cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur´an dan Tafsir
ISSN : 25281054     EISSN : 25408461     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir [2528-1054] is peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Qur’an from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with: Qur’anic Studies, Qur’anic sciences, Living Qur'an, Qur’anic Stuides accros different areas in the world (The Middle East, The West, Archipelago and other areas), Methodology of Qur’an and Tafsir studies. publishes twice in the year (June and December) by Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Arjuna Subject : -
Articles 89 Documents
INTERPRETASI MAKNA RIYA’ DALAM AL-QUR’AN: Studi Kritis Perilaku Riya’ Dalam Kehidupan Sehari-hari Eko Zulfikar
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1149.056 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v3i2.3832

Abstract

AbstrakAllah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumiuntuk mengemban sebuah amanat dengan dibekalidua perangkat canggih: akal pikiran dan hati perasaan. Sebagai makhluk yang memiliki akal dan hati, manusia tidak bisa terlepas begitu saja dari kobaranhawa nafsu yang dapat menyesatkan pelakunya pada akhlak dan sifat tercela. Tulisan ini membahas intrerpretasi perilaku Riyadalam perspektif Alquran. Metode yang digunakan penulis ialah tematik, yakni menjadikan ayat-ayat yang berbicara tentang Riyasebagai kajian utama tanpa mengenyampingkan literatur-literatur lainnya. Selain itu,tulisan ini murni studi pustaka dengan analisa data intertekstualitas,dengan harapan dapat memberikan kontribusi ilmiah pada setiap personal-individual untuk senantiasa muhasabah diri, serta dapat melengkapi kajian wacana tentanginterpretasi perilakuRiyadalam perspektif Alquran.Sejauh penelusuran penulis, selain sifat Riya merupakan salah satu sifat orang munafik, ia jugatermasukdalam perilakusyirik ashghar yang menjadi palang pintu bagi masuknya syirik akbar. Tulisan ini menunjukkan bahwaRiya merupakan suatu sikap dalam melakukan amal salehyang tidak berdasarkan pada niat ibadah kepada Allah, namun ditujukan kepadamanusia amal saleh yang dilakukan sebagai cara untuk mendapatkan pujian dan popularitas, serta berharap agar orang lain tersebut memberikan kedudukan dan penghormatan kepadanya.
RESEPSI ALQURAN DALAM TRADISI PESANTREN DI INDONESIA (STUDI KAJIAN NAGHAM ALQURAN DI PONDOK PESANTREN TARBITAYUL QURAN NGADILUWEH KEDIRI) Aina Mas Rurin
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.801 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v3i2.3202

Abstract

Nagam berarti bunyi kalimat dan keindahan suara ketika membacaAlquran, dalam perkembangan Islam pembacaan ayat suci Alquran dan penerimaan lantunan ayat suci Alquran, merupakan bagian yang tidak  tepisahkan dalam tradisi pesantren di Indonesia,khususnya di Jawa, karena perkembangan nagam  di pesantren Jawa satu sama lain saling berhubungan, salah satu tradisi pesantren dalam pembacaan ayat suci Alquran yaitu dengan nagam Mujawaad,  salah satu pesantren yang konsen dalam  transmisi nagam Alquran yaitu pesantren Tarbitayul Quran  Ngadilewuh Kediri dengan bentuk pengajaran klasik. Tujuan dari peneltian ini ialah mengetahui proses bagaimana proses transformasi penerimaan nagham di pesantren Trabitayul Quran. Metode yang digunakan ialah deskriptif-experimental dengan melakukan pendekatan fenomenologi. Hasil dari penelitian ini ialah. pembacaan Alquran dengan nagam  sebagaimana yang ada di PP. Tarbiyatul Qur’a>n menunjukkan bahwa Alquran yang dibaca oleh Qari’dipengaruhi unsur internal dan eksternal, unsur ekternal meliputi quranic competition  dan pubic relation, sedangkan unsur internal yakni spiritual aesthetic meliputi puasa Dawud, do’a ‘Ain Alquran , Mahabah Asma Nabi Yusuf dan Adam As, puasa 7 hari nyuprih suara Nabi Dawud As. Hal-hal demikian dilakukan sebagaimana bentuk usaha memperindah bacaan Alquran baik secara kapasitas diri maupun kaitanya dengan pengaruh orang yang mendengarkanya. 
AL-MUSYTARAK AL-LAFZY MENDEKONTRUKSI ARGUMEN TAFSIR TEKSTUAL Luqman Abdul Jalal
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.841 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v3i2.4288

