cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Articles 6 Documents
Search results for , issue " Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Industri Hasil Perkebunan Volume 12 No. 1 Juni 2017" : 6 Documents clear
FORMULASI MINUMAN INSTAN COKELAT SEBAGAI MINUMAN IMUNOMODULATOR. (Formulation of Instant Chocolate Drinks as Immunomodulator Drinks) Kasim, Rosniati; Yunus, Muh Ruslan; Kalsum, Kalsum
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Industri Hasil Perkebunan Volume 12 No. 1 Juni 2017
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.767 KB) | DOI: 10.1111/jihp.v12i1.2826

Abstract

Instant chocolate drinks,  as  immunomodulator  drinks,  were  developed from the instant chocolate - ginger drink of Rosniati, as a functional drink (2011). Drinks were  formulated from  55 % sucrose, 30 %  cocoa  powder (processed from non – fermented and non roasted cocoa beans), and 15 % non – dairy creamer, in (w/w), as A formula, and the other from 55 % sucrose, 30 % cocoa  powder (processd from non – fermented and non – roasted cocoa beans), and 15 % instant soy powder, in (w/w), as B formula. Preparation of drinks also used co-crystallization technique. Of the two formulas, the B formula (combination of cocoa powder and instant soy powder), in the in-vivo tests, showed better in immunomodulation effects. Indeed, at a dose of 39 (mg/kg of mice weight), the B formula had non specific immune response with phagocytic index of 2.042 (strong), primary antibody titer of 1 : 384 and secondary antibody titer of 1 : 768, as humoral immune response, and IFN- γ of 1,436,360.14 (pmol) and IL-2 of 941.30 (pmol), as cellular immune response, all above the control drink values.Key words: instant chocolate drink, immunomodulator, non-fermented, non-roasted cocoa beans, instant soy powder .Abstrak. Minuman instan cokelat sebagai minuman imunomodulator, dikembangkan dari minuman cokelat-jahe instan dari Rosniati, sebagai minuman fungsional (2011). Minuman imunomodulator diformulasi dari bubuk kakao 30% (diolah dari biji kakao tanpa fermentasi dan tanpa sangrai), gula sukrosa 55%, dan non-dairy creamer 15% (b/b), sebagai formula A, dan dari bubuk kakao 30% (diolah dari biji kakao tanpa fermentasi dan tanpa sangrai, gula sukrosa 55%, dan bubuk kedelai instan15% (b/b), sebagai formula B. Penyiapan produk minuman ini juga menggunakan teknik ko- kristalisasi. Dari kedua formula minuman imunomodukator, formula B (kombinasi bubuk kakao dengan bubuk instan kedelai) memberikan efek imunomodulasi yang lebih tinggi. Bahkan pada pemberian dosis 39 (mg/kg berat mencit), secara in vivo, menghasilkan respon imun non spesifik dengan indeks fagositik 2,042 (kuat), titer antibodi primer 1:384 dan titer antibodi sekunder 1:768, sebagai respon imun humoral, dan IFN-γ sebesar.436.60,14 (pmol) dan IL-2 sebesar 941,30 (pmol), sebagai respon imun selular, yang semuanya berada diatas nilai kontrol.Kata kunci: minuman cokelat instan, imunomodulator, biji kakao tanpa fermentasi dan tanpa sangrai, bubuk kedelai instan.
PENGARUH FORMULASI DAN ASAL BIJI KAKAO FERMENTASI TERHADAP MUTU DAN CITARASA DARK CHOCOLATE. (Effect of Formulation and Fermented Cocoa Beans Origin to Dark chocolate’s Quality and Flavour) Ramlah, Sitti; Yumas, Medan
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Industri Hasil Perkebunan Volume 12 No. 1 Juni 2017
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.375 KB) | DOI: 10.1111/jihp.v12i1.2806

