cover
Contact Name
Pudyastuti Kusumaningrum
Contact Email
mot.farmasi@ugm.ac.idm
Phone
-
Journal Mail Official
mot.farmasi@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Obat Tradisional
ISSN : 14105918     EISSN : 24069086     DOI : -
Core Subject : Health,
raditional Medicine Journal (Majalah Obat Tradisional), or Trad. Med. J. (ISSN 1410-5918 (print) and ISSN 2406-9086 (online)), is an international scientific journal published by Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada, three times annually. Collaborating with Indonesian Pharmacist Association, Daerah Istimewa Yogyakarta, and we dedicate our journal to researches and development in traditional medicine. The journal receives papers on research laboratory, field research, and case studies of traditional medicine and its constituent, covering research topics including raw materials, cultivation, phytochemical, pharmacological effects and toxicology, formulation, and biotechnology.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue " Vol 19, No 2 (2014)" : 9 Documents clear
ANTIBACTERIAL ACTIVITY TESTING OF N-HEXANE FRACTION OF RED DRAGON (Hylocereus polyrhizus Britton & Rose) FRUIT PEEL ON Staphylococcus aureus ATCC 25923 Amalia, Sri; Wahdaningsih, Sri; Untari, Eka Kartika
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.716 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss2pp89-94

Abstract

Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai menyebabkan mikroorganisme patogen menjadi resisten sehingga pengobatan infeksi menjadi tidak efektif. Salah satu bakteri yang saat ini mengalami resistensi adalah Staphylococcus aureus. Penemuan senyawa antibiotik baru yang belum mengalami resistensi menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas dan diameter zona hambat yang dihasilkan fraksi n-heksan kulit buah naga merah terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 2593. Kulit buah naga merah dimaserasi menggunakan kloroform, kemudian difraksinasi dengan pelarut n-heksan. Hasil fraksinasi diuji aktivitas antibakteri menggunakan metode Disc Diffusion (Kirby-Bauer) dengan variasi konsentrasi 20 dan 40 mg/mL. Kontrol positif yang digunakan adalah ampisilin dan kontrol negatif yang digunakan adalah Dimetil sulfoksida (DMSO). Berdasarkan skrining fitokimia fraksi n-heksan kulit buah naga merah mengandung terpenoid dan alkaloid. Zona hambat yang dihasilkan oleh konsentrasi 40 mg/mL adalah 12,80±1,69 mm dan konsentrasi 20 mg/mL adalah 11,17±1,11 mm. 
PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK TERPURIFIKASI HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) DAN HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) TERHADAP TRANSLOKASI PROTEIN GLUT-4 PADA TIKUS DIABETES MELLITUS TIPE 2 RESISTEN INSULIN Nugroho, Agung Endro; Lindawati, Novena Yety; Pramono, Suwijiyo
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.168 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss2pp62-69

Abstract

Herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f) Nees) dan herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tanaman obat unggulan yang sedang dikembangkan sebagai obat tradisional salah satunya sebagai antidiabetes. Penelitian bertujuan untuk melihat efek kombinasi ekstrak terpurifikasi herba sambiloto dan herba pegagan terhadap translokasi protein GLUT-4 pada tikus diabetes mellitus tipe 2 resisten dibandingkan dengan penggunaan dari masing-masing ekstrak. Dalam penelitian digunakan 8 kelompok perlakuan dimana 3 kelompok diberi kombinasi ekstrak terpurifikasi herba sambiloto dengan herba pegagan:  kelompok I (912,1: 300); kelompok II (651,5 : 500); kelompok III (390,9 : 700) dalam mg/kg BB;  kelompok IV (ekstrak terpurifikasi herba sambiloto 1303 mg/kg BB); kelompok V (ekstrak terpurifikasi herba   pegagan  1000 mg/kg BB),   kelompok   VI   (kontrol   positif  metformin 45mg/kg BB),   kelompok  VII (kontrol negatif CMC-Na 0,5%), dan kelompok VIII (kontrol normal). Parameter yang diukur data semi kuantitatif translokasi protein GLUT 4 pada sel otot paha (soleus muscle) dengan metode Immunohistochemistry. Hewan uji diabetes mellitus tipe 2 resisten insulin dibuat dengan pembebanan fruktosa (1,8 g/kg BB) dan pakan kaya lemak (campuran pakan pelet 95% dan 5% kuning telur bebek serta lemak babi 5 mL/ 200 g BB) selama 70 hari. Penetapan kondisi resisten insulin hewan uji digunakan 3 parameter meliputi kadar glukosa darah, uji kadar lemak (trigliserida, LDL, kolesterol dan HDL), dan uji daya hipoglikemik glibenklamid yang dibandingkan dengan kontrol normal. Hasil uji resisten insulin dengan analisis statistik Independent Sample-t Test menunjukkan ada perbedaan bermakna (p<0,05) antara tikus normal dengan tikus diit lemak-fruktosa pada hari ke-50 dan ke-70. Hal ini mengindikasikan tikus diit lemak-fruktosa terindikasi DM tipe 2 resisten insulin. Pengaruh kelompok I (kombinasi ekstrak terpurifikasi herba sambiloto dengan herba pegagan (912,1 : 300 mg/kg BB) terhadap translokasi protein GLUT-4 lebih baik jika dibandingkan dengan pengaruh dari masing-masing ekstrak dengan signifikan p<0,05 dengan analisis oneway ANOVA.
UJI AKTIVITAS JAMU GENDONG KUNYIT ASAM (Curcuma domestica Val.; Tamarindus indica L.) SEBAGAI ANTIDIABETES PADA TIKUS YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN Andrie, Mohamad; Taurina, Wintari; Ayunda, Rizqa
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1133.105 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss2pp95-102

