cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Biomedika
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Arjuna Subject : -
Articles 22 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021" : 22 Documents clear
ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) DAN AKTIVITAS PENANGKAPAN RADIKAL BEBAS (PRB) EKSTRAK ETANOL LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber americans) HASIL MASERASI SEKALI DAN MASERASI BERULANG Lestari, Susi Indah; Santoso, Broto
Biomedika Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v13i1.11439

Abstract

ABSTRAKMetode ekstraksi menjadi penting dan dapat mempengaruhi ekstrak yang diperoleh. Rendemen hasil metode maserasi berulang didapatkan lebih tinggi dibandingkan maserasi. Penelitian ini ditujukan untuk membandingkan hasil analisis kromatografi lapis tipis (KLT) dan aktivitas penangkapan radikal bebas (PRB) ekstrak etanol rimpang lempuyang emprit (Zingiber americans) hasil maserasi sekali dan maserasi berulang. Simplisia diekstraksi dengan pelarut etanol 96% (rasio 10:75) menggunakan metode maserasi dan maserasi berulang masing-masing sebanyak empat kali replikasi. Setiap ekstrak dilakukan analisis kromatografi lapis tipis silika gel GF254 menggunakan eluen heksana:etil asetat (9:1), dan dilanjutkan dengan uji penangkapan radikal bebas DPPH. Rendemen hasil maserasi dan maserasi berulang adalah 4,37% dan 6,83% (p 0,05) berturut-turut, sedangkan persen PRB-nya 21,63% dan 32,68% (p 0,05) secara berturut-turut. Hasil kromatogram menampakkan perbedaan intensitas bercak dan nilai Rf.  Bercak yang tidak terelusi menunjukkan kemampuan dalam menangkap radikal bebas, dimana sebagian bercak menunjukkan bahwa ekstrak mengandung golongan senyawa terpenoid, flavonoid, dan alkaloid, namun tidak fenolik. Kesimpulan penelitian ini bahwa maserasi dan masersi berulang memiliki aktivitas PRB yang tidak berbeda, dengan kandungan terpenoid, flavonoid, dan alkaloid yang lebih tinggi pada maserasi berulang.Kata Kunci: Lempuyang Emprit, Maserasi, Maserasi Berulang, Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas, Kromatografi Lapis Tipis ABSTRACTExtraction method is important because has high impact to the final result of extract.  The repeated maceration yield (rMAC) is higher than maceration (MAC) method. The aim of the research was to compare the results of chromatogram profile and free radical scavenging activity of ethanol extracts of lempuyang emprit (Zingiber americans) between both of methods. Crude material was extracted using 96% ethanol (ratio 10:75) four times for each method. Extracts were analyzed using TLC plate of silica gel GF254 as stationary phase and hexane-ethyl acetate (9:1) as mobile phase. Their radical scavenging activity were done using DPPH method. The yield of maceration repeated maceration results was 4.37% and 21.63% (p 0.05), respectively, while the percentage of PRB was 6.83% and 32.68% (p 0.05), respectively. The chromatogram results showed the difference in spot intensity and the Rf value. The uneluted spots showed the activity of radical scavenging. The spots reveal that terpenoid, flavonoid, and alkaloid groups but not phenolic were found in both of extract. Further purification needed to be done to confirm the% PRB value that did not differ from the two extractsKeywords: Lempuyang Emprit, Maceration, Repeated Maceration, Radical Scavenging Activity, Thin Layer Chromatography
AKTIVITAS ANTIBAKTERI Lactobacillus paracasei ASAL AIR SUSU IBU (ASI) TERHADAP BAKTERI PATOGEN Anindita, Nosa Septiana
Biomedika Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v13i1.10830

