Afra Hafny Noer
Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Indonesia

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PROGRAM PSIKOEDUKASI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG TENTANG CIRI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH (2-5 TAHUN) Novianti, Lanngersari Elsari; Noer, Afra Hafny; Qodariah, Laila; Moeliono, Marisa Fransisca; Pebriani, Lucia Voni; Joefiani, Poeti; Ardiwinata, Maya
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 1 (2018): Psikologi Sains dan Profesi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jpsp.v2i1.15286

Abstract

Pendidik anak usia dini atau lebih dikenal dengan sebutan Guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), memegang peranan penting terhadap optimalisasi aspek perkembangan anak secara holistik. Merujuk pada kebutuhan guru PAUD dan hasil pemeriksaan psikologi pada anak-anak PAUD di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang, diadakanlah program psikoedukasi bagi para guru untuk meningkatkan pengetahuan guru mengenai ciri perkembangan anak usia dini (3-6 tahun) dan stimulasi bagi aspek-aspek perkembangan anak usia dini. Metode yang digunakan dalam program ini adalah Psikoedukasi yang diberikan kepada 86 orang guru PAUD dari Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Materi mencakup 1) Mengenal Ciri Perkembangan Anak Usia 3-6 Tahun dan 2) Stimulasi Perkembangan Anak Usia 3-6 Tahun yang dikemas dalam metode belajar lecturing, games, diskusi kelompok, experiential learning, dan presentasi. Berdasarkan hasil evaluasi partisipan merasakan adanya manfaat dalam penambahan wawasan dan dapat berbagi ilmu dengan pengajar dan rekan guru PAUD lainnya, namun jika dilihat dari hasil pre-post test, tidak terdapat perubahan signigikan dalam perolehan pengetahuan guru. Terdapat beberapa hal yang dapat dikembangkan dari kegiatan ini, antara lain pengembangan alat ukur pre-post test yang lebih spesifik, pengkajian ulang mengenai materi dan metode, perluasan materi mengenai anak berkebutuhan khusus, dan keberlanjutan program yang dapat dilaksanakan kepada orang tua siswa.Kata kunci : pendidikan anak usia dini, ciri perkembangan anak, stimulasi perkembangan anak, psikoedukasi
KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK EARLY CHILDHOOD DI MASA PANDEMI COVID-19 Panatra, Giavanny; Noer, Afra Hafny; Esti, Wungu
Edukids: Jurnal Pertumbuhan, Perkembangan, dan Pendidikan Anak Usia Dini Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Prodi PGPAUD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edukids.v18i2.34965

Abstract

Selama pandemi Covid-19, pembelajaran sekolah dilakukan secara daring dan tidak ada pertemuan tatap muka dengan guru atau teman sebaya. Hal ini menyebabkan interaksi sosial anak dengan teman sebaya berkurang. Padahal interaksi sosial dengan teman sebaya dapat membantu anak untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal. Akibat adanya perubahan pola interaksi sosial anak saat ini, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecerdasan interpersonal pada anak usia dini di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini melibatkan 125 orang tua yang memiliki anak usia dini dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kecerdasan interpersonal yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori Anderson (1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 87,2% anak memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi meskipun interaksi sosial anak dengan teman sebayanya berkurang selama masa pandemi Covid-19. Peneliti berasumsi bahwa lingkungan keluarga memiliki pengaruh besar terhadap kecerdasan interpersonal pada anak usia dini.
Adaptasi alat ukur prosocial tendencies measure (PTM) versi bahasa Indonesia pada anak usia sekolah di Bandung Nabhilla Armadhita; Afra Hafny Noer; Esti Wungu
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 9 No. 1 (2021): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.693 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v9i1.12704

Abstract

Objektif: Perilaku prososial penting untuk diukur pada anak usia sekolah karena sangat rentan untuk munculnya perilaku bermasalah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengadaptasi alat ukur PTM versi bahasa Indonesia dengan psychometric property yang baik.Metode: Metode penelitian kuantitatif dilakukan dalam 2 tahap yaitu studi translasi dan validasi. 373 partisipan berusia 9-12 tahun (M = 10.31) dipilih melalui cluster sampling untuk mengisi kuesioner untuk mengukur validitas dan reliabilitas melalui internal consistency. Temuan: Hasil perhitungan internal consistency alat ukur PTM menunjukkan α = 0.881 dan hasil uji validitas dengan menggunakan CFA menunjukkan model good fit (RMSEA = 0.045, CFI = 0.94). Hasil uji reliabilitas di setiap dimensi yaitu altruism (α = 0.623), compliant (α = 0.496), emotional (α = 0.582), public (α = 0.482), dan dire (α = 0.361). Hanya dimensi anonymous yang sudah reliable (α = 0.729).Kesimpulan: Alat ukur PTM versi bahasa Indonesia valid dan reliable. Meskipun begitu, sebagian besar dimensi masih memiliki reliabilitas yang rendah.
Pernikahan dalam Perspektif Masyarakat Bandung Langgersari Elsari Novianti; Fredrick Dermawan Purba; Afra Hafny Noer; Lenny Kendhawati
Jurnal Online Psikogenesis Vol 6, No 1 (2018): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.012 KB) | DOI: 10.24854/jps.v6i1.635