Abstract

Faktor utama radikalisme adalah tekstual dalam memahami ajaran agama, sebuah pendekatan dalam memahami agama yang berorientasi pada teks semata, literal dan skriptural. Upaya dekonstruksi pemikiran tekstual juga sudah banyak dilakukan, khususnya dengan pendekatan kontekstual tetapi usaha ini kurang bisa diterima di kalangan madzhab tekstualis, karena berseberangan dengan prinsip mereka. Menurut mereka, argumen teks tidak bisa dirobohkan dengan konteks, karena keduanya merupakan prinsip yang berbeda. Al-musytarak al-lafḍzi adalah salah satu konsep memahami teks suci yang dapat mendekontruksi argumen paham tekstual ini. Penelitian ini dikaji dengan menggunakan metode deskriptif analitik dengan cara mamaparkan data yang berasal dari kajian pustaka kemudian ditarik kesimpulan umum. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa al-musytarak al-lafḍzi adalah sebuah konsep dalam memahami teks agama, satu kata memiliki beragam makna dan tidak bertentangan satu dengan lainnya. Kesimpulan dalam tulisan ini membuktikan bahwa kaidah al-musytarak al-lafḍzi dapat menganalisa makna teks agama secara komprehensif dan merobohkan argumentasi kaum tekstualis.  
SITI HAWA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD ASAD DAN CHRISTOPH BARTH Mina Mudrikah; Izzah Faizzah Siti Rusydati Khairani; Ahmad Izzan
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.684 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v3i2.4117

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui ayat-ayat yang membahas Siti Hawa dalam Alquran dan Alkitab, melaluipenafsiran Muh{ammad Asad dan Christoph Barth tentang Siti Hawa. Penelitianini juga berusahauntukmengetahui ‘ibrah kisah Hawa dalam pandangan kedua tokoh tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Jenis penelitiannya kualitatif, berbentuk library research. Data yang diperoleh dianalisa dengan pendekatan metode komparatif yakni membandingkan pemikiran kedua tokoh untuk diketahui persamaan dan perbedaan penafsirannya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Alquran Hawa disebutkan dengan kata zawjahā dan zawjuka. Kata zawjahā terulang tiga kali, kata zawjuka terulang dua kali. Kisah Hawa dimuat dalam 21 ayat yang tersebar dalam enam surah dalam Alquran dan dalam Alkitab terdapat pada Kitab Kejadian: 2 dan 3. Selanjutnya, Asad dan Barth berbeda pendapat dalam materi penciptaan Hawa, tetapi keduanya sama-sama mengangkat suara dan hak perempuan yang dalam sejarahbiasanya dianggap sebagai makhluk kedua. Asad dan Barth memandang kisah kejatuhan Adam dan Hawa sebagai kesadaran manusia akan ketidakberdayaan totalnya dan sangat bergantung pada petunjuk Allah. Asad berpendapat bahwa Adam dan Hawa diampuni Allah. Namun ,‘ibrah dari kisahnya menunjukkan bahwa jika manusia mengikuti godaan setan maka ia akan sengsara. Adapun Barth memandang bahwa akibat perbuatan mereka harus dibayar dengan hukuman, namun ia tidak sepakat dengan paham laki-laki berkuasa atas perempuan dan adanya konsep “dosa warisan”.
KEEFEKTIFAN PROGRAM LITERASI ALQURAN DI SEKOLAH-SEKOLAH SWASTA NON-AGAMA DALAM KERANGKA PENGUATAN KARAKTER (KAJIAN DI JAWA BARAT) Solehuddin Solehuddin
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.824 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v3i2.3790

