cover
Contact Name
Mohammad Subhan Zamzami
Contact Email
mszamzami@iainmadura.ac.id
Phone
+6281232684323
Journal Mail Official
islamuna@iainmadura.ac.id
Editorial Address
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Madura Jalan Raya Panglegur KM. 4 Pamekasan 69371 - Jawa Timur
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Studi Islam
ISSN : 2407411X     EISSN : 24433535     DOI : http://doi.org/10.19105/islamuna
Islamuna specializes in Islamic Studies which are the results of fieldwork research, conceptual analysis research, and book reviews from various perspectives i.e. education, law, philosophy, theology, sufism, history, culture, economics, social and politics. This journal encourages articles that employ an interdisciplinary approach to those topics and aims at bridging the gap between the textual and contextual approaches to Islamic Studies.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2014)" : 9 Documents clear
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN Imam Zamroni Latief
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v1i2.564

Abstract

Pengetahuan dalam al-Qur‟an adalah holistik dan utuh (berbeda dengan konsep sekuler tentang pengetahuan). Pembedaan ini sebagai bukti worldview tauhid dan monoteistik yang tak kenal kompromi. Dalam konteks ini berarti persoalan-persoalan episte-mologis harus selalu dikaitkan dengan etika dan spiritualitas. Epistemologis ini menempati posisi yang sangat strategis, karena ia membicarakan tentang cara untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Mengetahui cara yang benar dalam mendapatkan ilmu pe-ngetahuan berkaitan erat dengan hasil yang ingin dicapai yaitu berupa ilmu pengetahuan. Pada kelanjutannya kepiawaian dalam menentukan epistimologi, akan sangat berpengaruh pada warna atau jenis ilmu pengetahuan yang dihasilkan. Setidaknya ada lima model sistem berpikir dalam Islam, yakni bayani, „„irfani, burhani, dan iluminasi (isyraqi), serta metode transenden (hikmah al-muta’aliyah) yang masing-masing mempunyai pandangan yang berbeda tentang pengetahuan.
HAM DALAM PERSPEKTIF ISLAM Naimatul Atqiya
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v1i2.565

Abstract

Tulisan ini mengetengahkan tentang hak asasi manusia (HAM) sebagai hak paling dasar yang menjadi acuan tentang diakuinya manusia sebagai manusia. Di mana akhir-akhir ini HAM yang sejatinya adalah untuk mewujudkan dimensi otoritas manusia sebagai mahkluk hidup yang bermartabat, berubah menjadi HAM yang sarat dengan nuansa politik, kepentingan kelompok bahkan individu. Hal-hal yang dibicarakan dalam artikel ini tentang berbagai pandangan tokoh tentang definisi HAM itu sendiri, bagai-mana perspektif Islam tentang HAM, yang dipaparkan di sini ter-kait dengan al-maqashid al-syariah dan hubungannya dengan hu-kum-hukum yang diterapkan Islam terhadap pelanggaran-pelang-garan HAM, kemudian bagaimana sikap umat muslim di Indonesia terkait dengan HAM.
ISLAM DAN NEGARA Abd Mannan
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v1i2.566

Abstract

Hubungan agama dan negara telah menjadi faktor kunci dalam sejarah peradaban umat manusia. Hubungan antara keduanya telah melahirkan kemajuan besar dan menimbulkan malapetaka besar. Tidak ada bedanya, baik ketika negara ber-tahta di atas agama pra abad pertengahan, ketika negara di bawah agama di abad pertengahan atau ketika negara terpisah dari agama setelah abad pertengahan, atau di abad modern sekarang ini. Secara garis besar para sosiolog teoretisi politik Islam me-rumuskan teori-teori tentang hubungan agama dan negara serta membedakannya menjadi tiga paradigma yaitu paradigma integralistik, paradigma simbiotik, dan paradigma sekularistik. Pada era kontemporer, pandangan para pemikir politik Islam mengenai pemerintahan, paling tidak mengerucut ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok konservatif yang menolak sistem politik barat, kelompok modernis yang menerima secara selektif atau dengan penyesuaian tertentu, dan kelompok sekuler yang menerima dengan sepenuhnya.
ISLAM DAN KESEHATAN Achmad Fuadi Husin
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v1i2.567

Abstract

Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, begitu juga dalam mengatur tatanan kehidupan di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satu penunjang kebahagian tersebut adalah dengan memiliki tubuh yang sehat, sehingga dengannya kita dapat beribadah dengan lebih baik kepada Allah. Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai kenikmatan kedua setelah Iman. Kesehatan merupakan hak asasi manusia serta sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah serta memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Maka dari itu, sebagai hamba Allah Swt. hendaknya kita selalu menjaga kesehatan tubuh kita. Karena dengan tubuh yang sehat, jiwa menjadi kuat serta pikiran dan hati kita akan selamat dari godaan syaitan yang dilaknat oleh Allah Swt.
ASWAJA DAN NKRI: Upaya Mempertahankan NKRI melalui Aswaja Hairul Anam
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v1i2.568