Abstract

Diabetes mellitus merupakan suatu kondisi gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia. Jamu gendong kunyit asam merupakan obat tradisional yang memiliki aktivitas antioksidan yang berkontribusi pada diabetes karena mengandung senyawa fenolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jamu gendong kunyit asam terhadap kadar glukosa darah dan perbaikan kerusakan pulau Langerhans pankreas. Sebanyak 25 tikus (Rattus norvegicus) wistar jantan dibagi kedalam lima kelompok. Kelompok I adalah kelompok normal tanpa diberi perlakuan, kelompok II, III, IV dan V adalah kelompok yang diinduksi dengan streptozotocin (7mg/ 200gBB) kemudian diberikan perlakuan masing-masing CMC 1%, glibenklamid (0,27 mg/ 200gBB), jamu gendong kunyit asam dengan dosis 1,90mL/ 200gBB dan 3,80mL/ 200gBB. Perlakuan dilakukan selama 28 hari. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke 4, 8, 12, 16, 20, 24 dan 28 dengan metode enzimatik menggunakan glukometer. Perhitungan persen kerusakan pulau Langerhans dilakukan dengan membuat preparat pankreas menggunakan pengecatan dengan Hematoksilin Eosin (HE). Pengamatan preparat dilakukan dengan mikroskop cahaya. Data yang diperoleh dianalisis secara statistic dengan uji One Way Anova, uji T-Test, dan uji Kruskal Wallis menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Hasil uji statistik kadar glukosa darah dan kerusakan pulau Langerhans pankreas antara kelompok glibenklamid dan perlakuan jamu gendong kunyit asam menunjukan perbedaan yang signifikan dengan nilai p>0,05. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jamu gendong kunyit asam memiliki aktivitas antidiabetes yang ditandai dengan terjadinya penurunan kadar glukosa darah dan terjadi perbaikan pulau Langerhans pankreas pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin dengan dosis efektif sebesar 1,90mL/ 200gBB.
UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN GEL MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK PONTIANAK (Citrus nobilis Lour. Var. microcarpa) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Taurina, Wintari; Rafikasari, Rafikasari
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (828.018 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss2pp70-73

Abstract

Minyak atsiri adalah suatu substansi alami yang telah dikenal memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas sediaan gel antiseptik minyak atsiri kulit buah jeruk Pontianak. Minyak atsiri kulit buah jeruk Pontianak kemudian diformulasikan menjadi sediaan gel, kemudian diuji efektivitas sebagai antibakteri pada bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.Berdasarkan hasil penelitian, konsentrasi minyak atsiri yang efektif menghambat adalah sebesar 0,5 % terhadap bakteri Escherichia coli, sedangkan Staphylococcus aureus dihambat pada konsentrasi 0,1 %; 0,3 % dan 0,5 %. Hasil dari stabilitas sediaan gelnya menunjukkan bahwa gel memiliki homogenitas, nilai pH dan daya lekat yang stabil. Daya sebar gel meningkat selama 30 hari penyimpanan. Uji analisis One Way Anova menunjukkan bahwa daya sebar setiap formula gel tidak berbeda signifikan.
HERBAL MEDICINE PERCEPTION AND PRACTICE AMONG CHILDBEARING MOTHER WITH MEDICAL EDUCATION BACKGROUND IN BANDUNG: A PRELIMINARY STUDY d’Arqom, Annette; Nasution, Zamal
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.28 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss2pp103-106