Abstract

Pendidikan karakter dapat dimulai dengan literasi Alquran. Sangat tepat apabila dibangun suatu penelitian yang berdasarkan pada fakta di lapangan, yaitu di sekolah-sekolah non-agama di Jawa Barat secara kualitatif, bagaimana kondisi karakter para siswa yang mengikuti pengajian Alquran di Sekolah-sekolah Swasta Non-Agama di Jawa Barat dan mengetahui karakter pada siswa yang mengikuti pengajian Alquran di Sekolah-sekolah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi karakter para siswa yang mengikuti pengajian Alquran di Sekolah-sekolah Swasta Non-Agama di Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan jenis data kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam (deep-interview). Hasil penelitian literasi di sekolah-sekolah non agama d Jawa Barat berupa; pertama, Metode membaca Alquran siswa yang mengikuti Pengajian Al-Qur’an sudah sesuai dengan Syariat yang ditentukan, yaitu: 1) Mengikuti adab akhlaqiah membaca Alquran, diantaranya: a) Berwudhu sebelum membaca Alquran, b) Membaca ta’awudz ketika hendak membaca Alquran, c) Membaca Alquran dengan tartil, dan d) Berusaha semampunya untuk memahami ayat yang dibaca. 2) Mengikuti adab batiniah membaca Alquran, diantaranya: a) Memahami arti ayat yang dibaca, b) Akhlak ketika membaca Alquran, c) Hati yang mengagungkan Allah SWT, d) Hati yang menjungjung tinggi Alquran, e) Merasakan bahwa Allah sedang berbicara. Kedua, Kondisi karakter siswa putra di Sekolah Menengah Non-Agama di Jawa Barat yang mengikuti Pengajian Al-Qur’an secara bathiniah berada pada tingkat muthmainnah dan secara lahiriah berada pada kondisi karakter yang adaptif, komunikatif dan sosial. Ketiga, Peran membaca Alquran terhadap penguatan karakter siswa yang mengikuti Pengajian Al-Qur’an sangat besar dan memberikan dampak positif terhadap kondisi karakter siswa.
KONSEPSI MAKNA HARI KIAMAT DALAM TAFSIR ALQURAN abdul Qasim; Tajudin Nur; T. Fuad Wahab; Wahya Wahya
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.426 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v3i2.3817

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membahas konsepsi makna hari kiamat dalam Alquran. Pada artikel ini konsepsi makna hari kiamat dibahas melalui pendekatan semantik kognitif. Melalui pendekatan semantik kognitif konsepsi makna metafora yang digunakan untuk mendeskripsikan hari kiamat di dalam Alquran dirumuskan dengan memetakan makna hasil proses pemetaan ranah sumber (Su) ke ranah sasaran (Sr). Untuk menunjukkan dan membandingkan referen yang terdapat dalam ranah sumber dan ranah sasaran metafora hari kiamat yang dianalisis digunakan teknik refrensial. Dari pemetaan (Su) ke (Sr) pada ungkapan-ungkapan metaforis yang menunjukkan hari kiamat dalam Alquran dihasilkan konsepsi makna keadaan, waktu, gerakan, dan perubahan.. Konsepsi makna yang dihasilkan dari metafora hari kiamat tersebut bertujuan untuk menjelaskan konsep hari kiamat yang abstrak
KONTRIBUSI PENDEKATAN SEMANTIK PADA PERKEMBANGAN PENELITIAN ALQURAN (STUDI PADA SKRIPSI MAHASISWA PRODI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG) Eni Zulaiha; Aan Radiana
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 4, No 1 (2019): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.485 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v4i1.4726

