cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno
Published by Universitas Udayana
ISSN : 25030523     EISSN : 25488023     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 1 (2020)" : 6 Documents clear
Rancang Bangun Mesin Pelubang Plastik Mulsa Akbar Harahap; Syafriandi Syafriandi; Mustaqimah Mustaqimah; Afriadi Afriadi
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITPA.2020.v05.i01.p03

Abstract

Plastik mulsa merupakan produk selembar plastik yang digunakan untuk menutup tanah bedengan atau lahan pada pembudidayaan tanaman. Mulsa sangat berguna untuk menghambat tumbuhnya gulma, melindungi tanah dari erosi, menjaga struktur tanah agar tetap baik, serta menjaga kelembaban tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain sebuah mesin pelubang plastik mulsa mekanis yang prinsip kerjanya sederhana dan mudah dioperasikan. Mesin pelubang plastik mulsa ini adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk melubangi plastik mulsa secara mekanis. Alat ini memiliki dimensi atau ukuran 100 x 80 x 60 cm. Pelubangan dengan menggunakan mesin ini rata-rata nilai persentase plastik mulsa terlubangi sempurna pada pengujian kali ini dengan menggunakan kecepatan putaran rol atau silinder pelubang sebesar 70 rpm memiliki nilai persentase sebesar 50%, dari total lubang didapat yaitu sebanyak 16 lubang, hasil pelubangan sempurna yang didapat yaitu sebanyak 8 buah lubang.
Pengaruh Berbagai Varietas Padi dan Pupuk Biobost terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi di Lahan Gambut Merita Ayu Indrianti; Marhani Marhani
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITPA.2020.v05.i01.p04

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi pengujian varietas dan pupuk Biobost terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi pada sawah laahan gambut. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor Pertama adalah penggunaan tiga varietas yang terdiri atas tiga taraf yaitu varietas Ciherang (V1), varietas Santani 13 (V2) dan varietas Mekongga (V3). Faktor kedua adalah pemberian pupuk Bio Boost yang terdiri atas empat taraf yaitu, tanpa pupuk (BO), 20 cc/ liter air (B1), 40 cc/liter air (B2) dan 60 cc/liter air (B3) dan masing masing perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 36 petakan (luas petakan 3 x 4 m?).Peubah pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan komponen hasil. Hasil penelitian menujukkan bahwa kajian varietas unggul padi dan pupuk hayati Bioboost memberikan interaksi yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, jumlah gabah permalai, jumlah gabah bernas permalai, jumlah gabah hampa permalai serta tidak berpengaruh nyata terhadap umur panen, panjang malai dan bobot 1000 butir. Dosis pupuk Bioboost terbaik meningkatkan pertumbuhan, komponen hasil yaitu dosis 60cc/liter air. Kata kunci: Varietas Padi, Pupuk Biobost, Pertumbuhan, Produksi, Lahan Gambut
Pengaruh Perlakuan Suhu dan Waktu Maserasi terhadap Karakteristik Ekstrak Daun Bambu Duri (Bambusa blumeana) sebagai Sumber Antioksidan Ni Made Sri Wahyuni; Luh Putu Wrasiati; Amna Hartiati
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITPA.2020.v05.i01.p05

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu maserasi terhadap karakteristik ekstrak daun bambu duri sebagai sumber antioksidan serta untuk menentukan suhu dan waktu maserasi terbaik untuk menghasilkan karakteristik ekstrak daun bambu duri sebagai sumber antioksidan. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu suhu maserasi yang terdiri atas 30°C, 45°C, dan 60°C. Faktor kedua yaitu waktu maserasi yang terdiri atas 24, 36, dan 48 jam. Data dianalisis dengan analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu maserasi dan waktu maserasi berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen, total fenolik, total flavonoid, klorofil total, kapasitas antioksidan, dan aktivitas antioksidan. Interaksi antar perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap total fenolik, total flavonoid, dan kapasitas antioksidan, namun tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen ekstrak daun bambu duri. Perlakuan terbaik untuk menghasilkan ekstrak daun bambu duri sebagai sumber antioksidan adalah menggunakan suhu maserasi 60°C dan waktu maserasi 36 jam dengan karakteristik rendemen 9,82±0,18 persen, total fenolik sebesar 100,19±0,14 mg GAE/g, total flavonoid sebesar 186,86±0,70 mg QE/g, dan kapasitas antioksidan sebesar 83,99±0,78 mg GAEAC/g. ABSTRACT The aim of this study was to determine the effect of temperature and maceration time on the characteristics of bambu duri leaf extracts as a source of antioxidants and to determine the best temperature and time of maceration to produce bambu duri leaf extract characteristics as a source of antioxidants. This study used factorial randomized block design. The first factor is maceration temperature consisting of 30°C, 45°C and 60°C. The second factor is maceration time consisting of 24, 36, and 48 hours. The data was analysed by analysis of variance and continued with the Tukey test. The results showed that maceration temperature and maceration time had a very significant effect on yield, total phenolic, total flavonoid, and antioxidant capacity. The interaction between treatments had a very significant effect on the total phenolic, total flavonoid, and antioxidant capacity, but had no significant effect on the yield of bambu duri leaf extract. The best treatment to produce bambu duri leaf extract as a source of antioxidants is using maceration temperature of 60°C and maceration time of 36 hours with a yield characteristics of 9.82±0.18 percent, total phenolic of 100.19±0.14 mg GAE/g, total flavonoids of 186.86±0.70 mg QE/g, and antioxidant capacity of 83.99±0.78 mg GAEAC/g.
Karakteristik Krim Kunyit Daun Asam (Curcuma domestica Val. - Tamarindus indica L.) pada Perlakuan Konsentrasi Emulsifier dan Waktu Pengadukan Mujahidah Mujahidah; Sri Mulyani; Lutfi Suhendra
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITPA.2020.v05.i01.p01

