cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur´an dan Tafsir
ISSN : 25281054     EISSN : 25408461     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir [2528-1054] is peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Qur’an from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with: Qur’anic Studies, Qur’anic sciences, Living Qur'an, Qur’anic Stuides accros different areas in the world (The Middle East, The West, Archipelago and other areas), Methodology of Qur’an and Tafsir studies. publishes twice in the year (June and December) by Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Arjuna Subject : -
Articles 89 Documents
KARAKTERISTIK PEREMPUAN DALAM TAFSIR AYAT SUCI LENYEPANEUN KARYA MOH. E. HASIM Nadia Laraswati; Syahrullah Syahrullah; Ahmad Gibson Al-Bustomi
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.399 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v2i1.1809

Abstract

Budaya Sunda sebagai budaya lokal masyarakat Jawa Barat dipengaruhi adanya Islam, sebagai agama mayoritas etnis Sunda. Nilai budaya sunda masuk kedalam ragam kehidupan sosial budaya hasil dari adaptasi  Islam dan budaya setempat. Hal ini menunjukkan kuatnya pengaruh budaya lokal dalam membentuk konstruksi identitas Islamicate Sunda. Terlihat dengan menyebarnya penerbitan-penerbitan tentang Islam di era modern yang bentuknya  seperti tafsir Sunda beraksara Roman-Latin yang mulai dipublikasikan, khususnya tafsir Ayat Suci Lenyepaneun.  Menarik dikaji untuk mengetahui bagaimana penafsiran terhadap karakteristik perempuan, karena kedudukan perempuan di masyarakat Arab dan di masyarakat Sunda tentu berbeda, maka sebarapa jauh pengaruh dari budaya Sunda  terhadap penafsiran Alquran. Penelitian ini menggunakan deskripsi analisis untuk mengetahui karakteristik perempuan pada tafsir Ayat Suci Lelenyepaneun. Hasil penelitian ini menunjukkan  karakter perempuan pada ayat-ayat Alquran, seperti: (1). QS. Al- Taḥrīm [66]: 11, (2). QS. Maryam [19]: 17-19, (3). QS. Al-Lahab [111]: 4-5, (4). QS. Al- Taḥrīm [66]: 10, (5). QS. Yūsuf[12]: 23 menunjukan lima karakter perempuan yaitu  yaitu: (1) karakter perempuan dengan kepribadian kuat, (2) karakter perempuan yang menjaga kesuciannya, (3) karakter perempuan penghasut, (4) karater perempuan pembangkang kepada suaminya, dan (5) karakter perempuan penggoda.
NUANSA FIQHIYAH DALAM ZAHRAH AL-TAFASIR KARYA MUHAMMAD ABU ZAHRAH Syahrullah Syahrullah
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.329 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i2.1597

Abstract

Abu Zahrah adalah salah seorang mufasir kontemporer. Tulisan ini bersumber dari karya tafsirnya yang berjudul Zahrah al-Tafasir. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif-analisis, tulisan ini mengurai empat contoh persoalan fiqhiyah yang dibahas dalam karya tafsir tersebut. Simpulan dari tulisan ini adalah bahwa metode yang digunakannya terbilang sederhana dengan tidak banyak mengurai perbedaan pendapat ataupun terjerembab dalam uraian kebahasaan. Meski latar keilmuan penulisnya lebih banyak tentang syariah atau fikih, namun nuansa fiqhiyah tersebut tidak selalu tampak dalam penafsirannya.
TAFSIR FEMINIS: SEJARAH, PARADIGMA DAN STANDAR VALIDITAS TAFSIR FEMINIS Eni Zulaiha
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.924 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i1.1671

Abstract

Tafsir feminis merupakan sebuah genre tersendiri yang muncul di era kontemporer ketika isu gender menjadi isu global. Paradigma tafsir ini berawal dari asumsi, bahwa prinsip dasar Alquran dalam relasi laki-laki dan perempuan adalah keadilan (al-'ada>lah), kesetaraan (al-musa>wah), kepantasan (al-ma'ru>f), musyawarah (syu>ra). Apabila terdapat produk-produk penafsiran klasik yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut akan dinilai tidak tepat, terutama ketika diterapkan dalam konteks kekininian, disebabkan situasi dan kondisinya jelas berbeda antara zaman dulu dan sekarang. Model analisis yang dipakai dalam paradigma tafsir feminis adalah analisis gender,yang secara tegas membedakan antara kodrat sebagai sesuatu yang tidak bisa berubah, dengan gender sebagai konstruksi sosial yang bisa berubah. Wajar jika kemudian pendekatan hermeneutik dengan metode tafsir tematik akhirya menjadi pilihan dalam mengkaji ayat-ayat tentang relasi gender. Sebab dengan metodologi seperti itu, diharapkan produk tafsir akan lebih intersubyektif dan kritis melihat problem relasi gender.
FUNGSI ZUHUD TERHADAP KETENANGAN JIWA (Studi Analisis terhadap Tafsir Jailani Karya Abd al-Qadir Jailāni) Tika Saripah; Yayan Mulyana; Undang A Kamaludin
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.279 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v2i2.1894

