yaitu penelitian yang dimaksudkan sebagai upaya eksplorasi mengenai suatu kenyataan social dalam perspektif sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan merupakan yang paling lemah ketika konflik berlangsung karena ketidakmampuan mereka untuk berpindah ke tempat lebih aman untuk melindungi diri dari ancaman kekerasan seperti uapaya yang dilakukan oleh laki-laki, disebabkan karena tanggungjawab mereka terhadap anak, keluarga dan harta benda. Di sisi lain keyakinan dan aktivitas keagamaan sangat membantu para perempuan dalam melawan ketakutan ketika periode konflik berlangsung dan membantu memulihkan trauma akibat konflik.
PASANG SURUT HUBUNGAN ACEH - JAKARTA PASCA MOU HELSINKI Ajidar Matsyah; Umar bin Abdul Aziz
Jurnal Adabiya Vol 23, No 2 (2021): JURNAL ADABIYA
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/adabiya.v23i2.10539

Abstract

Aceh merupakan salah satu wilayah konflik terlama di Asia Tenggara. Konflik Aceh-Jakarta memakan waktu 60 (enam puluh) tahun lamanya, sejak Indonesia berproses mendapatkan kemerdekaan penuh dari kolonial Belanda dan berakhir dengan lahirnya perundingan MoU Helsinki tahun 2005 di Aceh. Dalam rentang waktu tersebut, hubungan Aceh-Jakarta telah mengalami pasang surut dengan empat kali perundingan damai dan empat kali pemberian otonomi khusus sebagai solusi penyelesaian konflik Aceh-Jakarta. Tulisan ini mengkaji alasan-alasan yang mendasari terjadinya konflik masa lalu Aceh-Jakarta dan faktor-faktor yang menyebabkan hubungan Aceh-Jakarta pasca MoU Helsinki 2005 mengalami pasang surut. Metode yang digunakan dalam kajian ini ialah deskriftif-kualitatif dengan teknik observasi partisipatif, yaitu observasi dan partisipasi langsung pada objek kajian yang sedang berlaku di Aceh. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pengkhianatan dan ketidakjujuran pemerintah di Jakarta pada setiap perundingan penyelesaian Aceh adalah akar konflik Aceh-Jakarta sepanjang masa, seperti pembatalan Qanun Bendera dan Lambang Aceh, pemaksaan penundaan Pilkada Aceh dari 2022 ke 2024, sehingga hubungan politik Aceh-Jakarta pasca MoU Helsinki belum begitu stabil dan harmonis seperti yang dicita-citakan masyarakat Aceh
PELESTARIAN KOLEKSI MELALUI DIGITASI MATERIAL CETAK STUDI KASUS DI INDONESIA Sri Wahyuni; Millatina Mukhtarullah
Jurnal Adabiya Vol 23, No 2 (2021): JURNAL ADABIYA
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/adabiya.v23i2.9970

Abstract

Perpustakaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk terselenggaranya layanan perpustakaan dengan baik. Pengelolaan bahan pustaka tercetak biasanya akan memunculkan berbagai masalah. Selain membutuhkan space yang luas karena pertambahannya yang cepat, pemeliharaannya juga memerlukan tenaga dan biaya yang relatif besar, proses digitasi perpustakaan dilakukan guna pengembangan fungsi perpustakaan secara umum bertujuan untuk makin mandiri dengan mengurangi ketergantungan pada sumbangan, serta mobilisasi dana dan sumber daya, baik secara manual maupun permanen.Dalam konteks negara Indonesia, digitasi merupakan jawaban efektif dalam melestarikan material cetak, karena dalam nilai jangka panjang koleksi digital akan mengurangi biaya berkaitan dengan pemeliharaan dan penyampaiannya. Dalam menciptakan produk digital, perpustakaan dihimbau dalam proses digitasi memerlukan pertimbangan banyak faktor, termasuk penilaian sifat intelektual dan fisik sumber bahan, jumlah dan lokasi dari pengguna aktual dan pengguna potensial; sifat keakuratan dan potensi penggunaan; format dan sifat produk digital yang diusulkan dan lainnya akan dinformasikan, disampaikan, dan disimpan. Bagaimana produk yang diusulkan berkaitan dengan upaya digitalisasi lainnya; dan proyeksi biaya dalam kaitannya dengan manfaat untuk masa yang akan datang.
Konsep Learning Commons Sebagai Inovasi Fasilitas Perpustakaan Perguruan Tinggi Fahrur Razi; Nurrahmi Nurrahmi; Mukhtaruddin Mukhtaruddin
Jurnal Adabiya Vol 23, No 2 (2021): JURNAL ADABIYA
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/adabiya.v23i2.10631