Abstract

ABSTRAKAktivitas antibakteri merupakan salah satu kriteria bagi isolat kandidat probiotik untuk dapat diaplikasikan dalam pangan fungsional. Pemanfaatan Air Susu Ibu (ASI) sebagai sumber probiotik didasari bahwa ASI merupakan bahan pangan kaya nutrisi yang mengandung human milk oligosaccharide (HMOs) sehingga menghasilkan efek bifidogenik berupa pertumbuhan bakteri menguntungkan, diantaranya adalah kelompok Bakteri Asam Laktat (BAL). Keunggulan BAL asal ASI yaitu memiliki potensi sebagai probiotik sehingga akan diperoleh isolat lokal probiotik terseleksi. Probiotik yang berasal dari manusia seperti ASI, berpeluang besar memiliki viabilitas tinggi dan adaptif pada saluran pencernaan ketika dimanfaatkan sebagai pangan fungsional. Penelitian ini diharapkan memperoleh kultur lokal probiotik asal ASI yang potensial dalam melawan bakteri patogen. Parameter pengujian yang diamati adalah aktivitas antibakteri yang dimiliki oleh 3 strain Lactobacillus paracasei (L. paracasei) asal ASI yaitu L. paracasei strain AS9, L. paracasei strain AS10 dan L. paracasei strain AS12. Sebanyak 4 bakteri patogen digunakan dalam pengujian ini, meliputi Enterococcus faecalis (Entr. faecalis) 99 EF, Staphylococcus aureus (Stph. aureus) FNCC 0047, Escherichia coli (E. coli) FNCC 0091 dan Shigella flexneri (S. flexnerii) ATCC 12022. Aktivitas penghambatan diperoleh dengan mengukur luasan zona bening yang dihasilkan selama proses inkubasi pada suhu 37ºC, 48 jam dengan metode sumuran. Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa Lactobacillus paracasei strain AS12 memiliki aktivitas penghambatan tertinggi dengan golongan daya hambat kuat berdasarkan luasan zona bening terhadap 4 bakteri pathogen uji. Sehingga Lactobacillus paracasei strain AS12 berpotensi dalam penghambatan bakteri patogen.  Kata Kunci: Bakteri Asam Laktat (BAL), Air Susu Ibu (ASI), L. paracasei, Antibakteri ABSTRACT                   Antibacterial activity is one of the criteria for probiotic candidate isolates to be applied in functional foods. The utilization of human milk as a probiotics source is due to nutrient-rich food containing human milk oligosaccharides (HMOs) to produce a bifidogenic factor growth of beneficial bacteria, including Lactic Acid Bacteria (LAB). The beneficial role LAB isolated from human milk is that it has the potential as a source of local probiotic isolates. Probiotics derived from humans, such as breast milk, are likely to have high viability and adaptability to the digestive tract when used as a functional food. This research is observed local cultures of probiotics from breast milk that have the potential against pathogenic bacteria. The parameters observed were the antibacterial activity of three strains of Lactobacillus paracasei (L. paracasei) asal ASI yaitu L. paracasei strain AS9, L. paracasei strain AS10 and L. paracasei strain AS12. A total of four pathogenic bacterias were used, including Enterococcus faecalis (Entr. faecalis) 99 EF, Staphylococcus aureus (Stph. aureus) FNCC 0047, Escherichia coli (E. coli) FNCC 0091 and Shigella flexneri (S. flexnerii) ATCC 12022Inhibition zone was obtained by measuring the clear zone area produced during incubation at 37ºC for 48 h with the well diffusion method. The results showed that Lactobacillus paracasei strain AS12 had the highest inhibitory activity with the strong inhibition category based on the clear zone area against the four pathogenic bacterias. So that L. paracasei strain AS12 has the potential to inhibit pathogenic bacteria. Keywords: Lactic Acid Bacteria (LAB), Human milk, L. paracasei, antibacterial
DIABETES MELITUS SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEPARAHAN DAN KEMATIAN PASIEN COVID-19: META-ANALISIS Lestari, Nining; Ichsan, Burhannudin
Biomedika Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v13i1.13544