Abstract

Mayoritas orang berpendapat bahwa ketenangan hati hanya terdapat pada kekayaan dan jabatan sehingga membuatnya selalu memburu kemewahan hidup. Di sisi lain masih banyak manusia yang terkungkung penderitaan akibat ketidakmampuan mengatasi kesulitan hidup karena kemiskinan, kegagalan dan berbagai kesulitan lainnya, akhirnya banyak manusia mengalami kegoncangan jiwa karena tertekan (stress) oleh suatu kondisi karena tidak terpenuhinya keinginan tersebut. Maka Islam menawarkan solusi hidup zuhud sebagai salah satu metode penenangan jiwa.Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari korelasi antara zuhud dengan ketenangan jiwa tersebut.Adapun dasar penelitian ini yaitu, ayat-ayat Alquranyang dikaji berdasarkan Tafsir Jailani karya Abd al-Qadir Jailāni.Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode content analysis.Dalam penelitian tafsirnya menggunakan metode mauḍū’i, yaitu penelitan berdasarkan tema tertentu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis bahwa Abd al-Qadir Jailāni.   Hasil dari penelitian menemukan bahwa dalam beberapa ayat tentang zuhud terdapat kategorisasi tersendiri, adapun kategorisasi tersebut yakni (1).Permisalan dunia pada 3 ayat (2).Sifat dan hakikat dunia 9 ayat (3).Kerugian memilih dunia 9 ayat. Penafsir mengungkapkan bahwa zuhud merupakan prilaku hidup yang yang tidak menyukai kehidupan dunia dan mengutamakan akhirat, hal ini dikarenakan pengetahuan dan pemahamannya terhadap hakikat dunia. Sehingga mereka senantiasa menjalankan amal saleh yang mendekatkan hamba kepada Allah, maka Allah menganugerahkannya martabat tinggi, pahala dan ketenangan jiwa serta dijauhkan dari siksa, ketika susah, hatinya tidak akan terguncang, sebab ia senantiasa rido akan takdirnya. Oleh karena itu, orang yang zuhud akan senantiasa tenang jiwanya.
IMAN DAN AMAL SALEH DALAM ALQURAN (STUDI KAJIAN SEMANTIK) Dindin Moh Saepudin; M. Solahudin; Izzah Faizah Siti Rusydati Khairani
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.712 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v2i1.1805

Abstract

Iman dan amal saleh, suatu term penting dalam Alquran, karena iman dan amal salalu disebutkan, terkadang iman dan amal saleh bersandingan, yang tentunya  mengisyaratkan pesan penting untuk diteliti. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana iman dan amal saleh dalam Alquran dengan pendekatan semantik T.Izutsu.Metode yang digunakan ialah deskriptif-analisis, yaitu mengambarkan secara umum mengenai objek serta menganalisis dengan jenis penelitian kepustakaan (library research).Hasil penelitian ini menunjukan iman dan amal saleh  dalam Alquran menunjukan saling berkaitan antara  satu dengan yang lainnya, jika  amal saleh disebutkan tanpa iman maka tidak akan berguna, walaupun perbuatannya baik, tidak akan mendapatkan sesuatu. Sebaliknya, jika perbuatan itu kecil tetapi dengan iman maka akan mendapatkan pahala. Selain itu, term amal saleh dalam Alquran menunjukan makna yang luas baik kepada Allah, manusia, dan makhluk-Nya.
KAJIAN HERMENEUTIKA DALAM ‘ULŪM AL-QUR’ĀN Mokhamad Sukron
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.807 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i2.1657

