cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno
Published by Universitas Udayana
ISSN : 25030523     EISSN : 25488023     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 129 Documents
Analisis Pemanenan Padi Menggunakan Sabit terhadap Beban Kerja Fisik Petani Lubis Adriani; M Dhafir; TM Rahmat Hidayat
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sabit merupakan alat pemanen padi manual untuk memotong tangkai padi secara cepat. Prosespemanenan padi dengan cara tradisional ini tentunya memerlukan tenaga. Besarnya beban kerja atautenaga yang dikeluarkan oleh petani pada saat pemanenan dianggap perlu untuk dianalisis agar dapatdijadikan acuan untuk mengetahui tingkat beban kerja fisik yang dialami oleh petani. Tujuan penelitianini yaitu menghitung denyut jantung petani dalam melakukan pemanenan, menentukan kategori bebankerja fisik berdasarkan IRHR (lncrease ratio of Heart Rate) dan standar parameter fisiologis petani padasaat pemanenan. Pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu: penelitian pendahuluan, pengambilandata di lapangan, dan pengolahan data yang terdiri dari, data denyut jantung istirahat, data denyut jantungstep test, data denyut jantung kerja pemotongan padi menggunakan dua jenis sabit yaitu sabit Aceh Pidiedan sabit Aceh Besar, serta dua posisi pemanenan yaitu posisi bungkuk, dan posisi jongkok pada tigaorang petani berjenis kelamin pria. Hasil penelitian menunjukkan besarnya beban kerja pada kedua posisiuntuk kedua jenis sabit termasuk kategori sangat ringan, kecuali untuk petani A pada perlakuan posisibungkuk jenis sabit Aceh Pidie termasuk kategori sedang dan posisi jongkok untuk sabit Aceh Besartermasuk kategori ringan. Ternyata beban kerja fisik tidak dipengaruhi oleh posisi pekerjaan pemotonganmaupun jenis sabit yang digunakan. Pemotongan padi menggunakan sabit Aceh Pidie lebih baikdibandingkan dengan sabit Aceh Besar, karena sabit Aceh Pidie dapat digunakan untuk pemotongansekaligus mengikat padi dalam posisi pemotongan padi. Petani lebih mudah menggunakan posisi bungkukkarena posisi ini lebih cepat dalam menyelesaikan pekerjaan.
Karakteristik Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana Hasil Perlakuan Lama Curing dan Lama Ekstraksi Ni Made Wartini; I Made Adi Parimartha; I Wayan Arnata
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh lama curing, lama ekstraksi, dan interaksinya terhadaprendemen dan karakteristik minyak atsiri bunga Kamboja Cendana, mendapatkan lama curing dan lamaekstraksi terbaik untuk menghasilkan karakteristik minyak atsiri bunga Kamboja Cendana, danmenentukan jenis dan komposisi senyawa dalam minyak atsiri bunga Kamboja Cendana. Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial. Faktor pertama (lama curing) terdiri dari 3 tarafyaitu: tanpa curing, curing 2 dan 4 hari, dan faktor kedua (lama ekstrasi) terdiri atas 3 taraf yaitu: 2, 3 dan4 jam. Masing-masing perlakuan dilakukan sebanyak 2 kali. Sampel diuji secara objektif dan subjektifuntuk menentukan perlakuan terbaik. Variabel objektif yang diamati yaitu rendemen dan komposisisenyawa dalam minyak atsiri bunga Kamboja Cendana. Variabel subjektif yang diamati yaitu kesukaanterhadap aroma dan tingkat kekuatan aroma minyak atsiri bunga Kamboja Cendana. Untuk menentukanperlakuan terbaik dilakukan uji efektivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama curing dan lamaekstraksi berpengaruh terhadap rendemen dan karakteristik minyak atsiri bunga Kamboja Cendana. Lamacuring 2 hari dengan lama ekstraksi 4 jam merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan minyakatsiri bunga Kamboja Cendana dengan rendemen 1,17 %, nilai kesukaan terhadap aroma 5,8 (antara sukadengan sangat suka) dan kekuatan aroma 7,1 (paling kuat). Minyak atsiri bunga Kamboja Cendanamengandung 48 jenis senyawa dengan 9 senyawa tidak teridentifikasi. Senyawa penyusun minyak atsiribunga Kamboja Cendana terdiri dari golongan alkana (20,15%), ester (32,24%), keton(1,07%), alkena(0,83%), ether (1,08%), alkohol (23,29%), amida(1,24%), dan tidak teridentifikasi (20,09%).