Abstract

ABSTRAKCOVID-19 merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut yang disebabkan oleh Coronavirus tipe SARS-Cov-2. COVID-19 masih menjadi ancaman seluruh dunia karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Tingkat keparahan dan kematian pasien COVID-19 dipengaruhi oleh diabetes melitus, hipertensi, usia dan obesitas. Namun saat ini masih terdapat kontroversi dalam hasil penelitian mengenai faktor komorbid diabetes ellitus tipe 2 (DM tipe 2) pada COVID-19. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh antara DM tipe 2 terhadap keparahan dan kematian COVID-19. Artikel diambil dari PubMed, ScienceDirect, Google Scholar, ProQuest, dan Springer Link. Artikel yang dianalisis adalah artikel yang diterbitkan Desember 2019- Agustus 2020, fulltext dengan desain studi observasional, analisis multivariat, dan mencantumkan adjusted odds ratio (aOR). Kata kunci yang dipakai untuk pencarian artikel adalah (Type 2 diabetes mellitus OR diabetic) AND (mortality OR severity) AND (COVID-19 OR Coronavirus OR SARS-CoV-2) AND ("adjusted odds ratio" OR "aOR"). Artikel dikumpulkan dengan diagram PRISMA dan dianalisis dengan Review Manager application 5.4 dengan model analisis random effect. Penelitian ini menganalisis10 artikel dan mendapati bahwa DM tipe 2 meningkatkan keparahan COVID-19 (aOR = 1,15; 95% CI= 1,11-2,15; p= 0,004) meningkatkan kematian COVID-19 (aOR = 1,65; 95% CI = 1,27-2,16; p 0,001). Kesimpulannya bahwa diabetes melitus tipe 2 meningkatkan risiko keparahan dan kematian pasien COVID-19.Kata kunci: Diabetes Melitus, Keparahan, Kematian, COVID-19 ABSTRACTCOVID-19 is an acute airway infection caused by Coronavirus (SARS-Cov-2). COVID-19 remains a worldwide threat due to its high morbidity and mortality. The severity and mortality of COVID-19 patients are mainly affected by diabetes mellitus, hypertension, age, and obesity. This study aims to determine the influence of type 2 diabetes mellitus on the severity and mortality of COVID-19. This was a systematic review and meta-analysis. The articles were obtained from PubMed, ScienceDirect, Google Scholar, ProQuest, and Springer Link. The articles were published from December 2019- August 2020, full-text articles with observational study design, multivariate analysis, and (adjusted odds ratio/aOR). Keywords to search for articles were (Type 2 diabetes mellitus OR diabetic) AND (mortality OR severity) AND (COVID-19 OR Coronavirus OR SARS-CoV-2) AND ("adjusted odds ratio" OR "aOR"). Articles collected using the PRISMA diagram and analyzed using Review Manager application 5.4 with a random effect model. Ten studies were included in the meta-analysis. The results showed that Type 2 DM increased the severity of COVID-19 (aOR = 1.15; 95% CI= 1,11-2,15; p = 0,04) and the mortality of COVID-19 (aOR = 1,65; 95% CI = 1,27-2,16; p 0,001). Conclusion: Type 2 diabetes mellitus increased the severity and mortality of COVID-19.Keywords: Diabetes Mellitus, Severity, Mortality, COVID-19 
PENGARUH KOMBINASI VITAMIN ORAL B1, B6 DAN B12 TERHADAP WAKTU REAKSI PADA SUBJEK DEWASA MUDA YANG SEHAT: STUDI ACAK TERKENDALI Ranti, Imaniar; Jenie, Ikhlas Muhammad
Biomedika Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v13i1.9883

Abstract

ABSTRAKWaktu reaksi adalah waktu yang diperlukan oleh mahluk hidup untuk berespon secara sengaja terhadap stimulus yang diberikan. Waktu reaksi ini mampu menunjukkan kemampuan koordinasi sistem saraf motorik dan sensorik.  Waktu reaksi akan menurun saat terjadi penurunan fungsi sistem saraf. Salah satu vitamin yang dapat menjaga fungsi saraf adalah  kombinasi vitamin oral B1, B6 dan B12. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek pemberian vitamin oral B1, B6, dan B12 terhadap waktu reaksi. Desain penelitian menggunakan uji acak terkendali double blind.  Subyek sebanyak 20 orang laki-laki dan perempuan usia 18-20 tahun, yang terbagi secara acak 10 orang sebagai kelompok intervensi dan 10 orang sebagai kelompok kontrol.  Kombinasi vitamin oral B1 100 mg, B6 200 mg dan B12 200 mcg diberikan dalam bentuk kapsul dan diminum satu kali sehari selama 14 hari.  Subyek kelompok kontrol diberi kapsul yang berisi amylum lactose sebagai plasebo.  Pada hari ke-14, dilakukan pengukuran waktu reaksi sederhana dan waktu reaksi pilihan menggunakan alat pengukur kecepatan respon.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna waktu reaksi sederhana dan waktu reaksi pilihan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.  Akan tetapi, pada sub analisis berdasarkan gender, subyek perempuan kelompok intervensi mempunyai waktu reaksi pilihan yang lebih cepat dibandingkan kontrol. Kata Kunci: Waktu Reaksi, Kombinasi Vitamin Oral B1, B6, B12, Uji Acak TerkendaliABSTRACTReaction time is the time it takes for organisme to respond the given stimulus voluntarily. This reaction time is a good indicator of sensorimotor nervous system coordination. The reaction time will decrease when there is a decrease in nervous system function. One of the vitamins that can maintain nerve function is an combination of oral vitamins B1, B6 and B12. This study aimed to examine the effect of oral vitamins B1, B6, and B12 on reaction time. The study design used a double blind randomized controlled trial. Subjects were 20 men and women aged 18-20 years, which were randomly divided 10 people as the intervention group and 10 people as the control group. The combination of oral vitamins B1 100 mg, B6 200 mg and B12 200 mcg were given in capsule form and taken once a day for 14 days. The control group subjects were given a capsule containing amylum lactose as a placebo. On day 14th, a simple and selected reaction time was measured using a response velocity measuring device. The results of this study indicate that there were no significant difference in simple and selected reaction time between the intervention group and the control group. In a further analysis stratified by gender, female subjects in the intervention group had a faster selected reaction time than controls.   Keywords: Reaction Time, Oral Vitamin B1, B6, B12, Randomized Controlled Trial
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI BAKTERI ENDOFIT ASAL AKAR CIPLUKAN (Physalis angulata L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Nugraheni, Ika Afifah; Setianah, Heni; Wibowo, Doddy Sulistiawan
Biomedika Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v13i1.11009

