cover
Contact Name
Saiful Anwar
Contact Email
saifulanwar@unida.gontor.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
attadib@unida.gontor.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
AT TA´DIB
ISSN : 02169142     EISSN : 25033514     DOI : -
At-Ta'dib adalah media ilmiah bidang kependidikan Islam, baik berupa studi kepustakaan, hasil penelitian maupun karya ilmiah terkait. Terbit dua kali dalam setahun, sebagai sarana pengembangan tradisi keilmuan insan tarbiyah dan pendidikan pada umumnya. Jurnal kependidikan Islam ini diterbitkan oleh Fakultas Tarbiyah Universitas Darussalam Gontor.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2012): Teori Pendidikan" : 10 Documents clear
Revitalisasi Pembentukan Moral Generasi Bangsa Melalui Pendidikan Islam Awaluddin Faj
At-Ta'dib Vol 7, No 1 (2012): Teori Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/at-tadib.v7i1.529

Abstract

Perkembangan generasi bangsa dimasa kini tanpa dipandu dengan imandan taqwa hanya akan menambah keserakahan dan kecongkakan generasi yangakan dating yang mengantarkan mereka pada malapetaka dan kehancuran. Halini disebabkan oleh jauhnya system pendidikan kita dari nilai Islam dan teladanRosulullah sebagai suri teladan yang terbaik bagi segenep ummatnya. Nilai Islamdan teladan Rasulullah termaktub dalam konsep penddidikan Islam yang sudahdidesaign sedemikian rupa untuk mewujudkan kehidupan individu dan socialyang menjunjung tinggi nilai kehidupan dan menyelaraskan antara kebutuhandunia dan akhirat. Makalah ini mengangkat konsepsi pendidikan Islam yangmenekankan pada pendidikan akhlak dengan segala bentuk prisip-prinsipnyayang didasarkan pada nilai-nilai Islam.
Revitalisasi Pendidikan Islam: Upaya Menanggulangi Krisis Pendidikan di Indonsia di Era Globalisasi M. Miftahul Ulum
At-Ta'dib Vol 7, No 1 (2012): Teori Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/at-tadib.v7i1.525

Abstract

Krisis yang terjadi dalam dunia pendidikan Islam dapat ditanggulangidengan melakukan revitalisasi peran dan fungsi pendidikan Islam itu sendiri.Revitalisasi pendidikan Islam dengan demikian dilakukan melalui dua hal: (1)mengkaji ulang watak dan karakteristik dari pendidikan Islam melalui kajianpilar, atau dasar filosofis pendidikan Islam; dan (2) reposisi peran institusipendidikan Islam seperti, pesantren, sekolah dan madrasah di tengah-tengahmasyarakat dengan memahami visi dan orientasi masing-masing lembaga dalamkerangka masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
Pembantu Rumah Wanita Indonesia di Malaysia: Masalah dan Cabaran Mohd Roslan Mohd Nor dkk
At-Ta'dib Vol 7, No 1 (2012): Teori Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/at-tadib.v7i1.530

