cover
Contact Name
Kadek Karang Agustina
Contact Email
k.agustina@unud.ac.id
Phone
+6281353306020
Journal Mail Official
bulvet@unud.ac.id
Editorial Address
Faculty of Veterinary Medicine Udayana University. PB Sudirman St campus, Denpasar, Bali Indonesia
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Buletin Veteriner Udayana
Published by Universitas Udayana
ISSN : 20852495     EISSN : 24772712     DOI : https://doi.org/10.24843/bulvet.
The Buletin Veteriner is focused on Veterinary Medicine and Animal Sciences study with its various developments
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 Pebruari 2009" : 6 Documents clear
TERHADAP BERAT TESTES, GAMBARAN MIKROSKOPIS TESTES, DAN KUALITAS SEMEN AYAM HUTAN MERAH (GALLUS GALLUS) I Wayan Piraksa; I Wayan Bebas
Buletin Veteriner Udayana Vol. 1 No. 1 Pebruari 2009
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.427 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuntikan ekstrakhipofisis terhadap berat testes, gambaran mikroskopis testes, dan kualitas semenayam hutan merah (Gallus gallus). Penelitian ini menggunakan Rancangan AcakLengkap dengan 4 kelompok perlakuan masing masing kelompok menggunakan 4ekor ayam hutan merah sebagai ulangan : Kelompok I (T0) : sebagai kontrol disuntikdengan 0,25 ml NaCl 0,9% secara intramuscular. Kelompok II (T1) : disuntik dengan0,25 ml ekstrak hipofisis dengan konsentrasi 25% secara intra muskuler. Kelompok III (T2) : disuntik dengan 0,25 ml ekstrak hipofisis dengan konsentrasi 50% intramuskuler. Kelompok IV (T3) : disuntik dengan 0,25 ml ekstrak hipofisis dengankonsentrasi 75% intra muskuler. Penyuntikan dilakukan sebanyak 8 kali, dilakukansetiap 12 jam selama 4 hari. 12 jam setelah penyuntikan yang terakhir hewan cobadiambil semennya dan dievaluasi, lalu dibunuh untuk diamati berat testes dangambaran mikroskopisnya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa : penyuntikan ekstrak hipofisisberpengaruh sangat nyata (P<0,01) meningkatkan berat testes, meningkatkan aktifitasspermatogenesis yang ditandai dengan semakin padatnya lumen tubuliseminiferi,semakin menebalnya lapisan spermatogenik, dan semakin tebalnya lapisan interstitial, dan juga meningkatkan kualitas semen ayam hutan merah dengan meningkatnyakonsentrasi spermatozoa secara sangat nyata (P<0,01). The objective of this study was to find out the effect of exstract hypophysis injection on testes weigh, picture of microscopis testes, and semen quality of red jungle fowl (Gallus gallus). The exsperimental design used in this study was a completely randomised design. Twenty red jungle fowl were divided randomly into four group. Group I (T0): was injection with NaCl 0,9% intramuscular. Group II (T1): was injection with 25% hypophysis exstract intramuscular, Group III (T2): was injection with 50% hypophysis exstract. Group IV (T3): was injection with 75% hypophysis exstract. Injection to carried out eight times, every twelve hours until four days. Twelve hours after finish injection the sample was to collected semen by massage, and then to kill to examination the testes weigh, and picture of microscopis testes. Data of microscopis testes were analyzed using quality descriptive analysis Testes weigh and semen quality were analyzed using anava and Duncan Multiple range test.The result showed the ekstract hypophysis injection there were increasing of testes weigh, increasing spermatogenesis activity of seminiferous tubules, and increasing of semen quality(P<0,01)
FENOMENA JEMBRANA DISEASE DAN BOVINE IMMUNODEFICIENCY VIRUS PADA SAPI BALI Ni Ketut Suwiti
Buletin Veteriner Udayana Vol. 1 No. 1 Pebruari 2009
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (35.814 KB)