Karakteristik Pengeringan Biji Kopi dengan Pengering Tipe Bak dengan Sumber Panas Tungku Sekam Kopi dan Kolektor Surya Raida - Agustina; Hendri - Syah; Ryan - Moulana
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu tahapan pascapanen yang sangat kritis adalah pengeringan biji kopi, karena dapatmempengaruhi mutu biji kopi. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji proses pengeringan biji kopi denganmenggunakan alat pengering tipe bak dengan sumber panas dari tungku sekam kopi dan kolektor surya.Parameter yang dikaji adalah distribusi temperatur, kelembapan relatif, iradiasi surya, penurunan kadar airdan laju pengeringan. Temperatur di dalam ruang pengering lebih tinggi dari pada temperatur lingkungan,sedangkan kelembapan relatif di dalam pengering lebih rendah dibandingkan dengan di lingkungan. Halini menyebabkan proses pengeringan berlangsung cepat. Nilai iradiasi surya yang didapat berfluktuasi.Iradiasi tertinggi mencapai 742.86W/m2. Kadar air awal biji kopi yaitu 48,7%. Kadar air akhirpengeringan biji kopi ulangan 1 yaitu 11,66% dan pengeringan biji kopi ulangan 2 yaitu 11,40% sudahdibawah kadar air maksimal biji kopi kering menurut SNI yaitu 12.5%.
Karakteristik Rantai Nilai Rumput Laut di Kabupaten Klungkung I Wayan Gede Sedana Yoga; Dewa Ayu Anom Yuarini
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis rantai nilai dari produsen sampai ke konsumen.Dalam penelitian ini dikaji tiga variabel yaitu kondisi objektif rantai nilai, nilai tambah, serta sertakehilangan yang terjadi pada masing-masing rantai. Penelitian ini mengambil lokasi di kecamatan NusaPenida, kabupaten Klungkung. Pemilihan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling,sedangkan pemilihan responden menggunakan metode acak dan metode snowball. Metode analisis yangdigunakan adalah CSAM (A Commodity Sistem Assessment Method). Lokasi penelitian secara spesifikadalah pada tiga desa penghasil rumput laut terbesar di Nusa Penida, yaitu Desa Semaya, Desa Suana, danDesa Batu Mulapan. Dari penelitian diperoleh pola rantai nilai dari produsen sampai ke konsumen adalahprodusen – pengepul – pedagang Surabaya; produsen – pengepul – supplier – pedagang Surabaya; danprodusen – supplier – pedagang Surabaya. Nilai tambah yang diberikan pada tingka petani yaitu:pemanenan, penjemuran, pembersihan, pengemasan. Nilai tambah yang diberikan pada tingkat pengepul,yaitu: tranportasi, penjemuran, pembersihan, pengemasan ulang, penimbangan, serta penyimpanan.
Kajian perbandingan tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L) dan Tepung Terigu terhadap Karakteristik Bolu Kukus Putu Ari Sandhi Wipradnyadewi; AAGN Anom Jambe; GAK Diah Puspawati; P Timur Ina; N. M. Yusa; N.L Ari Yusasrini
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa ubi jalar kuning (Ipomeas batatas L) dapatdimanfaatkan dalam pembuatan bolu kukus, mengetahui pengaruh perbandingan ubi jalar kuning kukusdengan terigu terhadap karakteristik bolu kukus serta mengetahui persentase perbandingan ubi jalarkuning kukus dengan terigu yang tepat sehingga dihasilkan bolu kukus dengan karakteristik terbaik.Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan perbandingan ubijalar kuning kukus dengan terigu dengan level 0% : 100 %, 10% : 90%, 20% : 80%, 30% :70%, 40% :60%. Persentase berdasarkan jumlah berat terigu dan ubi jalar kuning kukus. Seluruh perlakuan diulangsebanyak tiga kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidikragam, apabila terdapat pengaruh pada perlakuan maka dilanjutkan analisis dengan Uji Duncan’s.Parameter yang dianalisis dalam penelitian ini antara lain kadar air, daya kembang, dan uji sensoris.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 80% terigu dan 20% ubi jalar kuning kukus menghasilkanbolu kukus dengan karakteristik terbaik dengan kriteria kadar air 35,77 %, daya kembang 85,71 %,warna putih kekuningan, tekstur biasa, aroma agak suka, rasa agak suka, dan penerimaan keseluruhanagak suka.
