cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Sulesana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 146 Documents
MAULID DAN NATAL Hajir Nonci
Sulesana Vol 8 No 1 (2013)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v8i1.1281

Abstract

Kelahiran Nabi Muhammad Saw yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 20 Mei 751 M. kelahiran inilah yang selalu diperingati atau dirayakan oleh umat islam yang disebut maulid. Dalam tinjauan historis maulid timbul 300 tahun sesudah wafatnya Nabi  Muhammad  Saw Yang mula-mula memperingatinya yaitu Malik Musaffar Abu Said penguasa Ibril Irak. Kemudian status maulid sebagaimana kita ketahui bahwa maulid itu adalah peringatan hari kelahiran seorang nabi atau seorang rasul. Karena maulid tidak di syari’atkan dalam ajaran islam, sehingga maulid itu controversial dikalangan ulama atau umat islam. Ada yang beranggapan bahwa itu bid’ah, juga ada yang berpandangan tidak, karena maulid lebih besar manfaatnya daripada mudaratnya, artinya posisinya sebagai syiar agmaa islam. Fungsi maulid adalah untuk mengenang serta merekonstruksi perjalanan hidup Rasulullah, sehingga kita paham misi  perjuangan beliau.Natal dalam pandangan sejarah mulai diadakan pada tanggal 25 Desember untuk pertama kalinya dirayakan pada tahun 354 di Roma.
WOMEN’S POLITICAL ROLE IN ISLAMIC FUNDAMENTALISM (CASE STUDY OF HISBUTTAHRIR INDONESIA ) Mujahidudin Mujahidudin
Sulesana Vol 7 No 2 (2012)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v7i2.1367

Abstract

This article examines HTI’s view on the role of women (Muslimah) in the public sphere. HTI encourages Muslimah to take part in promoting HTI’s agendas in terms of domestic and public level.Therefore, it is quite often that in many public demonstrations on street HTI employs women and children. However, the political participation of women in the public arena for disseminating HTI’s objectives, especially sounding its particular demands such as corruption, is not driven by a sense of gender awareness, but this merely relates to religion’s obligation to conduct dakwah.
Muhammad Sebagai Pemimpin Agama dan Kepala Negara Sutriani Sutriani
Sulesana Vol 6 No 2 (2011)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v6i2.1413

Abstract

Tulisan ini akan membahas tentang kedudukan Rasulullah Saw di Mekkah dan di Madinah dalam dua posisi yang berbeda. Di Mekkah Rasulullah Saw hanya sebagai pemimpin Agama karena loyalitas formal sebagai pemimpin dari struktur kekuasaan beliau tidak peroleh karena adanya penentangan terhadap dakwah yang dibawa beliau, sedangkan di Madinah selain sebagai pemimpin Agama beliau juga sebagai Kepala Negara dengan mempertautkan antara agama dan negara dan membangun Islam sebagai agama dan negara sebagai satu kesatuan yang harmonis.
Haji Budaya dan Budaya Haji (Pespektif Sosio-Filosofis) Sri Marlina
Sulesana Vol 9 No 2 (2014)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v9i2.1298

Abstract

Perspektif syariah melaksanakan ibadah haji merupakan proses penyempurnaan keislaman seseorang secara totalitas. Ibadah Haji diwajibkan hanya satu kali dalam setahun. Apabila terdapat seseorang dalam melaksanakan haji lebih dari sekali, dihukum sunat. Tetapi realitas keindonesiaan terdapat sebagian umat Islam khususnya di kalangan berduit-apakah ia pedagang, pemerintah maupun penguasa- sering melakukan ibadah haji dengan berkali-kali. Bagaimana persoalan yang dihadapi kini dan disinian tentang haji banyak kali di Indonesia?. Apa masih disebut haji rutinitas atau merupakan sebuah trend budaya muslim masa kini?. Jikalau haji sebagai  rutinitas atau trend budaya sebaiknya sedini mungkin untuk direinterpretasi telelologisnya. Haji yang dilakukan oleh semua orang yang berkemampuan, puncaknya adalah mencapai kearifan, ketika mereka bertafakur pada halte Arafah. Kearifan yang dimaksud adalah kearifan ritual doktrin keagamaan, sosial kemasyarakatan- memberikan nilai produkivitasnya dan kearifan spiritual.Dapatkah bagi yang berkemampuan atau yang berduit dalam melaksanakan haji lebih dari satu kali dirubah menjadi satu kali atau uang yang bekelebihan itu akan diarahkan kepada persoalan sosial kemasyrakatan? Oleh karena itu pada makalah ini akan mengemukakan beberapa permasalahan sebagai berikut: Bagaimana alternatif ekonomis bagi budaya haji lebih dari sekali terhadap kesejahteraan umat?
Abû Hâmid Muhamad Bin Muhammad Al-Tûsi Al-Gazâliy dan Metode Ijtihadnya Abdullah Abdullah
Sulesana Vol 6 No 2 (2011)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v6i2.1401