Abstract

Hubungan diplomatik yang terjalin di antara Malaysia dan Indonesia seringmengalami pasang dan surutnya. Walaupun begitu, kesedaran pemimpin keduaduabuah negara khususnya bagi mengekalkan hubungan tersebut telahmenyebabkan pelbagai usaha dilakukan dalam menyelesaikan pelbagai isu yangmendatang. Hal ini termasuklah isu-isu yang berkaitan dengan hal-halkemasyarakatan dan ekonomi. Ini kerana kemakmuran sesebuah negara adalahbergantung kepada kesejahteraan rakyatnya di mana hak-hak mereka mestilahdipenuhi dan keadilan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Namun sehinggakini, isu atau masalah mengenai pembantu rumah wanita warganegara Indonesiakhususnya yang bekerja di Malaysia masih lagi hangat diperkatakan. Secarapuratanya, lebih daripada 90% pembantu rumah di Malaysia adalah merupakanwarganegara Indonesia. Sepertimana laporan yang dikeluarkan oleh HumanRights Watch (HRW) suatu ketika dahulu, beribu-ribu pembantu rumah Indonesiayang bekerja di Malaysia menghadapi penderaan dan dalam kesengsaraandisebabkan polisi-polisi kerajaan di kedua-dua negara yang gagal untuk memberiperlindungan kepada mereka. Begitu juga dengan laporan HRW yang telahmendokumentasikan bagaimana pada kebiasaannya mereka akan bekerja tanparehat selama 16 hingga 18 jam sehari, 7 kali seminggu dan meraih pendapatanyang kurang daripada AS $0.25 sejam. Namun tidak kurang juga bagi sesetengahkes yang melibatkan kecurian dan kezaliman yang dilakukan terhadap majikanmereka di atas kepercayaan yang diberikan. Oleh yang demikian, skop perbincangan yang akan dilaksanakan bagi kertas kerja ini adalah masalah dancabaran yang dihadapi sepertimana yang telah dibincangkan sebelum ini danhak-hak pekerja khususnya wanita. Begitu juga dengan usaha-usaha yang dilakukanoleh kedua-dua buah negara dalam mengatasi hal tersebut dan kepentinganmenjalinkan hubungan yang harmoni di antara kedua-dua buah negara.
Konsep Continuous Quality Improvement (CQI) dalam Dunia Pendidikan Ahmad Saifulloh
At-Ta'dib Vol 7, No 1 (2012): Teori Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/at-tadib.v7i1.526

Abstract

Penerapan TQM dalam dunia pendidikan menuntut beberapa komponendi dalamnya untuk berubah. Pada level pimpinan, ia harus memiliki komitmenyang kuat terhadap peningkatan mutu. Stakeholder, sebagai pihak yangbersinggungan langsung dengan output pendidikan harus mendapatkan apaapayang ia inginkan. Dalam hal ini tidak berlebihan jika dikatakan stakeholderadalah pelanggan yang harus dipuaskan. Singkatnya, seluruh Sumber DayaManusia di lingkungan pendidikan harus bekerja bersama-sama untuk menjagakualitas/mutu pendidikan itu sendiri.Lebih dari itu, mutu yang menjadi tolok ukur kemajuan dunia pendidikanharus selalu ditingkatkan secara berkesinambungan. Di sinilah sebenarnya peranyang bisa dimainkan oleh Continuous Quality Improvement (CQI) sebagai sebuahkonsep yang sukses dilaksanakan dalam dunia industri. CQI akan berjalan denganbaik jika didukung oleh leader, baik itu top leader, middle leader, dan lower leader. Halini tidaklah berlebihan karena untuk mendukung TQM, diperlukan kerja timyang efektif. Wallahu a’lam bi asshawab.
Bahasa dan Struktur Sosial Abdul Hafidz Zaid
At-Ta'dib Vol 7, No 1 (2012): Teori Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/at-tadib.v7i1.531

Abstract

Keterkaitan bahasa dengan konteks sosial budaya yang sangat erat telahmembantu bahasa itu sendiri untuk melahirkan varian-varian cabangnya. Palingtidak, satu bahasa standar memiliki satu varian cabang yang disebut denganbahasa percakapan “yang tidak standar”.Perbedaan tingkat bahasa inilah, yang menyebabkan munculnya fenomenadiglossia, sehingga dalam bahasa Arab, misalnya, terdapat bahasa fushâ dan Âmiyah.Meskipun perbedaan antara keduanya tidak terlalu mencolok, namun tetap sajamampu menggambarkan tingkat sosial masing-masing penuturnya, Fushâdianggap sebagai bahasa resmi dan milik masyarakat struktur sosial tinggi,sedangkan Âmiyah dianggap tidak resmi dan dimiliki oleh masyarakat struktursosial rendah.Sebenarnya keresmian dan kehalusan bahasa ini banyak didasarkan padaunsur kepantasan, dan standar kepantasan yang diterapkan oleh masing-masingbangsa berbeda-beda.Bahasa adalah cerminan budaya masyarakat penuturnya, sehingga dapatdikatakan bahwa seksisme dalam bahasa Arab adalah cerminan budaya patriarkismasyarakatnya. Masyarakat Arab memandang segala sesuatu yang berhubungandengan wanita harus dilindungi dan dijaga, dan pria memiliki peran sentral dalamkehidupan keluarga dan masyarakat. Maka dari itu, dalam bahasa Arab, hampirsemua kata yang menunjukkan wanita (mu’annats) adalah kata bertanda (marked),yang asalnya adalah kata dengan pengertian laki-laki (mudzakkar). Tanda-tandayang dibubuhkan biasanya dalam bentuk ta’ marbûkah, alif maqcûrah, dan alifmamdûdah.Contoh lain dari hal ini dapat dilihat pada fenomena pemberian namayang baik pada anak-anak perempuan, sehingga dengan nama yang baik inianak-anak perempuan mereka dapat terjaga dan terlindungi.
Importance of Education for Expectant Mothers Muhammad Ma’ruf Ch
At-Ta'dib Vol 7, No 1 (2012): Teori Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/at-tadib.v7i1.527