Abstract

Research on the effect of formulation and fermented cocoa beans origin to dark chocolate’s quality and flavour has been done. This research aims to know how is the effect of formulation and fermented coco beans origin to the quality and flavours of resulted dark chocolate. This research used 2 (two) treatment . First treatment was origin of coco beans used on the research (A), in which : South Sulawesi (A1), West Sulawesi (A2), Central Sulawesi (A3), second treatment was formula quality of dark chocolate to be produced (B), in which medium quality (B1) and high quality  formula (B2). Testing parameter used were water moisture, fat content, sucrose content, FFA, fatty acid, amino acid, polyphenol, flavour, TPC and melting point. Research  result  can  be  concluded  that formulation  and  origin  of  fermented  cocoa  beans affecting quality and flavourof resulted dark chocolate in tenns of melting point, amino acids content, fatty acids, polyphenol content, and flavour score. Dark chocolate produced Central Sulawesi both for medium quality and high quality had higher polyphenol content compare to those from both South and West Sulawesi.Keywords : Cocoa beans, fermentation, dark chocolate, medium quality, high quality, flavour.ABSTRAK Penelitian Pengaruh Formulasi Dan Asal Biji Kakao Fermentasi Terhadap Mutu Dan Citarasa Dark Chocolate telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh formulasi da asal biji kakao fermentasi  terhadap mutu dan citarasa dark chocolate yang dihasilkan. Pada penelitian pembuatan Dark Chocolate menggunakan 2 (dua) perlakuan . Perlakuan pertama yaitu Asal Daerah (provinsi) biji kakao yang digunakan (A) yaitu ; Sulawesi Selatan (A1), Sulawesi Barat (A2), Sulawesi Tengah (A3), dan perlakuan ke dua adalah formula/kualitas Dark Chocolate yang akan di buat (B), yaitu Formula Kualitas sedang (B1), dan Formula Kualitas Tinggi (B2). Parameter uji yang digunakan adalah kadar air, kadar lemak, kadar gula, FFA, asam lemak, asam amino, polifenol, citarasa, ALT dan titik leleh. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formulasi dan asal biji kakao fermentasi mempengaruhi mutu dan citarasa dark chocolate yang dihasilkan terutama dari segi  titik leleh, kadar asam amino, asam lemak, kadar polifenol dan nilai citarasa. Dark chocolate yang dihasilkan  dari kakao  asal  Sulawesi  tengah  baik    kualitas  sedang  maupun  kualitas  tinggi memiliki kandungan polifenol tertinggi dibanding dark chocolate dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.Kata Kunci : Biji kakao, fermentasi, dark chocolate, kualitas sedang, kualitas tinggi, mutu, citarasa.
PEMBUATAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN PROSES TOREFAKSI. (Preparation of Palm Kernel Shell Charcoal Using Torrefaction Method) Nasution, Zainal Abidin; Limbong, Harry
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Industri Hasil Perkebunan Volume 12 No. 1 Juni 2017
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.935 KB) | DOI: 10.1111/jihp.v12i1.2799

