cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
majalahkkp@yahoo.co.id
Editorial Address
Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Jl. Sokonandi No. 9 Yogyakarta 55166
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
ISSN : 18296971     EISSN : 24604461     DOI : 10.20543
Core Subject : Engineering,
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik (Journal of Leather, Rubber, and Plastics) publishes original research focused on materials, processes, and waste management in the field of leather, rubber, and plastics.
Articles 7 Documents
Search results for , issue " Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik" : 7 Documents clear
Pengaruh kadar krom limbah lumpur industri penyamakan kulit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi Darmawan, A. R. Budi
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2383.191 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v26i1.241

Abstract

The aim of the experiment was to study the effect of chrom content of leather tanning industry waste ti the growth and yield of mustards. The experiment used factorial design 2x3 factors, and 2 control were used and the treatments were arranged in a complete randomized design with 15 experimental pots for replication. The first factor was variety of mustard; consisting of 2 kinds, i,e, green mustard (caisim) dan bitter mustard (leaf mustard). The second factor was the amount of leather tanning industrial waste, consisting of 3 levels, i.e.500, 1000 and 1500 mg/kg Cr/polybag (125,250, 375 g waste mud/polybag). Waste mud was added in the polybag after 1 week plantation. Controls were madewith code S1L1C0, S2L1C0 whereas L1C0 = without waste mud added. The observed parameters were plant height, leaf number, fresh weight (shoots-roots), dry weight (shoots-roots), leaf area, neg assimilation rate, relative growth rate and leaf area ratio. The results showed that there were interactions between varieties of mustard and the amount of leather tanning industrial waste for all parameters. The addition of leather tanning waste until 1000 mg/kg soil gave fine growth and yields for all mustard varieties.  Keywords : chromium, leather tanning industrial waste, mustards.   Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh kadar krom limbah lumpur industry penyamakan kulit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Percobaan menggunakan rancangan factorial 2 x 3 lengkap dan 2 perlakuan tambahan sebagai control yang diatur dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 15 unit polybag sebagai ulangan. Factor pertama terdiri dari 2 varietas sawi, yaitu sawi hijau (caisim) dan sawi pahit (leaf mustard). Factor kedua terdiri atas 3 aras takaran limbah lumpur industry penyamakan kulit, yaitu dengan kadar krom 500 mg/kg tanah (setara dengan 25 g limba lumpur/kg media tanah)m 1000 mg krom/kg tanah (setara dengan 50 g limbah lumpur/kg media tanah), 1500 mg krom/kg tanah (setara dengan 75 g limbah lumpur / kg media tanah). Limbah lumpur ditambahkan ke media tanah dalam polybag setelah 1 minggu bibit sawi dipindah ke polybag tanam.  Dibuat control dengan kode S1L1C0, S2L1C0 dimana L1C0 = tanpa ditambah limbah lumpur.  Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman meliputi tinggi tanaman,  jumlah daun, berat segar tanman (tajuk dan akar), berat kering tanaman (tajuk dan akar), luas daun, laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan nisbi dan nisbah luas daun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara jenis sawi, dan jumlah takaran limbah lumpur untuk semua parameter pertumbuhan dan hasil tanaman. Perlakuan pemberian limbah lumpur sebesar 1000 mg krom/kg tanah masih memberikan pertumbuhan dan hasil yang baik terhadap semua jenis sawi. Kata Kunci : kromium, limbah industri penyamakan kulit, sawi. 
Pembuatan ban dalam sepeda motor dengan filler precipitated calcium carbonate (PCC) Herminiwati, Herminiwati
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2166.639 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v26i1.242