Abstract

Herbal medicine has been widely used among Indonesians as an alternative medicine to chemical based drugs. However, there is still a doubt about its effectiveness and efficiency. Many studies report that natural side of herbal medicine has healthier effect than additive or chemistry ingredient of chemical based drugs. Nowadays, there is a shifting in nurturing children among childbearing mother, including mother with medical education background, living in more nature. The aim of this study is to explore their perception and practice towards herbal medicine. Open-ended questionnaires were online distributed among 30 childbearing mothers with medical education background and analyzed using descriptive method. The result shows that 73% of respondents use herbal medicine such as honey (33.3%), onion (13.3%), lime (13.3%), etc. The less side-effect is a strongest point of their usages (45%), followed by mild illness treatment (36%), and natural ingredient (18%). Those respondents admitted the symptoms were reduced after using herbal medicine, but 81.6% of them would use chemical drugs when the symptoms persisted. Twenty seven percent of the respondents never used herbal medicine because of complicated preparation and unclear effect. However, the entire respondents said chemical drugs have a clear effect, and its effectiveness and efficiency even better than herbal medicine. Hence, it can be concluded that most respondents even though have medical knowledge would use herbal medicine on first medication for their children rather than chemical based drugs. 
SUSU KUDA SUMBAWA KHAS INDONESIA BAHAN KOSMETIK ANTIBAKTERI JERAWAT (Staphylococcus epidermidis) Setyowati, Erna Prawita; Laili, Fauzia Nur; Iravati, Susi
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.809 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss2pp74-79

Abstract

Susu kuda Sumbawa merupakan salah satu susu murni hasil perahan kuda liar yang diternak oleh petani organik di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Masyarakat ramai mengklaim susu ini mempunyai banyak khasiat. Pada penelitian ini susu kuda Sumbawa dibuktikan efektif sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis (salah satu bakteri penyebab jerawat). Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode spread plate  dan dihitung dengan standard plate count. Presentase jumlah koloni bakteri uji yang mati setelah kontak dengan susu kuda Sumbawa selama 5 menit (dari kontrol asam) pada pengenceran 25% sebesar 99,96%, pengenceran 12,5% sebesar 99,99%, pengenceran 6,25% sebesar 99,67% dan pengenceran  3,125 % sebesar 99,73 %. Hal ini menunjukkan bahwa susu kuda Sumbawa mempunyai aktivitas antibakteri yang cukup baik sampai konsentrasi 3.125%.
UJI AKTIVITAS ANTIANEMIA EKSTRAK ETANOLIK BIJI Parkia speciosa Hassk Ghani, Andayana Puspitasari; Nursucihta, Shella; Thai’in, Hanifah Ataina; Putri, Denade Mawlidya; Utami, Dwijayanti Ngesthi
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.557 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss2pp49-54

Abstract

Anemia defisiensi besi terjadi karena kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan Fe untuk eritropoesis tidak cukup. Petai (Parkia speciosa Hassk.) merupakan tanaman yangtersebar luas di Nusantara, dengan kadar zat besi yang tinggi diduga dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah tikus putih (Rattus norvegicus). Penelitian dilakukan dengan menggunakan petai dari Wonosari dan dibuat menjadi ekstrak kering dengan alat freezedryer. Ekstrak biji petai (Parkia speciosa Hassk.) dipejankan pada tikus putih (Rattus norvegicus) bergalur Wistar. Analisis data menggunakan One Sample t-Test dan uji ANOVA untuk mengetahui pengaruh dosis terhadap efek farmakologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak biji petai (Parkia speciosa Hassk.) memberikan pengaruh terhadap peningkatan kadarHemoglobin (Hb) dalam darah tikus putih (Rattus norvegicus) namun belum dapat ditentukan dosis ekstrak yang paling optimum. 
UJI AKTIVITAS REPELAN MINYAK ATSIRI JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Roxb. “Cochin Ginger”) DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Roxb. var rubrum) DENGAN BASIS MINYAK WIJEN DAN MINYAK KELAPA TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti Mulyani, Sri; Sari, Reidinda Ratna Puspita; Umniyati, Sitti Rahmah
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.668 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss2pp80-88