Abstract

ABSTRAKCiplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman herbal yang mengandung berbagai manfaat bagi kesehatan manusia, termasuk bagian akar. Manfaat lain yang dimiliki akar tanaman ciplukan masih perlu dieksplorasi, termasuk dengan kemampuan bakteri endofit yang hidup di dalam jaringan tanaman. Hubungan simbiosis mutualisme antara bakteri endofit dengan tanaman memungkinkan bakteri dapat menghasilkan senyawa bioaktif yang sama dengan tanaman inangnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji potensi aktivitas antibakteri dari bakteri endofit asal akar tanaman ciplukan terhadap bakteri patogen, yaitu Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Total enam isolat bakteri endofit yang digunakan merupakan hasil isolasi dari akar tanaman ciplukan pada penelitian sebelumnya. Uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi cakram atau Kirby Bauer, yaitu dengan menghitung diameter zona hambat koloni terhadap bakteri patogen. Sebanyak empat isolat menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap S. aureus. Nilai hambat terbesar dimiliki oleh isolat AR21 yaitu sebesar 1,6±0,5 mm. Meskipun demikian, semua isolat tidak membentuk zona penghambatan terhadap E. coli. Hasil ini mengindikasikan bahwa bakteri endofit dari akar tanaman ciplukan memiliki potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri terhadap bakteri patogen dari kelompok gram positif, yang diwakili oleh S. aureus. Bakteri endofit tidak menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen gram negatif, E. coli. Kata Kunci: Akar Ciplukan; Bakteri Endofit; Aktivitas Antibakteri; Staphylococcus aureus; Escherichia coli ABSTRACT               Ciplukan (Physalis angulata L.) is herbal plant that contains various benefits for human health, including the roots. The other benefits of ciplukan roots still need to be explored, including the ability of endophytic bacteria that live in plant tissues. The symbiotic relationship of mutualism between endophytic bacteria and plants allows bacteria to produce the same bioactive compounds as their host plants. This study aims to isolate and test the potential antibacterial activity of endophytic bacteria from ciplukan roots against pathogenic bacteria, i.e. Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Total of six endophytic bacterial isolates used were the result of ciplukan roots isolation in the previous studies. Antibacterial activity was carried out using the disc diffusion or Kirby Bauer method, by calculating the diameter of inhibitory zone against pathogenic bacteria. A total of four isolates showed inhibitory activity against S. aureus. The largest inhibitory zone was AR21 isolate with value 1.6 ± 0.5 mm. However, all isolates did not form inhibition zone against E. coli. These results indicated that endophytic bacteria from ciplukan roots have potential to produce antibacterial compounds against pathogenic bacteria from gram-positive group, represented by S. aureus. Endophytic bacteria did not show antibacterial activity against gram-negative pathogenic bacteria, E. coli. Keywords: Ciplukan Roots, Endophytic Bacteria, Antibacterial Activity, Staphylococcus aureus; Escherichia coli
PENYAKIT FAHR’S DENGAN KEJANG PADA PASIEN KARSINOMA TIROID: SEBUAH LAPORAN KASUS Setiawan, Iwan; Sulistyani, Sulistyani
Biomedika Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v13i1.11796