Abstract

This study aimed to know cream of turmeric tamarind leaves on the treatment of concentration emulsifier and stirring time and to determine the concentration emulsifier and stirring time to produce characteristics of cream fulfill requirement of SNI. This study used a randomized block design with two factors. The first factor was the concentration emulsifier which consist of three levels, namely 3, 5 and 7%. The second factor is stirring time which consist of three levels, namely 5, 7.5 and 10 minutes. The data were analyzed by analysis of variance (ANOVA) and continued with the tukey test. The result of the study showed that concentration emulsifier has an effect on the adhesion time, pH, viscocity and spread power. The stirring time has an effect on the adhesion time. Concentration emulsifier 5% and 7% with stirring time 10 minutes were creams that fulfill requirement of SNI. The characteristics cream of concentration emulsifier 5% with stirring time 10 minutes is: homogeneus, separation ratio = 1, adhetion time 48.52 seconds, viscocity 3550 cp, spread power 6.72 cm and pH 6.60. The characteristics cream of concentration emulsifier 7% with stirring time 10 minutes is: homogeneus, separation ratio = 1, adhetion time 28.82 seconds, viscocity 3650 cp, spread power 6.79 cm and pH 6.45.
Kandungan Tanin dan Serat Pangan dari Tepung Kecambah Millet dan Tepung Kecambah Millet Terfermentasi I D.P. Kartika Pratiwi; I Made Sugitha
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITPA.2020.v05.i01.p06

Abstract

Millet merupakan jenis serealia tinggi serat pangan dan tanin, untuk dapat diaplikasikan dalam produk pangan, tepung millet diharapkan memiliki tanin rendah dan tetap mempertahankan kandungan serat pangan, sehingga diperlukan metode pendahuluan dalam pengolahan tepung millet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan serat pangan dan tanin tepung millet yang dihasilkan dari 2 metode pendahuluan. Desain eksperimental yang dipergunakan adalah uji T berpasangan dengan perlakuan i.e metode perkecambahan dan metode kecambah-fermentasi. Hasil analisis menyatakan bahwa terdapat perbedaan kandungan serat pangan dan tanin dari tepung millet metode perkecambahan dan metode kecambah-fermentai (a=0,05%). Tepung millet metode perkecambahan memiliki kandungan tanin 2,20% dan serat pangan 15,26% (bk), sedangkan tepung millet metode kecambah-fermentasi memiliki kandungan tanin 0,61% dan serat pangan 12,55% (bk)
Soil Electrical Conductivity (Ec) Mapping Using Real-Time Soil Sensor Ni Nyoman Sulastri; Sakae Shibusawa; Masakazu Kodaira
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITPA.2020.v05.i01.p02

Abstract

The development of soil electrical conductivity (EC) recently to generate soil EC spatial variability map is increasingly attractive because of its application for site-specific crop management. Several commercial applications have been developed and marketed. The purpose of this paper is to compare soil EC spatial variability map produced by capacitance and spectroscopic sensors. The two sensors (capacitance and spectroscopic sensors) was mounted in a Real-time soil sensor. The spectrophotometer was used that has linearly arrayed photodiodes of 256 channels for 400 to 900 nm for visible (Vis) lights and 128 channels for 900 to 1700 nm for near infrared (NIR) lights. For two capacitance sensors were embedded in soil penetrator (front/ECF and side/ ECS), which its tip with a flat plane edge to make uniform soil cuts and the soil flattener behind produced a uniform surface texture. It was found that spectroscopic method performed better compared to capacitance sensor. Using linear regression, the spectroscopic method has shown a correlation of 0.75 with soil EC generated from laboratory analysis (ECL). While, the capacitance method shows significant different compared to soil ECL. The primary cause of the extreme differences between ECL, ECF and ECS values is likely related to the calibration of the capacitance sensor itself.

Page 1 of 1 | Total Record : 6