Abstract

Ijtihad dalam fikih adalah upaya optimal seorang mujtahid dalam menggali hukum-hukum syarak yang bersifat praktis pada dalil-dalil zhanniy dengan menggunakan metode istimbath (meliputi: metode kebahasaan, metode maqashid al- syari’ah, dan metode tarjih). Upaya tersebut senantiasa lestari dan setiap mujtahid dituntut untuk melakukan ijtihad. Seandainya aktifitas itu tidak dilakukannya, niscaya ia berdosa. Akan tetapi bagi kalangan awam, cukup dengan melakukan ittiba’, yakni mengikuti mujtahid, yang disertai pengetahuan tentang  alasan-alasannya. Untuk mendapatkan solusi hukum suatu permasalahan, maka yang pertama sekali harus diperhatikan adalah nas-nas Alquran dan Sunah Nabi Muhammad saw. Kalau tidak ditemukan solusinya secara langsung dari Alquran dan Sunah Nabi harus menempuh ijtihad yang mapan seperti; ijma’, istishâb, dan aql.  Ijmak yang dapat dilakukan hanya pada ijma para sahabat Nabi, karena sehabis periode sahabat, sudah amat sulit dilakukan ijma’ karena kaum muslim sudah amat terpencar diberbagai penjuru wilayah. Kendati demikian ia menawarkan ijma’ para pakar dalam satu pengetahuan tertentu. Al-Gazali menerapkan istihsâb dan aql tetapi hanya dua bentuk, yakni (1). Istihsâb yang ditunjukkan oleh akal dan syarak tentang kebolehan kelestariannya, (2). Istihsâb al-adam al-asliy, yakni kebebasan asli yang dimiliki oleh manusia di luar taklif yang telah ditentukan oleh syarak.
KONSEP SEKULARISASI DALAM PEMIKIRAN NURCHOLISH MADJID Budi Prayetno
Sulesana Vol 11 No 2 (2017)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v11i2.4536

Abstract

The purpose of this research is to understand the secularization issue proposed by Nurcholish Madjid which is derived from the idea of renewing Islamic thinking. To achieve this objective, this research uses literature review method with the intention to trace how the idea of Nurcholish Madjid renewed. The approach used is by using the historical approach. The results of this research is the secularization initiated by Nurcholish Madjid in the 1970s is a response to the issue of modernization that developed especially among Indonesian Muslims. Nurcholish sees that secularization is necessary because Muslims are no longer able to distinguish between sacred and profane issues. Secularization is intended for Muslims to worldly things that are supposed to be worldly and to disengage the tendency for the sacred. One background of the idea of secularization is to respond to the idea of forming an Islamic state which according to Nurcholish Madjid is a form of failure of Muslims in responding to the problem of modernization.
Fungsi-Fungsi Pendidikan Islam dalam Hidup dan Kehidupan Manusia Hamriah Hamriah
Sulesana Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v8i2.1288

Abstract

Bahwa fitrah/potensi adalah:  bahwa fitrah berasal dari kata fathara yang sepadan dengan kata khalaqa dan ansyaa yang artinya mencipta. Kata fathara, khalaqa dan ansyaa digunakan dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan pengertian mencipta sesuatu yang sebelumnya belum ada dan masih merupakan pola dasar (blue print) yang perlu penyempurnaan Secara etimologi fitrah berasal dari kata fathara yang artinya ‘menjadikan’, secara terminologi fitrah adalah mencipta/menjadikan sesuatu yang sebelumnya belum ada dan merupakan pola dasar yang perlu penyempurnaan. Hakekat fitrah/potensi manusia adalah: bahwa Allah swt menciptakan manusia di dunia kecuali untuk melaksanakan fungsinya sebagai khalifah Allah di bumi, dan Allah membekali manusia dengan seperangkat potensi.
PERANAN IBU DALAM PEMBENTUKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (Kajian Hadits Tematik tentang Tugas dan Tanggung Jawab Ibu terhadap Anaknya) Fadhlina Arif Wangsa
Sulesana Vol 6 No 1 (2011)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v6i1.1390

