cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH)
ISSN : 19795521     EISSN : 24433527     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2010)" : 7 Documents clear
ICT IN EDUCATION: ITS BENEFITS, DIFFICULTIES, AND ORGANIZATIONAL DEVELOPMENT ISSUES Adi Suryani
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.104 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v3i2.643

Abstract

This essay describes some benefits of implementing ICT in classroom, especially within the area of collaborative and self-managed learning. However, implementing ICT in classroom is not an easy and simple matter. There are many issues which should be addressed. Those issues range from the school culture, teachers barriers, finance, leadership, curriculum, and ethical issues. Those problems are experienced by both developed and developing countries. This also refutes a widespread assumption that developing countries experience more barriers for implementing ICT than developed countries. 
MEMAHAMI DAN MEMPERLAKUKAN LINGKUNGAN DENGAN KACA MATA FILSAFAT Zainul Muhibbin
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.862 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v3i2.648

Abstract

Hal yang sering menjadi problematika dan bahan diskusi panjang adalah masalah kelestarian alam. Permasalahan ini sangat berkaitan dengan sikap manusia terhadap alam; bagaimana manusia seharusnya memahami dan bersikap terhadap alam dan lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang ingin dikaji dan diteliti untuk menemukan jawabannya. Kajian ini menggunakan pendekatan filsafat dari pemikiran para tokoh filsafat modern. Hasilnya: Prinsip Pansubyektifitas Whitehead, Wahdat al-wujud (makhluk) Mulla Shadra, dan Kesatuan ego (individu) Iqbal hendaknya dapat menjadi dasar untuk menumbuhkan kesadaran setiap pribadi manusia sebagai sama-sama subyek dengan unsur-unsur alam yang lain, sehingga tidak ada sikap semena-mena yang eksploitatif terhadap alam dan lingkungan, karena hal itu dapat mengakibatkan ketidakharmonisan general (disharmoni global). Ketika manusia menganggap bahwa lingkungan (alam) di sekitarnya adalah obyek, maka dapat memberi konotasi manusia boleh melakukan eksploitasi sesuka hati terhadap alam. Akan tetapi jika manusia menyadari bahwa seluruh unsur alam ini adalah sesama makhluk, sesama individu, dan sama-sama subyek yang saling terkait, maka tidak ada alasan bagi manusia untuk boleh berbuat ketidakadilan (dhalim) dan kerusakan terhadap alam.
FUNGSI RUANG TERBUKA HIJAU BAGI KENYAMANAN MASYARAKAT AKIBAT PEMANASAN GLOBAL Isu terhadap Masyarakat Kota Surabaya Endah Yuswarini
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.49 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v3i2.647

Abstract

Kota Surabaya termasuk kota besar yang cenderung padat, akibat besarnya urbanit yang berdampak pada pertambahan penduduk setiap tahunnya, maka diperlukan kesiagaan  mengantisipasi isu tersebut. Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat pekatnya gas CO dan CO2 di angkasa sehingga dibutuhkan penyeimbang berupa tanaman yang ada di kota sebagai penyerap gas tersebut. Tujuan tulisan ilmiah ini adalah memaparkan hasil kajian lapangan secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan sampel yang ditentukan dengan cara purposive accidental sampling. Metode penelitian ini berbasis observasi lapangan, studi literature dan peta. Lokasi kajian di kota Surabaya, obyek yang di teliti adalah Ruang Terbuka Hijau. Pembagian wilayah mewakili dominasi kegiatan masyarakat: perdagangan, pemerintahan, pantai, industri, rekreasi dan permukiman. Klasifikasi ditentukan berdasarkan lokasi yang berhasil teridentifikasi sejumlah 57 titik lokasi atau 65,5% atas dasar kerapatan tegakan, nisbah kanopi, keanekaragaman dan dominasi tanaman. Hasil kajian berdasarkan kategori terbagi menjadi a). hutan kota hanya 12%, b). kawasan hijau berpohon 36% dan c). ruang terbuka 52%. Oleh sebab itu andaikata jumlah seluruh ruang terbuka hijau kota di Surabaya seluas 6.330 ha ( 19,42% luas kota Surabaya), untuk dimaksimalkan fungsinya agar dapat memberi kenyamanan bagi masyarakat yang signifikan dan dalam menyikapi pemanasan global.
PEMBANGUNAN EKONOMI BERBASIS AGRIBISNIS SEBAGAI WUJUD DARI PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN Muchammad Nurif; sukrianti muhktar
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.389 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v3i2.644

Abstract

Dalam menghadapi era globalsisasi, Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan suatu strategi besar dalam pembangunan ekonomi. Dalam kaitannya dengan Indonesia yang merupakan negara agraris yang besar dan memiliki keanekaragaman hayati, seharusnya Indonesia memiliki sektor andalan yang dapat dijadikan sebagai tumpuan harapan pembangunan ekonomi dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Sangat disayangkan jika pembangunan ekonomi di Indonesia tanpa mengindahkan kelestarian keanekaragaman hayati dan tidak memperhitungkan kondisi yang akan terjadi di masa mendatang. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu strategi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Pembangunan ekonomi yang berbasis agribisnis merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan daya saing ekonomi bagi Indonesia.
ASBABUN NUZUL SEBAGAI LANGKAH AWAL MENAFSIRKAN AL-QUR’AN Wahyuddin Wahyuddin
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.116 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v3i2.649