Abstract

This study aims to describe (1) relative importance of marriage, (2) desired timing of marriage, and (3) criteria for marriage readiness. Respondents aged between 15 – 30 years old, 558 individuals, not married, residents of Bandung City. The measurement is Criteria for Marriage Readiness Questionnaire (CMRQ) questionnaire designed by Carrol et al. which has been adapted to Bahasa Indonesia. Results showed that respondents perceived (1) marriage is not important/priority for them at the moment, (2) the ideal age for marriage is about 25 years old, because at this age they are mature/ready to marry, have jobs/carrier/income, and have accomplished higher education degree (bachelor/master). Different from previous findings from Carroll, respondents perceived some criteria which need not to be fulfilled before marriage: (1) have enough sexual experience, (2) have kids before marriage, (3) military service, (4) have lived together with lover, (5) premarital intercourse, (6) drinking and smoking. The present study increases understanding of criteria considered by people that needed to be fulfilled before marriage. The fulfillment of these criteria seems to play a role in the age of first marriage of the people in the city of Bandung. Further studies should be done to investigate the cultural values in perceiving marriage by the people of Bandung.
Idolaku, Sumber Intimacy-ku : Dinamika Celebrity Worship dan Tugas Perkembangan Dewasa Awal Pecinta Kpop Astri Prabawati Laksono; Afra Hafny Noer
JURNAL PSIKOLOGI Vol 17, No 2 (2021): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v17i2.12837

Abstract

Celebrity worship (CW) adalah interaksi satu arah dimana individu terobsesi pada selebriti yang merupakan salah satu cara pembentukan identitas pada remaja, namun banyak ditemukan pada dewasa awal di Indonesia. CW berpotensi menghambat tugas perkembangan dewasa awal yaitu intimacy yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai macam gangguan mental. Pendekatan studi kasus digunakan untuk mengungkap bagaimana CW memberikan warna pada tugas perkembangan dewasa awal pecinta Kpop. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara kepada tiga orang perempuan (23-25th) dengan tingkat CW rendah, sedang, dan tinggi. Tingkatan CW diukur dengan Celebrity Attitude Scale. Analisis tematik dilakukan untuk mengelompokkan tema kecil ke dalam lima tema besar yaitu kegiatan CW, hubungan sosial, hubungan romantis, pekerjaan dan dampak CW. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika CW sangat terlihat dalam aspek hubungan sosial dan hubungan romantis. Pada tingkat CW rendah dan sedang, CW menjadi alat yang dapat membantu responden dalam memenuhi tugas perkembangan dengan memberikan tempat untuk eksplorasi dan alternatif sumber pemenuhan intimacy. Namun pada tingkat tinggi, CW justru menghambat dewasa awal untuk mencapai tugas perkembangan yang disebabkan adanya fantasi berlebihan, perilaku obsesif dan disosiatif yang menyebabkan individu terlepas dari kehidupan nyata dan merasakan krisis berupa rasa kesepian dan perasaan terkucilkan.
Relationship between parental autonomy support and academic motivation among junior high students Syipa Husni Fadilah; Afra Hafny Noer; Surya Cahyadi; Laila Qodariah; Langgersari Elsari Novianti
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling Volume 5 Number 2 December 2019
Publisher : Program Studi bimbingan Konseling PPs UNM Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jppk.v5i2.11129

Abstract

This study aims to observe the relationship between parental autonomy support and academic motivation among junior high students. This correlational study collected data from 124 students and their mothers. Convenience sampling was used. The instruments employed were Perceived Parental Autonomy Support Scale and Academic Self-Regulation Questionnaire translated into Indonesian. The Spearman’s Rank was used for correlation analysis. The results revealed that parental autonomy support and maternal autonomy support has a positive correlation with students’ autonomous motivation. The more frequently students receive support from parents and the more frequently mothers give support to their children, the higher motivation students have to perform activities they desire. Maternal autonomy support also associates positively with students’ controlled motivation. The more often mothers give freedom, the higher motivation students have to do activities coming from internal and external pressures. Parental control perceived by students and maternal control have no link with overall motivation.
Validation of Padjadjaran Memory Rehearsal Application (PMRA) as A Tool for Measuring Working Memory Using Digit Span and Knox Cube Ira Terahadi; Lenny Kendhawati; Afra Hafny Noer
PSIKODIMENSIA Vol 19, No 2: Desember 2020
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/psidim.v19i2.2191