Abstract

ABSTRAKPenyakit Fahr’s adalah penyakit dengan gangguan neuropsikiatri yang ditandai dengan kalsifikasi di ganglia basalis bilateral dari hasil pemeriksaan pencitraan otak dan biasanya berhubungan dengan gangguan metabolisme fosfor dan kalsium. Artikel ini menyajikan kasus penyakit Fahr’s pada seorang wanita usia 56 tahun dengan karsinoma tiroid dan kejang. Selanjutnya, CT scan kepala menunjukkan adanya kalsifikasi  yang simetris bilateral pada ganglia basalis, dan otak kecil. Manifestasi klinis penyakit Fahr’s bervariasi tergantung usia, letak bagian otak yang mengalami kalsifikasi, dalam hal ini gejala yang dominan adalah jenis kejang berulang berupa bangkitan general tonic clonic. Kejang yang terjadi dalam hal ini bisa jadi akibat perubahan hormon tiroid atau akibat kalsifikasi di otak. Belum ada pengobatan khusus pada penyakit ini,.Gejala kejang yang terjadi mendapatkan terapi dengan sodium valproate dan terapi untuk gangguan perubahan hormon tiroidnya.Kata kunci: Penyakit Fahr’s, Karsinoma Tiroid, Kejang ABSTRAKFahr’s disease is a disease with neuropsychiatric disorder, characterized by bilateral basal ganglia calcification and usually associated with a phosphorus and calcium metabolism disorder. This paper presents a case of Fahr’s disease in a 56-year-old woman with carcinoma thyroid and seizures. Furthermore, CT showed bilateral symmetric basal ganglia and cerebellum calcifications. Clinical manifestations of Fahr’s disease vary depending on age, location of the part of the brain that is calcified, in this case the dominant symptom is recurrent seizures type of the general tonic clonic. Seizures that occur in this case can be resulted of thyroid hormone changes or brain calcification. There is no specific treatment for this disease. The seizures that occur got therapy with sodium valproate and therapy for disorders of thyroid hormone changes.Key words: Fahr’s Disease, Thyroid Carcinoma, WSeizure
DAMPAK PEMBERIAN JUICE BUAH NAGA MERAH PADA PERUBAHAN KARDIORESPIRASI DALAM AKTIVITAS FISIK MAKSIMUM Mursyid, Hafiz Anugrah; Rusip, Gusbakti
Biomedika Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v13i1.10643

Abstract

ABSTRAKAktifitas fisik berkontribusi terhadap stress oksidatif yang dapat mengakibatkan penurunan antioksidan sehingga mempengaruhi kebugaran fisik. Antioksidan diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan stress oksidatif. Telah diketahui kandungan buah naga merah kaya antioksidan berguna untuk menetralkan stress oksidatif yang terjadi akibat aktifitas fisik. Salah satu cara menilai kebugaran fisik seseorang dengan mengukur nilai VO2 max dan denyut nadi pemulihan. Jenis penelitian adalah quasi experimental dirancang dengan pre – post control group design. Populasi dan sampel penelitian mahasiswa Fakultas Kedokteran UMSU sebanyak 32 orang yang memenuhi kriteria dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol selama 4 minggu. Dilakukan pengukuran VO2 max dan denyut nadi pemulihan. Penelitian ini menunjukkan hasil yang signikan didapati nilai VO2 max sebelum dan sesudah perlakuan dengan nilai p = 0.004 (p 0.05) dan denyut nadi pemulihan sebelum dan sesudah perlakuan dengan nilai rerata dari 80 per menit menurun menjadi 75 per menit. Kesimpulan penelitian, bahwa dengan pemberian jus buah naga merah mempunyai pengaruh terhadap peningkatan fungsi kardiorespirasi, dengan demikian tentunya dapat menunjukan tingkat kebugaran fisik lebih baik.Kata kunci: Buah Naga Merah, VO2 max, Denyut Nadi Pemulihan ABSTRACTPhysical activity contributes to oxidative stress which can result in a decrease in antioxidants that affects physical fitness. Antioxidants are needed by the body to neutralize free radicals and prevent damage to oxidative stress. It is known that the content of antioxidant-rich red dragon fruit is useful for neutralizing oxidative stress triggered by physical activity. One way to assess one's physical fitness is by measuring the VO2 max value and recovery pulse rate. This study was a quasi-experimental study with pre-post test only group design. Research subjects were 32 students, which were divided into 2 groups, the treatment and control group for 4 weeks. VO2 max and recovery pulse measurements were taken. This study showed increased found VO2 max values before and after treatment p = 0.004 (p 0.05) and the recovery rate before and after treatment with a value means of 80 per minute decreased to 75 per minute. Ingestion juice red dragon fruit has an increasing function cardiorespiration, thus certainly can show a better level of physical fitness                                                                                          Keywords: Red Dragon Fruit, VO2 max, Recovery Pulse
ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA BAKTERI ASAM LAKTAT DARI BLONDO VIRGIN COCONUT OIL TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Rasyid, Burhannuddin; Sandi, Ketut Meina; Sudarmanto, I Gede; Karta, I Wayan
Biomedika Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v13i1.11070