Abstract

Not many people talk about the role of a mother. But they acknowledgethat we are in world to the mother because. Actually, children are a source ofgreat joy and delight, they make life sweet, bring more rizq into a family’s lifeand give hope. A father sees his children as a future source of help and support,as well as representing an increase in numbers and perpetuation of the family.A mother sees her children as a source of hope, consolation and joy in life, andas hope for the future. All of these hopes rest on the good upbringing of thechildren and giving them a sound preparation for life, so that they will becomeactive and constructive elements in society, a source of goodness for their parents,community and society as a whole. Then they will be as Allah Subhanahu wata’ala described them: “ Wealth and sons are allurements of the life of thisworld . . .” (Qur’an 18:46).If their education and upbringing are neglected, they will become badcharacters, a burden on their family, community and society as a whole. Onlywaiting the Muslim woman’s sincerity, how to manage the great responsibilityfor forming their resource, especially in character building1. And how is theMuslim women have understanding the great responsibility and use the bestmethods in bringing them up, and do they able to demonstrate their love andaffection, also treat their sons and daughters equally, even they do not discriminatebetween sons and daughters of their affection, in other time the Muslim womenalert to everything, that may have an influence on their children they instill goodbehavior and attitudes in them.
المماثلة الصتية في كتاب "الكتاب" عند سيبويه Moh. Ismail
At-Ta'dib Vol 7, No 1 (2012): Teori Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/at-tadib.v7i1.532

Abstract

هذه المقالة تتجدث عن المماثلة
The Nature of Evolution: A Study on the Philosophy of A.M. Iqbal Imam Bahroni
At-Ta'dib Vol 7, No 1 (2012): Teori Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/at-tadib.v7i1.523

Abstract

The nature of human being evolution in the philosophy of AllamaMuhammad Iqbal is different from the conception of other modernphilosophers. This natural evolution basically springs from the real Love whichflourishes in the inner being of an individual.Love as described by Iqbal is not physical, sexual or biological principle.It is the inward drive of all life to attain to its full maturity and development. Itis a primal urge to live, to progress and bring out all the inner wealth andresources of being. Every phenomenon and activity that is not related to thisprimal urge and does not subserve its purposes, leads to stagnation and decay.He voices strong condemnation of scientific reason, arts and religion whenthey carve out for themselves autonomous fields of action or set themselvesup as independent forces. According to Iqbal, all specialized activity, whether itis intellectual, artistic or religious, is a differentiation of the primal urge whichhe calls Love and apart from it has no title to independent, autonomous existence.Iqbal further explains that a philosophy which does not spring from thedepth of life is so much empty trash; and thought which is not inspired by loveor the will to progress, construct, create and beautify the world is dreadening.Similarly a religion without the flame of love of the urge to advance, improveand enrich life is only lifeless ritualism. Disbelief and atheism are as good asIslam, if inflamed by love, while Islam is no better than paganism if it is devoid of Love.
Adverbia Dalam Lingusitik Arab Alif Cahya Setiyadi
At-Ta'dib Vol 7, No 1 (2012): Teori Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/at-tadib.v7i1.528