Abstract

Tulisan ini berusaha untuk menunjukan bahwa Hermeneutika sebagai tawaran dalam penafsiran Alquran, telah ada dalam ‘Uluūm al-Qur’ān. Hermeneutika merupakan teori hasil dari barat dalam mengungakap teks yang mempunyai makna dan  maksud tertentu. Teoritersebut telah digunakan dalamkajian Bible yang hasilkesimpulannyaialah Bible itutidakasli, lalubagaimanadenganAlquransebagaiobjekkajianHermeneutika yang ditawarkanolehpemikirbarat. Peneiitianinimenggunakanmetode deskriptif-analisis untuk menunjukan kedudukan dan fungsi ‘Ulūmal-Qurān serta Hermeneutika. Sehingga penelitan ini mampu menjawab bagaimana fungsinya ‘Ulūm al-Qur’ān sebagai pokok dalam menafsirkan Alquran. Hasil dari penelitian ini ialah bahwa kajian ‘Ulūm al-Qur’ān dapat membuktikan bahwa Alquran adalah Kalam Allah Swt, yang (lafazh dan maknanya) diturunkan kepada Rasulullah Saw dengan perantara malaikat Jibril yang diriwayatkan secara mutawatir, diawali dengan surat al-Fatihah diakhiri dengan surat al-Nās yang dijamin keasliannya oleh Allah Swt, berbeda dengan Bible ataupun Injil yang telah banyak mengalami tahrif (perubahan secara fundamental),  maka Hermeneutika bukan merupakan tawaran baru, melainkan mengupas kembali dan sadar atas metode salaf dan khalaf  yang merupakan inti dari kajian Hermeneutik tersebut, walaupun di masa itu tidak diistilahkanHermeneutik yang dipakai tetapi tafsir ataupun takwil.
NILAI-NILAI ŪLŪ AL- ‘AZMI DALAM TAFSĪR IBN KATHĪR Fithria Khusno Amalia; Muhtar Solihin; Badruzzaman M. Yunus
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.35 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v2i1.1810

Abstract

Qaṣṣās al-Qur’ān merupakan bagian kandungan dari Alquran, yang salah satunya  menjelaskan kisah Nabi-Nabi yang digelari Ūlū al-‘Azmi, banyak ulama mengatakan bahwa Nabi-Nabi yang diberi gelar Ūlū al-‘Azmi merupukan Nabi yang sangat sabar terhadap ujian yang Allah Swt., dibanding dengan Nabi-Nabi yang lain, namun apakah dalam Alquran hanya menjelaskan kesabaran saja? Perlu pula untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam kisah  Ūlū  al-’Azmi dalam Alquran,  penulis menggunakan penaifsiran Ibn  Kathīr sebagai mufasir yang condong kepada al-Riwāyah sebagai sandaran dalam kisah-kisah Alquran. Penelitian ini bersifat kualitatif, yang berbentuk library research.  Kesimpulan dari penelitian ini ialah  nilai-nilai Ūlū al-‘Azmi dalam Alquran meliputi: (1). Bersyukur, (2). Dzi hijr (memiliki daya juang) , (3). Terbuka, (4). Rendah hati, (5). Pembelajar, (6). Gigih, (7). Semangat, (8). Pantang menyerah, (9). Tawakal, (10). Ilahiyah (terkoneksi dengan Allah), (11). Pemenang, (12). Pengendalian diri, (13). Patuh, (14). Tunduk, (15). khusyu, (16). Keyakinan, (17). Lembut hati, (18). Sopan, (19). Keteguhan, (20). Keistiqamahan, (21). Teladan, (22). Tidak pengecut dan (23). Tangguh.
ANALISIS SEMANTIK PADA KATA AHZĀB DAN DERIVASINYA DALAM AL-QURAN Ecep Ismail
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.224 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i2.1598

