cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. M.Yasin Limpo No. 36 Samata-Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
ISSN : 24768847     EISSN : 25500333     DOI : -
Core Subject :
Jurnal Sosioreligius adalah jurnal berkalah yang diterbitkan oleh Prodi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar. Jurnal ini bermaksud membangun dan mendorong wacana keagamaan dan wacana sosial yang inklusif, demokratis, dan emansipatif. Jurnal sosioreligius mengundang bagi para pengamat sosial keagamaan untuk mendiseminasikan ide-idenya melalui jurnal ilmiah. Jurnal sosioreligius menerima tulisan berupa artikel ilmiah dan resensi buku bertema sosial keagamaan kontemporer. kami memperioritaskan naskah yang mengulas problem-problem dunia sosial kontemporer dengan perspektif yang lebih segar dan baru.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 1 (2019): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama" : 7 Documents clear
Hegemoni Media terhadap Praktik Poligami Muhammad Sabiq
SOSIORELIGIUS Vol 4 No 1 (2019): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v4i1.10621

Abstract

Pembicaraan tentang poligami masih menjadi isu kontroversial di berbagai kalangan. Perselesihan perselisihan persepsi inilah yang kemudian yang kemudian banyak menimbulkan perdebatan berkepanjangan di kalangan fuqaha, tokoh-tokoh intelektualis dan modernis muslim, hingga persoalan ini menjadi aktual sepanjang masa, baik dari perspektif klasik, kontemporer dan keindonesiaan. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui faktor-faktor poligami baik secara internal maupun eksternal serta dampak yang ditimbulkan terhadap kondisi psikis anggota keluarga hingga relasi dengan lingkungannya. Untuk mencapai penelitian yang dimaksud maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan kerangka berpikir induktif yaitu dengan mengumpulkan data kemudian mengklasifikasikan ke dalam tema-tema yang akan disajikan. Dengan menggunakan analisis deskriptif dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi dengan menggunakan pendekatan sosiologi.Hasil analisis menyimpulkan bahwa selain faktor internal dari dalam diri suami maupun istri yang melakukam praktik poligami, terdapat faktor internal seperti media yang mempengaruhi pola pikir mereka, sehingga poligami menjadi suatu dilema dan dianggap menjadi hal yang pantas dilakukan. Di dalam penelitian ini juga menjunjukkan bahwa poligami lebih berdampak kemadlaratan daripada kemaslahatan.Dalam perkawinan poligami banyak terjadi pengabaian hak-hak kemanusiaan yang selayaknya didapatkan oleh seorang istri dan anak dalam keluarga.Hal ini menjadi bukti bahwa semestinya ada peninjauan dan pertimbangan kembali tentang adanya praktik poligami.
Miskin Di Laut Yang Kaya: Nelayan Indonesia Dan Kemiskinan Zakariya Anwar; Wahyuni Wahyuni
SOSIORELIGIUS Vol 4 No 1 (2019): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v4i1.10622

Abstract

Indonesia sebagai negara kepulauan, yang luas wilayahnya 70% merupakan lautan yang terkandung potensi ekonomi yang cukup melimpah, antara lain sumber daya ikan, rumput laut dan hasil laut lainnya, dengan  melimpahnya sumber daya ini maka seharusnya pendapatan nelayan sangatlah memadai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun dalam realita yang terjadi tidaklah demikian. Kurang dari 14,58 juta jiwa atau sekitar 90% dari 16,2 juta jumlah nelayan di Indonesia belum berdaya secara ekonomi maupun politik, dan berada di bawah garis kemiskinan. Kehidupan mereka sangat memprihatinkan karena sebagai nelayan tradisional yang  tergolong ke dalam kelompok masyarakat miskin mereka seringkali dijadikan obyek eksploitasi oleh para pemilik modal atau para pedagang tengkulak, sehingga distribusi pendapatan menjadi tidak merat. Berdasarkan uraian ini, maka rumusan masalah adalah: 1.Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya kemiskinan pada masyarakat nelayan? 2.Kebijakan apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi kemiskinan pada masyarakat nelayan?. Tulisan ini menggunakan metode library research dengan menggunakan buku-buku yang terkait dengan tema tulisan, yang menunjukkan bahwa ada dua faktor penyebab terjadinya kemiskinan pada nelayan yaitu faktor struktural disebabkan oleh faktor atau variabel internal individu yaitu struktur sosisl ekonomi masyarakat, ketersediaan insentif atau disinsentif pembangunan, ketersediaan fasilitas, ketersediaan teknologi, dan ketersedaian sumber alam. Dan faktor kultural disebabkan karena variabel yang melekat, menjadi gaya hidup tertentu yang menyebabkan individu sulit keluar dari kemiskinan. Variabel kemiskinan kultural ini disebabkan oleh tingkat pendidikan, pengetahuan, adat, budaya, kepercayaan, ketaatan pada pendangan tertentu.
Penanganan Terhadap Perilaku “Begal” Dalam Al-Quran: Pendekatan Hukum Islam dan Solidaritas Sosial Lomba Sultan; Yusran Yusran
SOSIORELIGIUS Vol 4 No 1 (2019): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v4i1.10660