Abstract

Sapi bali(Bos sondaicus) merupakan salah satu ternak unggulan sebagai penghasil daging di Indonesia yang harus terus dikembangkan dan ditingkatkan populasinya. Dari tahun ke tahun permintaan akan daging semakin meningkat, data Bappenas menunjukkan untuk memenuhi kebutuhan daging nasional,pada tahun 2002-2003 telah diimpor sapi bakalan dari Australia sebanyak 325.000 – 375.000, sedangkan impor daging pertahun setara dengan 100.000 ekor sapi (Apfindo 2005).Berdasarkan data tersebut sapi bali sangat berpeluangdikembangkan secara makimum untuk memenuhi kebutuhan daging di IndonesiaFenomena adanya dua bovine lentivirus pada sapi bali yakni Jembrana Disease Virus danBovine Immunodeficiency Virus, segera harus dibuktikan keberadaannya. Selanjutnya dapat dikembangkan penelitian yang bertujuan kearah produksi vaksin heterolog untuk mencegah penyakit jembrana, danakhirnya membantu peningkatan populasi sapi bali.
REPLIKASI VIRUS DENGUE PADA KULTUR SEL ENDOTEL PEMBULUH DARAH KELINCI Ni Luh Eka Setiasih
Buletin Veteriner Udayana Vol. 1 No. 1 Pebruari 2009
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.177 KB)

Abstract

Infeksi virus Dengue (DEN) dapat menyebabkan dengue hemorrhagic fever –dengue shock syndrome (DHF-DSS), yang ditandai dengan kebocoran plasma dan gangguan hemostasis. Meskipun sel endotel dipertimbangkan dapat menjadi target sel pada patogenesis DHF, namun sedikit bukti yang menyatakan infeksi virus dengue menyebabkan perubahan fungsi sel endotel. Dalam studi ini sel endotel diisolasi dari aorta desenden thoraxis-abdominalis kelinci, kemudian dilakukan kultur sel primer. Kultur sel kemudian diinokulasi dengan virus Dengue DEN-1, -2, -3, -4, dan DEN-mix. Replikasi virus dengue pada kultur sel endotel diukur dengan uji enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Titer Ag (DEN-1, -2, -3, -4, dan DEN-mix) yang didapat dari supernatan bervariasi. Dengue tipe 2 mempunyai titer paling tinggi dibandingkan dengan DEN-mix dan tipe virus dengue lainnya. Kerusakan sel endotel menyebabkan kebocoran vaskuleryang berperanan pada patogenesis infeksi virus dengue. Hasil tersebut menyiratkan kemungkinan kerusakan sel endotel disebabkan oleh infeksi virus dengue yang mengakibatkan kebocoran vaskuler.ABSTRACTThe severe outcome of the Dengue (DEN) virus infection known as DEN hemorrhagic fever – DEN shock syndrome (DHF – DSS), is characterized by plasma leakage and hemostasis derangements. Although endothelial cells have been speculated to be a target in the pathogenesis of DHF, there has been little evidence on Dengue virus infection to any alteration in endothelial cell function.In this study, the endothelial cells has been isolatedfrom rabbit thoraxis-abdominalis descendentaortha, then performed primary culture. The culture was then inoculated with virus Dengue DEN-1, -2, -3, -4 and DEN-mix.Replications of dengue virus in endothelial cells culture were demonstrated by enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Ag titers found among the supernatant of DEN-1, -2, -3, -4, and DEN-mix cultures were vary.Dengue type 2 had the highest virus titers in supernatant compared with those of DEN-mixand other types. Endothelial cell damage may couse vascular leakage that contributes to the pathogenesis of Dengue infection. There results imply the possibility that the existence of endothelial cell damage caused by DV infection may cause vascular leakage.
PENGARUH PENYUNTIKAN OKSITOSIN SEBELUM INSEMINASI PADA BABI TERHADAP PERSENTASE KEBUNTINGAN DAN JUMLAH ANAK PER KELAHIRAN Wayan Bebas; Made Kota Budiasa
Buletin Veteriner Udayana Vol. 1 No. 1 Pebruari 2009
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.63 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuntikan  oksitosin sebelum inseminasi pada babi terhadap angka kebuntingan dan jumlah anak per kelahiran Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor induk babi landrace induk muda (melahirkan antara 3-4 kali dengan umur kira-kira 3 tahun) yang sedang menyusui dan siap untuk disapih dikandangkan secara individu. Kelompok I (T0) Sebelum diinseminasi terlebih dahulu disuntik dengan menggunakan NaCl 0,9% sebanyak 1 ml secara intra muskular sebagai flasebo. Pada kelompok II (T1) Sebelum diinseminasi terlebih dahulu disuntik dengan menggunakan hormon oksitosin 10 IU (1 ml) secara intra muskular. Pengamatan dilakukan terhadap angka kebuntingan dengan cara mengamati munculnya estrus 21 hari berikutnya, sedangkan jumlah anak perkelahiran diamati dengan menghitung jumlah anak yang lahir pada saat induk melahirkan. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan penyuntikan oksitosin sebelum inseminasi pada babi tidak berpengaruh terhadap angka kebuntingan (P>0,05) dan berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan jumlah anak per kelahiran.Kata kunci : oksitosin, babi, angka kebuntingan, jumlah anak per kelahiran.A study was carried out to determine the effect of oxytocin prior to artificial insemination on pregnancy rate and letter size in pigs. A total of 10 pigs were allocated to a treated group (T1) and control group (T0). Each group consisted of 5 animals. Animal in the treated groups received on injection 10 IU Oxytocin prior to artificial insemination. Animal in the control group received saline at 1 ml. The pigs were injected by intramuscularly in the neck. Pregnancy rate were monitored and litter size were determined for all animals. The data were analised by using t test. The result of study showed that the litter size of oxytocin treated animals was significantly (p<0,05) higher than that control group, but not significant on pregnancy rate.
EVALUASI INSEKTISIDA DELTAMETRIN 0,6% EC TERHADAP RHIPICEPHALUS SANGUINEUS I Wayan Sudira
Buletin Veteriner Udayana Vol. 1 No. 1 Pebruari 2009
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.279 KB)