Abstract

Dengan melihat kepentingan terhadap pemaknaan Alquran yang tepat dan sesuai dengan maksud dan tujuan pemberi wahyu agar Alquran dapat dipahami oleh manusia, dalam hal ini pemaknaan yang tepat terhadap kata Ahzāb  dalam Alquran, maka menjadi sangat urgen untuk meneliti secara keseluruhan kata-kata yang berbicara tentang Ahzāb  agar memperoleh makna ahzāb  secara utuh. Metode penelitian ini menggunakan analisis komponen semantik dan analisis kombinasi semantik ahzāb. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep kata ahzāb  dalam Alquran berdasarkan tinjauan semantik. Dalam penelitian ini, kata ahzāb  dianalisis berdasarkan teori semantik, baik dari segi kontekstual maupun makna-maknanya dengan menginventarisir derivasinya dalam Alquran. Kata ahzāb  dalam Alquran diulang sebanyak 17 kali dalam 13 surat dalam berbagai bentuk gramatikalnya. Kata ahzāb  jika dilihat dari penggunaanya dalam Alquran dengan bentuk dan gramatikal yang bervariasi, ini memunculkan makna kata yang berbeda pula, sehingga menyebabkan adanya tendensi makna yang beragam. Diantara makna Ahzāb  dan derivasinya dalam Alquran adalah: Ahzāb dengan pengertian golongan yang ekslusif, ahzāb  dengan pengertian golongan yang bersekutu, ahzāb  dengan pengertian golongan yang berserikat, Ahzāb  dengan pengertian sekutu, ahzāb  dengan pengertian pengikut agama.
TAFSIR TARBAWĪ Badruzzaman M. Yunus
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.288 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i1.1670

Abstract

Tafsir  pendidikan  atau  tafsīr  tarbawī  lahir  untuk  memenuhi  kebutuhan  akademik  dalam  rangka  pengayaan kurikulum lokal atau kurikulum Nasional di PTAI, dengan harapan bahwa jurusan tarbiyah diharapkan mampu mempersiapkan calon pendidik dalam wilayah pendidikan Islam. Oleh karena itu, agar pendidikan Islam mampu mewarnai profesi yang disandang oleh pendidik secara professional, yaitu menuju pendidikan Islami yang mampu mengembalikan paradigma pendidikan kepada sumber dasar ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis, maka lahirlah disiplin tafsir sebagai alternatif kajian yang mempunyai relasi dengan pendidikan yang kemudian disebut. Namun persoalan yang kemudian timbul adalah apakah ini dianggap sebagai disiplin ilmu secara mandiri atau hanya merupakan sebuah metode pendekatan atau lebih spesifik lagi merupakan corak atau model penafsiran yang dikondisikan dengan kebutuhan.Tafsir pendidikan belum mempunyai perangkat, metode dan pendekatan yang proporsional, sebagaimana layaknya sebuah disiplin ilmu tafsir. Istilah tafsir pendidikan baru sebagai wacana dan manifestasi ijtihad para akademisi yang peduli dengan pendidikan Islam untuk memenuhi kebutuhan akademik dalam rangka penyempurnaan kurikulum pada perguruan Tinggi. Maka agak sulit rasanya jika memposisikan tafsir pendidikan sebagai bagian dari kajian tafsir yang sudah dianggap mapan, apalagi jika dibandingkan dengan tafsir- tafsir lain seperti tafsīr  ahkām dan lain-lain.
RESEPSI KONSEP MENUTUP AURAT DALAM TRADISI PEMAKAIAN “RIMPU” (STUDI LIVING QUR’AN-HADIS DI DESA NGALI, KEC. BELO, KAB. BIMA-NTB Nurul Karimatil Ulya
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.599 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v2i2.1895

Abstract

Tulisan ini membahas sebuah wacana ilmiah tentang urgensi aplikasi metode Living Qur’an-Hadis terhadap tradisi pemakaian “Rimpu” di Desa Ngali, sebuah desa yang berada di Kabupaten Bima, provinsi Nusa Tenggara Barat dengan teori “Sociology of Knowledge” yang dikembangkan oleh Karl Mannheim. “Rimpu” adalah sebuah tradisi unik yang berada di masyarakat Bima yang mengkonsepkan penutup aurat bagi wanita Muslim dengan menggunakan “Rimpu”. Hasilnya, usaha yang dilakukan oleh para penggagas metode Living Qur’an-Hadith di masyarakat ini mestinya diapresiasi karena memberikan kontribusi terhadap khazanah keilmuan Islam. Adapun resepsi Al-Qur’an dan Hadis terhadap tradisi Islami yang berkembang di tengah masyarakat (khusunya “Rimpu” bagi masyarakat Bima) dengan teori “Sociology of Knowledge” adalah sebuah metode resepsi hasil elaborasi. Jika teori ini diaplikasikan dalam memberikan resepsi Al-Qur’an dan Hadis, maka hal ini akan memunculkan sebuah intepretasi yang relatif dan berkembang dinamis seiring dengan perkembangan zaman, sosial, dan budaya yang melatarbelakanginya. implikasinya adalah bahwa Al-Qur’an dan Hadis akan selalu ada dalam hati umat Muslim yang dimanifestasikan dalam aktivitas sehari-hari.