Abstract

The objective of the research was to investigated the utilization of Precipitated Calcium Carbonate (PCC) as filler in production of motorcycle inner tube. Beside black filler, PCC is a white filler needed in producing rubber products. Four types of PCC have been used including two local PCC from Wonosari and East Java, and other two were imported from Japan and Taiwan. The amount  of PCC added in inner tube rubber compound was varied 10, 15, 20, 25 and 30 phr respectively. The compounding was carried – out by using two roll mills, and the compunds were measured their optimum vulcanization time by using rheometer. The compounds were then subjected  to vulcanisates were compared to 100 phr, actiplast 8 0,1 phr, paraffinic oil 5 phr, N 550 black 30 phr, ZnO 4 phr, stearic acid 1 phr,  antioxidant 1,5 phr, paraffin wax 1 phr, vulcacit DMC 1 phr, vulcacit Thiuram C 0,25 phr, and sulfur 1 phr with the content of PCC Diacal of 25 phr. The best formula meet the requirement of SNI and gave physical properties as follow : tensile strength 232,56 kg/cm2, elongation at break 570 %, permanent set 12,75 %, tensile strength during aging at 105 ± 2 0C, for 5 hours 4,89%. The local PCC form Wonosari and East motorcycle inner tube. However, particle size reduction and coating or surface treatment were needed for improving of the reinforcing effect of the local PCC.  Keywords ; PCC, filler, inner tube, motorcycle. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penggunaan Precipitated Calcium Carbonate (PCC) sebagai filler dalam pembuatan ban dalam sepeda motor. PCC meruakan filler putih yang diperlukan dalam pembuatan barang-barang karet disamping filler hitam. Dalam penelitian ini digunakan empat jenis PCC yang terdiri atas dua jenis PCC yang local yaitu dari Wonosari dan Jawa Timur dan dua jenis PCC dari Jepang dan Taiwan. Jumlah PCC yang ditambahkan dalam kompon karet ban dalam divariasi berturut-turut sebesar 10, 15, 20, 25 dab 30 phr. Kompon dibuat dengan mesin two roll mill kemudian kompon yang dihaislkan diukur wkatu vulkanisasi optimumya dengan rheometer. Selanjutnya kompondivulkanisasi dengan mesin kempa hidrolik pada suhu 1500C dan tekanan 150 kg/cm2 dalam waktu sesuai yang ditunjukkan oleh rheometer.  Vulkanisat karet ban sepeda motor diuji berdasar SNI. 06-6700-2002 tentang ban dalam kendaraan bermotor. Hasi penelitian menunjukkan bahwa formula terbaik untuk vulkanisat karet ban sepeda motor terdiri atas karet alam (pale crepe) 100 phr, actiplast 8 0,1 phr, paraffinic oil 5 phr, N 550 black 30 phr, ZnO 4 phr, asam strearat 1 phr, antioksidan 1,5 phr, paraffin wax 1 phr, vulcacit DMC 1phr, vulcacit thiuram C 0,25 phr, dan sulfur 1 phr dengan ditambahkan PCC Diacal sebesar 25 phr. Formula terbaik untuk pembuatan vulkanisat dapat memenuhi persyaratan SNI dan memberikan sifat fisis sebagai berikut : kuat tarik badan 232,56 kg/cm2, perpanjangan putus 570 %, kemuluran tetap 12,75%, penurunan kuat tarik pada pengusangan (105 ± 2 0C, 5 jam) 4,89%. PCC local asal Wonosari dan Jawa Timur dapat digunakan untuk substitusi PCC impor sebagai filler putih dalam pembuatan kompon karet ban dalam sepeda motor. Untuk meningkatkan efek penguatannya sebagai substitusi impor, perlu dilakukan perlakuan permukaan dan pengecilan ukuran partikel PCC lokal. 
Pengaruh penggunaan nitril butadiene rubber dan pale crepe pada pembuatan sol karet untuk sepatu pengaman Yuniari, Arum
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2291.728 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v26i1.223