Abstract

Fenomena begal merupakan suatu tren fenomena kejahatan dilihat dari pola dan modusnya yang bersifat khusus. beberapa istilah yang terdapat dalam al-Quran dan hadis yang kemudian dianggap saling terkait dalam diskursus mengenai perilaku pembegalan ini, dimana di dalamnya terkait juga mengenai bentuk-bentuk hukum yang berlaku diberlakukan terhadapnya. Ada istilah hirabah, sirqah, qittau thariq, qitthau sabil dan lain-lain. Yang kesemuanya menunjuk kepada makna umum, yakni “pengambilan atas hak orang lain”, yang berlangsung di rumah atau di jalanan.  Dalam pendekatan tradisional mengenai upaya mencegah dan menanggulangi tindak kejahatan, negara dan badan penegak hukum memikul tanggung jawab besar untuk memerangi kejahatan, menciptakan hukum dan kebijakan yang dirancang untuk melindungi masyarakatnya. Namun faktanya, upaya pencegahan kejahatan melalui pendekatan tradisional tidaklah cukup. Bahkan sekiranya bentuk-bentuk hukuman yang ditawarkan al-Quran (al-Maidah 33) dilaksanakan secara tekstual, jika masih dalam bentuk pendekatan tradisional tersebut, maka sangat mungkin masih menemui kegagalan. Tetapi jika kita dapat setuju bahwa kejahatan adalah masalah sosial, maka dalam hal penegakan hukum juga harus melibatkan berbagai elemen masyarakat yang bersangkutan dan memberdayakan masyarakat untuk mengambil kendali dalam menyelesaikan masalah mereka sendiri dengan bantuan dari negara dan lembaga formal.
Dari Legian ke Ara: Pengelolaan Pariwisata dan Perubahan Sosial Indonesia Abdullah Abdullah; Muhammad Ridha
SOSIORELIGIUS Vol 4 No 1 (2019): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v4i1.10619

Abstract

Artikel ini merupakan refleksi kritis atas pengelolaan pariwisata Indonesia Kontemporer. Dipandu oleh program peningkatan jumlah kunjungan pariwisata ke Indonesia dengan mendorong program 10 hal baru, Indonesia telah banyak mengalami perkembangan, kemajuan-kemajuan dan juga, tentu saja, kendala-kendala. Artikel ini mencoba memberi deskripsi kritis pengelolaan pariwisata ini.Selain karena Pemerintah Indonesia demikian mengandalkan pendapatan dari sector pariwisata, juga karena begitu banyak uang public terserap untuk membiayai persiapan, pembangunan infrastruktur pariwisata dan pembenahan manajemen pengelolaan pariwisata.Artikel ini menggunakan metode library riset dengan membaca bahan-bahan bacaan yang relevan dan menelaan data-data yang terkait dengan pembangunan pariwisata Indonesia.
Peran Agama dalam Masyarakat Marginal Ratnah Rahman
SOSIORELIGIUS Vol 4 No 1 (2019): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v4i1.10661