Abstract

Sedikitnya, hingga kini NKRI masih diliputi 5 tantangan: kemiskinan, lemahnya penegakan hukum, karakter kekerasan bebe-rapa ormas Islam, kesenjangan pemanfaatan dalil naqli dan dalil ‘aqli, dan gerakan Wahabi. Kelima tantangan tersebut dapat dimini-malisasi melalui aktualisasi nilai-nilai Aswaja berupa tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), i’tidal (tegak lurus, keadilan), dan tasamuh (toleran). Upaya aktualisasi tersebut tentu harus ditopang dengan spirit utama dalam dakwah Islam, yaitu menyemai perda-maian dan penegakan akhlak yang mulia. Ditambah lagi pemanfaatan media massa dan teknologi informatika secara berkesinambungan.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQH MAWARITS DI MADRASAH ALIYAH Akh. Mufris
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v1i2.569

Abstract

Fiqh Mawarits merupakan hal yang sangat penting untuk diajarkan di tingkat sekolah/madrasah, mengingat hukum mempe-lajarinya adalah fardu kifayah. Dalam Kurikulum 2006, materi fiqh mawarits diajarkan di kelas XI semester dua di tingkat Madrasah Aliyah sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2008. Dalam tataran praktis pembelajaran fiqh mawarits menghadapi sejumlah problema, yaitu dari aspek tenaga pendidik, aspek materi, aspek alokasi waktu, dan aspek aplikasi.
PROBLEMA PEMBELAJARAN TAUHID DI MADRASAH IBTIDAIYAH Subkhiatin Noor
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v1i2.570

Abstract

Kunci kesuksesan hidup seorang hamba adalah jika dia bahagia di dunia dan di akhirat. Sementara tidak ada fasilitas yang paling tepat dalam mencapai kebahagiaan tersebut melainkan terdapatnya kualitas tauhid yang benar. Sehingga merupakan suatu kewajiban bagi para guru untuk menanamkan ketauhidan kepada peserta didik sedini mungkin, yang pada akhirnya akan terlahir generasi-generasi yang kokoh akidahnya dan senantiasa menomor-satukan Allah di manapun mereka berada. Namun pembelajaran tauhid tidak mudah karena yang dikaji adalah sesuatu yang ghaib, Allah Swt. Selain itu, ada beberapa komponen yang mempengaruhi keberhasilan belajar tauhid, yaitu kompetensi guru, media belajar, motivasi anak, dan kerjasama orang tua dengan sekolah.
URGENSI BELAJAR IMAN DAN TAKWA DI PERGURUAN TINGGI Eniyawati -
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v1i2.571

Abstract

Iman dapat membentuk orang menjadi bertakwa. Pada setiap agama, keimanan merupakan unsur pokok yang harus dimiliki oleh setiap penganutnya. Jika kita ibaratkan dengan sebuah bangunan, keimanan adalah pondasi yang menopang segala sesuatu yang berada di atasnya. Kokoh tidaknya bangunan itu sangat ter-gantung pada kuat tidaknya pondasi tersebut. Demikian juga ketika zaman semakin maju dan iptek berkembang dengan pesat, tentunya persoalan hidup akan semakin kompleks. D saat seseorang sudah tidak bisa mengatasi persoalan hidupnya tentunya ia akan lari kepada hal-hal yang tidak baik dan menyimpang bahkan sampai ada yang bunuh diri. Di sinilah iman dan takwa mengambil perannya sebagai jalan keluar atau solusi untuk menyelesaikan masalah kehidupan tersebut. Ketika seseorang telah bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman dan takwa tersebut kedalam kehidupannya maka ia dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi iman dan takwa itu sangat penting bagi manusia khususnya bagi generasi muda semisal mahasiswa di perguruan tinggi.
PENGEMBANGAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM M. Hanafi
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v1i2.572

Abstract

Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum pendidikan agama Islam. Ada empat asas dalam pengembangan kurikulum yaitu asas filosofis, sosiologis, organisatoris dan psikologis. Selain itu, terdapat empat pendekatan dalam pengembangan kurikulum di antaranya, yaitu pendekatan subjek akademik, pendekatan humanistic, pendekatan teknologi, dan pendekatan rekonstruksi social. Untuk mening-katkan mutu PTAI, maka kurikulum yang diterapkan perlu terus dikembangkan dengan memperhatikan asas-asas pengembangan kurikulum di atas. Pengembangan kurikulum PTAI harus berbasis kompetensi, agar lulusannya memiliki kompetensi handal sesuai bidang garapannya.

Page 1 of 1 | Total Record : 9