Abstract

Palm kernel shells are biomass resulted from photosynthesis of chlorophyls, working as solar cells that absorb sunlight energy, then converting carbon dioxide with water into a material containing carbon, hydrogen and oxygen. The material is in solid form and can be converted into coconut shell charcoal. In the implementation of this research, coconut shell charcoal is made by coconut shell torrefaction process. From the process of coconut shell  torrefaction,  the  average  auction  yield  is  38.20%  (the  last  temperature  of  the torrefaction process is 3480C, when the oil palm shells no longer smoke and the residence time is 105 minutes). Observation on the temperature and the residence time of coconut shell restriction on the smoke condition of the resulted palm oil charcoal shaping that occurs, as an indicator, it is known that the palm oil charcoal shaping process follows the typical graph of biomass stages with torrefaction process shown in Figure 1 as followed: heating stage, drying stage, post-drying stage, torrefaction stage and cooling stage.Keywords: palm kernel shells, torrefaction, palm kernel shells charcoalABSTRAK. Cangkang kelapa sawit merupakan biomassa yang terbentuk dari hasil fotosintetis butir-butir hijau daun, bekerja sebagai sel surya yang menyerap energi sinar matahari, kemudian mengkonversi karbon dioksida dengan air menjadi suatu material yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen. Material tersebut dalam bentuk padatan dan apabila dikonversi dapat menjadi arang cangkang kelapa sawit. Pada pelaksanaan penelitian ini, arang cangkang kelapa sawit dibuat dengan proses torefaksi cangkang kelapa sawit. Dari proses torefaksi cangkang kelapa sawit diperoleh rendemen pengarangan rata-rata adalah 38,20% (suhu terakhir   proses torefaksi adalah 3480C, pada saat cangkang kelapa sawit tidak lagi mengeluarkan asap dan waktu tinggal pengarangan adalah 105 menit). Dari hasil pengamatan temperatur dan waktu tinggal pengarangan cangkang kelapa sawit terhadap kondisi asap proses pengarangan cangkang sawit yang terjadi, sebagai indikator, diketahui bahwa proses pembentukan arang cangkang kelapa sawit mengikuti Grafik Tipikal Tahapan Pengarangan Biomassa Dengan Proses Torefaksi yang tertera pada Gambar 1, yaitu tahapan heating, tahapan drying, tahapan post drying, tahapan torrefaction dan tahapan cooling.Kata kunci: cangkang kelapa sawit, torefaksi, arang cangkang kelapa sawit, 
EFFECT OF PROCESSING TECHNIQUES ON FLAVOUR AND CHARACTERISTICS OF COCOA PROCESSED AND CHOCOLATE PRODUCTS. (Pengaruh Cara Pengolahan Terhadap Citarasa dan Karakteristik Produk Olahan Kakao dan Cokelat) Sudibyo, Agus
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Industri Hasil Perkebunan Volume 12 No. 1 Juni 2017
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.655 KB) | DOI: 10.1111/jihp.v12i1.2671

Abstract

Flavour is important factor and central to acceptability of cocoa products such as chocolate and contributes to determining the quality.  The quality of chocolate flavour is influence by several variable factors since in the stage of post-harvest treatments and handling till in manufacturing process. The aim of this paper was review and discuss all relevant studies in relation to cocoa beans and chocolate production, and identify their influence of processing techniques on flavour and characteristics of the cocoa processed products.  This information hopefully has potential benefits on the making process of a chocolate manufacture.Keywords: cocoa, processing technique, flavour, characteristic, chocolate.ABSTRAK. Citarasa merupakan salah satu faktor penting dan sebagai salah satu pusat penerimaan produk olahan kakao seperti cokelat dan berkontribusi dalam penetapan mutu. Mutu citarasa produk cokelat dipengaruhi oleh beberapa variabel faktor, sejak pada tahap penanganan pasca-panen hingga tahap proses pengolahan di pabrik. Tulisan ini disajikan bertujuan untuk mengulas dan membahas serta mendiskusikan semua hasil studi yang pernah dilakukan, yang berhubungan dengan biji kakao dan produksi cokelat serta mengidentifikasi pengaruh cara pengolahannya terhadap citarasa dan karaketeristik produk olahan kakao. Informasi ini diharapkan mempunyai potensi yang bermanfaat pada proses pengolahan kakao di pabrik cokelat.Kata kunci : kakao, cara pengolahan, citarasa, karakteristik, cokelat.
Grading Warna Daun Tembakau Bawah Naungan menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Rintiasti, Aneke; Krisnadi, Ikhwan
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Industri Hasil Perkebunan Volume 12 No. 1 Juni 2017
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1350.134 KB) | DOI: 10.1111/jihp.v12i1.2847