Abstract

Parasit Rhipicephalus sanguineus (Acarina : Ixodidae) menyerang hewan peliharaan/ternak khususnya anjing, kambing dan babi. Penggunaan insektisida untuk mengendalikan parasit ini informasinya belum begitu banyak. Suatu percobaan untuk mengevaluasi insektisidaDeltametrin 0,6% EC terhadap Rhipicephalus sanguineus telah dilakukan di laboratorium pada bulan Mei , Juni, Juli 2007 di Denpasar. Hasilnya menunjukkan bahwa Deltametrin 0,6% Ec sangat baik untuk mengontrol Rhipicephalus sanguineus. Untuk pemakaian pada manusia perlu diteliti lebih lanjut.ABSTRACTParasite Rhipicephalus sanguineus (Acarina : Ixodidae) attack pets / livestock particulary dog, goat and pig. The information for the use of unsectiside to control by this parasite is scanly. An experimental study was caried out to evaluase the use of insentiside Deltamintri 0,6 % to control ofRhipicephalus sanguineus the study was condacted on May, June, July 2007 in Denpasar. The results of the study showed that Deltamentrin 0,6 % Ec is usefull to contrroly Rhipicephalus sanguineus shown LC50 happened to dosis 2,35 ppm and LC 95 happened to dosis 12 ppm. For usage on human being required to be more research.
MENCIT BALB/C DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI HEWAN MODEL PENELITIAN VIRUS PENYAKIT JEMBRANA I Ketut Berata
Buletin Veteriner Udayana Vol. 1 No. 1 Pebruari 2009
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.381 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mempelajari mencit Balb/c sebagai hewan model penelitian virus penyakit Jembrana. Penelitian menggunakan 32 ekor mencit yang dibagi atas 2 kelompok perlakuan. Kelompok 1 digunakan sebagai kontrol (placebo), sedangkan kelompok 2 divaksin dengan vaksin limpa (JD.vacc.sp.15). Masing-masing mencit disuntikkan 0,2 ml vaksin JD secara intraperitoneal, setiap dua minggu sekali sampai 4 kali. Seminggu pasca vaksinasi ke-4, semua mencit dinekropsi dan limfosit dari limpa diisolasi untuk uji respon kekebalan seluler dengan uji MTT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon kekebalan seluler akibat divaksin dengan vaksin limpa lebih tinggi (rata-rata = 1,3819) dari pada kontrol (placebo)(rata-rata = 1,2194). Analisis statistik diperoleh bahwa perbedaan tersebut bermakna (p<0,05). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mencit BALB/c dapat digunakan sebagai hewan model penelitian virus penyakit Jembrana. The presents study axamines the use of Balc/c mice for the animal model to study of Jembrana disease virus. Thirsty two mice were devided in two group (Treated and control group).Mice in the treated group were injected0,2 cc spleen vaccine (JD Vacc. sp.15). The mice were injected by intra peritoneal route, for every two week until 4 time of treatment.The celluler immune response of treated mice was significantly hygest that the control mice. The result of the studyindicated that the Balb/c mice is useful for the animals models to study of Jembrana disease virus.

Page 1 of 1 | Total Record : 6