Abstract

Pengembangan perpustakaan perlu dilakukan untuk memenuhi berbagai tuntutan dan kebutuhan masyarakat pemustaka serta perkembangan teknologi yang sedang terjadi. Usaha pengembangan perpustakaan dilakukan dengan memahami perkembangan gaya hidup pemustaka dalam kesehariannya dan dalam pencarian informasi. Perpustakaan dihadapkan dengan generasi digital maka dengan adanya fenomena ini mendorong perpustakaan menyediakan fasilitas yang sesuai agar meningkatnya angka kunjungan pemustaka. Munculnya learning commons diharapkan memberi respon baik yang bagi pemustakanya, sebab learning commons diadakan untuk memberikan fasilitas yang mendukung kegiatan belajar di perpustakaan.
Online Fake News, Indonesia Law and Islamic Perspective Zikra Yanti
Jurnal Adabiya Vol 23, No 2 (2021): JURNAL ADABIYA
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/adabiya.v23i2.9169

Abstract

The effects of internet use bring with it many negative aspects linked to online fake news in Indonesia. Indonesia's fight against the spread of online fake news has been going on for many years. However, in 2017, the country experienced the biggest challenges in the bid to battle and resolve the rise of post-truth politics in the country. In addition, the spread of fake news in Islam is prohibited and perspectives from Islamic law equally discouraged the same. There is no harm in making gossip focused on sharing real experiences and emotions but Islam forbids any information being made with the intention of spreading rumors or falsehood. Therefore, the aim of this paper is to discuss online fake news based on Indonesia Law and Islamic Perfectives. The study conducts descriptive analytical literature review methods without using a basic assumption or proposition. Also, the literature used by the author for data collection includes primary and secondary sources from previous studies, such as publications, reference books, online news verification; and ayahs from Qur’an & Hadith that are centered on Indonesia Cyber Crime Law Settings. Cybercriminal offense governed in Law No. 11 Year 2008 on Information and Electronic Transactions (UUITE) relating to online fake news item number one: criminal offenses involved in illegal activities, such as: distribution or propagation, transmission, unavailability of illegal content, including: ethics (Article 27[1] UUITE), gambling (Article 27 [2] UUITE); disrespect or defamation (Article 27 [3] UUITE); outrage or threats (Article 27 [4] UUITE), hoax manipulating and damaging customers (Article 28 [1] UUITE); creates a sense of ethnic hostility-based bigotry (Article 28 [2] UUITE). Equally, online fake news is also not allowed in Islam and that is evident in some ayahs stated in the Qur’an, which among are: Qur’an (49:6) & (24:15). Since online fake news has to do with spreading lie, falsehood, rumors and gossips, Islam condemns all kinds of deceit. Therefore, spreading rumors should not be treated as trivial or casual nor be encouraged as a form entertainment due to the high concerns it can raise and its far-reaching implications.
Strategi Penelusuran Informasi Melalui Search Engine (Google) Ekawati Saputri
Jurnal Adabiya Vol 23, No 2 (2021): JURNAL ADABIYA
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/adabiya.v23i2.10137

Abstract

Strategi penelusuran adalah taktik atau cara yang dilakukan secara sistematis berdasarkan kata kunci (keyword). Penelusuran ini memudahkan pengguna internet dalam mencari informasi.  strategi penelusuran informasi apa saja yang bisa digunakan oleh pengguna internet pada search engine google dalam pencarian informasi. Strategi penelusuran yang paling sederhana, yaitu hanya memasukkan istilah tanpa taktik atau belum dilakukan secara sistematis, sehingga mesin pencari memberikan hasil penelusuran tanpa ada batasan, dan membanjirnya hasil penelusuran pun terjadi. Pengetahuan tentang strategi penelusuran informasi melalui search engine sudah seharusnya dimiliki oleh user, siswa dan para pencari informasi yang menjadikan internet sebagai sumber informasi. Adapun peran perpustakaan sebagai wadah informasi yang dapat memberikan referensi tentang strategi penelusuran informasi melalui media internet seperti search engine dan menyelenggarakan pelatihan tentang penelusuran informasi melalui media internet dengan efektif dan efisien.
AN ANALYSIS OF THE SYMBOLS OF LOVE, LIFE, AND DEATH IN KAHLIL GIBRAN'S POEMS Rima Sarah
Jurnal Adabiya Vol 23, No 2 (2021): JURNAL ADABIYA
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/adabiya.v23i2.10287

Abstract

Kahlil Gibran is a Lebanese-American artist, writer, and poet. He is no stranger to literary lovers and connoisseurs. His phenomenal works made Kahlil Gibran famous. His life experience also adds its unique value to his works. The various meanings hidden behind each of his works deserve further analysis. Some of them are typical poems from Kahlil Gibran. He has his way of expressing the true meaning of life through his poems. Therefore, this study will show the symbolic meaning of these poems by using the hermeneutical analysis method from Paul Ricoeur. This method explains the meaning of the symbol in real life. A symbol is a form that gives meaning to every word or sentence contained in a literary work. The result of this analysis is the discovery of various kinds of symbols contained in the poems by Kahlil Gibran, including symbols of love, life, and death. Based on these findings, it can be concluded that love, life, and death are some of the symbols found in Kahlil Gibran's poems.

Page 7 of 11 | Total Record : 104