Abstract

Rubber sole for safety shoes was different on physical specification with general sole, especially on abrasion resistance and oil resistance. The objective of the study was to determine the effect of nitril butadiene rubber and pale crepe on physical properties of vulcanized rubber sole for safety shoes. Rubber sole for safety shoes was produced by blending pale crepe and nitril butadiene rubber with ratio of : 50/50; 60/40; 70/30 and 80/20 phr, respectively. Carbon black as filler was also variated with, 40 ; 50 and 60 phr. Compounding processing used two roll mill machine and vulcanized rubber sole was by using pressed use hydraulic press machine. The results showed that vulcanized rubber sole for safety shoes with good quality consist of pale crepe and NBR 80/20 phr and carbon black 40 phr, which was characterized by tensile strength 16.81 N/mm2, tear strength 11.68 N/mm, density 1.12 g/cm3, abrasion resistance 58.51 mm3, hardness 71.60 shore A, resistance to cut growth 30.000 times was 1.15 mm and oil resistance 65.44%, respectively. The quality parameters was complied with standard quality of SNI 0111 : 2009, for safety shoes from leather and vulcanized rubber sole that fulfill oil reistance parameter.  Keywords : pale crepe, nitril butadiene rubber, carbon black, rubber sole, safety shoes. Sol karet sepatu pengaman mempunyai perbedaan spesifikasi teknis dengan sol karet pada umumnya, terutama sifat fisiknya seperti ketahanan kikis dan ketahanan minyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh penggunaan nitril butadiene rubber dan pale crepe terhadap sifat fisika vulkanisat sol karet untuk sepatu pengaman. Sol karet sepatu pengaman dibuat dengan campuran bahan baku karet alam (pale crepe) dan karet sintetis NBR dengan variasi berturut-turut 50/50 ; 60/40; 70/30 dan 80/20 phr. Sebagai bahan pengisi digunakan carbon black dengan variasi 40; 50 dan 60 phr. Bahan-bahan digiling menggunakan peralatan two roll mill, sedang pencetakan kompon digunakan mesin hydraulic press. Hasil uji menunjukkan bahwa vulkanisat sol karet untuk sepatu pengaman dengan kualitas terbaik diperoleh dari ratio pale crepe dan NBR 80/20, carbon black 40 phr, dengan nilai tegangan putus sebesar 16,81 N/mm2, ketahanan sobek 11,68 N/mm, bobot jenis 1,12 g/cm3, ketahanan kikis 58,51 mm3, kekerasan 71,60 shore A, ketahanan terhadap perluasan sobekan 30.000 kali adalah 1,15 mm dan ketahanan terhadap minyak pelumas 65,44 %. Hasil uji tersebut memenuhi persyaratan SNI 0111 : 2009, sepatu pengaman dari kulit dengan sol karet sistem cetak vulkanisasi kecuali parameter ketahanan terhadap minyak pelumas tidak memenuhi yang disyaratkan. Kata kunci : pale crepe, nitril butadiene rubber, carbon black, sol karet, sepatu pengaman.
Kajian penerapan bioteknologi pengolahan kulit untuk mengurangi limbah Prayitno, Prayitno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2407.842 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v26i1.243