Pengaruh Penambahan Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Karakteristik Fisikokimia Keju Mozzarella I Wayan Rai Widarta; Ni Wayan Wisaniyasa; Herni - Prayekti
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoabilimbi L.) terhadap sifat fisikokimia dari keju Mozzarella dan menentukan perlakuan yang tepat untukmenghasilkan keju Mozzarella dengan karakteristik terbaik. Rancangan percobaan yang digunakan adalahRancangan Acak Lengkap dengan 5 level konsentrasi ekstrak belimbing, yaitu 5.0%, 6.0%,7.0%, 8.0%dan 9.0% (v/v) yang didasarkan pada volume susu yang digunakan. Variabel yang diamati adalah hasil,kandungan air, kandungan protein dan lemak, elastisitas dan kemampuan regangnya (strechtability). Datadianalisis dengan analisi ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) menunjukkan pengaruh yangsignifikan terhadap karakteristik keju Mozarella (P<0.01). Perlakuan dengan 7.0% ekstrak belimbingmerupakan perlakuan yang mampu menghasilkan keju dengan karakteristik fisikokimia terbaik, denganhasil rata-rata 9.39%, kandungan air, protein dan lemak masing-masing 57.49%, 20.84% dan 11.55%serta elastisitas dan kemulurannya masing-masing 62.01% dan 1.09 l/N.
Pengaruh Penambahan Ragi Tape Selama Fermentasi Terhadap Karakteristik Cairan Pulpa Hasil Samping Fermentasi Kakao untuk Produksi Cuka Makan G.P. Ganda Putra; Ni Made Wartini
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengkaji pengaruh penambahan ragi tape dan waktu fermentasi terhadapkuantitas dan karakteristik cairan pulpa hasil samping fermentasi kakao dan 2) mendapatkan cairan pulpahasil samping fermentasi kakao yang potensial sebagai bahan baku cuka makan. Penelitian inimenggunakan RAK faktorial 2 faktor. Faktor I adalah penambahan ragi tape yang terdiri atas 5 taraf,yaitu: tanpa ragi tape (kontrol), 0.5%; 1.0%; 1.5%, dan 2.0%; dan faktor II adalah waktu fermentasi yangterdiri atas 5 taraf, yaitu: 1, 2, 3, 4, dan 5 hari. Masing-masing kombinasi perlakuan dilakukan dalam 2kelompok sehingga diperoleh 50 unit percobaan. Pengamatan yang dilakukan meliputi: suhu dalamtumpukan biji kakao, kuantitas (% b/b), pH, dan total asam (meq NaOH/mg). Hasil yang diperolehmenunjukkan bahwa : 1) penambahan ragi tape dan waktu fermentasi berpengaruh terhadap suhu dalamtumpukan biji kakao dan karakteristik seperti: kuantitas, pH, dan kadar total asam cairan pulpa yangdihasilkan dan 2) penambahan ragi tape sekitar 1,0% dengan waktu fermentasi biji kakao 1-3 harimenghasilkan cairan pulpa yang potensial sebagai bahan baku cuka makan
Pengaruh Pencucian dan Perebusan terhadap Residu Insektisida pada Asparagus (Asparagus Officinalis) yang Dihasilkan di Kabupaten Badung I Gusti Ayu Lani Triani; I.A. Mahatma Tuningrat
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pencucian dan perebusan terhadap kadar residuinsektisida dan karakteristik mutu sensoris pada asparagus, menentukan lama pencucian dan perebusanyang tepat untuk menurunkan kadar residu insektisida dan menghasilkan karakteristik asparagus yangdisukai. Pengambilan sampel dilakukan di petani di desa Bukian, Kabupaten Badung. Kombinasiperlakuan pada penelitian ini adalah: (1) Cuci 0 detik, rebus 0 menit, (2) Cuci 15 detik, rebus 0 menit, (3)Cuci 30 detik, rebus 0 menit, (4) cuci 0 detik, rebus 5 menit, (5) cuci 15 detik, rebus 5 menit, (6) cuci 30detik, rebus 5 menit, (7) cuci 0 detik, rebus 10 menit, (8) cuci 15 detik, rebus 10 menit dan (9) cuci 30detik, rebus 10 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pencucian dan perebusan berpengaruhterhadap kadar residu insektisida yaitu berkisar 0.01449 – 0.03615 mg/kg, hasil tersebut masih berada dibawah Baku Mutu Residu (BMR). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lama pencucian danperebusan berpengaruh terhadap karakteristik mutu sensoris dari sayuran asparagus. Asparagus denganperlakukan lama pencucian 30 detik dan perebusan 5 menit menghasilkan penurunan residu insektisidadeltametrin sekitar 45%, memiliki warna hijau agak muda, tekstur lunak dan karakteristik disukai
