cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama
ISSN : 19071736     EISSN : 26853574     DOI : -
Core Subject : Education,
Al-Adyan (ISSN 1907-1736) is a journal published by the Religious Studies, Ushuluddin Faculty, Raden Intan State Islamic Institute of Lampung, INDONESIA. Al-Adyan published twice a year. Al-Adyan focused on the Religious Studies, especially the basic antropology, local wisdom. It is intended to communicate original research and current issues on the subject. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines.
Arjuna Subject : -
Articles 4 Documents
Search results for , issue " Vol 13, No 2 (2018): Al-Adyan" : 4 Documents clear
Diskursus Tasawuf Di Barat (Membaca Pemikiran Martin Lings) Hakiki, Kiki Muhamad; Idrus, Diparakhmawan Al
AL-ADYAN Vol 13, No 2 (2018): Al-Adyan
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.88 KB) | DOI: 10.24042/adyan.v13i2.3297

Abstract

Fokus dari penelitian ini adalah mengkaji “Diskursus Tasawuf  di Barat dengan memfokuskan pada pemikiran sufistik Martin Lings”. Setelah mengkaji dan menganalisis pemikiran Martin Lings, sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut yaitu: 1). Wujud dalam pandangan Ibn `Arabī adalah satu; wujud Tuhan adalah wujud alam dan wujud alam adalah wujud Tuhan. Tidak ada sesuatupun dalam wujud kecuali Tuhan, segala sesuatu selain Tuhan, tidak ada pada dirinya sendiri, ia hanyalah manifestasi dari wujud Tuhan, alam adalah bayangan Tuhan, wujudnya adalah pinjaman yang berasal dari Tuhan. Tuhan dan alam adalah satu tetapi berbeda. Konsep Wahdāt al-Wujūdmenekankan pada dua sisi yakni tasybih dan juga sisi tanzih. Tuhan jika dilihat dari sisi tasybih, maka Ia identik dengan alam, tapi jika dilihat dari sisi tanzih, Tuhan berbeda samasekali dengan alam, karena Ia adalah zat yang mutlak yang tidak terbatas diluar alam nisbi. “Huwa La Huwa” (“Dia dan bukan Dia”). Kesatuan tanzih dan tasybih ini adalah prinsip coincidentiaoppositorum dalam kesatuan ontologism antara Yang Tampak (az-zahīr) dan Yang Bathin (al-bathīn), antara Yang Awwal (al-awwāl) dan Yang Akhir (al-akhīr), antara Yang Satu (al-wahīd) dan Yang Banyak (al-kasīr) dan antara ketidaksetaraan (tanzīh) dan keserupaan (tasybīh). Tuhan transenden (munazzah) jika dilihat dari segi Zat-Nya, yang tersembunyi dan yang satu. Adapun jika dilihat dari segi nama-nama-Nya, Tuhan immanent (musyabbah), yang satu dan yang tersembunyi menampakkan diri-Nya melalui nama-nama-Nya. 2). Doktrin wahdat al-wujūd menurut Martin Lings adalah paham yang menyakini bahwa yang ada hanya Wujūd Hakiki. Wujūd yang hakiki merupakan milik Tuhan semata, sedangkan selain Dia disebut wujūd khayali. Wujūd Tuhan mendasari setiap ciptaan-Nya yang tampak berbeda-beda atau majemuk.
Problem Solving Patologi Sosial Dalam Perspektif Islam Badiah, Siti
AL-ADYAN Vol 13, No 2 (2018): Al-Adyan
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.84 KB) | DOI: 10.24042/adyan.v13i2.3294

