cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. M.Yasin Limpo No. 36 Samata-Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
ISSN : 24768847     EISSN : 25500333     DOI : -
Core Subject :
Jurnal Sosioreligius adalah jurnal berkalah yang diterbitkan oleh Prodi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar. Jurnal ini bermaksud membangun dan mendorong wacana keagamaan dan wacana sosial yang inklusif, demokratis, dan emansipatif. Jurnal sosioreligius mengundang bagi para pengamat sosial keagamaan untuk mendiseminasikan ide-idenya melalui jurnal ilmiah. Jurnal sosioreligius menerima tulisan berupa artikel ilmiah dan resensi buku bertema sosial keagamaan kontemporer. kami memperioritaskan naskah yang mengulas problem-problem dunia sosial kontemporer dengan perspektif yang lebih segar dan baru.
Arjuna Subject : -
Articles 83 Documents
Cara Khilafah Memberantas Suap-Menyuap Hawariah Marsah
SOSIORELIGIUS Vol 1 No 1 (2015): SOSIORELIGIUS
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v1i1.4528

Abstract

Tulisan ini memuat tinjauan singkat terhadap suap-menyuap pada era sekarang dan memaparkan cara negara Khilafah memberantas suap-menyuap. Berbeda halnya dengan negara Islam (Khilafah Islamiyah), tempat menerapkan seluruh hukum Islam, sistem yang diterapkan sekarang membuka banyak pintu terjadinya suap.  Pintu tersebut ditutup rapat dalam sistem khilafah melalui enam langkah, yakni: (1) menguatkan imn para pejabat dan penegak hukum serta manyarakat akan balasan Allah di akhirat, (2) menguatkan ranah muraqabah, (3) memberi gaji/fasilitas yang tinggi,  (4) membuka selebar-lebarnya ranah muhasabah, (5) penghitungan kekayaan para pejabat, baik sebelum maupun diangkat, (6) pemberian hukuman yang setimpal kepada para pelaku yang terbukti melakukan suap.
Etos Kerja dan Religiusitas Sopir Angkutan: Studi di Kabupaten Bulukumba Jupri Jupri
SOSIORELIGIUS Vol 1 No 1 (2015): SOSIORELIGIUS
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v1i1.4519

Abstract

Tulisan ini membahas pengaruh keberagamaan dan etos kerja sopir angkutan umum di Desa Kindang Kab. Bulukumba, keberagamaan yang dimaksud adalah ibadah sholat dan keberagamaan dalam hal interaksi dan solidaritas sesama sopir, dan bagaimana pengaruh keberagamaan terhadap etos kerja sopir, dengan menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan keberagamaan dan etos kerja sopir angkutan umum di Desa kindang Kec. Kindang Kab. Bulukumba. Hasil menunjutkan bahwa bahwa keberagamaan dalam hal sholat lima waktu mayoritas sopir tetap melaksanakan dan ada juga yang tidak melakukan, dan keberagamaan dalam hal interaksi sesama sopir sangat baik sopir saling membantu dan tolong monolong. Pengaruh keberagamaan terhadap etos kerja sopir dapat memberikan pengaruh, sopir tetap perpegang teguh pada kejujuran, menghargai waktu, dapat memperbaiki pendidikan.
‘Yang Menyeberangkan kendaraan di Jalanan’: Studi tentang kemunculan pekerjaan Palimbang-limbang di kota Makassar Sartika Nur Shalati
SOSIORELIGIUS Vol 1 No 1 (2015): SOSIORELIGIUS
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v1i1.4524

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil riset dan observasi yang bersinggungan langsung dengan aktivitas jalanan, yang dipandang memiliki arti penting dalam perspektif ekonomi politik.Pengambilan data dilakukan melalui hasil wawancara dan riset langung ke lapangan, selama kurun waktu 3 bulan.Dari hasil riset ini, penulis dapat berkesimpulan bahwa, pengklasifikasian kelas dalam masyarakat ditentukan oleh tingkat kesejahteraan ekonomi dan status sosial yang disandang oleh masyarakat, yang dapat berefek pada tindakan diskriminasi.Mereka diperlakukan secara tidak seragam.Ada yang sengaja di singkirkan, dan ada pula yang sengaja dipertahankan.Semuanya dilihat berdasarkan status dan kelas sosial.Salah satu contoh yang secara nyata dapat disaksikan adalah dinamika perebutan ruang atas jalan raya, dan perlakuan khusus terhadap kepentingan tertentu.Khusus untuk kaum anak jalanan, mereka terlibat dalam suatu proses panjang diskriminasi melalui “konstruksi marginalitas”. Proses yang mengkonstruksi pikiran masyarakat pada umumnya, yang  memberi label negatif terhadap profesi kaum anak jalanan. Selain itu, adanya kepentingan segelintir orang yang diprioritaskan, sehingga berimbas pada penyempitan ruang gerak mereka (anak jalanan) bekerja, dalamrangka pemenuhan kebutuhan ekonomi.
Kehidupan Sosial Masyarakat Kajang Wahyuni Wahyuni
SOSIORELIGIUS Vol 1 No 1 (2015): SOSIORELIGIUS
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v1i1.4520