Abstract

Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penggunaan repelan sintetik menimbulkan masalah bagi kesehatan. Penelitian ini menggunakan minyak atsiri jahe emprit (A) dan minyak atsiri jahe merah (B), sebagai repelan nyamuk Aedes aegypti. Peningkatan aktivitas repelan diupayakan dengan memformulasikan (A) dan (B) dengan basis minyak wijen dan minyak kelapa. Tujuan penelitian adalah membandingkan aktivitas repelan antara (A) dengan (B), mengetahui pengaruh minyak basis terhadap aktivitas repelan (A) dan (B), mengetahui konsentrasi efektif minyak atsiri dalam minyak basis sebagai repelan. Isolasi minyak atsiri menggunakan destilasi air dan uap air. Pemeriksaan komponen minyak atsiri secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan GC-MS. Aktivitas repelan diuji melalui 3 tahap yaitu : inisiasi, penentuan konsentrasi efektif, dan aktivitas repelan konsentrasi efektif. Dilakukan pengolesan minyak atsiri konsentrasi tertentu (100%, 50% dalam basis, konsentrasi efektif hasil Simplex Lattice Design) dan minyak sereh Caplang® (kontrol positif) pada punggung tangan. Tangan dimasukkan ke dalam sangkar berukuran (20x20x20) cm3 berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti betina. Jumlah nyamuk hinggap dicatat untuk menghitung daya proteksi. Waktu pertama kali nyamuk menggigit dicatat sebagai lama proteksi. Analisis data menggunakan One-way ANOVA dilanjutkan Post Hoc Test Tukey HSD (Homogeneous subsets) atau Kruskal-Wallis dilanjutkan Mann-Whitney Test. Hasil penelitian (A) dan (B) mengandung kamfen, mirsen, 1,8-sineol, l-linalool, l-borneol, neral, geraniol, sitral, dan α-kurkumen (hanya pada A), yang secara kuantitatif berbeda. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa (B) memiliki aktivitas repelan yang lebih tinggi dibandingkan dengan (A). Basis minyak wijen memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap aktivitas repelan minyak atsiri jahe dibandingkan dengan basis minyak kelapa. Konsentrasi efektif minyak jahe merah dan jahe emprit dalam basis minyak wijen, minyak kelapa, berturut-turut adalah 75, 85, 85 dan 90%.
PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI LARUT AIR EKSTRAK ETANOLIK PISANG KAPAS (Musa paradisiaca L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH SECARA IN VIVO DAN PELACAKAN SENYAWA AKTIFNYA Yuniarti, Nunung; Maulawati, Rina Nur; Pramono, Suwijiyo
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.089 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss2pp55-61

Abstract

Buah pisang merupakan salah satu pangan Indonesia yang memiliki berbagai khasiat. Dalam masyarakat, pisang kapas (Musa paradisiaca L.) dikenal sebagai pencahar atau laksan sehingga dapat digunakan untuk pengobatan sembelit. Sebuah penelitian melaporkan bahwa ekstrak kloroformik dan ekstrak etanolik pisang kapas dapat berkhasiat sebagai antidiabetes. Namun, belum dilakukan fraksinasi terhadap ekstrak kloroformik dan ekstrak etanolik pisang kapas serta uji aktivitasnya sebagai antidiabetes. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai fraksi larut air ekstrak etanolik pisang kapas sebagai antidiabetes pada tikus serta pelacakan senyawa aktifnya.  Penelitian ini menggunakan metode uji toleransi glukosa oral yaitu dengan tikus normal yang dibebani glukosa. Waktu pembebanan glukosa adalah 60 menit, baik pada kelompok kontrol (CMC Na) maupun pada kelompok perlakuan. Semua perlakuan diberikan secara peroral dan dosis tunggal. Kadar glukosa darah ditetapkan secara enzimatis dengan reagen GOD-PAP. Kromatografi kertas digunakan untuk pemeriksaan kualitatif senyawa yang terkandung di dalam fraksi larut air ekstrak etanolik pisang kapas.  Pemberian fraksi larut air ekstrak etanolik pisang kapas dosis 0,25 g/kgBB menurunkan kadar glukosa darah sebesar 22,28 ± 0,76 %. Senyawa yang terdapat dalam fraksi larut air ekstrak etanolik pisang kapas adalah senyawa pereduksi, asam-asam amino, atau reduktor lain, seperti sakarida selain glukosa dan asam-asam tanaman.  

Page 1 of 1 | Total Record : 9