Abstract

ABSTRAKBlondo merupakan limbah produksi virgin coconut oil (VCO) dapat menjadi sumber untuk mengisolasi bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat mampu menghasilkan zat antimikroba yang dapat dikembangkan untuk mengobati kasus infeksi oleh bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus aureus dapat menyebabkan infeksi mulai dari keracunan makanan, infeksi kulit hingga infeksi sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji aktivitas antimikroba bakteri asam laktat dari blondo terhadap bakteri Staphylococcus aureus.  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional. Sampel blondo diambil dari kelompok wanita tani di Tabanan yang berjumlah 16 sampel dengan pengambilan sampel secara simple random sampling.  Bakteri diisolasi menggunakan media selektif yaitu agar de Man Rogosa and Sharpe (MRS) dan identifikasi dengan uji pewarnaan gram, uji katalase dan uji produksi gas dari glukosa. Uji aktivitas antimikroba bakteri asam laktat dilakukan dengan menggunakan metode difusi sumuran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam sampel blondo terdapat bakteri asam laktat dari genus Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri asam laktat yang diisolasi dari blondo VCO mampu menghambat Staphylococcus aureus dengan terbentuknya zona hambat berupa zona bening dengan rata-rata diameter zona hambat 11,02 mm. Zona hambat yang terbentuk termasuk dalam kategori sedang dan kuat, dengan zona hambat tertinggi yang dihasilkan yaitu 20,8 mm dan terendah yaitu 9,2 mm.  Bakteri asam laktat dari blondo memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri Staphylococcus aureus.Kata Kunci: Bakteri Asam Laktat, Blondo, Potensi Antimikroba ABSTRACTBlondo is a waste from the virgin coconut oil (VCO) producted which can be used as a source of lactic acid bacteria. Lactic acid bacteria are capable of producing antimicrobial compounds to inhibit the growth of pathogenic bacteria. The purpose of this study was to isolate and test the antimicrobial activity of lactic acid bacteria from blondo against Staphylococcus aureus bacteria. This research is a descriptive cross¬-sectional. Blondo samples were taken at group of farm women in Tabanan Regency, which was 16 samples with simple random sampling. Bacteria were isolated using selective medium de Man Rogosa and Sharpe (MRS) agar and identified with gram staining test, catalase test and gas production test from glucose. The antimicrobial activity test of lactic acid bacteria  was performed by using wells-diffusion method. The results of this study indicated there was lactic acid bacteria from the genus Lactobacillus and Streptococcus in the blondo sample. Lactic acid bacteria isolated from blondo were able to inhibit Staphylococcus aureus by forming a clear zone with an average diameter of inhibition zone was 11.02 mm. There were two antimicrobial potential category, medium and strong category, with the highest resulting inhibit zone was 20.8 mm and the lowest was 9.2 mm. Lactic acid bacteria from blondo had antimicrobials potential against Staphylococcus aureus Keywords: Lactic Acid Bacteria, Blondo, Antimicrobial Potential
GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA NON FAKULTAS KESEHATAN TENTANG GINGIVITIS Riolina, Ana; Indarti, Ghinna Yulia
Biomedika Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v13i1.10810