Abstract

In its wider scope, biotechnology has been used in the tanning industry for several years, since the inception of enzyme utilization. Enzyme in leather processing can be successfully applied at the several stage of processes. At the soaking, enzyme was able to decrease soaking time from 7 hours to 4 hours for salted raw stock and from 24 hours to 10 hours for dried raw stock. At the liming and unhairing processes, however enzyme can be recover a good quality of hair with a good saleable value, recution of sodium sulfide to minimize the waste, the quality of tanned leather will increase, by using 3 % of the enzyme concentration moreover the tensile strength increased from 138,35 kg/cm2 to 209.50 kg/ cm2,while elongation at break degrease from 69.91% to 62.54%. at the bating process, the proteolitic enzyme was the only one substance and it can’t be substituted by other chemicals. At the degreasing process, the use of lipase enzyme will improve the quality of waste effluent, it was due to the application of fat solvent on contional method of tanning. The use 0.02% concentration of collagenase enzyme in vegetable tanning will increase the tanning’s substance absorption efficiency by 98%. Whereas at the waste treatment, the acidophilic fungi might absorb chromium that was liberated from the re-tanning process with 95% affectivity. Immobilized cells were also possible to be applied in effluent waste treatment of leather industry.  Keyword : biotechnology, enzyme, tanning, waste Dalam lingkup yang lebih luas, bioteknologi telah diterapkan dalam industry kulit bertahun-tahun sejak diperkenalkannya enzim. Pada proses penyamakan kulit penggunaan enzim cukup sukses pada beberapa tahapan proses. Pada proses perendaman (soaking) dapat mempercepat waktu perendaman dari 7 jam menjadi 4 jam untuk kulit awet garam dan dari 24 jam menjadi 10 jam untuk kulit awet kering. Pada proses pengapuran dan penghilangan bulu (liming dan unhairing) akan menghasilkan bulu kualitas baik yang mempunyai nilai jual dan mengurangi pengunaan garam sulfide sehingga dapat mengurangi cemaran. Kulit samak yang dihasilkan meningkat kualitas pada penggunaan 3 % ensim, sementara kuat tarik meningkat dari 138,35 kg/cm2 menjadi 209,50 kg/cm2, namun kemuluran turun dari 69,91% menjadi 62,54%. Pada proses pengkikisan protein (bating), enzim protease merupakan satu-satunya bahan bating dan tidak bias digantikan oleh kimia lain. Pada proses penghilangan lemak (degreasing) maka penggunaan enzim lipase dapat mengurangi cemaran akibat bahan pelarut lemak yang digunakan pada cara konvensional. Penggunaan enzim kolagenase sebesar 0,02 % pada proses penyamakan dengan pada cara konvensional. Penggunaan enzim kolagenase sebesar 0,02% pada proses penyamakan dengan samak nabati telah meningkatkan efisiensi penyerapan bahan penyamak sampai 98%. Sedangkan penanganan limbah dengan bioteknologi mengurangi kromium pada proses penyamakan ulang menggunakan jamur asidophilik yang efektifitas mencapai 95%. Penggunaan immobilisasi sel memungkinkan untuk diterapkan pada penanganan limbah industry penyamaan kulit. Kata Kunci : bioteknologi, ensim, penyamakan, limbah.
Pengaruh pupuk organik limbah padat industri crumb rubber terhadap pertumbuhan tanaman cabe (Capsicum frutescens) Supraptiningsih, Supraptiningsih
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2069.776 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v26i1.224