Abstract

Makalah ini mengkaji konsep sintaksis bahasa Arab yang lebih menekankanpada pembahasan adverbia bahasa Arab. Konsep adverbia dalam bahasa Arabterbagi menjadi tiga bentuk utama yang tergambar dalam al-mukammilât almanshûbah,al-majrûrah, dan at-tawâbi’. Setiap bentuk adverbia tersebut memilikikategori, fungsi dan peran masing-masing dalam sebuah kalimat. Karakteristikmasing-masing bentuk adverbia di atas mampu menunjukkan kekhasan bahasaArab dalam system adverbianya. Untuk itu kajian ini akan menitikberatkan padausaha penyepadanan konsep-konsep linguistik umum dengan Arab dalam rangkamelihat karakteristik bahasa Arab.
Mendialogkan Dimensi Keilmuan Ushul Fiqh Abu Yazid
At-Ta'dib Vol 7, No 1 (2012): Teori Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/at-tadib.v7i1.524

Abstract

Sebagai sebuah perangkat metode berpikir rasional, ushul fiqh tidak murnidibangun atas landasan logika, melainkan juga didasarkan pada wahyu verbalseperti tersirat dalam dalil-dalil kulli ajaran agama. Para Juris Islam tidakmengadopsi logika formal begitu saja dalam merumuskan kaidah-kaidah ushulfiqh. Sebaliknya, mereka melakukan adaptasi dan perubahan menjadi sebuahlogika baru yang mencakup seluruh esensi nilai-nilai ajaran agama. Perpaduanwahyu dan logika ini yang membuat ushul fiqh survive dan tak mudah lekangdengan waktu, bahkan menarik perhatian untuk terus dikaji dimensi keilmuannya.Secara epistemologis, ushul fiqh merupakan teori ilmu yang memvokuskan padakerja penggalian hukum berdasar dalil-dalilnya. Ilmu ushul fiqh bukan lahir diruang yang kosong, melainkan hadir sesuai tantangan dan kebutuhan hukumyang mengemuka. Ilmu ushul fiqh dibangun untuk merumuskan kaidah-kaidahistinbath sehingga mampu melahirkan preskripsi hukum sesuai tingkat perubahandan perkembangan masyarakat.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol. 18 No. 1 (2023): At-Ta'dib Journal of Pesantren Education Vol 17, No 2 (2022): Islamic Education and Its Methods Vol. 17 No. 2 (2022): Islamic Education and Its Methods Vol 17, No 1 (2022): Approaches, Strategies, Methods and Islamic Education Vol 16, No 2 (2021): Learning Strategies During The Pandemic Vol 16, No 1 (2021): Mental, Character and Moral education Vol 15, No 2 (2020): Pembelajaran Model Islami dan Efektifitasnya Vol 15, No 1 (2020): Pembelajaran Islam dalam Konteks Pesantren Masa Kini Vol 14, No 2 (2019): Pendidikan Islam Perkembangan dan Tantangannya Vol 14, No 1 (2019): Mental Education in Pesantren Vol 13, No 2 (2018): Pesantren as a Center for Developing Arabic & English Teaching Vol 13, No 1 (2018): Education System and Education Method in Pesantren Vol 12, No 2 (2017): the values of education in pesantren Vol 12, No 1 (2017): Islamic Character Education Vol 11, No 2 (2016): Standarisasi Pendidikan Islam Vol 11, No 1 (2016): Manajemen Penddiikan Islam Vol 10, No 2 (2015): Integrasi Pendidikan Vol 10, No 1 (2015): Pendidikan Akhlak Vol 9, No 2 (2014): Islamisasi Ilmu Pendidikan Vol 9, No 1 (2014): Ilmu Pendidikan Vol 8, No 2 (2013): Urgensi Pendidikan Pesantren Vol 8, No 1 (2013): Tantangan Pendidikan Islam Vol 7, No 2 (2012): Ilmu Pendidikan Vol 7, No 2 (2012): Ilmu Pendidikan Vol 7, No 1 (2012): Teori Pendidikan Vol 6, No 2 (2011): Pendidikan Karakter Vol 6, No 1 (2011): Teknologi Pendidikan Vol 5, No 1 (2010): Prinsip Pendidikan Islam Vol 4, No 2 (2009): Pendidikan Anak Vol 4, No 1 (2009): Kurikulum Pendidikan Islam Vol 3, No 2 (2008): Filsafat Pendidikan Vol 3, No 1 (2008): Dikotomi ilmu pendidikan More Issue