Abstract

ABSTRAKGingivitis merupakan peradangan pada gingiva akibat infeksi bakteri yang dapat menyebabkan periodontitis dan gigi goyah. Gingivitis mempengaruhi 50-90% populasi orang dewasa di dunia, karenanya gingivitis menjadi perhatian dalam pemberian informasi melalui promosi kesehatan pada kelompok usia tersebut. Di negara berkembang, penyampaian promosi kesehatan lebih banyak menggunakan berbagai macam media massa dengan keefektivan yang bervariasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan gingivitis pada mahasiswa S1 non fakultas kesehatan UMS yang telah mendapatkan promosi kesehatan gigi dan mulut melalui media massa. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif observasional. Subjek penelitian ini adalah 394 mahasiswa S1 non fakultas kesehatan UMS. Analisis data menggunakan metode deskriptif survey dengan menguraikan data – data yang disajikan dalam bentuk diagram, grafik maupun tabel. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa yang mengetahui tentang gingivitis adalah mahasiswa yang mendapat promosi kesehatan melalui internet / sosial media yaitu sebanyak 356 (90,3%), media elektronik 22 (5,6%) dan  media cetak 16 (4,1%) mahasiswa. Tingkat pengetahuan mahasiswa tentang gingivitis baik sebanyak 259 (65,7%) mahasiswa dan yang buruk 135 (34,3%) mahasiswa. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik tentang gingivitis setelah mendapatkan promosi kesehatan.Kata Kunci: Promosi kesehatan, Gigi dan mulut, Media Massa, Gingivitis ABSTRACTGingivitis is a gingiva inflammation from bacterial infection that can cause periodontitis and wobbly teeth. Gingivitis affects 50-90% of the adult population in the world, because of it gingivitis became an attention on the need for health promotion in adulthood to old. In developing countries, delivering health promotion uses some kind of mass media with varying effectiveness. The purpose of this research is to find out about the knowledge of gingivitis in UMS non – health faculties undergraduate students who are given dental and oral health promotion through mass media. The method of this research is descriptive observational. The subjects of this study were 394 non – health faculties undergraduate students of UMS. Data analysis uses a descriptive survey method by describing the data that presented in the form of diagrams, graphs or tables. The results shows the students who know about gingivitis are the students who find health promotion’s exposure through the internet / social media is 356 (90.3%), electronic media 22 (5.6%) and print media 16 (4.1%) students. The level of good knowledge of students about gingivitis is 259 (65.7%) students and poor knowledge is 135 (34.3%) students. This study concluded that most students have good knowledge about gingivitis. Keywords: Health promotion, Teeth and mouth, Mass Media, Gingivitis
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA Anopheles aconitus Nurhayani, Nurhayani; Sari, Dhiastika Nanda; Bestari, Rochmadina Suci; Risanti, Erika Diana
Biomedika Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v13i1.11272