Abstract

Marginalisasi merupakan suatu fenomena ketidakseimbangan dalam aspek sosial, ekonomi, politik dan pendidikan dalam masyarakat.Kebanyakan masyarakat termarginalkan yang kita jumpai tidak terlepas dari kemiskinan dan rendahnya pendidikan yang dimilki sehingga mereka tidak memiliki sumber daya lebih untuk mengubah hidup mereka.Masyarakat marginal adalah suatu masyarakat yang memiliki keterbatasan akses terhadap berbagai aspek atau bidang-bidang yang Dikelolah oleh pemerintah ataupu swasta. Pada umumnya kaum marginal Ini memiliki posisi atau status yag palin rendah dalam masyarakat. Secara umum mereka yang tergolong  masyarakat marginal adalah orang miskin, gelandangan, pengemis, anak jalanan, para penyandang cacat, masyarakat tradisional, dan lain sebaginnya. Peran agama secara konstruktif akan membuat ikatan agama menjadi lebih ketat, bahkan sering melebihi ikatan darah dan hubungan nasab atau ketururnan. Maka karena agama, sebuah komunitas atau masyarakat akan hidup dalam kerukunan dan kedamaian yang utuh dan bersatu. Sebaliknya, secara destruktif, agama juga mempunyai kekuatan merusak, memporak-porandakan persatuan dan bahkan dapat memutus ikatan Tali persatuan.
Negosiasi Kepercayaan Toriolong Dengan Agama Islam Pada Bissu Dan Masyarakat Bugis Makassar Nurfadillah Nurfadillah
SOSIORELIGIUS Vol 4 No 1 (2019): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v4i1.10620

Abstract

This article reviews the old beliefs (toriolong) of the Bugis people and the Bissu community in South Sulawesi. Toriolong's belief in the new modification can still be traced to the present. In the concept of the deity of the Bugis community before the entry of Islam they have had the concept of god in the term Dewata SeuwaE, which is still often heard and believed to exist in that period. Post-Islam entered, the original beliefs of Bugis tribes began to negotiate in order to survive so that the manifestation of old beliefs in the form of rituals or customs still often found in remote areas of Bugis tribes. Like tulakbala, massorong, mappaenre, mattoana, millau bosi, mattedduk arajang, arajang mappedaung, sipulung manre, maddoja bine, mappalili and mappalettuk. Although the ritual is still there, but in essence the ritual has undergone a shift in value and meaning. Because Bugis people have embraced Islam, but the Bugis original customs were not just removed. The survival of the Bissu in South Sulawesi is a remnant of ancient Bugis beliefs that have always been studies of studies that have always tried to be preserved and preserved.
Ragam Intervensi di Pedesaan: Resolusi Konflik Agraria Menuju Desa Maju Reforma Agraria (DAMARA) Di Desa Uraso Imamul Hak; Hajir Nonci; Tri Budiarto
SOSIORELIGIUS Vol 4 No 1 (2019): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v4i1.10662

Abstract

Tulisan ini merupakan pengembangan dari laporanhasil assesment atau penelusuran fakta-fakta terkait dinamika perubahan, perkembangan, kemajuan, dan kesiapan suatu desa/kampung yang dipilih sebagai lokasi program Desa Maju Reforma Agraria (DAMARA) oleh Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA).DAMARA adalahsalah satu model resolusi konflik yang direncanakan, diformulasikan dan hendak diwujudkan di suatu lokasi desa atau kampung yang menjadi anggota atau jaringan KPA. Adapun assesment ini dilakukan selama seminggu di Desa Uraso, Kecamatan Mappadeceng, Kab. Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan dengan memakai metode observasi, wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) dan penelusuran dokumen-dokumen penunjang (sekunder). Persoalan-persoalan utama yang diperiksa ulang adalah terkait dengan sejarah sistem tenurial lokal, sejarah perjuangan dan tonggak-tonggak penting perjuangan masyarakat, peta politik-ekonomi tingkat lokal, kondisi serikat atau organisasi tani lokal serta rencana implementasi skema empat tata: Tata Kuasa, Tata Guna, Tata Produksi-Konsumsi, dan Tata Distribusi-Pemasaran.

Page 1 of 1 | Total Record : 7