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, minimalnya lapangan pekerjaan dan menurunnya tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap munculnya masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Masalah-masalah sosial dalam masyarakat tersebut sering disebut sebagai “patologi sosial”. Penyakit Masyarakat adalah perilaku dari anggota masyarakat yang dapat menimbulkan keresahan dan ketidaktentraman dalam kehidupan masyarakat. Penyakit masyarakat di kalangan sosial masyarakat saat ini sudah semakin marak di kalangan masyarakat khususnya pemerintah daerah dan sangat meresahkan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Contoh dari penyakit masyarakat adalah perjudian, perkelahian atau tawuran, penyalah gunaan narkoba atau NAPZA, alkoholisme atau mabuk-mabukan, pelacuran, korupsi, dan masih banyak lagi penyakit masyarakat yang terjadi di masyarakat saat ini. Patologi sosial merupakan salah satu masalah yang diperhatikan oleh Islam, berbagai macam persoalan telah dijelaskan dalam al-Qur’an untuk memecahkan masalah ini, misalnya memberikan hukuman bagi orang melakukan pencurian, mabuk - mabukan, membunuh, dan lain sebagainya merupakan ganjaran bagi orang yang melakukan suatu masalah yang bertentangan dengan hukum Islam. Penelitian ini merupakan upaya melihat masalah penyakit-penyakit masyarakat dalam kacamata al-Qur’an. Penelitian ini memiliki tiga fokus masalah yaitu: pertama; upaya untuk melihat jenis penyakit masyarakat dalam pandangan al-Qur’an, kedua; melihat hal-hal yang menjadi latar belakang munculnya patologi sosial, dan ketiga; upaya untuk menemukan solusi/pengatahuan terhadap patologi sosial menurut pandangan al-Qur’an.
Agama Dan Interaksi Sosial: Potret Harmoni Beragama Di Wiyono Kabupaten Pesawaran Suhandi, Suhandi
AL-ADYAN Vol 13, No 2 (2018): Al-Adyan
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.509 KB) | DOI: 10.24042/adyan.v13i2.3295

Abstract

Dalam kapasitasnya sebagai makhluk sosial, manusia cenderung berhubungan dan melakukan interaksi dengan lingkungannya.Adapun interaksi sosial selalu didahului oleh suatu kontak sosial dan komunikasi. Kontak ini kemudian dilanjutkan dengan proses-proses yang asosiatif ataupun yang disasosiatif atau oposisional. Proses asosiatif dimulai dengan kerja sama kemudian dilanjutkan dengan akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Penelitian ini memfokuskan pada upaya memotret harmonisasi masyarakat beragama di daerah Wiyoni Kabupaten Pesawaran. Dari Hasil penelitian dapat disimpulan bahwa: Interaksi sosial yang tejadi lebih mengarah pada interaksi yang dinamis dimana terjadinya interaksi dua arah yang saling menguntungkan yang melahirnya interaksi assosiatif yakni saling menguatkan. Sehingga hal yang demikian mengarah pada terwujudnya harmonisasi dalam kehidupan antar umat beragama.Sedangkan faktor yang mendukung terjadinya interaksi adalah adanya saling menghormati antara agama yang satu dengan yang lain (Islam dan Kristen), adanya dukungan dari tokoh-tokoh agama, dan secara etnis di desa Wiyono sebagian besar berpenduduk Jawa yang secara budaya lebih mengedepankan budaya saling menghoremati dengan sesama.
Rekonstruksi Epistimologi Ilmu Ushul Fikih Berbasis Ilmu Sejarah Badruzaman, Badruzaman
AL-ADYAN Vol 13, No 2 (2018): Al-Adyan
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.432 KB) | DOI: 10.24042/adyan.v13i2.3296