Abstract

Artikel ini memfokuskan pada kontribusi kajian sematik pada perkembangan penelitian ilmu Alquran dan tafsir terutama pada pencarian makna kata tertentu dalam ayat Alquran di Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan GunungDjati Bandung. Objeknya mengkhususkan hanya pada skripsi Faisal Tian dengan judu lPendekatan Semantik tentang makna Riba dan Derivasi dalam Alquran sebagai protitype dari skripsi mahasiswa lain yang membahas kajian ini. Melalui kajian deskriptif tulisan ini menunjukan bahwa meski analisa semantik termasuk kajian baru dalam studi pencarian makna, namun kajian ini telah banyak menarik minat mahasiswa melakukannya terutama saat penulisan skripsi. Ini terlihat dari jumlah skripsi yang menggunakan semantik Alquran terus bertambah. Selain hal itu, kajian semantik juga telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk pengembangan matakuliah Digitalisasi Alquran di Prodi tersebut. Hal utama lainnya dari kontribusi pengkajian terhadap istilah-istilah yang dianggap kunci dalam Alquran juga menjadi model baru dalam program Praktek Profesi Mahasiswa (PPM) di prodi ini. Hal ini menunjukan bahwa penelitian Alquran dan Tafsir dengan kajian semantik telah membuktikan interkoneksi ilmu, tetapi juga dapat memberikan sumbangan berarti pada kemajuan penelitian tafsir sebagai motor penggerak perkembanganilmu tafsir di masa mendatang.
KONSEP IHTIBĀK MENURUT AL-BIQĀ`I DAN FUNGSINYA SEBAGAI METODE UNTUK MENAFSIRKAN AYAT-AYAT ALQURAN Saepul Kudus; Irwan Abdurrahman
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 4, No 1 (2019): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.773 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v4i1.6336

Abstract

Iḥtibāk termasuk kajian ilmu Badī’. Ilmu Badī’ adalah ilmu yang dapat membantu kita mengetahui cara memperindah perkataan. Di antara bentuk Badī’Lafzi ada yang disebut Iḥtibāk. Tokoh yang menjadi pelopor akan kaidah ini adalah Ibrāhīm Burhān al-Dīn al-Biqā’ī.Tulisaniniakan mengungkap konsep dan fungsi Iḥtibāk menurut al-Biqā’ī dalam tafsir Naz}m al-Durar fī Tanāsub al-Āyāt wa al-Suwar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis data deskripsianalitisdan menggunakan teknik booksurvey.Berdasarkan penelitian ini, diperoleh hasil bahwa menurut al-Biqā’ī Iḥtibāk adalah mendatangkan dua ungkapan, kemudian pada masing-masing dua ungkapan tadi terdapat lafaz yang dibuang supaya ringkas, kemudian lafaz yang disebutkan menjadi petunjuk bagi lafaz yang dibuang. Terdapat delapan cara yang dilakukan oleh Burhān al-Dīn al-Biqā’ī dalam menjelaskan ayat yang termasuk kedalam kajian Iḥtibāk. Sedangkan Fungsi Iḥtibāk menurut al-Biqā’ī yaitu: (1) Memperjelas maksud yang dikandung oleh ayat Alquran (tabyīn), (2) menjadikan sebuah ungkapan singkat dan padat (Ījāz), dan  (3) Memperindah ungkapan (tazyīn).
KAJIAN INTERTEKSTUALITAS TAFSIR AYAT ASH-SHIYAM KARYA MUHAMMAD BASIUNI IMRAN DAN TAFSIR AL-MANAR KARYA MUHAMMAD RASYID RIDHA Ihsan Nurmansyah
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 4, No 1 (2019): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.045 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v4i1.4792