Studi Komponen Bioaktif Asparagus (Asparagus offcinalis) dan Potensinya sebagai Antioksidan Agus Selamet Duniaji; D. N. Suprapta; NN Puspawati; I B Yoga
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asparagus adalah sayuran yang telah lama digunakan sebagai makanan karena rasanya lezat dan sifatdiuretik. Sebagai sifat diuretik, asparagus diyakini mampu memperbaiki saluran kemih sehingga dapatmeningkatkan kinerja ginjal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan komponen bioaktif dariasparagus yang dibudidayakan di Bali. Penelitian ini dilakukan pada 5 jenis asparagus segar terdiri dari 2sampel dari petani, 1 sampel yang diambil di supermarket dan dua sampel asparagus dari Malang danMedan yang diperoleh di ACS (Aero Catering Service Ngurah Rai Tuban). Penelitian ini diulangsebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menampilkan nilai rata-rata danstandar deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan klorofil tertinggi asparagus adalah 9.28mg kg-1bb, Total fenol adalah 285,22 mg GAE / 100g bb dan komponen bioaktif untuk 5 sampelberpotensi sebagai antioksidan karena dapat mengurangi senyawa radikal dengan adanya klorofil dansenyawa fenolik. Kandungan klorofil terendah ada pada asparagus Malang yaitu sebesar 6.87 mgkg-1bbdan Total fenol adalah 243,12 mg GAE / 100g bb
Pemodelan Intersepsi untuk Pendugaan Aliran Permukaan Risky Munandar; Dewi Sri Jayanti
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Intersepsi hujan adalah proses tertahannya air hujan pada permukaan vegetasi sebelum diuapkan kembalike atmosfer. Aliran permukaan merupakan sebagian dari air hujan yang mengalir di ataspermukaan tanah. Tanaman yang digunakan berfungsi untuk mengurangi erosivitas hujan dan aliranpermukaan dengan mengintersepsi hujan yang jatuh diatasnya. Penelitian ini bertujuan untukmengembangkan model intersepsi sebagai fungsi karakteristik hujan pada tanaman jati dan pinus danmenyusun perangkat lunak perhitungan intersepsi dan limpasan permukaan menggunakan VisualBasic. Net 2008 . Penelitian ini menggunakan pendekatan neraca volume, dengan pengukuran curahhujan dan intersepsi selama 15 hari kejadian hujan. Intersepsi pada pohon Jati lebih tinggi dibandingkanpohon Pinus. Besarnya perbandingan hasil pengukuran intersepsi dan model diperoleh persamaan padatanaman. Is = –3E – 07R4 – 2E-05R3 + 0,0132R2 – 0,2194R + 6,0754 dengan R2 = 0,9766 sedangkanuntuk tanaman Pinus IS = 0,0052 R2 + 0,0954R + 2,0833 dengan R2 = 0,962. Model untuk limpasanpermukaan diperoleh persamaan untuk tanaman Jati RO = –9E-05 R2 + 0,0331R + 0,8049 dengan R2 =0,8061 sedangkan untuk tanaman Pinus RO = 1E–05R3 – 0,0018 R2 + 0,1011R – 0,1629 dengan R2 =0,8002. Perangkat lunak yang telah dibuat dalam pemodelan ini sudah dapat digunakan dan berjalandengan baik dan telah dilakukan verifikasi dan validasinya. Hasil verifikasi permodelan ini diketahuibahwa hasil perhitungan dalam perangkat lunak perhitungan sesuai dengan Microsoft Excel

Page 1 of 13 | Total Record : 129