Abstract

Penelitian ini memfokuskan pada kajian pemikiran Hasan Hanafi tentang “Rekonstruksi Epistimologi Ilmu Ushul Fikih Berbasis Ilmu Sejarah”. Dari hasil kajian ditemukan beberapa temuan; 1). Hasan Hanafi adalah tokoh yang sangat concern terhadap upaya mengidupkan kembali ruh dan spirit (revitalisasi) Ilmu Ushul Fiqh dengan menggunakan pendekatan historis. Menurutnya dimensi sejarah dan manusia menjadi faktor yang penting dalam rangka mendekati konsepsi-konsepsi dan metodologi Ushul Fiqh. Sebenarnya dimensi sejarah dan manusia tersebut terdapat dalam metodologi Ushul Fiqh yang baku namun dimensi sejarah ini lama-lama “punah” dan terlepas dari Ushul Fiqh ketika proses pembangunan Ilmu ini berlangsung dan mewujud dalam proses perkembangan ilmu ini. Sehingga sesungguhnya menurut Hasan Hanafi, dimensi sejarah pada hakekatnya mewujud dalam seluruh unsur Ushul Fiqh, yaitu dalam ‘adillah syar’iyah, thuruq al istinbat dan al ahkam al syar’iiyah. Dimensi sejarah ini direpresentasikan oleh Hasan Hanafi dengan kedua kata kunci, yaitu “sejarah” dan “manusia”; 2). Hasan Hanafi adalah orang yang peduli terhadap keberadaan Ilmu Ushul Fiqh , dalam rangka itu dia mengatakan akan pentingnya upaya revitalisasi metodologi Ushul Fiqh. Revitalisasi dalam pemikiran Hasan Hanafi adalah upaya melakukan pembaharuan dan penyesuaian terhadap metodologi Ushul Fiqh berdasar kondisi setting sosial dan realitas kemanusiaan serta ilmu-ilmu yang berkembang, namun usaha ini bertitik tolak pada tradisi dan khazanah metodologi Ushul Fiqh yang dibangun oleh ulama terdahulu. Dengan usaha demikian maka diharapkan pembaharuan metodologi Ushul Fiqh pada satu sisi dapat memecahkan problem hukum kontemporer yang semakin complicated, namun pada sisi yang lain tidak tercerabut dari akar dan genealogi metodologi Ushul Fiqh; 3).  Pemikiran Ushul Fiqh Hasan Hanafi sangat relevan terhadap upaya reaktualisasi hukum Islam. Hal ini dikarenakan terjadi sebuah “kejumudan” yang mendalam dalam pemikiran Ushul Fiqh sehingga dalam realitas yang sebenarnya Ilmu Ushul Fiqh telah terjadi proses pembekuan. Signifikansi pemikiran Ushul Fiqh Hasan Hanafi terletak pada upaya memghidupkan kembali spirit dan elan vital Ilmu ini dengan meggunakan pendekatan historis. Yaitu bahwa bahwa dimensi manusia dan sejarah menjadi satu hal yang harus dilibatkan dalam proses istimbath hukum; 4). Pemikiran historis Ushul Fiqh Hasan Hanafi yang tercover dalam dimensi manusia dan sejarah sesungguhnya mempunyai akar dari pemikiran dan proyek Hasan Hanafi tentang al Turas wa al Tajdid (Tradisi dan Pembaharuan). Karena hilangnya dimensi manusia dan sejarah dalam tradisi dan khazanah pemikiran umat Islam merupakan persoalan pokok yang menjadi sebab dari tidak nihilnya progresifitas dalam tradisi dan tindakan umat Islam.

Page 1 of 1 | Total Record : 4


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 18, No 1 (2023): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 17, No 2 (2022): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 17, No 1 (2022): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 16, No 2 (2021): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 16, No 1 (2021): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 15, No 2 (2020): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 15, No 1 (2020): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 14, No 2 (2019): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 14, No 1 (2019): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 13, No 2 (2018): Al-Adyan Vol 13, No 2 (2018): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 13, No 1 (2018): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 13, No 1 (2018): Al-Adyan Vol 12, No 2 (2017): Al-Adyan Vol 12, No 2 (2017): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 12, No 1 (2017): Al-Adyan Vol 12, No 1 (2017): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 11, No 1 (2016): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 11, No 1 (2016): Al-Adyan Vol 10, No 2 (2015): Al-Adyan Vol 10, No 2 (2015): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 10, No 1 (2015): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 10, No 1 (2015): Al-Adyan Vol 9, No 2 (2014): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 9, No 2 (2014): Al-Adyan Vol 9, No 1 (2014): Al-Adyan Vol 9, No 1 (2014): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 8, No 2 (2013): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 8, No 2 (2013): Al-Adyan Vol 8, No 1 (2013): Al-Adyan Vol 8, No 1 (2013): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 7, No 2 (2012): Al-Adyan Vol 7, No 2 (2012): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 6, No 2 (2011): Al-Adyan Vol 6, No 2 (2011): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 6, No 1 (2011): Al-Adyan Vol 6, No 1 (2011): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 5, No 1 (2010): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama Vol 5, No 1 (2010): Al-Adyan More Issue