Abstract

Pada dasarnya seorang ibu yang baik, bukanlah seorang ibu yang hanya melahirkan anak – anaknya itu ke dunia saja, tetapi juga menyusui mereka, mengasuh, merawat, mendidik serta membesarkan mereka dalam pertumbuhan jiwanya, intelektualnya, emosinya, dsb. Seorang anak yang dirawat dengan penuh kasih sayang oleh orang tuanya, menerima perhatian sepenuhnya, kelak anak akan memiliki mental yang kuat serta intelektual yang baik.  Sikap seorang anak sangat dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku pengasuhnya, yang bertanggung jawab menyusui dan merawat anak – anak mereka selama dua tahun pertama hidupnya. Pemberian orang tua yang paling berharga adalah cinta. Cinta ini diekspresikan dalam berbagai cara, misalnya dari pandangan mata, perhatian, menghibur mereka jika mereka terluka atau ketakutan, bangga akan prestasi mereka, melindungi dan membantu merak menjadi manusia yang bertanggung jawab. Anak – anak akan membalas cinta yang dicurahkan orangtuanya. Hanya cinta terhadap orangtuanya yang mampu membentuk seorang anak yang memiliki hubungan baik dengan teman – teman, guru, tetangga, rekan – rekan sekerja, atasan, bawahan, dan masyarakat umumnya.Dengan maksimalnya peranan ibu dalam menyusui, merawat dan mendidik anak – anak mereka sejak dini, maka akan dapat membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (dalam hal ini anak – anak mereka), pada bidang kecerdasan, kesehatan dan akhlak mereka.
Peran Studi Filsafat Bagi Transformasi Intelektual Islam Wahyuddin Halim
Sulesana Vol 10 No 2 (2016)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v10i2.2933

Abstract

Artikel ini membahas tentang peran penting studi filsafat dalam upaya mentransformasi tradisi intelektual Islam di dunia Muslim. Argumen utama tulisan ini adalah bahwa studi filsafat merupakan prasyarat penting yang memantik spirit dan memandu aktivitas pengembangan intelektual secara luas dalam suatu masyarakat, khususnya dalam masyarakat Muslim. Untuk menunjukkan peran itu, artikel ini pertama-tama menelaah berbagai perspektif tentang pengertian filsafat kemudian mendeskripsikan sejarah pasang surut studi filsafat dalam sejarah Islam. Artikel ini menunjukkan bahwa dalam sejarah, pengembangan sains dan peradaban dalam Islam selalu terkait dengan dan bergantung pada adanya apresiasi terhadap dan terpeliharanya tradisi pengkajian di bidang filsafat. Sayangnya, seperti ditunjukkan dalam paper ini, di masa kontemporer, di lembaga-lembaga pendidikan di dunia Islam, termasuk universitas, studi filsafat tidak lagi menjadi bidang pengetahuan yang dikaji secara luas dan dengan penuh minat di kalangan para pelajar dan mahasiswa seperti di abad pertengahan Islam. Akibatnya, semakin sulit untuk menyaksikan terjadinya transformasi tradisi intelektual Islam di mana studi di bidang filsafat menjadi pemantik utamanya.
PERSPEKTIF PERILAKU MENYIMPANG ANAK REMAJA : Studi Berbagai Masalah Sosial suryani suryani
Sulesana Vol 8 No 1 (2013)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/.v8i1.1293

Abstract

Anak adalah buah hati, belahan jiwa, perhiasan dunia dan kebanggaan orang tua yang merupakan karunia terbesar karena anaklah, pahala orang tua bisa mengalir walaupun mereka sudah meninggal. Orang tua mempunyai peranan penting dalam pendidikan baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun non Islam. Karena keluarga merupakan tempat pertama kali bagi pertumbuhan anak yang dimana ia mendapatkan pengaruh dari anggota keluarga yang lain dan masa ini merupakan masa-masa kritis dalam perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani dan rohaninya karena apa yang kita tanamkan dalam diri anak pada masa remaja tersebut akan sangat membekas pada diri anak dan tidak mudah hilang atau berubah sesudahnya. Dalam mendidik anak harus menjadikan kepribadian Rasul sebagai suri tauladan. Orang tua dan para pendidik harus mengerti dampak buruk dari keteledoran dalam mendidik anak karena ada beberapa faktor yang bisa memberi pengaruh pada proses pendidikan dan pergaulan anak, yaitu,keluarga, sekolah,liingkungan dalam hal ini teman bergaul, koran, televisi, radio, video, internet, telpon dan lainnya. Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang hams ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.

Page 1 of 15 | Total Record : 146