Abstract

Alqur’an diturunkan oleh Allah untuk memberikan petunjuk kepada manusia kerah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Al Qur’an juga memuat informasi-informasi peristiwa masa lalu, kejadian-kejadian sekarang serta berita-berita yang akan datang.Para ahli tafsir sepakat bahwa sebagian besar kandungan Al-Qur’an diturunkanoleh Allah SWT untuk tujuan umum ini. Kehidupan Nabi SAW dan para sahabatnya telah menjadi saksi sejarah atas semua fenomena terkait dengan diturunkannya wahyu ilahi (Al Qur’an). Bahkan kajian mendalam terhadap sebab turunnya Al Qur’an pada generasi awal Islam akan terbuktibahwa terdapat peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah SWT atau masih kabur bagi mereka.Kedudukan Muhammad SAW sebagai nabi mempunyai peran penting dalam menjelaskan semua peristiwa terkait diturunkannya Al Qur’an. Hal ini yang mendorong para sahabat senantiasa bertanya setiap menjumpai berbagai peristiw dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, peristiwa turunnya Al Qur’an selalu terkait dengan kehidupan para sahabat baik peristiwa yang bersifat khusus atau untuk pertanyaan yang muncul.Pengetahuan mengenai asbabun nuzul besar sekali manfaatnya bagi setiap orang yang hendak menafsirkan Al Qur’an. Pengetahuan tersebut dapat membuat seseorang mengetahui kandungan makna Al Qur’an secara tepat dan sekaligus dapat menghindarkan seseorang dari pemahaman yang salah.
MENCIPAKAN SISTEM POLITIK BERDASARKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN NASIONAL Usman Arief
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.675 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v3i2.645

Abstract

Setiap bangsa yang merdeka dan berdaulat tentu mempunyai kepentingan utama, yaitu terjaminnya kelangsungan hidup bangsa yang dijiwai oleh niai-nilai ideologi yang dianutnya. Dalam upaya tersebut, setiap bangsa tentu menghadapi AGHT (ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan).  Demikian pula bangsa Idonesia, dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup berdasarkan nilai-nilai ideologi Pancasila, senantiasa menghadapi AGHT, baik yang datang dari dalam maupun luar negeri, secara langsung maupun tidak langsung. Untuk keperluan tersebut perlu diciptakan kondisi ketahanan nasional yang kuat. Kondisi ketahanan nasional yang kuat akan terwujud apabila didukung kondisi politik yang kuat. Agar tercipta kondisi Ketahanan Nasional Indonesia di bidang politik yang kuat, maka perlu dibangun suatu sistem politik yang kondusif bagi terwujudnya kondisi politik yang kuat berdasarkan Pancasila. Ada strategi atau cara untuk mencapai tujuan di atas, yaitu berupa tindakan-taindakan yang perlu dilakukan, meliputi : (1) Internalisasi nilai-nilai Ideologi Pancasila, melalui berbagai jalur; (2) Pembangunan dan pemberdayaan kelembagaan, baik supra struktur politik, maupun infra struktur politik; (3) Peningkatan partisipasi politik masyarakat, dengan menyediakan ruang yang lebih lebar bagi masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan politik. Apabila ketiga startegi di atas dapat diimplementasikan dengan baik, dalam arti dapat terbentuk sistem politik berdasarkan Pancasila, maka diduga kuat akan dapat meningkatkan kondisi Ketahanan Nasional Indonesia ke level yang lebih tinggi (ulet dan tangguh).
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KAWASAN HUTAN SEBAGAI LANGKAH ANTISIPATIF DALAM PENANGANAN BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KABUPATEN TRENGGALEK Windiani Windiani
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.292 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v3i2.646

Abstract

Kabupaten Trenggalek sebagian besar merupakan wilayah pegunungan dengan luasan wilayah 126.140 ha dan mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Namun  ironisnya penggunaan  tanah terbesar justru  adalah hutan Negara seluas 60,936 ha atau 48,31% dari total wilayah Kabupaten Trenggalek. Hal ini dapat berdampak kurang menguntungkan bagi sebagian besar masyarakat setempat, jika penggunaan lahan untuk hutan Negara tersebut tidak melibatkan masyarakat setempat. Di sisi lain dengan kondisi geografis besar pegunungan dan sebagian dataran rendah kabupate Trengalek juga merupakan wilayah rawan bencana banjir dan tanah longsor. Jika kondisi sebagian besar hutan Negara pengelolaannya kurang lestar,maka punya kontribusi yang besar terhadap kerawanan seperti banjir dan tenah longsor. Sehingga pelibatan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan merupakan upaya strategis untuk melestarikan hutan dan mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor.

Page 1 of 1 | Total Record : 7