Abstract

This study intends to test the validity of PMRA based on relationships with other variables and internal structures. This non-experimental quantitative approach in 61 children aged 5-8 discusses the correlation between PMRA with digit span and knox cube. Pearson product moment indicates that PMRA has a positive significant correlation with digit span and knox cube; i.e. PMRA verbal deret maju with digit forward (r=.557, p=
Psikodrama untuk Self-Esteem Anak dengan Specific Learning Disorder Usia 9-12 Tahun Nyi Mas Ratu Rema; Afra Hafny Noer; Esti Wungu
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v6i1.5411

Abstract

Di Indonesia sebanyak 5 juta dari 50 juta anak-anak mengalami kesulitan belajar. Ujian, prestasi dan literacy, merupakan tantangan yang besar untuk anak specific learning disorder (SLD). Anak dengan SLD sering distigmatisasi dan dikaitkan dengan kegagalan yang menurunkan self-esteem. Self-esteem rendah adalah hasil penilaian negatif terhadap diri dan kualitas diri yang memberikan dampak buruk bagi anak. Modul psikodrama ini bertujuan untuk meningkatkan self-esteem rendah pada anak dengan specific learning disorder usia 9-12 tahun. Rancangan modul dibuat menggunakan pendekatan instructional system design dan metode penelitian tahap uji coba menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian small design one group pre test-post test. Pengambilan data menggunakan interview, observasi dan pengisian kuesioner self-esteem. Rancangan modul ini melewati proses uji kelayakan yang dilakukan oleh 3 orang expert judgement dan uji coba pada 9 orang anak usia 9-12 tahun yang memiliki self-esteem rendah. Berdasarkan hasil yang diperoleh untuk meningkatkan self-esteem rendah pada anak usia 9-12 tahun, maka dalam modul psikodrama menekankan pada materi area teman dan sekolah, teknik sculpture, dan proses berulang
Hubungan Pendisiplinan Orang Tua dan Masalah Sosial Emosional Anak Usia Sekolah Betari Neysha Arethusa; Afra Hafny Noer; Lucia Voni Pebriani

Publisher : Ilmu Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/jip.v9i1.2868

Abstract

Parents have an important role in the children’s social emotional skill development, one of the ways through discipline. Parents do discipline by responding, correcting children’s behavior, which is considered behavior that does not follow expectations. There are 2 types of discipline, punitive and non-punitive, each of which has a different impact on children’s development. This study aims to determine the relationship between the type of discipline applied by parents to children with problems with social-emotional abilities in school-age children. The researcher used the Dimensions of Discipline Inventory (DDI) and Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ). Subjects in this study were 92 parents who have school-age children aged 6-11 years in Bandung. The correlation test results showed that the type of non-punitive discipline with SDQ had no relationship (rs=0,027, p=0,799). Meanwhile, there was a sufficiently positive relationship between the type of punitive discipline and SDQ, it was statistically significant (rs=0,305, p=0,003). These results indicate that there is a relatively positive correlation between the type of punitive discipline and the emergence of children's social-emotional problems. This shows that its important for parents to pay attention to the type of discipline that is applied to their children to prevent social-emotional problems from arising.
Relationship between parental autonomy support and academic motivation among junior high students Syipa Husni Fadilah; Afra Hafny Noer; Surya Cahyadi; Laila Qodariah; Langgersari Elsari Novianti
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling Volume 5 Number 2 December 2019
Publisher : Program Studi bimbingan Konseling PPs UNM Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.338 KB) | DOI: 10.26858/jppk.v5i2.11129

Abstract

This study aims to observe the relationship between parental autonomy support and academic motivation among junior high students. This correlational study collected data from 124 students and their mothers. Convenience sampling was used. The instruments employed were Perceived Parental Autonomy Support Scale and Academic Self-Regulation Questionnaire translated into Indonesian. The Spearman’s Rank was used for correlation analysis. The results revealed that parental autonomy support and maternal autonomy support has a positive correlation with students’ autonomous motivation. The more frequently students receive support from parents and the more frequently mothers give support to their children, the higher motivation students have to perform activities they desire. Maternal autonomy support also associates positively with students’ controlled motivation. The more often mothers give freedom, the higher motivation students have to do activities coming from internal and external pressures. Parental control perceived by students and maternal control have no link with overall motivation.