Abstract

Aneka cerutu, yang hadir di kalangan komunitas elit dan tempat-tempat yang prestisius, bahan bakunya adalah Java Tabak Cerutu, tembakau asal Jawa, khususnya Klaten dan Jember. Beberapa tahun belakangan ini, ketersediaan tenaga kerja semakin sulit dengan biaya yang semakin meroket, sehingga harus mulai mengarah ke mekanisasi. Tujuan Penelitian ini adalah menghasilkan Rancang Bangun Aplikasi Analisa Daun Tembakau, mendapatkan Model Segmentasi untuk pembacaan piksel daun tembakau, menghasilkan Model Klasifikasi yang dapat digunakan untuk Pemisahan daun tembakau, sehingga diharapkan dapat mempermudah proses evaluasi dan klasifikasi warna pada Sortasi I daun Tembakau. Daun Tembakau yang digunakan adalah Daun Tembakau Bawah Naungan (TBN) jenis besuki terdiri dari 5 kelas warna yaitu Biru / Hijau (B), Kuning (K), Kuning Tidak Merata (KV), Merah (M), Merah Tidak Merata (MV). Sebelum dianalisa citra daun difoto menggunakan cabinet yang tidak terpengaruh cahaya luar. Citra daun TBN tersebut kemudian dianalisa menggunakan model RGB, dari model RGB citra daun dianalisa menggunakan karakteristik nilai warna, citra daun TBN yang memenuhi karakteristik menjadi masukan Jaringan Saraf Tiruan Bakcpropagation dengan target 5 kelas warna yang sudah diubah menjadi bentuk biner. Penelitian menghasilkan Model Segmentasi untuk pembacaan piksel daun tembakau TBN menggunakan model RGB, Model Klasifikasi yang dapat digunakan untuk klasifikasi daun TBN menggunakan Neural Network Back Propagation Training RGB dengan nilai error = 8.7%.  Kata Kunci : tembakau besuki, tembakau bawah naungan, pengolahan citra
KARAKTERISTIK MUTU BIJI KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PERLAKUAN WAKTU FERMENTASI BERDASAR SNI 2323-2008. (Quality Characteristics Of CocoaBeans (Theobroma cacao L) WithTime FermentationTreatment Based on ISO 2323-2008) Ariyanti, Melia
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Industri Hasil Perkebunan Volume 12 No. 1 Juni 2017
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.108 KB) | DOI: 10.1111/jihp.v12i1.2757

Abstract

The aim of this research was to determine the quality of 5 and 6 days fermented cocoa beans in Belopa, LuwuDistrict, South Sulawesi by ISO 2323-2008. Raw materials used in the study was the cocoa beans from farmers in Batu Titik Village Batu Lappa subdistrict,Belopa, Luwu Districts. Cocoa beans fermented for 5 and 6 days dried in the sun, then analyzed in the laboratory testing BBIHP Makassar. Test parameters based on the quality requirements of ISO 2323-2008 cocoa beans include general conditions and special requirements. The results showedthat the cocoa bean fermentation for 5 and 6 days measuring 94 and 95 seeds per 100 grams, including class A. Based on the general requirements ISO 2323-2008, fermented cocoa beans 5 and 6 days not yet meet the quality requirements for water content, while the special requirements seeds not meet the quality requirements for the levels of impurities. Based on the special requirements, fermented cocoa beans 5 and 6 days of research result fromLuwu Districts including quality III. Keywords: cacao beans, fermentation, quality, ISO 2323-2008.ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu biji kakao yang difermentasi 5 dan 6 hari di Belopa, Kab. Luwu Sulawesi Selatan berdasarkan SNI 2323-2008. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian adalah biji kakao dari petani di Dusun Batu Titik Desa Batu Lappa, Belopa Kab. Luwu. Biji kakao yang telah difermentasi selama 5 dan 6 hari kemudian dikeringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari, selanjutnya dianalisa di Laboratorium Pengujian BBIHP Makassar. Parameter uji berdasarkan syarat mutu biji kakao SNI 2323-2008 meliputi syarat umum dan syarat khusus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji kakao fermentasi 5 dan 6 hari berukuran 94 dan 95 biji per 100 gram, termasuk golongan A. Berdasarkan syarat umum SNI 2323-2008, biji kakao fermentasi 5 dan 6 hari belum memenuhi syarat mutu untuk kadar air, sedangkan syarat khusus biji belum memenuhi syarat mutu untuk kadar kotoran. Berdasar syarat khusus, biji kakao fermentasi 5 dan 6 hari hasil penelitian dari Kab. Luwu termasuk mutu III. Kata kunci: biji kakao,fermentasi, mutu, SNI 2323-2008.

Page 1 of 1 | Total Record : 6