Abstract

 The research about the influence of organic fertilizer of crumb rubber solid waste industry on chili plants (capsicum frutescens) growth had been done. The aim of the research was to evaluate the vegetative growth of chili plants treated with organic fertilizer that was made from crumb rubber solid waste industry and it was compared with chili plants treated was commercial organic fertilizer (SP -36). The organic fertilizer was made by mixing of soil, crumb rubber solid waste, cow fieces, talc, saw dust, and hull rices, using and aerab system. The variation of the amount of solid waste was 0%; 10%, 20%; 30%; and 40%, respectively. Fertilizing of chili plants was done by dasage variation i.e.1:1,5; and 2 kg/10m2 and control (without fertilizer) respectively. The observation was done on fourth month on vegetative growth including high plants, leaf length, and leaf width. The results showed that crumb rubber solid waste could be used as organic fertilizer for chili plants. The best growth of plants especially high was treated with 20% crumb rubber solid waste at dosage of 2 kg /10m2 is 38.2 cm, while the best growth of leaf length and leaf width was chili plant treated with 40% crumb rubber solid waste at dosage of 2 kg/10m2 was 10.0 cm and 6.2 cm.  Keywords : crumb rubber, solid waste, fertilizer, chili plants.   Penelitian tentang pengaruh pupuk organik limbah padat industri crumb rubber terhadap pertumbuhan tanaman cabe (capsicum frutescens) bertujuan mengevaluasi pertumbuhan vegetative tanaman cabe yang diberi limbah padat industry crumb rubber dibandingkan dengan tanaman cabe yang diberi pupuk organic dari pasaran (SP-36). Pupuk organic dibuat dengan mencampurkan tanah, limbah padat crumb rubber, kotoran sapi, kapur, serbuk gergaji, dan sekam, secara aerab dengan variasi jumlah limbah padat berturut-turut 0%; 10%, 20%; 30%; dan 40%. Pemupukan tanaman cabe dilakukan dengan variasi dosis berturut-turut 1; 1,5 ; dan              2 kg/10 m2 serta dibuat control tanpa pemupukan. Pengamatan dilakukan pada bulan ke 4, terhadap pertumbuhan tanaman cabe meliputi tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah padat crumb rubber dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman cabe. Perubahan tinggi tanaman paling besar pada pemberian pupuk 20% limbah padat crumb rubber dengan dosis 2 kg/ 10 m2 sebesar 38,2 cm, sedangkan perubahan panjang daun dan lebar daun paling besar pada pemberian pupuk 40% limbah crumb rubber dengan dosis                2 kg / 10 m2, yaitu panjang sebesar 10,0 cm dan lebar 6,2 cm. Kata Kunci : crumb rubber, limbah padat, pupuk, tanaman cabe.
Pemanfaatan limbah lumpur padat dari industri penyamakan kulit untuk pembuatan bata beton pejal Wiryodiningrat, Suliestyah
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2563.977 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v26i1.225

Abstract

Solid sludge waste from the Tanning Industry is still a problem in exile, because it is considered as “B3” waste, and containing chromium. The objective of the research utilize solid sludge waste as a partial with two types of variable I,e : 1). Solid concrete block with coral 2). Solid concrete block without coral. Each variable has three variations in the composition of cement, sand and mud, that were 1 part cement : 5 part cement : 4 parts sand : 1 part sludge (without coral) has met the physical requirements of solid concrete block concrete block classification standards, according to SNI-03-0348-1989 quality level IV, which has a minimum compressive strength of 30.25 kg/cm2 (standard 25 kg/cm2) and a maximum water absorption of 13.99% (standard - %). Solid concrete block can be used for buildings that do not  bear the burden and protected from the weather. Having held the test of leachate from solid concrete  block with TCLP method turned out to produce chromium content : 4.017 mg/ l is still below the threshold (5.00 mg/l), which means that concrete can be  used for use outdoors (exposed to rain), because it will not pollute the soil and groundwater and can be transported/brought out the leather tanning factory environment.  Keywords : Solid waste sludge, tannery industry, solid concrete block.  Sampai saat ini limbah padat lumpur dari Industri Penyamakan Kulit masih menjadi masalah dalam pembuangannya, karena dianggap sebagai limbah B3, dan mengandung bahan kimia krom. Penelitian ini memanfaatkan limbah padat lumpur sebagai agregat pengganti sebagian pasir yang biasa digunakan dalam pembuatan bata beton pejal. Percobaan dilakukan  dengan dua variable jenis bata beton yaitu bata beton pejal menggunakan koral dan tidak menggunakan koral. Masing-msaing variabel, terdiri atas tiga variansi komposisi semen, pasir, dan lumpur, yaitu 1 bagian semen dengan 5 bagian pasir dan lumpur. 4 bagian pasir  : 1 bagian lumpur (tanpa koral) memenuhi syaraf fisik bata beton pejal. Menurut SNI -03-0348-1989 tergolong kualitas tingkat mutu IV yaitu mempunyai kuat tekan minimum 30,25 kg/cm2 (standar 25 kg/cm2) dan penyerapan air maksimum 13,99% (standar 0%). Bata beton pejal dapat digunakan untuk bangunan yang tidak memikul beban dan terlindungi dari cuaca (hujan dan panas). Lindi bata beton pejal dengan metode Toxicology Characteristic Leaching Procedure (TCLP) ternyata memiliki kadar krom, 4,017 mg/l dan merupakan nilai di bawah ambang batas maksimum yaitu 5,00 mg/l. Hal ini berarti bahwa bata beton pejal tersebut dapat digunakan untuk pemakaian di luar ruangan (terkena air hujan). Kata Kunci : limbah lumpur padat, industry penyamakan kulit, bata beton pejal. 
Penggunaan precipitated calcium carbonate (PCC) sebagai filler untuk sol karet sepatu olah raga Herminiwati, Herminiwati; Yuniari, Arum
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2413.273 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v26i1.240