Abstract

ABSTRAKAnopheles aconitus merupakan nyamuk pembawa parasit malaria (Plasmodium sp.). Pengendalian  penyakit malaria bergantung pada pengendalian vektornya. Penggunaan larvasida alami perlu dikembangkan untuk mengurangi dampak negatif larvasida sintetis yang dapat mencemari lingkungan. Tanaman yang dapat digunakan untuk larvasida alami salah satunya adalah daun tembakau (Nicotiana tabacum L.) karena mengandung flavanoid, alkaloid, tanin, saponin, dan minyak atsiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun tembakau terhadap mortalitas larva Anopheles aconitus dan dosis optimal ekstrak daun tembakau sebagai larvasida Anopheles aconitus. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan post test only with control group design, dengan 4 variasi konsentrasi 0,00875%, 0,0175%, 0,035%, 0,07%, 1 kontrol negatif (aquadest dan CMC) dan 1 kontrol positif (abate), dilakukan 4 kali pengulangan dengan pengamatan tiap 6 jam sekali selama 24 jam. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukan terdapat hubungan antara ekstrak daun tembakau kematian larva Anopheles aconitus (p= 0,000). Hasil uji Post Hoc Mann-whitney, semua konsentrasi memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan kontrol negatif, sedangkan kontrol positif dengan konsentrasi 0,07% tidak berbeda signifikan, menunjukkan bahwa konsentrasi 0,07% memiliki potensi hampir dengan abate sebagai larvasida. Analisis probit LC50 pada 0,025% dan LT50 pada 9,877 jam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun tembakau efektif dalam membunuh larva Anopheles aconitus.Kata Kunci : Ekstrak Daun Tembakau, Anopheles aconitus, Larvasida, Malaria ABSTRACTAnopheles aconitus is a mosquito carrying malaria parasite (Plasmodium sp.). Malaria control depends on controlling the vector. The use of natural larvicides needs to be developed to reduce the negative impact of synthetic larvicides which can pollute the environment. One of the plants that can be used for natural larvicides is tobacco leaf (Nicotiana tabacum L.) because it contains flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, and essential oils. The purpose of this study was to determine the effectiveness of tobacco leaf extract on the mortality of Anopheles aconitus larvae and the optimal dose of tobacco leaf extract as Anopheles aconitus larvae. This study is a laboratory experimental study with post test only with control group design, with 4 concentrations of 0.00875%, 0.0175%, 0.035%, 0.07%, 1 negative control (aquadest and CMC) and 1 positive control (abate) performed 4 repetitions with observations every 6 hours for 24 hours. The Kruskal-Wallis test showed that there was a relationship between tobacco leaf extract and the death of Anopheles aconitus larvae (p= 0,000). Post-Hoc Mann-Whitney test results, all concentrations had significant differences compared to negative controls, while positive controls with a concentration of 0.07% did not differ significantly, indicating that a concentration of 0.07% had the potential to be nearly as abate as larvicide. The LC50 probit analysis was 0.025% and LT50 was 9.877 hours. So it can be concluded that tobacco leaf extract is effective in killing Anopheles aconitus larvae.Keyword: Tobacco Leaf Extract, Anopheles aconitus, Larvasida, Malaria

Page 1 of 3 | Total Record : 22


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 2 (2022): Biomedika Agustus 2022 Vol 14, No 1 (2022): Biomedika Februari 2022 Vol 13, No 2 (2021): Biomedika Agustus 2021 Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021 Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020 Vol 12, No 1 (2020): Biomedika Februari 2020 Vol 11, No 2 (2019): Biomedika Agustus 2019 Vol 11, No 1 (2019): Biomedika Februari 2019 Vol 11, No 1 (2019): Biomedika Februari 2019 Vol 10, No 2 (2018): Biomedika Agustus 2018 Vol 10, No 2 (2018): Biomedika Agustus 2018 Vol 10, No 1 (2018): Biomedika Februari 2018 Vol 10, No 1 (2018): Biomedika Februari 2018 Vol 9, No 2 (2017): Biomedika Agustus 2017 Vol 9, No 2 (2017): Biomedika Agustus 2017 Vol 9, No 1 (2017): Biomedika Februari 2017 Vol 9, No 1 (2017): Biomedika Februari 2017 Vol 8, No 2 (2016): Biomedika Agustus 2016 Vol 8, No 2 (2016): Biomedika Agustus 2016 Vol 8, No 1 (2016): Biomedika Februari 2016 Vol 8, No 1 (2016): Biomedika Februari 2016 Vol 7, No 2 (2015): Biomedika Agustus 2015 Vol 7, No 2 (2015): Biomedika Agustus 2015 Vol 7, No 1 (2015): Biomedika Februari 2015 Vol 7, No 1 (2015): Biomedika Februari 2015 Vol 6, No 2 (2014): Biomedika Agustus 2014 Vol 6, No 2 (2014): Biomedika Agustus 2014 Vol 6, No 1 (2014): Biomedika Februari 2014 Vol 6, No 1 (2014): Biomedika Februari 2014 Vol 5, No 2 (2013): Biomedika Agustus 2013 Vol 5, No 2 (2013): Biomedika Agustus 2013 Vol 5, No 1 (2013): Biomedika Februari 2013 Vol 5, No 1 (2013): Biomedika Februari 2013 Vol 4, No 2 (2012): Biomedika Agustus 2012 Vol 4, No 2 (2012): Biomedika Agustus 2012 Vol 4, No 1 (2012): Biomedika Februari 2012 Vol 4, No 1 (2012): Biomedika Februari 2012 Vol 3, No 2 (2011): Biomedika Agustus 2011 Vol 3, No 2 (2011): Biomedika Agustus 2011 Vol 1, No 1 (2009): Biomedika Februari 2009 Vol 1, No 1 (2009): Biomedika Februari 2009 Online First More Issue