Abstract

Masyarakat Kajang  masih sepenuhnya berpegang teguh kepada adat Ammatowa. Mereka mempraktekkan cara hidup sangat sederhana dengan menolak segala sesuatu yang berbau teknologi. Bagi mereka, benda-benda teknologi dapat membawa dampak negatif  bagi kehidupan mereka, karena bersifat merusak kelestarian sumber daya alam. Komunitas yang selalu mengenakan pakaian serba hitam inilah yang kemudian disebut sebagai masyarakat adat Ammatowa.Masyarakat  Ammatowa mempraktekkan suatu agama adat yang disebut dengan Patuntung.  kata dalam bahasa Makassar yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti “mencari sumber kebenaran”(to inquiri into or to investigate the truth). Ajaran Patuntung mengajarkan bahwa jika manusia ingin mendapatkan sumber kebenaran tersebut, maka ia harus menyandarkan diri pada tiga pilar utama, yaitu menghormati Turiek Ara’na (Tuhan), tanah yang diberikan Turiek Ara’na, dan nenek moyang.Kata Kunci : Kehidupan Sosial, Masyarakat Kajang, Ammatowa, Patuntung
Mengawal Sustainable Development Goals(SDGs); Meluruskan Orientasi Pembangunan yang Berkeadilan Muhammad Fardan Ngoyo
SOSIORELIGIUS Vol 1 No 1 (2015): SOSIORELIGIUS
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v1i1.4525

Abstract

Sustainable Delevolpment Goals (SDGs) merupakan dokumen kesepakatan pembangunan global untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutandalam menghadapi tantangan pada proses pembangunan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pandangan lain tentang orientasi pembangunan yang dilaksanakan oleh negara dalam rangka memenuhi kesejahteraan dan keadilan dalam masyarakat. Meluruskan orientasi tersebut dalam rangka mengawal pembangunan berkelanjutan  agar lebih adil dan demokratis. Selama ini orientasi pembangunan hanya diarahkan untuk meraih tingka PDB atau pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Orientasi tersebut mengacu kepada 17 tujuan dalam kerangka SDGs yang telah diadaptasi oleh negara anggota PBB hingga tahun 2030. Untuk mengawal pelaksanaan pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutanmaka partisipasi masyarakat sipil harus diberikan secara lebih terbuka. Salah satunya dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) dan Sustainable Livelihood Approach(SLA) sehingga dapat menyelesaikan persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat dalam proses pembangunan.
Mengenal Lebih Dekat Komunitas Ammatoa Sebagai Identitas Kearifan Lokal : Perspektif ‘Orang Dalam’ Arman Arman
SOSIORELIGIUS Vol 1 No 1 (2015): SOSIORELIGIUS
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v1i1.4521

Abstract

Tulisan ini berusaha mengkaji lebih dalam bagaimana kearifan budaya Kajang dengan meninjau suku Ammatoa, baik dari perspektif sejarah maupun antropologi. Penulis berkesimpulan bahwa  kajang memiliki kearifan lokal yang dapat dipahami dengan melihat dan merasakan kepercayaannya (religious). Kepercayaan ini meliputi percaya kepada Tuhan Turie’ A’ra’na (tuhan yang kuasa), percaya kepada Pasang (pesan suci/firman), percaya kepada allo ri bokona (hari pembalasan/ akhrat), serta Nasib  Kamase-masea (sederhana) yang menjadi etika sekaligus norma dalam membentuk karakter dan jati dirinya sebagai komunitas Ammatoa. Keempat ini saling bergantung satu sama lain.
Gender Dalam Perspektif Islam Abdul Rahim
SOSIORELIGIUS Vol 1 No 1 (2015): SOSIORELIGIUS
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v1i1.4526

Abstract

Berbicara tentang gender, maka tidak terlepas dengan persoalan jenis kelamin. Oleh karena itu jenis kelamin yang diakui, baik agama maupun medis, maka yang ada hanya dua jenis kelamin, namun yang lain hanya gaya hidup yang dimiliki oleh seseorang dalam kehidupan kesehariannya. Hal ini yang banyak dipersoalkan dalam kajian gender ini adalah terjadinya disikriminiasi  antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu yang menjadi tolak ukur munculnya permasalahan ini tidak lain adalah adanya konsep budaya yang sangat susah untuk dirobah begitu saja tanpa alasan yang mendasar dan rasional dalam memberikan keterangan yang terkait dengan konsep ini. Disamping itu pula yang bisa memberikan jawaban atas munculnya disikriminasi ini adalah alquran yang banyak memberikan penjelasan secara mendalam mengenai masalah gender tersebut.Namun demikian beberapa ayat yang mengisyaratkan konsep kesetaraan jender yang ideal dan memberikan ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam bidang spritual maupun urusan karier profesional, tidak mesti dimonopoli oleh satu jenis kelamin saja. Laki-laki dan perempuan memperoleh kesempatan yang sama meraih prestasi optimal. Namun, kenyataan di masyarakat, konsep ideal ini membutuhkan tahapan dan sosialisasi, karena masih terdapat sejumlah kendala, terutama kendala budaya yang sulit diselesaikan.
Politik Penataan Ruang Kota dan Kondisi Buruh Bangunan: Studi Pendahuluan Pada Bangsal Pekerja PT. Tunas Baru Sulawesi dan BSA Land Muhammad Alfian
SOSIORELIGIUS Vol 1 No 1 (2015): SOSIORELIGIUS
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v1i1.4522