Abstract

The objective of the research was to investigate the utilization of Precipitated Calcium Carbonate (PCC) as filler in producing sport shoe rubber soles. PCC is a white filler needed for production of nonblack colour rubber products. There are four types of PCC that have been used including two local PCC from Wonosari and East Java, and two imported PCC from Japan and Taiwan. The amount of PCC added into the sport shoe sole rubber compound was varied in 30,45,60,75 and 90 per hundred rubber (phr). The compounding was carried-out by using two roll mills machine, and the compound was subsequently measured their optimum vulcanization time by using rheometer. The produced compound was then subjected to vulcanistion process by using hydrolic press at temperature 1500C and pressure 150 kg/ cm2. The quality of shoes sole vulcanisates were compare to standard quality of SNI. 12-7075-2005 about cemented system sport shoes. The results indicated that the best formula of rubber compound for sport shoes sole were made by using NR 80 phr, NBR 20 phr, paraffinic oil 10 phr, aluminium silicate 30 phr, ZnO 5 phr, TiO2 10 phr, stearic acid 1 phr, vulkanox SP 1 phr, paraffin wax 1 phr, TMTD 0,5 phr, CBS 2 phr, sulphur 1,2 phr with the amount of PCC Actifort 700 of 45 phr. The best formula meet the requirement SNI 12-7075-2005 and they were characterized by tensile sterength 16,79 N/mm2, elongation at break 529,92% tear resistance 9,06 N/mm2, specific gravity 1,28 g/cm3, hardness 55 shore A, Grasselli absrassion resistancing filler. The local PCC from Wonosari can be used for substitution of the imported PCC as the white filler for the production of rubber compound sport shoes sole. However, particle size reduction and coating or surface treatment of local PCC were needed for improving the quality and the role of reinforcing filler.  Keywords : PCC, filler, sole, sport shoes.  Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Precipitated Calcium Carbonate (PCC) sebagai filler dalam pembuatan sol karet sepatu olah raga. PCC merupakan filler putih yang diperlukan dalam pembuatan barang-barang karet yang tidak berwarna hitam. Empat jenis PCC yang terdiri atas dua jenis PCC local dari Wonosari dan Jawa Timur dan dua jenis PCC impor dari Jepang dan Taiwan digunakan sebagai filler untuk pembuatan sol karet sepatu olahraga. Jumlah PCC yang ditambahkan dalam kompon karet sol sepatu olah raga divariasi berturut-turut 30,45,60,75 dan 90 phr (per hundred rubber). Proses pembuatan kompon dilakukand engan mesin two roll mill dan kompon yang diperoleh diukur waktu vulkanisasi optimumnya dengan rheometer. Kompon selanjutnya divulkanisasi dengan mesin kema hidrolik pada suhu 1500C dan tekanan 150 kg/ cm2. Kualitas vulkanisat sol sepatu diujji menurut ketentuan dalam SNI. 12-7075-2005 tentang sepatu olah raga dengan system lem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula kompon karet sol sepatu olah raga terbaik terdiri atas karet alam 80 phr, NBR 20 phr, paraffinic oil 10 phr, aluminium silikat 30 phr, ZnO 5 phr, TiO2 10 phr, asam stearate 1 phr, vulkanox SP 1 phr, parafin wax 1 phr, TMTD 0,5 phr, CBS 2 phr, sulfur 1,2 phr dengan jumlah PCC Actifort 700 yang ditambahkan sebesar 45 phr. Formula terbaik memenuhi persyaratan SNI dan ditandai oleh sifat fisik sebagai berikut : tegangan putus 16,79 N/mm2, perpanjangan putus 529,92 %, ketahanan sobek 9,06 N/mm2, bobot jenis 1,28 cm3, kekerasan 55 shore A, ketahanan kikis Grasselli 1,0 mm3/kg m, ketahanan retak lentur baik dan tidak retak. Ini menunjukkan bahwa PCC Actifort 700 merupakan filler penguat. PCC local asal Wonosari dapat digunakan untuk mensubstitusi PCC impor sebagai filler putih dalam pembuatan karet sol sepatu olah raga. Akan tetapi PCC local memerlukan pengecilan ukuran partikel dan perlakuan permukaan atau coating untuk meningkatkan kualitas dan peranannya sebagai filler penguat. Kata Kunci : PCC, filler, sol, sepatu olahraga. 