Abstract

Tulisan ini membahas tentang kajian intertekstualitas dalam Tafsir Ayat ash-Shiyam karyaMuhammad Basiuni Imran (1302-1396 H/1885-1976 M). Tafsir tersebut ditulis pada tahun 1936 M, dengan menggunakan aksara Jawi, bahasa Melayu dan tipologi tafsir klasik Nusantara yang masih sederhana. Dari hasil penelaahan awal, disinyalirbahwa tafsir inimerupakan terjemahandariTafsir al-Manar karya Muhammad Rasyid Ridha.Oleh karena itu, untuk membuktikan keterpengaruhan tersebut, maka tulisan ini menggunakan kajian intertekstualitas yang diintrodusir oleh Julia Kristeva. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penulisan Tafsir Ayat ash-Shiyam sangat dipengaruhi oleh Tafsir al-Manar. Hal ini terjadi karena memang Muhammad Basiuni Imran sangat mengagumi sosok gurunya yakni Muhammad Rasyid Ridha. Sebelum menuliskan tafsirnya, Basiuni Imran telah mempelajari Tafsir al-Manar serta mengajarkannya dalam pengajian rutin seminggu sekali di Masjid Jami’ Keraton Sambas. Berdasarkan hasil penelaahan, dapat dikatakan bahwa Tafsir Ayat ash-Shiyam adalah versi terjemahan dari Tafsir al-Manar. Upaya yang dilakukan oleh Basiuni Imran adalah dengan mengalih bahasakan Tafsir al-Manar ke dalam bahasa lokal,  yakni bahasa Melayu dan ditulis memakai aksara Jawi. Selain itu, perubahan yang dilakukan adalah dengan meringkas substansinya dengan mempertimbangkan kondisi, realitas, kultur dan kapasitas masyarakatnya sehingga akan lebih responsif, akomodatif dan mudah menangkap pesan-pesan yang terkandung dalam tafsir tersebut.
SIMPLIFITAS TAFSIR JAMI’ AL-BAYAN MIN KHULASHAT SUWAR ALQURAN KARYA KH. MUHAMMAD BIN SULAIMAN Muhammad Dikron; Dindin Moh Saepudin
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 4, No 1 (2019): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.25 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v4i1.5227

Abstract

Tradisi intelektual nusantara memiliki rantai sanad transimisi kuat dan bersambung, salah satunya dalam bidang tafsir al-Quran. Meskipun jumlahnya masih dapat dikatakan belum banyak, jika dikomparsikan dengan warisan intelektual di timur tengah dengan segala usia peradabannya yang lebih senior. Namun apresiasi terhadap tafsir ulama nusantara telah menjadi kajian tersendiri bagi para akademisi. Salah satu karya tersebut adalah Jami’ al-Bayan min Khulashat Suwar Alquran kitab tafsir yang ditulis oleh KH. Muhammad bin Sulaiman dari Solo. Penelitian ini berusaha untuk mengungkap keberadaan kitab tafsir Jami’ al-Bayan min Khulashat Suwar Alquran dengan menggunakan metodologi kualitatif dan analisis-deskriptif. Hasil penelitianinimenunjukkanbahwa secara umum, tafsir ini tidak jauh berbeda dengan kitab tafsir ulama yang menjadi referensinya yakni Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil, Lubab al-Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil, Madarik al-Tanzil Wahaqa’iq at-Ta’wĩl, Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibnu Abbas, al-Jalalain, Hasyiah Tafsir al-Jalalain, Hasyiah Tafsir al-Jalalaini, Hasyiah Tafsir al-Baidhawi dan tafsir Ibnu Katsir. Sumber penafsiran mayoritas berdasarkan rasio dengan metode ijmali, dan memiliki corak akhlaki wa nafsani (etik-psikologis) dengan kecenderungan pandangan ahlussunah wal jama’ah an-Nahdhiyyah (Nahdhatul Ulama). Distingsi tafsir ini dengan lainnya adalahbahwa tafsir Jami‘ al-Bayan min Khulashati Suwar Alquran al-Adzimmengeksplorasi intisari makna secara ringkas dengan poin-poindari ayat-ayat yang dikelompokkan dengan bahasa Arab popular atau dengan gaya bahasa simplistik.