Abstract

Tulisan ini berisi ulasan mengenai kondisi sosial ekonomi buruh bangunan yang bekerja pada proyek-proyek property yang semakin menjamur di kota Makassar dan juga di kota-kota sekitarnya. Data penelitian berasal dari penelitian lapangan di dua proyek peroperty yang ada di Jalan Tun Abdul Razak Kabupaten Gowa. Yaitu jalan yang menghubung kota Makassar dan kabupaten Gowa. Jalan ini juga adalah jalan yang masih menyisahkan sejarah kelam mengenai pembangunan jalan tersebut. Bagaimana banyaknya lahan warga yang dirampas dan membuat warga kehilangan mata pencaharian. Namun yang menjadi perhatian adalah sepanjang jalan ini, dipenuhi oleh proyek-proyek property yang bernilai milyaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buruh yang bekerja pada proyek tersebut adalah orang-orang yang tak memiliki lahan dan orang-orang yang merasakan betapa sulitnya mendapatkan pekerjaan saat ini di desa maupun di kota.
Kepemimpinan Perempuan Dalam Perspektif Gender St. Habibah
SOSIORELIGIUS Vol 1 No 1 (2015): SOSIORELIGIUS
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v1i1.4527

Abstract

Peran perempuan yang berkembang di masyarakat baik dari aspek refroduksi, ekonomi, sosial, politik dan kepemimpinan Islam bahwa selama ini perempuan ditempatkan hanya sebagai anggota dalam hal kegiatan kemasyarakatan atau keorganisasian. Hal ini dilihat dari perempuan yang aktif diorganisasi kemasyarakatan serta tidak memiliki ciri-ciri pemberani seperti halnya dengan laki-laki. Alasan inilah sehingga program kerja yang diusulkan perempuan tidak begitu banyak untuk diterima dan implementasikan ke dunia politik yang ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan perempuan dalam perannya di masyarakat tidak lain faktor pendidikan sangat besar dan sangat menentukan keaktifan kaum perempuan dalam keterlibatannya sebagai pengurus dalam kegiatan organisasi dan kemasyarakatan, karena semua tugas-tugas yang diembankan kepada perempuan dapat dilaksanakan berkat adanya pendidikan yang dimiliki oleh perempuan tersebut. Ini berarti bahwa ada relevansi antara tugas dengan pendidikan.Kendala yang dialami perempuan dalam kegiatan organisasi kemasyarakatan yaitu melalui beberapa persoalan antara lain pendidikan, pekerjaan, keadilan dan kesetaraan gender, peran domestik, budaya patriarkhi, agama dan hubungan kekeluargaan. Semua yang tercatat ini adalah masalah yang sering dihadapi perempuan dalam aspek kehidupan di masyarakat. Sehingga terkesan bahwa selama ini banyak perempuan yang tidak mau terlibat dengan persoalan partai, dan kemudian kendala lain yang sering terjadi di beberapa partai yaitu terjadinya diskriminasi terhadap perempuan bahkan ketidakadilan yang dialami oleh perempuan dalam kegiatan kemasyarakatan.Perempuan yang memiliki keahlian atau kompetensi memimpin negara, boleh menjadi kepala negara dalam konteks masyarakat modern karena sistem pemerintahan modern tidak sama dengan sistem monarki yang berlaku di masa klasik dimana kepala negara harus mengendalikan semua urusan kenegaraan.
Dominasi Pembangunan Properti: Mengamati Potensi Konflik di Pedesaan Aam Darmawan
SOSIORELIGIUS Vol 1 No 1 (2015): SOSIORELIGIUS
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v1i1.4523

Abstract

Tulisan ini bermaksud menunjukkan bahwa pembangunan di pinggiran Kota Makassar, yakni di kelurahan Paccinongan, yang didominasi oleh pembangunan sektor properti berakibat pada lahirnya komunitas-komunitas tergerbang (gate communities) di tengah-tengah komunitas warga lokal. Dengan budaya masyarakat perumahan yang baru, cenderung individualis dan eksklusif dan budaya masyarakat lokal yang masih solider, kekeluargaan dan komunal menyebabkan persentuhan kebudayaan yang tidak jarang melahirkan ketegangan. Untuk menunjukkan ketegangan sosial inilah tulisan ini dikemukakan.