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Vol 37, No 2 (2021): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 37, No 1 (2021): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 36, No 2 (2020): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 36, No 1 (2020): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 35, No 2 (2019): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 35, No 1 (2019): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 34, No 2 (2018): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 34, No 1 (2018): Majalah Kulit, Karet dan Plastik Vol 33, No 2 (2017): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 33, No 2 (2017): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 33, No 1 (2017): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 33, No 1 (2017): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 32, No 2 (2016): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 32, No 2 (2016): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 32, No 1 (2016): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 32, No 1 (2016): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 2 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 2 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 1 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 1 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 30, No 2 (2014): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 30, No 2 (2014): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 30, No 1 (2014): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 30, No 1 (2014): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 1 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 1 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 28, No 2 (2012): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 28, No 2 (2012): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 28, No 1 (2012): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 28, No 1 (2012): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 27, No 1 (2011): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 27, No 1 (2011): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 26, No 1 (2010): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 25, No 1 (2009): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 25, No 1 (2009): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 24, No 1 (2008): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 24, No 1 (2008): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 23, No 1 (2007): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 23, No 1 (2007): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 22, No 1 (2006): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 22, No 1 (2006): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 21, No 1 (2005): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 21, No 1 (2005): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 20, No 1 (2004): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 20, No 1 (2004): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 19, No 1 (2003): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 19, No 1 (2003): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 18, No 1 (2002): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 18, No 1 (2002): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 17, No 1-2 (2001): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 17, No 1-2 (2001): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 14, No 26 (1999): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 14, No 26 (1999): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 15, No 2 (1999): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 15, No 2 (1999): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 25 (1998): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 25 (1998): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 24 (1997): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 24 (1997): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 23 (1997): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 23 (1997): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 22 (1996): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 22 (1996): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 11, No 21 (1996): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 11, No 21 (1996): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 10, No 20 (1995): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 10, No 20 (1995): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 10, No 19 (1995): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 10, No 19 (1995): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 18 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 18 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 17 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 17 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 16 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 16 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 7, No 12-13 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 7, No 12-13 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 8, No 15 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 8, No 15 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 8, No 14 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 8, No 14 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 6, No 10-11 (1991): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 6, No 10-11 (1991): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 5, No 9 (1990): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 5, No 9 (1990): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 4, No 8 (1989): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 4, No 8 (1989): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 3, No 7 (1988): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 3, No 7 (1988): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 3, No 6 (1988): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 3, No 6 (1988): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 2, No 5 (1987): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 2, No 5 (1987): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 2, No 3-4 (1986): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 2, No 3-4 (1986): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 1, No 2 (1984): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 1, No 2 (1984): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 1, No 1 (1984): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik Vol 1, No 1 (1984): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik More Issue